Berbisnis di era pandemi mau tidak mau harus dijalani oleh semua pedagang di Indonesia sejak pandemi COVID-19 masuk tahun 2000 silam. Konsekuensinya tentu saja pendapatan menurun drastis. Belum lagi bisnis harus dijalankan sambil mengurus rumah tangga, tentu saja ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pelakunya.

Baca Juga: HeySTARTIC, Dari Proyek Sosial Bertransformasi Menjadi Inovasi Sosial

Hal seperti itu yang kini dijalani Puspita Indah Lestari dengan bisnisnya yang dia beri nama Kinuku Art & Craft. Walau bergerak lambat, dia yakin usaha yang dijalankan dengan strategi yang tak biasa itu kelsk akan mampu tumbuh dan cepat-cepat naik kelas. Penasaran tips dan trik apa saja yang dia terapkan? Berikut penuturannya.


Alasan Memilih Pasar Art & Craft

Kisah perjalanan Kinuku Art & Craft diawali dari cerita Puspita Indah Lestari saat berjualan batik asal Yogyakarta dan Solo secara online melalui blog gratisan tahun 2011. Setelah memiliki anak pertama, wanita ini mengaku kesulitan melanjutkan bisnis fesyen tersebut hingga memutuskan untuk istirahat sejenak.

Beberapa tahun kemudian dia menemukan konsep baru yakni berkolaborasi bersama saudara kandung dengan menjual print art custom hasil lukisan yang berasal dari cat air namun yang didapatkan oleh pelanggannya adalah hasil scan yang di print menggunakan kertas berkualitas tertinggi. "Alhamdulillah diterima dengan baik oleh audience kala itu," ujarnya.

Baca Juga: Dnikz Collection, UKM dengan Seni Craft Otentik yang Memberdayakan Kreativitas

Katanya, nama Kinuku sendiri berasal dari kata Kinu (dibaca dari kanan adalah "unik"), dan Ku ("aku/milikku") yang artinya ingin menyediakan produk unik dan bersifat pribadi, baik itu berupa bahan bakunya yang berasal dari bahan-bahan lokal dan custom.

Dalam menjalankan usahanya, Kinuku memiliki tujuan bisnis dengan menarik perhatian masyarakat sambil menyediakan produk bervariasi seperti floral, quran / hadis quotes, islamic quotes, desain undangan, family, couple, hingga lukisan kaligrafi. Semuanya dapat disesuaikan dengan permintaan konsumen, bersumber dari karya seni dibuat menggunakan material terbaik.


Tonjolkan Hasil Kerajinan Sendiri

Menurut Puspita, Kinuku berbeda dari yang lain karena secara konsisten menonjolkan karya seni yang benar-benar dibuat oleh tangan manusia. Bukan hasil dari gabungan antara hasil karya tangan manusia dengan mesin pencari, Google kemudian dicetak.

Tak hanya itu, semua pelanggan Kinuku juga bakal mendapatkan kesempatan yang sama untuk melakukan custom gambar, nama dan lainnya. Pengalaman seperti ini tentu saja jarang sekali didapatkan di tempat-tempat lainnya.

Misalnya, ketika kita ingin dibuatkan gambar lukisan couple yang biasanya dipesan bagi pasangan yang baru melangsungkan pernikahan, kustomisasi dapat dilakukan mulai dari art print gambar template, atau hanya mengkombinasikan gambar yang sudah ada, ukuran besar-kecilnya frame, ubah atau buat gambar baru, hingga custome text atau buat tulisan baru dan permintaan lainnya.

Baca Juga: Shiroshima Indonesia

"Untuk gambar manusia, kami tidak menggambar bentuk wajah. Upaya kami ini sebagai solusi bagi yang ingin punya family portrait tanpa memajang gambar wajah," ujarnya.

Upaya seperti itu dilakukan Puspita karena sadar dan paham bahwa sebagian ulama Islam mengatakan tak boleh memajang gambar benda-benda yang bernyawa seperti foto keluarga, saudara yang diletakkan di meja, dinding dan sebagainya.

Meskipun hanya menampilkan bagian tertentu pada tubuh seseorang, dia menjamin bagi siapa saja yang melihat hasil karyanya itu sudah langsung bisa menebak dan merasakan siapa sosok yang tengah dilukis tersebut. Tanda-tandanya bisa saja diambil saat orang itu mengenakan baju sehari-hari yang dipakai, seragam dinas atau lainnya.

Semua proses produksi lukisan katanya dikerjakan di Depok, Jawa Barat Sedangkan untuk proses cetak, pemasangan frame hingga pengemasan dilakukan di Sleman, Yogyakarta.

