Film The Pursuit of Happyness Sebagai pelaku UMKM, perjalanan membangun bisnis seringkali diwarnai tantangan yang menguji mental. Seperti yang kita tahu, inspirasi bisa datang dari mana saja, termasuk dari sebuah film. Salah satu yang paling relevan adalah film The Pursuit of Happyness, sebuah karya yang diangkat dari kisah nyata perjuangan Chris Gardner.

Film ini bukan sekadar tontonan, melainkan cerminan dari kegigihan, strategi cerdas, dan keyakinan tak tergoyahkan dalam menghadapi kesulitan. Melalui kisah inspiratif ini, kita ingin mengajak kamu memetik pelajaran berharga yang bisa menjadi bahan bakar semangat dalam mengejar kesuksesan bisnismu.


Sinopsis Singkat Perjuangan di Balik The Pursuit of Happyness

Sebelum kita membahas lebih jauh ke pelajarannya, mari kita segarkan kembali ingatan tentang film ini. Film The Pursuit of Happyness bercerita tentang Chris Gardner (diperankan dengan luar biasa oleh Will Smith), seorang salesman di San Francisco pada tahun 1981.

Ia menginvestasikan seluruh tabungannya untuk membeli dan menjual alat pemindai kepadatan tulang (bone-density scanner). Sayangnya, produk ini dianggap sebagai kemewahan yang tidak perlu oleh banyak rumah sakit, sehingga sulit untuk dijual.

Tekanan finansial membuat istrinya pergi, meninggalkan Chris untuk merawat putra mereka, Christopher Jr., seorang diri. Keadaannya semakin memburuk hingga mereka diusir dari apartemen dan menjadi tunawisma. Di tengah titik terendahnya, Chris melihat sebuah peluang: program magang di suatu perusahaan pialang saham bergengsi, Dean Witter Reynolds.

Masalahnya, program ini sangat kompetitif dan tidak memberikan bayaran selama enam bulan. Dengan keyakinan penuh, Chris mengambil risiko tersebut, memulai perjuangan luar biasa antara belajar, bekerja, menjual sisa alat medisnya, dan menjadi seorang ayah.

Baca Juga: Pelajaran Bisnis dari Tetris: 5 Strategi yang Bisa Selamatkan Usahamu


Pelajaran dari The Pursuit of Happyness untuk Kemajuan UMKM

Kisah hidup Chris Gardner menawarkan wawasan bisnis yang begitu mendalam. Berikut adalah lima pelajaran penting dari film The Pursuit of Happyness yang bisa menjadi panduan dalam menjalankan bisnis.

1. Resiliensi Adalah Kunci

Salah satu pesan paling kuat dari film ini adalah tentang resiliensi atau daya tahan. Chris Gardner menghadapi penolakan demi penolakan, pintu yang tertutup, dan malam-malam yang dihabiskan di toilet stasiun kereta bawah tanah bersama anaknya.

Namun, ia tidak pernah menyerah. Ia terus bangun setiap pagi, mengenakan jasnya, dan berusaha sekuat tenaga. Momen saat ia terus-menerus menelepon daftar calon klien potensial, bahkan ketika rekan-rekannya sudah menyerah, menunjukkan etos kerja dan kegigihan yang luar biasa.

Bagi pelaku UMKM, penolakan dan kegagalan adalah bagian dari rutinitas. Mungkin produkmu belum diterima pasar, pengajuan modal ditolak, atau penjualan sedang lesu. Kisah dalam film The Pursuit of Happyness mengajarkan bahwa kemampuan untuk bangkit kembali setelah terjatuh adalah ciri-ciri utama seorang pengusaha sukses. Resiliensi inilah yang membedakan antara bisnis yang bertahan dan yang hilang ditelan zaman.

2. Cerdas Melihat Peluang dan Berinovasi

Bekerja keras saja tidak cukup; kamu juga harus bekerja cerdas. Chris Gardner menunjukkan ini berkali-kali di film The Pursuit of Happyness. Ia sadar bahwa untuk bersaing dengan peserta magang lain, ia harus lebih efisien. Ia tidak meletakkan gagang telepon di antara panggilan untuk menghemat beberapa detik di setiap panggilan, memberinya waktu ekstra sekitar delapan menit setiap hari untuk mencari klien baru.

Inovasi lainnya yang ikonik adalah saat ia berhasil menyelesaikan Kubus Rubik di dalam taksi bersama seorang manajer senior, Jay Twistle. Momen ini bukan sekadar pamer, melainkan cara cerdas untuk menunjukkan kemampuannya berpikir out-of-the-box dan memecahkan masalah kompleks.

Bagi UMKM, inovasi tidak harus selalu tentang teknologi canggih. Bisa saja berupa perbaikan kecil pada proses produksi, cara baru memasarkan produk di media sosial, atau strategi pelayanan pelanggan yang lebih personal. Selalu cari cara untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik dan lebih efisien.

Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!

