Saat film Tetris rilis di Apple TV+, banyak yang menganggapnya sekadar film biografi tentang sebuah game lawas. Namun, setelah menontonnya, tentu saja ini lebih rumit dari itu. Ini adalah sebuah drama bisnis beroktan tinggi yang penuh dengan intrik, risiko, dan pelajaran berharga.
Kisah perebutan hak lisensi Tetris bisa menjadi cermin dan sumber pelajaran penting, khususnya bagi kamu yang sedang berjuang membangun UMKM. Mari kita bongkar pelajaran bisnis di balik balok-balok yang jatuh itu.
1. Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah Fondasi Utama
Konflik utama dalam film Tetris berpusat pada satu pertanyaan penting: siapa sebenarnya pemilik sah game ini? Alexey Pajitnov, sang jenius di balik Tetris, menciptakannya saat bekerja untuk pemerintah Uni Soviet.
Akibatnya, ia tidak memiliki hak ekonomi atas karyanya; hak itu menjadi milik negara. Kekacauan ini membuka pintu bagi berbagai pihak untuk mengklaim lisensi, menciptakan kebingungan masif yang harus diurai oleh Henk Rogers, sang protagonis pengusaha. Ia harus terbang ke Moskow yang penuh ketidakpastian hanya untuk menemukan siapa pemilik lisensi yang sebenarnya.
Bagi Sahabat Wirausaha, ini adalah pelajaran paling mendasar bagi UMKM. Ide, brand, logo, desain kemasan, atau resep rahasia bisnis adalah aset yang tidak ternilai. Ini adalah Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) milikmu. Banyak pengusaha pemula menganggap pendaftaran HAKI, seperti Merek atau Hak Cipta, sebagai biaya yang tidak perlu.
Ini adalah pandangan yang keliru. Mendaftarkan HAKI adalah sebuah investasi penting untuk masa depan. Ini adalah fondasi legal yang melindungi bisnis dari peniruan, pembajakan, dan sengketa yang bisa menghancurkan usahamu. Kisah Tetris menunjukkan betapa kacaunya bisnis yang dibangun di atas fondasi HAKI yang tidak jelas.
Baca Juga: Belajar dari Tragedi di Film House of Gucci: 5 Pelajaran Bisnis Mahal untuk UMKM
2. Visi yang Jelas dan Kegigihan Adalah Bahan Bakar Utama
Henk Rogers bukanlah sekadar penjual game. Ia adalah seorang visioner. Ketika yang lain hanya melihat Tetris sebagai game komputer biasa, ia melihat potensi luar biasa: sebuah game adiktif yang akan sempurna jika dipasangkan dengan konsol handheld revolusioner dari Nintendo, yaitu Game Boy.
Visi inilah yang menjadi bahan bakarnya. Ia rela mempertaruhkan segalanya, mulai dari menggadaikan rumahnya hingga menghadapi ancaman dari agen KGB di Uni Soviet. Ia tidak menyerah meski pintu di depan wajahnya terus tertutup.
Perjuangan Henk Rogers mungkin terasa ekstrem, tetapi semangatnya pasti familier bagi kamu para pelaku UMKM. Setiap hari adalah perjuangan. Mungkin kamu menghadapi masalah budget yang terbatas, penolakan dari investor, atau persaingan yang ketat.
Di saat-saat seperti itulah, visi yang jelas tentang tujuan bisnis menjadi sangat penting. Mengapa kamu memulai bisnis ini? Apa dampak yang ingin kamu ciptakan? Visi yang kuat akan memberimu energi untuk terus gigih dan mencari jalan keluar. Film Tetris adalah sebuah masterclass yang menunjukkan bahwa kegigihan yang didasari oleh visi yang kuat bisa menembus rintangan apapun.
3. Kekuatan Negosiasi dan Kemitraan Strategis
Film Tetris dipenuhi dengan adegan negosiasi yang menegangkan. Ini bukan sekadar tawar-menawar harga, melainkan pertarungan strategi, psikologi, dan membangun kepercayaan. Henk Rogers harus bernegosiasi dengan Nintendo yang merupakan raksasa industri, sambil pada saat yang sama berhadapan dengan birokrat Soviet dari perusahaan ELORG yang kaku dan penuh curiga.
Salah satu kunci keberhasilannya adalah kemampuannya membangun hubungan personal, terutama dengan sang pencipta, Alexey Pajitnov. Kepercayaan inilah yang akhirnya membantunya memenangkan kesepakatan.
