Beberapa tahun belakangan, sepertinya kita sering mendengar tentang usaha berbasis ekonomi sirkular. Tahukah Sahabat Wirausaha? Dalam konsep ekonomi sirkular, pelaku usaha menjaga agar sumber daya dapat dipakai selama mungkin, memaksimalkan penggunaan serta meregenerasi produk dan bahan pada setiap akhir umur layanan.

Usaha dengan basis inilah yang membuat Agnes Santoso dan Vania Santoso, total berkiprah menciptakan karya produk dari sampah kemasan hingga mampu menghasilkan ratusan desain produk, ribuan penjualan dan melahirkan puluhan ribu peserta pelatihan.

Baca Juga: Progres Ekonomi Sirkular di Indonesia

Apa yang membuat Agnes Santoso dan Vania Santoso memiliki keyakinan untuk bertahan dan bertekun sedemikan rupa di bawah label heySTARTIC, ya?


Berawal dari Proyek Sosial Tentang Kepedulian Lingkungan

Tidak banyak wirausaha muda yang memulai usaha dengan idealisme yang teguh. Agnes dan Vania adalah salah satu pengusaha muda yang memiliki nilai-nilai tinggi dan pemikiran begitu kritis terkait lingkungan terinternalisasi. Kepedulian lingkungan menjadi satu proyek sosial yang pada akhirnya menjadi rintisan perjalanan Agnes dan Vania.

Sumber: www.startic.co

Perjalanan Agnes dan Vania Santoso dimulai dari hasil eksplorasi mereka mengenai proses mobilisasi daur ulang aneka sampah kemasan. Keduanya menyadari bahwa salah satu kolaborator kunci adalah para produsen yang memiliki kontrol atas sampah kemasan tersebut.

Baca Juga: Green Business

Agnes dan Vania mulai menyisir produsen besar penghasil sampah kertas semen dan kardus, yaitu perusahaan kontraktor yang banyak menggunakan semen dalam proses pembangunan, sampai pabrik makanan untuk diambil limbah kardusnya.

Agnes dan Vania kemudian melakukan presentasi ke banyak perusahaan dengan jenis limbah yang sudah disasar, untuk dapat menerapkan konsep ekonomi sirkular. Mereka menawarkan untuk membuat suvenir perusahaan dari sampah kertas semen dan limbah kardus.

Tanpa disangka, konsep dan karya produk suvenir yang diusulkan Agnes dan Vania mendapat sambutan yang baik. Kesuksesan ini, melahirkan sebuah label yang diberi nama heySTARTIC atau Start Being Exotic and Ethical.

Hal ini membuat Agnes dan Vania semakin menguatkan konsep kepedulian lingkungan yang menjadi akar usaha, dan memilih karung semen bekas mengandung lapisan plastik yang sulit terurai sebagai bahan baku pembuatan produk heySTARTIC.

Baca Juga: Tanggung Jawab Sosial dan Dampaknya Bagi UMKM

Hasilnya, saat ini Agnes dan Vania berhasil berkolaborasi dengan tujuh perusahaan, dimana sampah kertas semen dan limbah kardus perusahaan tersebut disulap menjadi karya produk unik yang menjadi cindera mata khas masing-masing perusahaan. Agnes dan Vania yakin, dari segi nilai seni dan fungsional, hasil inovasi kertas semen ini bisa membuat orang bangga ketika menggunakan produk daur ulang.

Peluang besar ini juga membuat Agnes dan Vania mulai memberdayakan komunitas marjinal dan lokal untuk menjadi perajin dan fasilitator workshop untuk umum. Dengan menggandeng mitra perajin, Agnes dan Vania juga memberikan pelatihan keterampilan intensif pada para mitra.

Jadi mitra perajin mendapat banyak keuntungan, loh, Sahabat Wirausaha, yaitu selain memperoleh pendapatan tambahan juga mendapat ilmu keterampilan. Kini, pendapatan para mitra bisa mencapai hingga Rp1,000,000/bulan dari sebelumnya Rp400,000/bulan.

