Film The Founder Memiliki ide bisnis yang cemerlang adalah sebuah awal yang baik, namun itu saja tidak cukup untuk membangun sebuah kerajaan bisnis yang bertahan lama. Eksekusi, visi, dan sistem yang solid adalah kunci pembedanya. Hal inilah yang menjadi inti dari film The Founder

Lebih dari sekadar film biografi, The Founder merupakan studi kasus bisnis yang sangat relevan, menyajikan potret nyata tentang ambisi, inovasi, dan strategi yang terkadang pahit. Bagi kamu para pelaku usaha, film ini menawarkan banyak sekali wawasan berharga yang bisa menjadi cermin dan panduan dalam menjalankan bisnismu.


Sinopsis Singkat Film The Founder

Kisah dalam film The Founder berpusat pada Ray Kroc (diperankan oleh Michael Keaton), seorang penjual mesin mixer minuman yang sedang berjuang di usia senjanya. Peruntungannya berubah ketika ia menerima pesanan dalam jumlah besar dari sebuah restoran kecil di San Bernardino, California. Penasaran, ia berkendara ke sana dan menemukan restoran milik dua bersaudara, Dick dan Mac McDonald.

Ray Kroc terkesima. Restoran McDonald's bukan sekadar tempat makan biasa. Kedua bersaudara itu sudah menciptakan sebuah sistem bisnis yang revolusioner, mereka menyebutnya Speedee System. Sistem ini memungkinkan mereka menyajikan burger berkualitas dalam waktu kurang dari 30 detik, sebuah inovasi luar biasa di tahun 1950-an. 

Ray melihat potensi yang tidak dilihat oleh para pendirinya: menjadikan McDonald's sebuah franchise (waralaba) yang bisa tersebar di seluruh Amerika. Setelah melalui negosiasi, Ray berhasil menjadi agen franchise mereka, dan dari sinilah kisah ekspansi, konflik, dan pengambilalihan The Founder yang legendaris dimulai.

Baca Juga: Cara Film Jumbo Mengajarkan Strategi Branding dan Inovasi yang Realistis


Pelajaran Bisnis Berharga dari Kisah The Founder

Film ini bukan hanya tentang siapa yang benar atau salah, melainkan tentang pelajaran bisnis yang bisa kita petik dari setiap adegannya. Berikut adalah tujuh pelajaran penting dari film The Founder yang bisa kamu aplikasikan.

1. Inovasi Bukan Hanya Soal Produk, Tapi Juga Sistem

Pelajaran pertama dari film The Founder adalah bahwa inovasi paling kuat sering kali tidak terletak pada produk itu sendiri. Burger dan kentang goreng bukanlah hal baru, tetapi cara McDonald bersaudara memproduksinya adalah sebuah terobosan. Mereka merancang dapur mereka layaknya sebuah lini perakitan pabrik, dimana setiap gerakan sudah diukur untuk mencapai efisiensi maksimal. 

Hasilnya adalah konsistensi rasa dan kecepatan pelayanan yang tak tertandingi. Bagi usahamu, ini adalah pengingat bahwa memperbaiki proses, alur kerja, atau sistem operasional bisa memberikan keunggulan yang jauh lebih penting dan sulit ditiru oleh kompetitor.

2. Visi yang Jelas Menentukan Skala Bisnis

Perbedaan paling mendasar antara Ray Kroc dan McDonald bersaudara adalah visi mereka. Dick dan Mac puas dengan satu restoran mereka yang sempurna dan berkualitas. Sementara itu, Ray Kroc memiliki visi yang jauh lebih besar. 

Dia tidak hanya melihat sebuah restoran; dia melihat sebuah simbol, "gereja baru" bagi keluarga Amerika dengan "lengkungan emas" sebagai penandanya. Kisah Ray Kroc ini mengajarkan kita bahwa skala sebuah bisnis sangat ditentukan oleh visi pemimpinnya. Bisnis yang hebat tanpa visi untuk berkembang akan sulit mencapai potensi maksimalnya.

3. Kegigihan Adalah Bahan Bakar Utama Pengusaha

Sebelum menemukan McDonald's, Ray Kroc adalah seorang penjual yang terus-menerus menghadapi penolakan. Namun, ia tidak pernah berhenti. Kegigihan yang sama ia tunjukkan saat membangun sistem franchise, dimana ia harus berjuang meyakinkan investor dan calon mitra.

