Pernahkah Sahabat Wirausaha merasa kebingungan saat tengah menghitung cuan, lantaran hasilnya tidak sesuai dengan jumlah barang yang terjual? Hal ini seringkali terjadi pada usaha-usaha kecil yang baru mulai berbisnis. Penyebabnya sederhana : pelaku bisnis masih kurang cakap dalam membuat laporan keuangan, bahkan dalam bentuk yang paling sederhana sekalipun. Padahal, keahlian ini penting untuk memantau kondisi bisnis kita, lho!

Jika rutin mencatat laporan keuangan, kita bisa lebih mudah mengidentifikasi apakah bisnis yang dijalankan dapat memberikan keuntungan yang sesuai ekspektasi atau tidak. Nah, bagaimana cara sederhana membuat laporan keuangan untuk bisnis? Simak penjelasan dan tips lengkapnya berikut ini!

Baca Juga: Membuat Laporan Keuangan Sederhana: Langkah-langkah Dasar


Manfaat umum dari laporan keuangan

Sebelum berbicara lebih spesifik mengenai jenis dan kategori laporan keuangan, sahabat wirausaha perlu memahami terlebih dahulu pengertian dan manfaat laporan keuangan secara umum. Secara sederhana, laporan keuangan adalah sebuah laporan mengenai data keuangan yang berasal dari pembukuan. Pembukuan di sini adalah pencatatan mengenai uang yang masuk dan keluar kegiatan operasional bisnis yang dijalankan.

Tujuan utama dari dibuatnya laporan keuangan adalah untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat keuntungan dari bisnis yang dijalankan. Dalam beberapa kasus, para pelaku usaha tidak mampu mengidentifikasi dengan baik keuntungan dari sebuah bisnis yang dijalankan. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki laporan dan rincian kondisi keuangan dari kegiatan bisnis yang dijalankan. Padahal, meskipun sudah melakukan pencatatan keuangan, masalah serupa masih dapat muncul ketika pencatatan laporan keuangan tidak sesuai dengan standar yang berlaku. Apalagi jika sahabat wirausaha tidak melakukan pencatatan sama sekali terhadap laporan keuangan yang ada.

Baca Juga: Solusi Transaksi Digital Untuk Pengelolaan Keuangan Bisnis

Contoh sederhana dapat dilihat pada Pak Abdur, seorang penjual gorengan. Saat memasak dan berjualan, beliau merasa bahwa sudah mengambil keuntungan 500 rupiah pada setiap produknya. Akan tetapi, dia tidak sadar bahwa dari keuntungan tersebut dia masih membeli minyak goreng. Inilah pentingnya mencatat semua pengeluaran dan bahan produksi sedetail-detailnya dalam laporan keuangan.

Tak hanya itu, lewat laporan keuangan kita juga dapat mengetahui perkembangan bisnis. Dengan melakukan pencatatan keuangan, Sahabat Wirausaha dapat melakukan evaluasi, apakah bisnis yang dijalankan mengalami pertumbuhan atau tidak dengan melihat peningkatan jumlah uang dari waktu ke waktu. Selain mengetahui pertumbuhan bisnis, kita juga dapat menggunakan laporan keuangan untuk menyusun perencanaan bisnis.

Baca Juga: Laporan Neraca Keuangan

Sebagai contoh, Sahabat Wirausaha dapat melihat laporan keuangan dan memutuskan apakah akan berinvestasi pada pembelian mesin produksi baru atau akan membeli lebih banyak bahan baku.


Jenis-jenis dari laporan keuangan

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, terdapat beberapa jenis dari laporan keuangan. Secara umum, laporan keuangan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu laporan arus kas, laporan laba rugi dan laporan neraca. Dalam beberapa versi lainnya, terdapat pula laporan perubahan modal dan beberapa jenis lainnya. Nah, sebagai pemula, kita bisa memulai dengan fokus pada ketiga jenis laporan paling sederhana tadi, yaitu :

Baca Juga: Mengenal Standar PSAK Untuk Pencatatan dan Pelaporan Keuangan

1. Laporan Arus Kas

Jenis laporan pertama adalah laporan arus kas. Laporan ini berfungsi untuk mengakomodir setiap arus kas yang masuk dan keluar dari kegiatan bisnis. Dengan mengetahui detail dari laporan ini, kita dapat melakukan identifikasi uang kas apa saja yang telah masuk dan keluar dari kegiatan bisnis.