Baca Juga: Cerdas Menangkap Peluang Bisnis Recycle Papan Skateboard


Memasarkan Produk Hanya dari WhatsApp Story dan Instagram

Cukup unik upaya pemasaran yang dilakukan Kinuku Art & Craft. Jika kebanyakan pedagang memanfaatkan segala macam cara mulai dari online sampai offline agar produknya laku terjual, hal seperti itu ternyata tidak berlaku bagi Puspita. Katanya, hasil kerajinan tangan yang selama ini dia buat hanya dipasarkan melalui WhatsApp Story dan Instagram.

"Pemasaran kami saat ini lebih banyak melalui WhatsApp Story, terus dari mulut ke mulut, dan post walking di Instagram untuk menjalin engagement dan awareness. Kenapa kami tidak menggunakan marketplace karena merasa kurang pas saja baik dengan konsep secara keseluruhan maupun dalam hal waktu proses produksi. Kami sebelumnya juga sudah menggunakan cara seperti itu," ujarnya.

Baca Juga: Jawa Classic, Mengulik Limbah Menjadi Apik dan Menarik


Punya Harapan Ingin Menambah Pilihan Produk

Puspita mengaku memiliki harapan besar untuk Kinuku Art & Craft. Salah satu yang dia bocorkan yakni berencana menambah pilihan produk yang tidak terbatas pada print art di atas kertas saja, melainkan juga bisa melakukannya pada lembaran kain. Teknik melukis diatas kain kini tengah digandrungi karena hasilnya yang terbilang unik. Cara melukisnya pun ada bermacam-macam.

Yang pertama langsung melukis diatas kain tanpa bantuan apa-apa, atau menggunakan bantuan hoop atau pemidangan atau ram sulam, melukis menggunakan kertas karbon, kemudian menggunakan A4 led light drawing, atau langsung menggunakan printer dan yang terakhir melukis menggunakan bantuan layar monitor PC, laptop atau tablet. Selain seni melukis diatas kertas dan kain, yang tak kalah ketinggalan juga ada melukis diatas kayu dengan bidang seperti talenan, sendok nasi atau lainnya.

Baca Juga: Hijra Mukena: From Zero to Billion

Bagi Puspita, mimpinya itu mungkin sedikit tertunda karena usahanya saat ini ikut terpuruk disebabkan imbas dari pandemi yang menyelimuti Indonesia. Akibat Covid-19, bisnis yang dijalankan seperti kembali saat dia merintis usaha. Mengaku tidak tinggal diam, kedepan dia masih ingin merombak konsep ide bisnis sekaligus mengikuti segmentasi pasar yang benar-benar cocok dengan usahanya tersebut.


Tips Memulai Bisnis dari Nol

Bagi sahabat wirausaha yang bisnisnya juga ikut-ikutan tergerus pandemi, Puspita memberikan sedikit saran agar bisa segera bangkit dan pulih, minimal bisa bertahan di era saat ini. Cara yang pertama yakni menemukan bisnis yang paling mudah dan disenangi.

Baca Juga: Salina Herbal: Bangkit Dari Jeratan Utang 2,2 Miliar

Seperti misalnya yang dilakukan Puspita melalui hobinya yakni melukis dan menggambar. Tapi pastikan juga bisnis yang akan kita jalankan tersebut ada pangsa pasarnya. Jangan mentang-mentang hobi, apa yang menjadi keinginan kita bisa dijual dan mendatangkan pundi-pundi rupiah.

Tanamkan dalam diri ini bahwa kita ini sedang berjualan untuk memenuhi kebutuhan orang banyak melalui hobi yang kita miliki. Oleh sebab itu di awal-awal sebelum menggeluti bisnis lakukan riset kecil-kecilan.

Cara yang paling mudah tentu saja adalah menanyakan langsung ke orang-orang disekitar tempat tinggal, karya seni lukis misalnya apakah memiliki peluang atau tidak. Yang kedua, bisa juga memulai bisnis populer yang berada di daerah masing-masing.

Baca Juga: Krealogi (Du Anyam): Inovasi Untuk Ibu-Ibu Pengrajin Bumi Pertiwi

Caranya dengan memanfaatkan keberadaan e-commerce seperti Shopee, Bukalapak atau Tokopedia. Kita tinggal menggali ide bisnis apa yang masih jarang di daerah kita, tetapi keberadaanya di kota-kota besar paling laris.

Setelah kita menentukan mau menjalani bisnis apa, yang ketiga bergabung dengan banyak komunitas untuk belajar (hal praktis maupun mindset) dan cari teman sebanyak-banyaknya. Tutup Puspita, lakukan hal diatas sampai sahabat wirausaha sudah menemukan cara yang paling tepat untuk memulai bisnis baru.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.

Referensi:

Puspita Indah Lestari