3. Kekuatan Networking (Membangun Jaringan)

Peluang besar seringkali datang dari orang yang kita kenal. Chris Gardner paham betul akan hal ini. Pertemuan pertamanya dengan Jay Twistle, yang membukakan pintu ke program magang, terjadi karena keberaniannya untuk menyapa dan memulai percakapan di tempat parkir.

Chris tidak pasif menunggu kesempatan, ia menjemput peluang itu. Selama program magang, ia juga berusaha keras membangun hubungan baik dengan para petinggi perusahaan. Pelajaran ini sangat relevan untuk UMKM. Networking atau membangun jaringan adalah aset yang tak ternilai.

Ini bukan hanya tentang menjual produk, tetapi tentang membangun hubungan tulus dengan supplier, pelanggan setia, mentor, dan bahkan sesama pelaku usaha. Hadiri seminar, aktif di komunitas bisnis, atau manfaatkan platform digital seperti LinkedIn. Kamu tidak pernah tahu pintu mana yang akan terbuka dari sebuah perkenalan sederhana.

4. Menjaga Profesionalisme dalam Kondisi Apapun

Ada adegan The Pursuit of Happyness yang sangat dikenang saat Chris Gardner harus datang ke wawancara kerja dengan pakaian seadanya yang penuh noda cat. Malam sebelumnya, ia ditahan polisi karena urusan tilang dan tidak sempat pulang untuk berganti pakaian.

Dalam situasi yang bisa menghancurkan mental siapa pun, ia menghadapinya dengan jujur. Ia berkata, "Saya sudah berusaha keras untuk memikirkan jawaban atas pertanyaan mengapa saya datang dengan penampilan seperti ini." Sikap jujur, percaya diri, dan komunikasi yang jelas menunjukkan profesionalismenya, terlepas dari penampilannya.

Pelajaran untuk UMKM adalah menjaga citra brand dan profesionalisme itu penting. Meskipun bisnismu masih skala rumahan, cara kamu membalas pesan pelanggan, kualitas kemasan produk, dan ketepatan janji adalah cerminan dari profesionalisme. Kepercayaan adalah fondasi bisnis, dan itu dibangun dari sikap profesional yang konsisten.

Baca Juga: Belajar dari Tragedi di Film House of Gucci: 5 Pelajaran Bisnis Mahal untuk UMKM

5. Visi Jangka Panjang dan Pengorbanan Jangka Pendek

Keputusan paling berisiko yang diambil Chris adalah mengikuti program magang tanpa bayaran selama enam bulan, sementara ia tidak punya rumah dan harus menghidupi seorang anak. Ini adalah definisi sesungguhnya dari pengorbanan jangka pendek untuk visi jangka panjang.

Ia bisa saja mencari pekerjaan bergaji rendah untuk bertahan hidup, tetapi ia memilih jalan yang lebih sulit karena melihat hadiah yang jauh lebih besar di ujung jalan. Bagi para pejuang UMKM, pelajaran ini terasa sangat nyata. Di awal merintis, mungkin semua keuntungan harus kamu putar kembali menjadi modal (reinvest).

Mungkin kamu belum bisa mengambil gaji yang layak atau harus bekerja hingga larut malam. Semua pengorbanan ini adalah investasi untuk masa depan bisnismu. Memiliki visi yang jelas tentang ke mana arah usahamu akan membantumu tetap kuat dan termotivasi melewati masa-masa sulit tersebut.

Baca Juga: Mengupas The Founder: Dari Ide Brilian Jadi Kerajaan Bisnis, Ini Rahasianya


Menemukan 'Happyness' dalam Perjalanan UMKM Kamu

Perhatikan ejaan pada judul film The Pursuit of Happyness. Kata happyness sengaja ditulis dengan 'y' untuk menyoroti kutipan dari Deklarasi Kemerdekaan Amerika yang dilihat Chris. Ini menyiratkan bahwa kebahagiaan bukanlah sesuatu yang pasif diterima, melainkan sesuatu yang harus dikejar secara aktif.

Dalam konteks UMKM, "kebahagiaan" bukanlah saat kamu mencapai omzet miliaran. Kebahagiaan adalah proses pengejaran itu sendiri. Rasa puas saat berhasil menciptakan produk yang disukai pelanggan, haru saat bisa memberikan gaji pertama untuk karyawan, dan semangat saat berhasil mengatasi tantangan itulah "happyness" seorang pengusaha.

Kisah Chris Gardner dalam film The Pursuit of Happyness adalah bukti nyata bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih mimpi. Lima pelajaran di atas, mulai dari resiliensi, inovasi, networking, profesionalisme, hingga visi bisnis adalah pilar yang bisa kamu pegang erat dalam perjalanan membangun UMKM.

Kita berharap, semangat juang yang ditampilkan dalam film ini bisa menjadi pengingat bahwa setiap usaha keras yang kamu lakukan hari ini adalah langkah menuju kesuksesan yang kamu impikan. Teruslah berjuang dan jangan pernah ragu pada potensimu.

Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.