Cara Membangun Brand Yang Disukai Gen Z – Jika kamu sedang membangun bisnis di era sekarang, pasti sudah sering mendengar tentang Generasi Z. Mereka adalah generasi digital asli (digital native) yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an. Mereka tumbuh bersama internet, media sosial, dan teknologi yang berkembang pesat. Gaya hidup mereka unik, kebiasaan belanja mereka berbeda, dan cara mereka memandang brand juga tidak sama dengan generasi sebelumnya.
Nah, pertanyaannya: bagaimana cara membangun brand yang disukai Generasi Z? Ini bukan sekadar soal estetika yang keren atau promosi besar-besaran. Mereka mencari keaslian (authenticity), nilai (value), dan koneksi yang bermakna. Yuk, kupas tuntas langkah-langkahnya dengan contoh nyata dan strategi praktis yang bisa kamu terapkan.
1. Bangun Brand dengan Nilai yang Jelas dan Otentik
Sahabat Wirausaha, Gen Z adalah generasi yang sangat peduli terhadap nilai dan isu sosial. Mereka tidak hanya ingin membeli produk, tapi juga ingin mendukung brand yang sejalan dengan prinsip mereka.
Contoh: Brand fashion seperti Patagonia dan Cotton On berhasil menarik hati Gen Z karena mereka transparan tentang isu lingkungan dan etika produksi. Mereka bukan sekadar menjual baju, tapi mengajak konsumennya untuk peduli terhadap bumi.
Jadi, kalau kamu mencari cara membangun brand yang disukai Generasi Z, mulailah dari pertanyaan: “Apa nilai yang diperjuangkan brand saya?” Apakah tentang keberlanjutan (sustainability), keadilan sosial, atau pemberdayaan lokal? Jadikan nilai ini bagian dari DNA brand kamu.
Baca Juga: Awas Jebakan! 10 Kesalahan Branding yang Harus Dihindari oleh Startup di Tahun Pertama
2. Gunakan Media Sosial sebagai “Panggung Utama”
Tidak bisa dipungkiri, media sosial adalah tempat berkumpulnya Gen Z. Tapi bukan sembarang media sosial—mereka lebih aktif di platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube.
Contoh: Brand makanan ringan lokal bisa membuat content challenge di TikTok yang mengajak pengguna membuat resep unik dengan produk mereka. Ketika konten terasa organik dan menyenangkan, Gen Z lebih mudah engage.
Sebagai bagian dari cara membangun brand yang disukai Generasi Z, pastikan kamu hadir secara aktif dan kreatif di media sosial. Bukan hanya promosi, tapi juga edukasi, hiburan, dan interaksi dua arah.
3. Libatkan Mereka dalam Proses Kreatif
Gen Z ingin merasa punya suara. Mereka senang dilibatkan dalam proses—bukan sekadar menjadi konsumen pasif.
Contoh: Sebuah startup kosmetik mengajak followers Instagram mereka untuk memilih warna dan nama produk baru. Hasilnya? Produk itu langsung laris manis saat diluncurkan, karena para konsumen merasa punya andil dalam penciptaannya.
Sahabat Wirausaha, cara membangun brand yang disukai Generasi Z bisa dimulai dari langkah kecil seperti membuat polling, membuka ruang diskusi, atau melibatkan mereka dalam co-creation. Ini akan membuat mereka merasa dihargai dan lebih loyal.
4. Gunakan Bahasa yang Relevan dan Jujur
Komunikasi dengan Gen Z tidak bisa kaku. Mereka menginginkan percakapan yang ringan, jujur, dan penuh empati. Hindari bahasa promosi yang terlalu formal atau terkesan “jualan banget.”
Contoh: Brand minuman kekinian seperti Kopi Kenangan menggunakan bahasa santai dan memes yang akrab dengan keseharian anak muda. Hasilnya? Mereka berhasil membangun komunitas pelanggan yang aktif dan setia.
Jadi, dalam menjalankan cara membangun brand yang disukai Generasi Z, perhatikan tone of voice kamu. Jadilah brand yang bisa diajak ngobrol, bukan sekadar penyampai pesan satu arah.
5. Visual yang Kuat dan Estetik
Gen Z sangat visual. Mereka suka desain yang unik, warna yang berani, dan identitas visual yang konsisten. Bagi mereka, branding bukan cuma logo, tapi seluruh pengalaman visual yang kamu tawarkan.
