Desa Bleberan Gunungkidul – Desa Bleberan yang berlokasi di Kecamatan Playen, Gunungkidul, Yogyakarta memiliki cerita inspiratif yang patut dijadikan contoh. Pasalnya, desa ini pernah meraih predikat sebagai Desa Wisata Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi pada 2017 silam.

Pada awalnya, desa yang memiliki jarak sekitar 40 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta ini dapat dikategorikan sebagai desa miskin. Rata-rata Pendapatan Asli Daerah (PAD) Desa Bleberan pun hanya Rp1.000.000 per tahun.

Namun, pemerintah desa tidak patah semangat. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bersama masyarakat setempat telah membuktikan bahwa mereka dapat bangkit dari keterpurukan. Bahkan, pada 2016, pendapatan BUMDes Bleberan mencapai Rp2,2 miliar.

Penasaran dengan cara BUMDes dan masyarakat setempat berhasil meningkatkan perekonomian desa? Simak terus artikel berikut untuk tahu ceritanya.


Pemanfaatan Pengelolaan Air Bersih di Desa Bleberan

Gempa bumi yang mengguncang Yogyakarta pada 2006 memberikan dampak besar bagi masyarakat Desa Bleberan. Gempa ini mengakibatkan beberapa sumber air di Desa Bleberan menghilang. Sebagian sumur juga tak lagi mengeluarkan air. Untuk mendapatkan air, masyarakat harus membelinya dari mobil tangki swasta.

Pada 2007, Pemerintah Desa Bleberan melalui unit Pengelola Air Bersih (PAB) BUMDes Sejahtera mengoptimalkan sumber mata air Jambe sebagai sumber kehidupan. Mata air yang berada di kawasan hutan negara ini kemudian dikelola hingga dapat menyalurkan air ke seluruh desa.

Dengan bantuan sejumlah lembaga, BUMDes berhasil menyedot air dari mata air Jambe dan disalurkan ke bak penampungan. Air bersih ini kemudian disalurkan ke rumah-rumah warga yang sudah dipasangi water meter. Untuk mendapatkan air, warga cukup mengeluarkan uang sebesar Rp3.000 per kubik air.

Baca Juga: Dijuluki Sebagai Desa Terbersih di Dunia, Inilah Desa Wisata Penglipuran Beromzet 30 Miliar Per Tahun

Ketersediaan air bersih di Desa Bleberan akhirnya terpenuhi tanpa harus khawatir kekurangan air bahkan di musim kemarau dengan adanya teknologi tersebut.

Selain dapat memenuhi kebutuhan air warga, unit PAB juga telah menyumbang pendapatan desa. Pada 2016, keuntungan sebesar Rp71 juta mampu dihasilkan oleh unit PAB. Kemudian, pada 2016, unit PAB menyumbang sebesar Rp86 juta sebagai pendapatan desa.

Tidak berhenti di situ, pada 2017, Desa Bleberan menjadi Desa Percontohan dalam Program Saemaul. Bekerja sama dengan Provinsi Gyeongsangbuk, Korea Selatan, program ini mengalihfungsikan teknologi air bersih dari tenaga diesel menjadi tenaga listrik.

Dengan program tersebut, sumber air Jambe dapat mengeluarkan 80 liter air per detik. Jika kapasitas air berlebih, air pun tidak hanya dapat dialirkan ke Desa Bleberan, tetapi juga ke desa lain.


Pemanfaatan Objek Wisata Alam di Desa Bleberan

Tidak hanya pengelolaan air bersih, wisata juga menjadi penyumbang pendapatan Desa Bleberan. Pada 2010, Desa Bleberan meresmikan diri sebagai desa wisata. Berbeda dengan wisata pantai yang menjadi unggulan Gunungkidul, Desa Bleberan menawarkan keindahan Air Terjun Sri Gethuk dan Goa Rancang Kencono.

Berada di tepi Sungai Oyo, Air Terjun Sri Gethuk memiliki ketinggian 50 meter. Berada di tepi Sungai Oyo, air terjun tersebut tidak pernah kering. Sebab, aliran airnya terus mengalir. Meski saat musim kemarau, debit air terjun tidak berkurang. Adapun air terjun tersebut berasal dari tiga sumber mata air, yaitu Ngandong, Dong Poh, dan Ngumbul.

Wisatawan yang mengunjungi Air Terjun Sri Gethuk dapat berenang di kolam alami yang terbentuk dari derasnya air terjun. Mereka juga dapat melompat dari tebing yang ada di sekeliling air terjun.

Untuk menuju Air Terjun Sri Gethuk, pengunjung dapat memilih tiga fasilitas yang ditawarkan, yaitu jalan kaki melewati pematang sawah dengan pemandangan indah, menaiki rakit menyusuri Sungai Oyo, atau meluncur menggunakan flying fox.

Fasilitas tersebut tak lepas dari peran BUMDes dan masyarakat setempat untuk mengelola kawasan air terjun sehingga dapat menghasilkan pendapatan bagi mereka. Untuk flying fox, misalnya, pengunjung dapat mengeluarkan biaya sebesar Rp35.000.

Baca Juga: Perlancar Distribusi Logistik UKM dengan Fitur Fulfillment Mekari Jurnal

Kemudian, pengunjung juga dapat berenang dengan menyewa pelampung seharga sekitar Rp5.000 – Rp10.000. Wisatawan juga bisa menjajal body rafting yang dipatok dengan harga Rp30.000. Aktivitas ini cocok bagi mereka yang ingin menikmati aliran Sungai Oyo sambil terapung sejauh 350 meter.

