Cara Melakukan Up Selling - Bagi pengusaha kuliner, tips cara meningkatkan pendapat bisnis kerap menjadi perhatian. Salah satu yang bisa Sahabat Wirausaha lakukan dengan melakukan up selling. Untuk diketahui, up selling merupakan salah satu trik marketing agar konsumen terpengaruh belanja lebih. Nah, bagaimana cara melakukan up selling yang baik? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
1. Menawarkan Paket Saat Pelanggan Berada di Outlet
Cara melakukan up selling di bisnis kuliner pertama yakni menawarkan paket saat konsumen berada di toko. Upaya ini bertujuan agar konsumen yang tadinya hanya membeli satu produk lalu tertarik membeli lebih. Untuk melakukannya, syaratnya hanya satu, yakni item yang ada dalam paket jika dihitung per satuan harganya menjadi lebih hemat. Satu dari sekian banyak strategi yang bisa Sahabat Wirausaha lakukan yakni menggabungkan satu sampai dua menu dalam satu paket (bundling).
Mengapa harus paket bundling? Alasannya karena konsumen mendapatkan pilihan, dan rasa berbeda namun tetap bisa berhemat sehingga menjadi tertarik untuk mencoba paket yang Sahabat Wirausaha tawarkan. Sedangkan bagi pedagang, paket bundling dapat menjual lebih banyak menu yang kurang laku atau bisa juga memperkenalkan menu baru.
Baca Juga: 8 Cara Memilih Tempat Usaha Yang Strategis dan Menguntungkan
Langkah-langkah membuat paket bundling:
a. Produk Harus Saling Melengkapi
Hal ini berguna untuk menciptakan perasaan bahagia bagi konsumen karena dalam satu kali transaksi, pengunjung tak hanya bisa menyantap satu item, namun bisa beberapa pilihan rasa. Contohnya:
- Ayam Goreng: hanya Rp200.000, dapat 5 potong ayam + sambal ekstra pedas + 4 iced coffee latte
- Rice Bowl: Hanya Rp40.000, kamu sudah dapat rice bowl telur dadar + es kopi hitam
- Pempek: Dengan Rp15.000, sudah bisa makan 1 porsi pempek sedang + es teh manis
Selain menggabungkan minuman dengan makanan, paket bundling juga bisa dilakukan dengan menyatukan makanan dengan makanan atau minuman dengan minuman. Contohnya: Beli 2 bungkus keripik nangka rasa jagung bakar dapat 1 bungkus kerupuk nangka rasa pedas manis. Atau hemat Rp10.000 jika membeli 3 donat topping cokelat, stroberi, keju. Atau gratis 1 piring cantik dengan membeli 3 bungkus es cendol rasa durian atau original.
b. Nama Paket Bundling Harus Menarik
Agar menarik perhatian dan mempengaruhi pola belanja konsumen, nama dari paket bundling dibuat semenarik mungkin. Jangan lupa, nama merupakan cermin dari isi dari setiap paket, sehingga harus tepat, jelas dan tidak bertele-tele. Contohnya:
- Paket super hemat: Beli Nasi + Paha Atas + Es Teh = Hilang Laparnya
- Paket Lunch Bareng Rp80.000 net
- Sarapan Mbah Kakung Serba Rp20.000
- Menu Hemat ber-5 Rp300.000
c. Siapkan Banyak Menu
Upaya ini dilakukan karena antara satu konsumen dengan lainnya berbeda selera. Ketika konsumen sudah mendapatkan paket pilihannya, Sahabat Wirausaha tinggal melanjutkan tahapan berikutnya. Dengan pilihan paket juga memperbesar peluang Sahabat Wirausaha untuk repeat order. Contohnya, jika Sahabat Wirausaha berjualan sate padang, tambahkan paket sate daging sapi, ayam, lidah, hati, hingga ceker ayam. Contoh lainnya, seperti menambah paket kentang goreng, burger, roti bakar, dan es teh manis untuk pedagang ayam geprek.
Penting juga menambahkan paket hidangan penutup, tujuannya untuk memberikan pengalaman kuliner berbeda. Seperti misalnya paket makan siang, dan malam, lalu tawarkan tambahan menu dessert atau minuman ringan hingga puding yang harganya lebih terjangkau.
