Daun Pisang Diekspor Kemana? - Daun pisang asal Indonesia banyak mendapatkan perhatian dunia internasional. Pernyataan ini telah dibuktikan Dewi Harlas, ibu rumah tangga asal desa yang berhasil melakukan ekspor daun pisang ke mancanegara, seperti dikutip melalui akun Instagram ukm_eksportir_indonesia.

Dalam unggahannya, diketahui Dewi melakukan ekspor daun pisang ke Australia dengan capaian hingga 250 kilogram. Dia juga bukan orang baru yang memanfaatkan momen ini sebab masih banyak  pelaku UMKM asal Indonesia lainnya yang melakukan hal serupa.

Hal tersebut menandakan peluang ekspor daun pisang cukup besar. Sementara produksinya di Indonesia juga terbilang melimpah. Kementerian Perdagangan menyebutkan dari tahun ke tahun ekspor daun pisang asal Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2018, kementerian ini menyebutkan Indonesia ekspor daun pisang sebanyak 7.905 ton atau memiliki nilai ekspor $ 4,2 juta atau 6,5 triliun rupiah.

Untuk itu, pada kesempatan ini kita akan membahas lebih jauh besarnya peluang pasar ekspor daun pisang di. Tentu saja informasi ini akan memberikan wawasan tambahan bagi Sahabat Wirausaha yang ingin memulai bisnis ekspor daun pisang.


Banyak yang Butuh, Daun Pisang Ternyata Punya Banyak Khasiat

Daun pisang memiliki banyak nilai ekonomis. Negara Jepang membutuhkan daun pisang untuk menutupi besarnya permintaan dalam negeri. Masyarakat Jepang memerlukan daun pisang untuk dijadikan sebagai salah satu bahan masakan. Termasuk menjadikannya sebagai pembungkus makanan, hiasan dan bahan untuk membuat ikebana atau seni merangkai bunga. Jika biasanya kesenian ini dibuat dengan memanfaatkan aneka macam bunga, tanaman, dan rerumputan, kini kesenian ini dibuat menggunakan daun pisang.

Akibat pergeseran waktu, ikebana juga mengalami perubahan gaya seperti Gaya Rikka, dan Gaya Nageire. Masyarakat Jepang juga membutuhkan daun pisang sebagai obat alami (herbal). Hal ini karena daun pisang dipercaya mengandung antioksidan dan zat astringent yang dapat mengurangi peradangan dan kegelisahan saat demam.

Tak sampai disitu, sistem pertanian yang dibuat oleh kelompok petani tempatan atau Japan Agricultural Cooperatives secara terang-terangan melakukan monopoli pasar. Dampaknya, terjadi pembatasan tanaman pertanian, sehingga membuat tanaman pisang menjadi amat langka sedangkan untuk negara Australia, daun pisang membantu warganya yang sadar akan ketergantungan terhadap produk perusak lingkungan. Dengan daun pisang, warganya memiliki pilihan dalam memilih produk alami dan ramah bagi bumi.

Baca Juga: Tak Harus Punya Banyak Uang, Begini Cara Menjadi Eksportir dengan Modal Terbatas

Daun pisang di Australia juga dijadikan sebagai alternatif pengganti bahan kemasan plastik yang sangat sulit terurai. Beberapa diantaranya seperti pembungkus makanan, peralatan sekali pakai. Sudah banyak produk-produk seperti tas, dompet, topi, bingkai foto dibuat dari bahan daun pisang. Pangsa pasarnya pun semakin populer karena memiliki gaya dan keunikan yang khas. Tak kalah pentingnya, di Australia daun pisang diekstrak lalu dibuat untuk dijadikan sebagai bahan baku kosmetik dan perawatan wajah. Hal ini karena kandungan dalam daun pisang yang baik bagi kesehatan kulit.

Serupa dengan Jepang dan Australia, Arab Saudi dan Jerman juga membutuhkan daun pisang untuk dijadikan sebagai pembungkus makanan yang ramah lingkungan. Daun pisang juga terkenal dengan khasiatnya seperti mengatasi masalah kulit, hingga mencegah penyakit jantung.

Jika Sahabat Wirausaha tertarik mengekspor daun pisang, ada beberapa hal dasar yang wajib untuk diketahui sebelum mengekspornya, antara lain:

  1. Daun pisang yang lazim di ekspor berasal dari jenis Pisang Batu, atau daun pisang diambil dari Pisang Kepok, dan daun pisang diambil dari Pisang Raja.
  2. Namun, jika menggunakan jenis pisang lainnya, kualitasnya langsung digolongkan ke grade B.
  3. Tak kalah penting, daun pisang tidak boleh rusak, tidak boleh robek, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Daun pisang juga harus memiliki panjang minimal 100 cm yang sudah difumigasi agar terbebas dari virus, hama dan bakteri.