Strategi Agnes dan Vania tidak berhenti sampai di situ. Keduanya mulai menyadari bahwa produk upcycling akan semakin menguatkan kepedulian lingkungan jika menggunakan bahan-bahan alam dalam finishing produk. Mulailah Agnes dan Vania menjalin kerja sama dengan akademisi, pebisnis, komunitas, dan pemerintah untuk mengakselerasi aksi iklim.

Baca Juga: Mereka yang Berbisnis Dengan Hati dan Berdampak Sosial

Salah satu bentuk kerja sama yang dilakukan adalah riset dan pengembangan produk berkembang seiring berjalannya waktu. Kegiatan ini mendapat dukungan riset dari Universitas Airlangga, Surabaya, dimana hasil riset tersebut menghasilkan getah tanaman sebagai pelapis agar produk yang dihasilkan memiliki kemampuan waterproof atau tahan air, produk HeySTARTIC pun menggunakan pelapis organik tersebut agar daya tahan produk lebih awet dalam penggunaannya.

Perlahan, inovasi sosial terus dikembangkan, menciptakan karya produk heySTARTIC yang memiliki karakter tersendiri dan berbeda dengan produk sejenis. Terbukti, banyak yang mengira produk daur ulang heySTARTIC yang terbuat dari kertas semen adalah produk yang terbuat kulit (leather).

Agnes dan Vania juga terus mempromosikan gaya hidup berkelanjutan melalui inovasi daur ulang untuk aneka produk fashion (tas, dompet, dan lainnya) dan pemberdayaan masyarakat melalui 2 kategori yaitu:

Baca Juga: Beberapa Skema Transformasi Untuk Menjadi Bisnis yang Lebih Bertanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

1. Sustainable fashion

Agnes dan Vania menghadirkan produk fashion yang ramah lingkungan, dan sebaliknya, produk daur ulang yang fashionable. Dengan demikian akan lebih banyak pihak mendukung produk berkelanjutan.

2. Arts in education

Pelatihan keterampilan diberikan dengan sentuhan nilai seni agar menjadi hal yang menyenangkan dengan praktik langsung.

Lihat Ke Dalam + Lihat Ke Luar = Inovasi Tepat Sasaran

Sahabat Wirausaha, kalimat ini adalah rumus yang digunakan Agnes dan Vania untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Bagaimana penerapan rumus ini?

  • Lihat ke dalam berarti berusaha lebih mengenal diri lewat refleksi, keunggulan dan kekurangan heySTARTIC.
  • Lihat ke luar berarti berusaha peka, berempati dengan sekitar, melihat apa ada peluang yang bisa diambil atau masalah apa yang butuh solusi. Dari titik itu, barulah Agnes dan Vania mencari benang merah bagaimana heySTARTIC bisa eksperimen untuk menjawab atau menciptakan kebutuhan konsumen.

Baca Juga: 10 Wirausaha Sosial Global yang Menginspirasi

Dengan rumus tersebut, Agnes dan Vania yang mengawali produksi dengan menyasar pada konsumen langsung dengan pemesanan satuan, saat ini sudah bisa melayani pesanan produk ramah lingkungan dalam jumlah ratusan dalam sebulan. Inovasi produk pun berkembang dan merambah ke instalasi seni untuk dekorasi kegiatan maupun rumah.

Tentu saja prestasi ini harus diimbangi dengan menjaga kualitas produk, loh! Dalam proses produksi, calon produk heySTARTIC melakukan dua kali tahapan uji kualitas :

  • Melalui pionir yang menjadi perpanjangan tangan untuk melakukan kontrol pertama kualitas produk kelompok perajin.
  • Dilanjutkan dengan final kontrol setelah produk sampai di heySTARTIC.

Nah, bagaimana jika terjadi gagal produk? Agnes dan Vania mengupayakan sebisa mungkin produk diperbaiki, seperti mengganti bagian yang kurang berfungsi atau merombak total untuk menjadi produk baru dari bahan-bahan yang masih bisa dimanfaatkan.