2. Laporan Laba Rugi

Jenis laporan keuangan kedua adalah laporan laba rugi. Laporan ini berfungsi untuk mengakomodir pendapatan dan pengeluaran dari kegiatan bisnis yang kita jalankan. Sahabat wirausaha dapat memanfaatkan laporan ini untuk melihat secara lebih detail keuntungan yang merupakan selisih antara pendapatan dan pengeluaran. Sebagai tambahan, kita juga dapat melakukan analisis mengenai sumber pemasukan dan pengeluaran terbesar sehingga dapat digunakan untuk menyusun strategi dalam rangka meningkatkan keuntungan.

Baca Juga: 10 Aplikasi Keuangan Digital

3. Laporan Neraca

Jenis laporan terakhir adalah laporan neraca. Neraca atau yang juga sering disebut sebagai laporan posisi keuangan adalah laporan yang membantu mengidentifikasi mengenai posisi keuangan dari sebuah bisnis. Laporan ini berisi rekapitulasi dari kondisi aset yang dimiliki oleh Sahabat Wirausaha sehingga kita bisa mengetahui aset apa saja yang dimiliki dan juga dapat melakukan perencanaan kedepannya mengenai kebutuhan aset. Bermodalkan laporan ini, kita juga bisa terbantu untuk mendapat sumber pembiayaan dari rincian aset yang dimiliki bisnis.


Mengenal jurnal sebagai komponen utama laporan keuangan

Saat menyusun beberapa jenis laporan keuangan yang telah disebutkan tadi, terdapat satu teknik yang harus dikuasai. Teknik tersebut adalah kemampuan membuat jurnal. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jurnal sendiri secara harfiah memiliki arti sebagai catatan harian. Pada makna yang lebih sesuai dengan konteks bisnis, jurnal juga memiliki arti sebagai buku yang dipakai untuk mencatat transaksi berdasarkan urutan waktu.

Baca Juga: Pentingnya Pencatatan Keuangan bagi UMKM

Dalam laporan keuangan, jurnal memiliki peran sebagai dasar dan inti dari seluruh laporan keuangan. Apabila rutin melakukan pencatatan lewat jurnal, Sahabat Wirausaha dapat mengambil beberapa komponen dari transaksi yang tercatat dan diolah menjadi laporan keuangan. Hal ini dikarenakan jurnal mencatat seluruh transaksi berkaitan dengan bisnis. Pencatatan yang menyeluruh, atau dengan kata lain umum tanpa ada pemisahan, ini yang membuat jurnal juga disebutkan sebagai jurnal umum.

Untuk itu, kita perlu memahami terlebih dahulu bagaimana cara membuat sebuah jurnal. Jurnal yang baik adalah jurnal yang sesuai dengan kaidah dari sistem pencatatan akuntansi sendiri. Meskipun begitu, Sahabat Wirausaha tidak perlu memahami keseluruhan mekanisme akuntansi yang dimiliki. Hal ini dikarenakan, tidak semua kaidah digunakan dalam pencatatan akuntansi bagi usaha mikro kecil menengah. Kita juga dapat menambahkan fitur baru dalam jurnal sehingga membuat jurnal tersebut dapat lebih bermanfaat. Misalnya saja, kita dapat menggunakan jurnal tersebut sebagai media pencatatan arus kas.

Baca Juga: Menggunakan Mobile Banking Dalam Pencatatan Keuangan


Contoh Pengerjaan Jurnal

Ibu Sarinah membuka usaha sebuah warung kelontong di pinggir sebuah sekolah. Pada akhir bulan April ibu Sarinah mencoba mencatat kegiatan usahanya dengan transaksi sebagai berikut:

(1) 01 April 2020 Ibu menyetorkan modal awal Rp. 3.000.000,- untuk usaha kantinnya.

(2) 02 April 2020 Sewa bulanan tempat usaha sebesar Rp. 1.000.000,-

(3) 03 April 2020 Menjual 150 porsi @10.000

(4) 04 April 2020 Menjual 160 porsi @10.000

(5) 10 April 2020 Membeli bensin motor dan persediaan warung seharga Rp. 2,320.000,-

(6) 11 April 2020 Menjual 300 porsi @10.000

(7) 15 April 2020 Membeli bahan baku sebesar Rp 2,350.000,-

(8) 30 April 2020 Ibu mengambil modalnya untuk keperluan pribadi Rp 250.000,-

Dalam melakukan penyusunan jurnal, Ibu Sarinah dapat mulai melakukan pencatatan dengan membuat sebuah tabel. Tabel tersebut berisi kolom keterangan, debit dan kredit. Sebagai tambahan, Ibu Sarinah dapat memberikan kolom saldo kas untuk sekaligus mencatat saldo dari kas yang dimiliki.

