Bisnis kita bukan sekadar mencari keuntungan semata. Namun, bisnis juga mengandung nilai sosial. Dalam berbisnis harus ada manfaat yang kita berikan kepada masyarakat selain faktor ekonomi. Setiap usaha hendaknya punya sisi sosialnya juga, lho.
Hampir setiap perusahaan punya alokasi untuk sosial. Biasanya lewat program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dimiliki oleh setiap perusahaan. CSR ini merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan. Biasanya target CSR ini merupakan wilayah terdekat dengan perusahaan.
Baca Juga: Menjamin Kepuasan Pelanggan dan Kepercayaan Mitra Bisnis Lewat Kontrol Kualitas
Perusahaan besar pun memberikan yang tidak sedikit untuk program sosialnya. Banyak macam nilai sosial yang bisa ditawarkan mulai dari pendidikan, agama, lingkungan, budaya, dan lainnya.
Keuntungan Memiliki Nilai Sosial Pada Bisnis
Jika selama ini kita mendapatkan keuntungan dari usaha kita, sudah saatnya kita membalas budi dengan memberikan sebagian keuntungan untuk lingkungan. Toh, keuntungan yang diperoleh jauh lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk nilai sosial tadi, bukan?
Tidak hanya dilakukan perusahaan atau sebuah usaha saja. Kita juga bisa lho mengajak konsumen untuk berpartisipasi.
Baca Juga: Corporate Social Responsibility (CSR)
Lalu, bagaimana mempromosikan nilai sosial bisnis ke konsumen?
1. Perencanaan
Dalam tahap ini, tentukan program sosial apa yang akan dilakukan. Misalnya di bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, budaya, dan lainnya. Tentukan juga berapa jumlah penerimanya, bentuk bantuannya, dan target penerimanya seperti anak-anak, yatim piatu, orang tua usia lanjut atau masyarakat umum. Semakin lengkap persiapannya akan membuat konsumen semakin percaya pada kita.
Jelaskan juga apakah konsumen sebagai donatur akan dilibatkan dalam penyaluran atau tidak. Sebab kadang ada yang ingin ikut dalam penyalurannya. Kalau konsumen tidak ikut, berikan kepastian bahwa pada konsumen bahwa donasi itu akan sampai pada yang berhak.
Semakin meyakinkan rencana kita, konsumen akan semakin percaya. Jadi, tampilan awal kegiatan kita sangat menentukan keberhasilan.
2. Promosi
Kalau sudah matang dalam menentukan program sosialnya kini tiba saatnya melakukan promosi nilai sosial tadi. Dalam hal ini kita bisa menggunakan dua teknik marketing yaitu hard selling dan soft selling.
Baca Juga: Tanggung Jawab Sosial dan Dampaknya Bagi UMKM
Hard Selling diartikan sebagai pemasaran secara langsung dan terbuka. Hard Selling juga bisa berarti menjual secara gamblang atau langsung. Metode ini sering dianggap sebagai sebuah metode yang agresif. Pendekatannya kan secara langsung.
Misalnya melakukan promosi sebagai berikut.
“Dengan Membeli berarti Anda Berdonasi…”
“Membeli produk ini berarti Anda menyumbang untuk pendidikan anak-anak kurang mampu di wilayah….”
“100 persen keuntungan penjualan akan disumbangkan untuk pembelian kaki palsu….”
Kita juga bisa lho mempromosikan usaha dengan cara Soft Selling. Metode Soft Selling bisa diartikan sebagai penjualan secara halus. Soft Selling juga bisa berarti penjualan yang menggunakan tutur bahasa yang cenderung halus.
Jika hard selling menyebabkan orang tidak nyaman karena diburu-buru, metode soft selling membuat target tertarik untuk melihat iklan lebih lanjut.
Bagaimana mempromosikan nilai sosial bisnis dengan cara soft selling?
Tanpa menawarkan ke konsumen, kita bisa promosikan dengan cara sering mengupdate status media sosial kita, memposting rencana program dan kegiatan-kegiatan yang akan kita lakukan. Atau letakkan banner kegiatan di dekat tempat usaha kita. Harapannya konsumen yang datang akan membaca banner itu. Siapa tahu konsumen tertarik dan akan berkontribusi dalam program sosial usaha kita.
3. Laporan
Tidak kalah penting adalah memberikan laporan atas program sosial yang kita jalankan. Tujuannya adalah membangun kepercayaan konsumen terhadap usaha kita. Agar mereka yakin bahwa donasi mereka benar-benar sampai ke tangan yang berhak menerimanya. Berikan laporan dengan detail dan lengkap. Agar konsumen pun puas dengan kegiatan yang dilakukan.