Goa Rancang Kancana. (Sumber: merapiadventure.com)

Masih di Kawasan Air Terjun Sri Gethuk, terdapat Goa Rancang Kencana. Goa ini juga menjadi salah satu daya tarik wisatawan karena sudah dihuni sejak 3.000 tahun lalu oleh manusia prasejarah hingga modern.

Goa yang memiliki luas 50x20 meter tersebut dulunya digunakan sebagai tempat untuk menyusun strategi perang melawan Belanda oleh Laskar Mataram, yaitu Ky Soreng pati, Ky Puthut Linggo Bowo, dan Ky Kromowongso.

Uniknya, Goa Rancang Kencana memiliki aula besar yang dapat digunakan untuk seminar atau pertemuan resmi lainnya. Aula ini juga kerap digunakan untuk seminar edukasi pengelolaan BUMDes Bleberan.

Melihat peluang dari wisata alam tersebut, BUMDes dan masyarakat juga menawarkan paket wisata, mulai dari paket body rafting, paket outbound, paket makrab, dan paket edukasi. Berbagai paket tersebut ditawarkan mulai dari Rp50.000 sesuai dengan kebutuhan wisatawan. Sebagai informasi, pemanfaatan pariwisata di Desa Bleberan pun berhasil menyumbang pendapatan asli desa sekitar Rp1,9 miliar pada 2015.


Pemanfaatan Fasilitas Penunjang Wisata

BUMDes Bleberan telah membuktikan keberhasilannya dalam meningkatkan perekonomian desa. Selain dari pengelolaan air dan wisata alam, pendapatan desa juga diperoleh dari berbagai fasilitas penunjang wisata.

Salah satunya adalah bisnis homestay. Fasilitas ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang ingin mengeksplorasi Desa Bleberan dengan berbagai wisata alamnya.

Body rafting di Air Terjun Sri Gehtuk. (Sumber: Yogyes.com)

BUMDes Bleberan juga memiliki berbagai paket mengenai pengelolaan BUMDes, manajemen koperasi, manajemen desa wisata, membuat batik topeng, membuat tiwul, dan berkebun.

Tidak sedikit rombongan perangkat desa, instansi pemerintah, dan sekolah yang datang ke Desa Bleberan untuk belajar hal tersebut. Karena tidak dapat diselesaikan dalam satu hari, para pengunjung harus menginap. Penyewaan homestay pun sudah termasuk dalam paket-paket tersebut.

Baca Juga: Libatkan Pelanggan dengan Seni Humor, Kenali Strategi Meme Marketing dan Cara Menerapkannya 

Suasana desa yang masih asri juga menjadi daya tarik Desa Bleberan. Dengan menginap di homestay, wisatawan juga dapat merasakan langsung hidup di desa. Misalnya, memasak makanan dari hasil pertanian sendiri dan menikmati pertunjukan wayang kulit secara langsung.

Desa Bleberan sendiri unggul dalam hasil pertanian dan perkebunan, seperti jagung, kedelai, dan budidaya jamur. Bahkan, tidak sedikit lembaga yang bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memajukan pertanian Desa Bleberan.

Keberhasilan pertanian Desa Bleberan juga tak lepas dari pengelolaan air bersih yang berhasil dialirkan untuk kebutuhan sawah dan perkebunan.

Nyatanya, masih banyak peluang usaha yang bisa dimanfaatkan oleh BUMDes Bleberan. Masyarakat setempat juga membuka usaha kuliner dan souvenir khas Gunungkidul, seperti kaos bergambar Sri Gethuk.

**

Itulah kisah Desa Bleberan, Gunungkidul yang dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat. Dengan kerja sama masyarakat dan BUMDes dalam membangun Pengelolaan Air Bersih, masyarakat tidak akan khawatir kekurangan pasokan air di segala musim.

Selain itu, pemanfaatan dan pengelolaan wisata alam yang tepat membantu meningkatkan penghasilan desa. Dengan demikian, perekonomian masyarakat semakin baik dari waktu ke waktu. 

Tidak berhenti di situ, BUMDes Sejahtera Desa Bleberan yang telah menjadi contoh bagi desa-desa lain juga terus berusaha untuk berinovasi dan mendorong ekonomi desa sehingga penduduknya semakin sejahtera. 

Nah, dengan berbagai keberhasilannya itu, Desa Bleberan dapat menjadi inspirasi bagi pelaku UMKM, seperti Sahabat Wirausaha, untuk terus berusaha dan belajar, serta tidak pantang menyerah.

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi :

  1. https://ameera.republika.co.id/berita/oq8s62423/belajar-sukses-dari-desa-wisata-bleberan-gunungkidul
  2. https://jogjaprov.go.id/berita/7720-program-saemaul-harus-bisa-tingkatkan-ekonomi-warga
  3. https://regional.kompas.com/read/2017/05/28/08272861/dulu.kesulitan.air.kini.bleberan.jadi.desa.wisata.berpendapatan.miliaran.rupiah?page=all
  4. https://www.krjogja.com/nasional/1242488226/desa-wisata-bleberan-gunungkidul-keunikan-yang-berbeda
  5. https://desalestari.com/2017/02/13/optimalisasi-mata-air-jambe-untuk-sumber-kehidupan/#:~:text=Mata%20air%20Jambe%20di%20Desa,berpotensi%20mengatasi%20persoalan%20krisis%20air.
  6. https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/09/29/172958278/air-terjun-sri-gethuk-di-gunung-kidul-daya-tarik-harga-tiket-dan-jam-buka?page=all