2. Terapkan Strategi Up Size
Cara melakukan up selling yang kedua adalah dengan menerapkan strategi up size. Up size atau mengganti ukuran produk menjadi lebih besar dapat dijadikan strategi berikutnya agar bisnis selalu up selling. Dengan up size, konsumen diajak melakukan penambahan pembelian, atau belanja dengan jumlah yang lebih banyak dari awal perkiraan. Contohnya: Gratis up size es teh manis Rp4000 (ukuran 16 oz atau 480 ml) dengan 22 oz atau 650 ml, jika melakukan transaksi di hari Senin dari pukul 13.00-14.00 WIB. Contoh berikutnya, Lebih Puas: Tambah Rp3000, up size kentang goreng 40%.
Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!
3. Jual Produk yang Tetap Enak Saat Dibawa Pulang
Hal ini karena tak semua kuliner rasanya masih enak saat dibawa pulang. Contohnya produk yang dicampur dengan es, atau kelompok makanan yang lebih enak jika dimakan saat hangat, seperti bubur ayam, mie rebus, pizza, soto. Ada banyak produk yang tetap enak jika dibawa pulang, seperti goreng tahu dan tempe, asinan, bakpia, kerupuk, lumpia, pempek dan segala jenis makanan beku. Pilihlah makanan-makanan ini sebagai produk atau menu utama agar tak cepat basi dan bisa ditawarkan untuk takeaway.
4. Membuat Media Promosi
Cara melakukan up selling yang selanjutnya adalah mengandalkan media promosi. Karena tujuan Sahabat Wirausaha up selling, jadi tak semua media promosi secara instan menunjang penjualan. Satu diantara media promosi yang mendukung up selling adalah menu print yang diletakkan di tempat strategis seperti meja makan dan meja kasir. Buat menu print secara detail seperti deskripsi menu, dan gambar produk. Terutama buat foto produk yang menarik, karena efeknya langsung menggugah selera konsumen.
Setelah menu print, Sahabat Wirausaha juga bisa memasang point of purchase (POP) di pintu masuk atau titik-titik strategis atau di tempat yang langsung mendapatkan perhatian konsumen saat pertama kali datang ke outlet. Dengan membuat POP, konsumen yang awalnya hanya belanja roti bakar, lalu meminta tambah menu menjadi 2-4 item lagi. Hal ini karena 'magic' yang dimiliki POP.
Ukuran POP yang cukup besar dari menu print, dapat memberikan rincian menu yang lebih detail, dapat juga dibuat bergambar sehingga konsumen yang awalnya tidak tahu dan tidak tertarik, lalu mencoba membeli. Seperti yang disampaikan Gregorius Chandra dan Dedi Adriana tahun 2008, dimana POP dapat mengarahkan perhatian masyarakat, kemudian 'merayunya' untuk membeli produk tersebut.
Contohnya: Beli nasi goreng kampung setiap hari Jumat, pukul 12.00-14.00 WIB, diskon 20%. Biasanya, jenis POP seperti ini sering disebut POP jangka pendek (temporary) karena sifatnya yang musiman dan sementara. Sehingga untuk membuatnya pun tak membutuhkan bahan yang mahal. Sahabat Wirausaha dapat menggunakan kardus bekas pada sisi yang tidak bergambar dan tidak ada tulisan untuk membuat promosi.
Contoh berikutnya: Gratis es teh jumbo setiap pembelian mie pedas topping ayam suwir. Untuk POP ini masyarakat menyebutnya dengan POP semi permanen karena sifatnya yang bisa bertahan selama beberapa tahun, menyesuaikan perilaku konsumen. Sehingga, bahan pembuatannya harus lebih menarik. Sahabat Wirausaha bisa membuatnya melalui jasa advertising.
Baca Juga: Anti Ribet! Ini 5 Cara Memulai Usaha Angkringan
5. Siapkan Diri untuk Praktek
Setelah keempat poin di atas rampung, cara melakukan up selling dengan efektif yang terakhir adalah dengan melatih diri dan karyawan untuk membiasakan jika bisnis memiliki standar operasional prosedur (SOP) up selling. Misalnya ketika konsumen datang ke kedai, penawaran seperti apa yang harus disampaikan pertama kali oleh seorang kasir atau pelayan. Meskipun seperti itu, jangan berlebihan dalam penawaran. Dampaknya konsumen bisa jengkel dan tidak lagi mau berbelanja.
Itulah 5 cara melakukan up selling di bisnis kuliner. Meskipun hanya 5 poin, dampak yang ditimbulkan bisa langsung dirasakan, diantaranya seperti meningkatkan pendapatan, sampai menambah pelanggan baru.
Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.
Referensi:
https://www.youtube.com/watch?v=tNHw66hmUao