Peluang Ekspor Daun Pisang

Beberapa negara berikut ini berpeluang besar menerima daun pisang asal Indonesia, beberapa negara itu seperti Jepang, Australia, Amerika Serikat (AS), Arab Saudi, dan Jerman.

1. Jepang

Menurut Export Potential Map, potensi ekspor daun pisang ke Jepang sekitar $313 ribu atau 48,5 miliar rupiah. Sudah terealisasi $555 ribu atau 86 miliar rupiah. Capaian ini jelas menandakan bahwa ekspor daun pisang asal Indonesia memang menguntungkan. Tinggal meningkatkan strategi pemasaran, meningkatkan kualitas, serta menambah pemahaman bagaimana caranya memprioritaskan konsumen Jepang. Harapannya dengan upaya seperti itu akan meningkatkan sektor ekspor daun pisang asal Indonesia ke Jepang. Untuk diketahui, harga daun pisang di Jepang sendiri ditaksir hingga dua ratus ribu rupiah per lembar.

Baca Juga: Mau Lancar Ekspor? Begini Tips Mencari Agregator Ekspor yang Tepat

2. Australia

Export Potential Map menyebutkan, peluang ekspor daun pisang Indonesia ke Australia mencapai $2,4 ribu atau setara dengan 3,7 miliar rupiah. Namun, ekspor daun pisang Indonesia ke Australia sama sekali belum pernah terjadi.

Sahabat Wirausaha bisa memanfaatkan peluang emas ini karena seperti yang disebutkan di atas, belum ada pebisnis asal Indonesia yang melakukan pengiriman daun pisang ke Australia. Padahal potensinya cukup besar. Harga daun pisang di Australia ditaksir mencapai 74 ribu rupiah per lembar.

3. Amerika Serikat (AS)

Potensi ekspor daun pisang ke AS mencapai $161 ribu atau setara 2,5 miliar rupiah. Sayang, ekspor daun pisang Indonesia ke AS baru mencapai $1,9 ribu atau 2,9 miliar rupiah. Capaian ini menandakan ekspor daun pisang Indonesia ke AS belum dimanfaatkan dengan maksimal. Untuk memaksimalkan potensi ini jelas dibutuhkan keahlian memilih konsumen potensial, meningkatkan kualitas daun pisang, serta menerapkan strategi pemasaran yang lebih baik. Harga daun pisang di AS ditaksir dengan harga 185 ribu rupiah per lembar.

4. Arab Saudi

Data yang diungkap Eksport Potential Map menyebut potensi Indonesia melakukan ekspor daun pisang ke Arab Saudi mencapai $23 ribu atau setara 3,5 miliar rupiah. Potensi ini dimanfaatkan pengusaha asal Indonesia dengan mengirim daun pisang melebihi kesanggupan yakni $91 ribu atau setara 14,1 miliar. Saat ini harga daun pisang di Arab Saudi ditaksir dengan harga 25 ribu rupiah per lembar.

Baca Juga: 6 Jenis Buyer Dalam Ekspor, Siapa Saja Mereka?

5. Jerman

Export Potential Map menyebutkan ekspor daun pisang Indonesia ke Jerman mencapai $83 ribu atau 12,8 miliar rupiah. Angka tersebut berada dibawah capaian dengan $200 ribu atau 31 miliar rupiah. Untuk menemukan target pasar, Sahabat Wirausaha bisa memulainya dengan meningkatkan kualitas daun pisang, lalu meningkatkan strategi pemasaran, dan menambah pemahaman konsumen prioritas Jerman. Untuk harga jual daun pisang di Jerman ditaksir 40 ribu rupiah per lembar.

Sahabat Wirausaha, melihat data-data yang disebutkan di atas tentu saja membuat kita semakin yakin dengan besarnya peluang ekspor daun pisang. Untuk itu, jangan ragu menyelami dunia internasional dengan cara memperluas jangkauan daun pisang. Sekaligus mengukir prestasi tersendiri melalui pasar internasional.

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Sumber:

  1. https://exportpotential.intracen.org/
  2. https://indonesia.go.id/kategori/kepabeanan/1129/cara-mendapat-hs-code?lang=1