Dunia UMKM juga sangat bergantung pada negosiasi dan kemitraan. Kamu perlu bernegosiasi untuk mendapatkan harga bahan baku yang lebih terjangkau dari pemasok. Kamu perlu bernegosiasi untuk mendapatkan slot di rak toko atau platform marketplace. Lebih dari itu, kamu perlu mencari mitra strategis yang bisa melengkapi bisnis.
Kesuksesan fenomenal Tetris tidak terjadi begitu saja. Itu adalah hasil dari kemitraan sempurna antara sebuah produk yang brilian (Tetris) dengan platform distribusi yang masif (Nintendo Game Boy). Carilah mitra yang bisa membantumu menjangkau pasar yang lebih luas dan mempercepat pertumbuhan bisnis.
Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!
4. Produk Sederhana dengan Eksekusi Sempurna Bisa Mendunia
Mari kita bicara tentang game Tetris itu sendiri. Apa yang membuatnya begitu menarik? Konsepnya sangat sederhana: menyusun balok-balok yang jatuh untuk membentuk barisan horizontal. Tidak ada cerita yang rumit, tidak ada grafis yang memukau (terutama pada versi awalnya).
Namun, game ini sangat adiktif dan memuaskan. Kejeniusannya terletak pada eksekusinya yang sempurna. Aturannya mudah dipelajari siapa saja, dari anak-anak hingga orang dewasa, tetapi untuk menguasainya butuh keahlian.
Seringkali, kami melihat UMKM terjebak dalam pemikiran bahwa produk mereka harus bisa melakukan "semuanya" atau memiliki fitur yang sangat kompleks agar bisa bersaing. Kisah Tetris membantah hal ini.
Sebuah produk yang fokus menyelesaikan satu masalah atau memberikan satu pengalaman inti dengan sangat baik justru bisa lebih kuat. Apakah produkmu adalah sambal dengan rasa paling otentik?
Atau jasa cuci sepatu yang paling bersih dan cepat? Fokuslah pada keunggulan inti tersebut dan pastikan eksekusinya sempurna. Kualitas, konsistensi, dan pengalaman pengguna yang memuaskan adalah kuncinya. Tetris membuktikan bahwa kesederhanaan yang dieksekusi dengan brilian bisa mengalahkan kompleksitas yang biasa-biasa saja.
5. Pahami Perbedaan Antara Lisensi dan Kepemilikan Penuh
Ini adalah pelajaran bisnis yang lebih teknis, tetapi sangat penting seperti yang digambarkan dalam film. Konflik dalam cerita Tetris menjadi begitu rumit karena adanya perbedaan hak lisensi: ada lisensi untuk PC, lisensi untuk mesin arcade, dan lisensi untuk konsol handheld.
Beberapa perusahaan mengira mereka sudah membeli hak atas Tetris, padahal mereka hanya membeli sebagian kecil dari hak tersebut. Henk Rogers menang karena ia memahami detail ini dan secara spesifik mengejar hak lisensi untuk handheld yang paling bernilai saat itu.
Bagi UMKM, pelajaran ini sangat relevan dalam setiap bentuk kerja sama. Saat kamu berkolaborasi dengan pihak lain, pastikan isi perjanjiannya sangat jelas. Misalnya, jika sebuah kafe ingin menjual kue buatanmu, apakah mereka membeli putus (kepemilikan kue berpindah) atau mereka menjual atas nama brand-mu (lisensi atau konsinyasi)?
Jika seorang desainer ingin menggunakan motif kain buatanmu, apakah mereka membeli kainnya saja atau membeli hak untuk memproduksi motif tersebut? Kejelasan dalam kontrak bisa menghindarkan dari sengketa dan kerugian finansial di kemudian hari.
Baca Juga: Mau Bikin Startup Seperti Facebook? Pelajari Dulu 7 Rahasia Social Network dari Filmnya!
Kisah di balik Tetris mengajarkan kita bahwa sebuah ide brilian hanyalah titik awal. Perjalanan untuk mewujudkan ide tersebut menjadi sebuah kesuksesan global membutuhkan lebih dari sekadar kreativitas. Butuh perlindungan hukum (HAKI) yang kokoh, visi yang membara, kegigihan yang tak kenal lelah, kemampuan negosiasi yang cerdas, dan fokus pada kualitas produk.
Bagi kamu, para pejuang UMKM, kisah Tetris adalah pengingat yang kuat. Setiap tantangan yang kamu hadapi, setiap penolakan yang kamu terima, adalah bagian dari proses menyusun balok-balok kesuksesan. Teruslah belajar, teruslah berinovasi, dan yang terpenting, lindungi aset intelektual yang sudah kamu ciptakan dengan susah payah. Karena seperti dalam game Tetris, setiap langkah yang diperhitungkan dengan baik akan membawamu lebih dekat ke puncak.
Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.