Film The Founder dengan jelas menggambarkan bahwa dunia bisnis penuh dengan tantangan dan pintu yang tertutup. Kegigihan seorang pengusaha adalah bahan bakar yang membuatnya bisa terus maju meski menghadapi berbagai rintangan. Ini adalah ciri-ciri mental yang wajib dimiliki.

Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!

4. Kekuatan Sebuah Brand Tidak Bisa Diremehkan

Ada satu adegan penting dalam film The Founder dimana Ray Kroc dengan jujur mengakui kekuatan nama "McDonald's". Menurutnya, nama itu terdengar hangat, akrab, dan sangat Amerika—berbeda dengan namanya sendiri, "Kroc", yang terdengar kaku.

Ia sadar bahwa ia tidak sedang menjual burger, tetapi menjual sebuah brand. Ini adalah pelajaran bahwa brand adalah aset yang luar biasa berharga. Membangun nama, logo, dan citra yang kuat bisa memberikan nilai tambah yang bahkan lebih besar dari produk fisik yang kamu jual.

5. Berani Melakukan Pivot Model Bisnis Saat Diperlukan

Pada awalnya, keuntungan Ray Kroc dari bisnis franchise sangat kecil dan nyaris membuatnya bangkrut. Titik baliknya terjadi saat ia bertemu dengan seorang ahli keuangan, Harry J. Sonneborn, yang memberinya perspektif baru. 

Harry berkata, "Kamu tidak berada di bisnis burger, kamu berada di bisnis properti (real estate)". Sejak saat itu, Ray mengubah model bisnisnya. Ia mulai membeli tanah tempat franchise akan didirikan dan menyewakannya kembali kepada mitra. 

Strategi pengembangan usaha ini memberinya arus kas yang stabil dan kontrol penuh atas jaringannya. Pelajarannya jelas: jangan takut untuk melakukan pivot atau mengubah model bisnismu jika itu bisa membawa pada profitabilitas yang lebih baik.

6. Perjanjian dan Legalitas adalah Fondasi Kemitraan

Salah satu bagian paling tragis dari kisah The Founder adalah akhir dari kemitraan Ray dengan McDonald bersaudara. Kesepakatan royalti 1% yang dijanjikan Ray melalui jabat tangan tidak pernah terwujud karena tidak tertulis dalam kontrak akhir. Ini adalah pelajaran bisnis yang sangat mahal. 

Dalam setiap bentuk kemitraan atau kerja sama, semua detail kesepakatan harus tertuang dalam dokumen legal yang mengikat. Jangan pernah mengandalkan kepercayaan semata. Dokumen legal yang jelas adalah fondasi yang melindungi semua pihak yang terlibat.

Baca Juga: When Life Gives You Tangerines Ajarkan Kunci Bertahan di Tengah Badai Bisnis

7. Jangan Pernah Berhenti Mencari Peluang Peningkatan

Ray Kroc adalah sosok yang jeli melihat peluang, sekecil apa pun. Ketika para mitranya mengeluh tentang tingginya biaya listrik untuk mendinginkan es krim, ia menemukan solusi berupa susu bubuk instan yang bisa menekan budget secara drastis. Ia terus mencari cara untuk membuat operasional lebih efisien dan menguntungkan.

Sikap ini mengajarkan kita untuk tidak pernah puas. Sebagai pelaku usaha, kamu harus selalu waspada, mencari celah untuk perbaikan, baik dalam menekan biaya, meningkatkan efisiensi, maupun menemukan sumber pendapatan baru.

Film The Founder adalah sebuah cermin besar bagi dunia bisnis. Ia menyajikan kisah tentang ambisi, inovasi, dan terkadang sisi gelap dari sebuah kesuksesan. Kisah ini mengajarkan bahwa sebuah ide sehebat Speedee System pun memerlukan seorang eksekutor dengan visi dan kegigihan seperti Ray Kroc untuk menjadi fenomena global. 

Pelajaran terpentingnya adalah kesuksesan sejati lahir dari perpaduan antara ide yang inovatif, sistem yang solid, visi yang besar, dan eksekusi yang tak kenal lelah. Setelah mengetahui pelajaran dari film The Founder, strategi mana yang menurutmu paling relevan untuk diterapkan pada bisnis saat ini? Kita ingin mendengar pandanganmu di kolom komentar. Yuk, semangat!

Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.