Contoh: Brand skincare lokal seperti Somethinc sukses memikat Gen Z karena kemasannya yang minimalis-modern dan feed Instagram yang aesthetic. Mereka mengemas informasi produk dengan gaya visual yang kekinian.
Kalau kamu ingin serius mempraktikkan cara membangun brand yang disukai Generasi Z, investasikan waktu untuk membangun identitas visual yang kuat dan bisa “berbicara” kepada audiens.
Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!
6. Transparan dan Tanggung Jawab Sosial
Gen Z sangat skeptis terhadap marketing yang manipulatif. Mereka menghargai brand yang transparan dalam proses produksi, harga, hingga dampaknya terhadap lingkungan.
Contoh: Everlane, sebuah brand fashion dari AS, mempraktikkan konsep radical transparency dengan mengungkap biaya produksi, upah buruh, dan margin keuntungan mereka. Ini membangun kepercayaan yang tinggi di kalangan Gen Z.
Cara membangun brand yang disukai Generasi Z salah satunya adalah dengan menjadi brand yang jujur. Jangan takut mengakui kekurangan, selama kamu menunjukkan niat baik untuk terus memperbaiki diri.
7. Berikan Ruang untuk Komunitas
Gen Z menyukai brand yang menyediakan ruang komunitas untuk berkumpul, berbagi, dan terlibat. Mereka ingin merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar.
Contoh: Brand sepatu lokal Compass membangun komunitas melalui event offline, forum diskusi, dan konten UGC (user-generated content) yang mereka unggah dari konsumen.
Ini merupakan salah satu strategi ampuh dalam cara membangun brand yang disukai Generasi Z, karena Gen Z cenderung membangun loyalitas berdasarkan pengalaman bersama, bukan hanya transaksi.
8. Adaptif terhadap Tren
Gen Z hidup di dunia yang cepat berubah. Apa yang tren hari ini bisa jadi usang besok. Maka dari itu, brand kamu harus lincah dan adaptif.
Contoh: Brand makanan ringan yang cepat membuat kemasan edisi khusus BTS atau film populer sedang naik daun. Langkah ini membuat mereka relevan dan selalu masuk dalam pembicaraan di media sosial.
Cara membangun brand yang disukai Generasi Z menuntutmu untuk selalu update dengan tren dan isu terbaru. Tapi ingat, tren hanya efektif jika sesuai dengan identitas brand-mu, ya!
9. Fokus pada Pengalaman Pelanggan
Bukan cuma produknya, Gen Z juga memperhatikan pengalaman berbelanja, layanan pelanggan, hingga cara pengemasan produk.
Contoh: Sebuah brand parfum lokal menambahkan kartu ucapan personal dan stiker dalam setiap pengiriman. Walau sederhana, detail ini membuat pelanggan merasa dihargai.
Jadi, Sahabat Wirausaha, cara membangun brand yang disukai Generasi Z juga berarti memperhatikan customer journey dari awal hingga akhir. Jangan remehkan hal-hal kecil, karena itu yang sering jadi pembeda.
10. Kolaborasi dengan Influencer atau Content Creator yang Relevan
Gen Z lebih percaya pada rekomendasi dari influencer atau creator yang mereka ikuti, daripada iklan formal. Tapi ingat, pilih yang relevan dengan nilai dan gaya brand-mu.
Contoh: Sebuah brand makanan sehat berkolaborasi dengan fitness content creator yang rutin membagikan tips pola hidup sehat. Ini menciptakan keterhubungan yang kuat dan alami.
Dalam menjalankan cara membangun brand yang disukai Generasi Z, kolaborasi semacam ini bisa menjadi jembatan untuk memperluas jangkauan sekaligus memperkuat kepercayaan.
Sahabat Wirausaha, Gen Z bukanlah generasi yang mudah ditaklukkan dengan iklan atau diskon besar semata. Mereka cerdas, kritis, dan punya standar tinggi terhadap brand yang mereka dukung. Namun, jika kamu berhasil menyentuh hati mereka lewat nilai, kejujuran, dan koneksi emosional—mereka akan menjadi pendukung setia yang luar biasa.
Jadi, sudah siap menerapkan cara membangun brand yang disukai Generasi Z? Mulailah dari memahami siapa mereka, lalu susun strategi yang tepat dengan sentuhan empati dan kreativitas. Bangunlah bukan hanya brand yang ingin dibeli pelanggan, tapi juga brand yang akan dicintai oleh pelanggan. Sukses selalu!
Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.