Jenis Skema Kemitraan - Tentunya, saat menjalankan bisnis, hal utama yang kita inginkan adalah melihatnya tumbuh, berkembang, dan menghasilkan lebih banyak keuntungan.  Nah, agar bisnis semakin berkembang pesat kita tak bisa selamanya bertumpu pada kaki sendiri saja. Ada kalanya kita mesti berkolaborasi atau bermitra dalam bisnis. 

Untuk itu, Sahabat Wirausaha perlu mengetahui apa saja jenis skema kemitraan yang ada dan dapat menentukan sendiri skema kemitraan yang dapat diimplementasikan oleh Sahabat Wirausaha. Penasaran apa saja skema kemitraan yang dimaksud? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

1. Skema Kemitraan Inti Plasma

Jenis skema kemitraan ini melibatkan beberapa pihak, namun secara garis besar terdapat 2 pihak yang terlibat, yaitu pihak inti dan pihak plasma. Pihak inti umumnya dipegang oleh perusahaan-perusahaan besar atau menengah, sedangkan pihak plasma umumnya dipegang oleh pelaku UMKM. 

Masing-masing pihak memiliki hak dan kewajibannya tersendiri yang ditetapkan sesuai dengan kontrak kerja sama. Pada jenis skema kemitraan ini, pihak inti berperan menjadi pembeli produk yang dihasilkan oleh pihak plasma, sedangkan pihak plasma bertugas untuk memenuhi kebutuhan produk pihak inti dengan kualitas yang sesuai dengan standar mutu pihak inti. Adapun hak dan kewajiban lainnya dapat disepakati oleh kedua belah pihak agar tercapainya win-win solution (keuntungan bersama) bagi kedua belah pihak.

Salah satu contoh penerapan skema kemitraan inti plasma yang sukses besar adalah skema kemitraan yang diterapkan oleh PT Charoen Pokphand Indonesia. Dalam hal ini PT Charoen Pokphand Indonesia (pihak inti) bekerja sama dengan peternak ayam broiler (pihak plasma). 

Baca Juga: UMKM Perlu Tahu! Begini Cara Bergabung dan Manfaat Menjadi Mitra Rumah BUMN

Perusahaan tersebut tidak hanya berperan dalam membeli produk yang dihasilkan oleh peternak saja, tetapi juga memenuhi kewajiban lainnya seperti memberikan pelatihan budidaya bagi peternak, memasok sarana produksi (pakan, anakan ayam broiler, obat-obatan, dan sebagainya), dan membantu pihak plasma terkait administrasi keuangan. 

Di sisi lain, peternak pun tidak hanya berperan menjual produknya kepada perusahaan, tetapi juga menyediakan lahan serta tenaga kerja, melakukan budidaya sesuai dengan prosedur yang ditetapkan perusahaan inti, dan menjaga sistem pengamanan hayati yang ketat agar kualitas produk terjamin. Melalui skema ini, kedua belah pihak mendapatkan keuntungannya masing-masing.

2. Skema Kemitraan Bagi Hasil Operasional

Pada jenis skema kemitraan ini, terdapat dua pihak yang bekerja sama tetapi bisa juga lebih dari dua. Pihak yang terlibat dalam skema ini diantaranya sebagai berikut:

a. Mitra Produsen atau Bisnis

Mitra ini memiliki produk yang dicintai oleh konsumen. Ia berperan sebagai ahli produksi dan memiliki hak kekayaan intelektual seperti merek, desain, resep, atau SOP yang teruji.

b. Mitra Fasilitas

Mitra ini memiliki tempat usaha seperti tanah, ruko, tempat produksi, atau gudang penyimpanan.

c. Mitra distribusi

Jika terdapat pihak ketiga, maka pihak tersebut adalah mitra distribusi yang bertanggung jawab dalam promosi dan pemasaran produk.

Besaran bagi hasil dapat didasarkan pada rincian daftar tugas dan biaya yang ditanggung oleh masing-masing pihak. Misalnya, mitra produsen membayar biaya produksi dari bahan baku, SDM produksi, listrik, air, internet, dll. Sedangkan mitra fasilitas menyediakan tempat secara eksklusif untuk beberapa tahun tertentu tanpa membebankan biaya sewa. Mitra distribusi membayar biaya-biaya iklan atau promosi dan biaya distribusi lainnya. 

Baca Juga: Daftar Event Bisnis UMKM yang Rutin Digelar, Raih Kesempatan Bermitra dan Perluas Pasar!