Baca Juga: Ekonomi Sirkular dan Bisnis Sosial

Jika ada gagal produk yang minor (tidak terlalu berdampak pada fungsi produk), maka akan diberikan diskon produk dengan informasi kondisi cacat pada calon konsumen, sehingga produk tetap dapat disalurkan ke pihak yang bersedia mengapresiasi.


Tantangan dan Pencapaian HeySTARTIC

Tak ada perjuangan yang tanpa usaha, Sahabat Wirausaha. Hal ini juga berlaku untuk Agnes dan Vania! Tantangan yang dihadapi Agnes dan Vania adalah membangun kesadaran masyarakat, baik itu tentang pentingnya produk berkelanjutan, maupun tentang kualitas produk kriya lokal.

Lalu apa solusi dalam menghadapi tantangan tersebut?

Agnes dan Vania banyak membuat konten kreatif untuk mengedukasi masyarakat secara menarik, termasuk mengikuti kompetisi untuk mendapat kepercayaan dan dukungan publikasi media yang dapat menjangkau masyarakat lebih luas.

Baca Juga: Circular Economy

Sumber : heySTARTIC

Hasil dari mencari solusi atas tantangan adalah pencapaian yang sudah didapat oleh Agnes dan Vania! Pencapaian ini dibuktikan dengan banyaknya penghargaan yang diraih oleh Agnes dan Vania sepanjang membangun usaha.

Namun demikian, bagi Agnes dan Vania pencapaian berharga tidak hanya tentang sertifikat, tetapi juga bagaimana pentingnya testimonial dari mentor, mitra perusahaan, perajin, dan kolaborator yang merasakan dampak positif lewat apa yang dilakukan Agnes dan Vania, termasuk apresiasi dari para konsumen yang kagum dan bangga dengan karya yang dihasilkan.


Tips Untuk Sahabat Wirausaha

Jika Sahabat Wirausaha ingin merambah atau memulai usaha kreatif dengan konsep sirkular ekonomi, Agnes dan Vania memiliki 3 tips yang dapat dilakukan, yaitu :

1. Komitmen

Komitmen peduli lingkungan perlu dibangun terlebih dahulu dengan meningkatkan kesadaran bahwa lingkungan kita adalah hidup kita, sehingga menjadi sebuah kebutuhan, bukan sekadar aksesoris atau poin tambahan saja.

Contoh sederhana komitmen menjaga lingkungan adalah Sahabat Wirausaha bisa membuat produk dengan kemasan tidak menggunakan plastik/bubble wrap.

Baca Juga: Manfaat dan Kebijakan Pemberdayaan Perempuan bagi Usaha

2. Komunikasi

Setelah komitmen tersebut menjadi landasan program kerja, hal tersebut perlu dikomunikasikan dengan baik ke internal maupun eksternal, sehingga bisa menjadi nilai bersama.

3. Kolaborasi

Kolaborasi diperlukan agar dampak yang dihasilkan juga lebih luas, dengan konsep saling mendukung satu sama lain. Contoh yang sudah dilakukan Agnes dan Vania adalah mengeksplorasi kolaborasi dengan para pelaku kreatif lain, seperti melakukan ecoprint dan proses membatik di atas bahan kertas semen.

Menarik sekali ulasan pengalaman Agnes dan Vania dalam menjalankan usaha kreatif sirkular ekonomi, ya? Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari cerita inspirasi kedua bersaudara ini.

Nah, jika Sahabat Wirausaha ingin mengenal produk heySTARTIC dengan lebih jelas, bisa datang ke toko offline: Workshop heySTARTIC di Surabaya, Galeri Bandara Juanda, Toko Oleh-oleh Mirota dan Kafe Komunal 88 Jakarta. Atau bisa juga intip toko online: Katalog UKM JuWAra dan marketplace seperti Tokopedia dan Shopee. Selamat bereksplorasi!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.