Baca Juga: Menggunakan Mobile Banking Dalam Pencatatan Keuangan

Setelah membuat tabel tersebut, Ibu Sarinah dapat memulai pencatatan dengan mengelompokkan bagian mana dari transaksi di atas yang menambah kas, dan bagian mana dari transaksi di atas yang mengurangi kas. Apabila menambah kas, maka Ibu Sarinah dapat mencatat di debit, sedangkan bila mengurangi kas, Ibu Sarinah dapat mencatat di kredit. Pada kasus di atas, Ibu Sarinah melihat kas masuk terjadi pada transaksi nomor (1), (3), (4) dan (6) sehingga beliau mencatatnya di debit. Sedangkan transaksi kas keluar terjadi pada transaksi (2), (5), (7) dan (8) sehingga beliau mencatatnya di kredit. Maka dengan menggunakan jurnal tersebut, Ibu Sarinah mendapatkan jurnal sebagai berikut:

Tanggal

Keterangan

Debit

Kredit

Saldo Kas

Keterangan Debit

Keterangan Kredit

1-Apr-20

Setor modal awal warung (Kas)


3,000,000.00


3,000,000.00

2-Apr-20


Sewa Bulanan (Kas)


1,000,000.00

2,000,000.00

3-Apr-20

Penjualan 150 porsi @10,000 (Kas)


1,500,000.00


3,500,000.00

4-Apr-20

Penjualan 160 porsi @10,000 (Kas)


1,600,000.00


5,100,000.00

10-Apr-20


Belanja Bensin dan Warung (Kas)


2,320,000.00

2,780,000.00

11-Apr-20

Penjualan 300 porsi @10,000 (Kas)


3,000,000.00


5,780,000.00

15-Apr-20


Belanja bahan baku warung (Kas)


2,350,000.00

3,430,000.00

30-Apr-20


Pengambilan Keperluan Pribadi (Kas)


250,000.00

3,180,000.00

Laporan tersebut telah cukup membantu Ibu Sarinah dalam mengidentifikasi kas yang dimiliki. Akan tetapi, laporan tersebut belum sepenuhnya selesai. Berdasarkan kaidah akuntansi, Ibu Sarinah perlu memberikan pasangan dari setiap pemasukan dan pengeluaran kas. Pasangan tersebut dapat berupa:

  • Aset dan beban apabila posisi dari kas ada di kredit, atau
  • Pendapatan, utang dan modal apabila posisi kas ada pada kredit.

Baca Juga: Tips Mudah Bikin Laporan Keuangan Dengan Aplikasi Digital

Dengan memberikan pasangan tersebut, Ibu Sarinah telah membuat jurnal umum dengan sempurna. Apabila jurnal sebelumnya dilengkapi, maka bentuk dari jurnal tersebut akan menjadi:

Tanggal

Keterangan

Debit

Kredit

Saldo Kas

Keterangan Debit

Keterangan Kredit

1-Apr-20

Setor modal awal warung (Kas)


3,000,000.00


3,000,000.00


Modal


3,000,000.00

2-Apr-20

Beban sewa


1,000,000.00


2,000,000.00


Sewa Bulanan (Kas)


1,000,000.00

3-Apr-20

Penjualan 150 porsi @10,000 (Kas)


1,500,000.00


3,500,000.00


Pendapatan


1,500,000.00

4-Apr-20

Penjualan 160 porsi @10,000 (Kas)


1,600,000.00


5,100,000.00


Pendapatan


1,600,000.00

10-Apr-20

Pembelian Aset Tetap


2,320,000.00


2,780,000.00


Belanja Bensin dan Warung (Kas)


2,320,000.00

11-Apr-20

Penjualan 300 porsi @10,000 (Kas)


3,000,000.00


5,780,000.00


Pendapatan


3,000,000.00

15-Apr-20

Pembelian aset persediaan


2,350,000.00


3,430,000.00


Belanja bahan baku warung (Kas)


2,350,000.00

30-Apr-20

Modal


250,000.00


3,180,000.00


Pengambilan Keperluan Pribadi (Kas)


250,000.00



Apabila kita rutin menyusun dan mencatat pengeluaran serta hasil penjualan dalam sebuah jurnal, tentu akan lebih mudah bagi kita menyusun laporan keuangan nantinya. Karena itu, sebisa mungkin mulailah mengisi jurnal keuangan Sahabat Wirausaha sedini mungkin dalam berbisnis. Sebab, melalui laporan keuangan sederhana yang rapi, akan lebih mudah bagi kita untuk meyakinkan pemodal untuk mendanai usaha kita. Yuk, sudah saatnya UKM Naik Kelas!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.