Umumnya, pihak ini juga yang mengelola transaksi dan memberi rekomendasi rencana produksi per jenis produk. karena merekalah yang tahu produk mana yang lebih laku dari yang lain. Melalui skema tersebut, akhirnya disepakati bagi hasil misalnya 60% untuk mitra produsen, 15% untuk mitra fasilitas, dan 25% untuk mitra distribusi dari total nilai penjualan per bulan.

Persentase bagi hasil tersebut dapat disesuaikan atas kesepakatan bersama. Hal terpenting yang harus diperhatikan agar skema kemitraan ini langgeng yaitu semua biaya yang ada harus dianggarkan sejak awal dan harus transparan. Tak jarang juga beberapa usaha membuat rekening khusus yang dapat diakses oleh seluruh mitra.

3. Skema Kemitraan Pemasok Bahan Baku

Jenis skema kemitraan ini sangat cocok apabila Sahabat Wirausaha membutuhkan mitra pemasok. Skemanya lebih sederhana karena terjadi antara dua pihak saja. Pertama, mitra pemasok yang berperan untuk memasok bahan baku produksi. Kedua, mitra pengolah bahan baku. Skema kemitraan ini umumnya banyak diterapkan oleh pelaku UMKM. 

Misalnya, pelaku usaha keripik kentang yang melakukan kerja sama dengan petani kentang. Kemudian ada pula pedagang bakso yang melakukan kerja sama dengan penjual daging sapi. Tetapi tak hanya sampai disitu, kemitraan pemasok bahan baku dapat diterapkan pula pada industri pengolahan limbah. 

Dalam jenis skema kemitraan ini, mitra pengolah bahan baku disebut sebagai mitra pendaur ulang. Skemanya sebetulnya sama saja seperti contoh sebelumnya, namun lebih spesifiknya mitra pemasok disini bertugas untuk memilah, mengumpulkan sampah atau limbahnya, menyimpannya, lalu meletakkannya di titik pengangkutan. Sedangkan mitra pendaur ulang bertugas untuk mengangkut dan atau membayar sampah yang disediakan oleh mitra pemasok. 


Tips Melakukan Kemitraan untuk Bisnis

Berkolaborasi dengan pihak lain merupakan salah satu jenis skema kemitraan yang penting agar bisnis kita semakin berkembang. Tetapi ada pula beberapa hal yang mesti diperhatikan sebelum bermitra dengan pihak lain. Hal ini bertujuan agar kemitraan yang dilakukan dapat langgeng dan saling menguntungkan. Untuk itu, terdapat beberapa tips yang harus diperhatikan saat akan melakukan kemitraan yaitu sebagai berikut:

  1. Hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk hak atas kesetaraan brand dan hak eksklusif tertentu
  2. Jika terdapat implikasi biaya dari hak dan kewajiban tersebut, perjelas juga soal kewajiban pembayaran atau penanggung biaya dari masing-masing pihak
  3. Kesepakatan yang jelas terkait hak kekayaan intelektual untuk setiap desain produk yang dijual ke pasar
  4. Perlu kesepakatan yang jelas dalam penyematan logo bersama dengan brand mitra
  5. Setiap poin yang tertera dalam kontrak harus disepakati bersama dan tidak ada unsur keterpaksaan

Baca Juga: Cara Mengembangkan Inovasi pada Industri Manufaktur, Temuan pada UMKM Sektor Makanan, Minuman, dan Otomotif

Sahabat Wirausaha, itu dia beberapa skema kemitraan yang dapat diterapkan. Tentu, hadirnya skema kemitraan ini bertujuan untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha agar usaha yang dijalankan mampu berkembang lebih besar. Namun, dalam praktiknya membangun kemitraan yang langgeng memang tidak mudah. Sehingga kita perlu mengetahui berbagai macam skema kemitraan agar bisa menyusun sendiri skema kemitraan yang cocok untuk sahabat wirausaha. 

Selain itu, penting sekali untuk memiliki rasa percaya dengan pihak mitra. Hal ini penting, karena kunci utama langgengnya kemitraan terletak pada kepercayaan masing-masing pihak yang terlibat. Berbekal rasa kepercayaan tersebut maka setiap pihak akan mendapatkan keuntungannya masing-masing (win-win solution). Melihat betapa dahsyatnya kolaborasi melalui skema kemitraan, lalu mengapa kita tidak mencoba berkolaborasi dari sekarang? 

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.

Referensi : 

  1. https://tumbu.co.id/video/112/transformasi-bisnis-lestari-09-berkolaborasi-dengan-skema-kemitraan-untuk-produktivitas-bisnis 
  2. Prolegal.id 2022
  3. Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan (Infovet) 2020