Usahakan mengemas laporan dengan sangat baik. Misalnya kualitas foto atau terbaik dan lengkap. Supaya apa? Supaya konsumen semakin percaya juga. Jadi, harus maksimal dalam pelaporannya. Termasuk, kalau ada testimoni dari penerima, juga dicantumkan. Apalagi kalau ada sisi humanisnya. Misalnya keharuan sang penerima bantuan. Meskipun, tetap dijaga privasi dan jangan berlebihan pula kesannya. Natural saja.
Laporan ini sekaligus membangun kredibilitas usaha kita. Kalau konsumen sudah percaya, mereka tidak ragu berkontribusi lagi dalam program sosialnya. Bahkan, mereka juga akan kembali lagi mempercayakan produk kita. Nah, kalau begitu siapa yang untung? Tentu kita jugalah yang mendapatkan keuntungannya.
Manfaat Nilai Sosial dalam Kegiatan Bisnis
Kalau kita sedang memulai kegiatan sosial ini bisa jadi kita akan menemukan hambatan-hambatan. Orang tidak langsung tertarik dengan apa yang kita tawarkan. Mereka akan melihat-lihat saja dulu atau bahkan menolak ajakan kita. Kita jangan putus asa. Terus lakukan promosi itu. Lakukan hard selling dan soft selling. Kalau kepada orang yang sudah pernah kita tawarkan, soft selling menjadi pilihan strategi yang tepat.
Jangan kapok untuk terus melakukan promosi. Siapa tahu dalam ajakan pertama dia menolak, pada ajakan yang kedua atau ketiga dia akan setuju. Jadi semua itu tergantung pada kesungguhan dan kesabaran kita juga.
Baca Juga: Bentuk Interaksi Sosial dalam Operasional Bisnis UMKM
Kalau kita mencontoh sebuah warung waralaba yang sudah terkenal ada di mana-mana itu, mereka biasa menggunakan strategi uang kembalian sebagai donasi. Meskipun harus ada ada persetujuan donatur pula.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa membantu orang lain dapat memiliki efek positif pada kesehatan mental dan kesejahteraan. Misalnya, meningkatkan harga diri, mengurangi stres serta meningkatkan suasana hati dan menambah kebahagiaan.
Mitchell Popovetsky, MD, seorang dokter perawatan primer di Rush University Medical Center, mengutip satu studi tentang donasi amal. Dalam penelitian tersebut peneliti melakukan scan MRI fungsional pada otak donor yang berfungsi untuk mendeteksi aktivitas pada otak. Setelah orang melakukan donasi, bagian dari otak mereka yang “menyala”, atau menjadi aktif, adalah sistem mesolimbik.
Sementara itu, menurut Stephen G. Post, profesor kedokteran pencegahan dan direktur serta pendiri Pusat Kemanusiaan Medis, Perawatan Welas Asih dan Bioetika di Stony Brook University, bertindak murah hati dan memberi dapat membantu menurunkan tingkat stres.
Berbagi membuat hati bahagia. Dampaknya kita bisa menjalankan usaha dengan semangat. Hal ini mendukung kemajuan usaha. Usaha berkembang dan maju.
Bahkan kalau kita lihat para tokoh terkaya di dunia, rata-rata mereka adalah orang yang memiliki rasa sosial yang tinggi. Sumbangan mereka untuk sosial sangat besar. Mereka rajin menyumbang. Ya, banyak orang kaya dunia dikenal sebagai filantropis.
Baca Juga: 10 Wirausaha Sosial Global yang Menginspirasi
Mereka menjadi sosok yang dermawan. Dari laman www.inews.id diketahui Bill Gates menyumbangkan menyumbangkan uangnya sebesar 35,8 miliar atau sekitar Rp517 triliun di bidang kesehatan, pendidikan, akses ke teknologi informasi, dan pengentasan kemiskinan. Warren Buffett menyumbang sekitar Rp491 triliun di bidang kesehatan, pendidikan, pencegahan AIDS, dan sanitasi.
Mari memiliki kekuatan untuk saling berbagi. Berbagi dengan sesama tidak akan merugi. Bahkan akan semakin berkembang usaha dan harta kita. Kata orang sih akan membawa berkah. Maka, jadikan hidup kita menjadi lebih berarti lewat berbagi dengan sesama.
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.
Referensi:
- https://blog.wecare.id/2019/05/7-manfaat-menakjubk...
- https://www.inews.id/finance/bisnis/9-orang-kaya-d...