Mendirikan usaha baru itu seperti menanam benih, butuh perawatan dan strategi yang tepat agar tumbuh subur. Salah satu aspek penting adalah pemasaran. Sayangnya, banyak pemilik usaha baru yang melakukan kesalahan-kesalahan yang sebenarnya bisa dihindari.

Alih-alih mendapatkan pelanggan, budget pemasaran malah terbuang sia-sia. Artikel ini akan membahas apa yang harus dihindari saat memasarkan usaha baru kamu. Dengan memahami dan menghindari 7 kesalahan umum ini, kamu akan meningkatkan peluang kesuksesan bisnis. Mari pelajari selengkapnya!

1. Tanpa Rencana yang Jelas, Seperti Berlayar Tanpa Arah

Banyak pemilik usaha baru terlalu bersemangat untuk langsung "jualan", tapi lupa menyusun rencana pemasaran yang matang. Ini adalah kesalahan besar. Rencana pemasaran itu ibarat kompas yang menuntun kamu. Tanpa rencana yang jelas, kamu akan kesulitan menentukan langkah yang tepat dan mengukur hasilnya. 

Rencana pemasaran yang baik minimal mencakup analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats), tujuan yang SMART (specific, measurable, achievable, relevant, time-bound), dan strategi marketing mix (4P: product, price, place, promotion).

Baca Juga: 7 Kesalahan Marketing yang Sering Dilakukan Usaha Baru dan Cara Menghindarinya

2. Mengabaikan "Suara" Pasar, Pentingnya Riset Sebelum Bertindak

Sebelum memasarkan produk atau jasa, kamu perlu tahu siapa calon pelanggan. Apa kebutuhan mereka? Apa yang mereka sukai? Di mana mereka biasa "nongkrong" (online maupun offline)? Riset pasar akan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Apa yang harus dihindari saat memasarkan usaha baru yaitu mengabaikan riset pasar sama saja dengan menebak-nebak dalam gelap. 

Sahabat Wirausaha bisa saja menawarkan produk yang sebenarnya tidak dibutuhkan, atau menggunakan bahasa promosi yang tidak "nyambung" dengan target pasar. Riset pasar bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari yang sederhana seperti bertanya langsung ke calon pelanggan, hingga yang lebih canggih seperti menggunakan tools analisis online.

3. Menembak Semua Orang, Justru Tidak Kena Siapa-Siapa

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan adalah mencoba menjangkau "semua orang". Padahal, strategi ini justru tidak efisien. Lebih baik fokus pada niche market atau ceruk pasar yang lebih spesifik.

Dengan membidik niche market, kamu bisa menyusun pesan pemasaran yang lebih personal dan relevan. Misalnya, daripada menjual "pakaian olahraga untuk semua orang", lebih baik fokus pada "pakaian yoga eco-friendly untuk wanita urban".

4. Branding yang Tidak Konsisten. Bikin Pelanggan Bingung!

Coba perhatikan brand-brand besar. Mereka punya logo, warna, tagline, dan gaya bahasa yang konsisten di semua platform. Ini bukan kebetulan. Konsistensi branding itu penting untuk membangun brand awareness dan kepercayaan pelanggan. 

Apa yang harus dihindari saat memasarkan usaha baru yaitu jika logo kamu di media sosial beda dengan di website, atau gaya bahasa promosi kamu berubah-ubah, pelanggan akan bingung. Pastikan semua elemen branding usaha kamu selaras, dari nama brand sampai desain kemasan.

5. Hanya Mengandalkan Satu "Senjata", Diversifikasi Saluran Pemasaran

Jangan cuma mengandalkan satu saluran pemasaran, misalnya hanya Instagram atau hanya Facebook Ads. Bagaimana kalau platform itu tiba-tiba down dan mengubah algoritmanya? Pemasaran kamu bisa langsung terhenti.

Lebih aman kalau kamu menggunakan berbagai saluran, baik online maupun offline. Kombinasikan media sosial, website, email marketing, SEO (search engine optimization), SEM (search engine marketing), iklan cetak, brosur, ikut pameran, dan lain-lain. Dengan diversifikasi, risiko bisnis tersebar dan jangkauan pemasaran lebih luas.

Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!

6. Terbang Tanpa Instrumen, Pentingnya Mengukur Hasil Pemasaran

Apa yang harus dihindari saat memasarkan usaha baru yaitu tidak mengukur. Bagaimana kamu tahu strategi pemasaran mu berhasil atau tidak kalau tidak diukur? Mengukur hasil itu penting untuk mengetahui apa yang berjalan baik dan apa yang perlu diperbaiki. Jangan buang-budget untuk sesuatu yang tidak memberikan hasil. Gunakan metrik yang relevan dengan tujuan pemasaran kamu.

Misalnya, kalau tujuan kamu meningkatkan brand awareness, ukur jumlah followers media sosial, website traffic, atau engagement rate. Kalau tujuan kamu meningkatkan penjualan, ukur conversion rate atau ROI (return on investment). Ada banyak tools yang bisa membantu, seperti Google Analytics, Facebook Insights, dan lain-lain.

7. Menutup Telinga dari Feedback Pelanggan

Feedback atau umpan balik dari pelanggan itu sangat berharga, jangan diabaikan! Dengarkan apa kata mereka tentang produk atau jasa kamu, entah itu pujian atau kritik. Feedback ini bisa menjadi masukan untuk perbaikan, bahkan bisa memunculkan ide untuk produk baru.

Kumpulkan feedback melalui survey online, kotak saran, media sosial, atau wawancara langsung. Yang terpenting, tanggapi feedback dengan cepat dan tunjukkan bahwa kamu peduli. Pelanggan yang merasa didengarkan akan lebih loyal.

8. Terlalu Fokus pada Produk, Lupa pada Customer Experience

Seringkali pemilik usaha baru terlalu asyik dengan produknya sendiri, sehingga lupa bahwa pengalaman pelanggan (customer experience) itu sama pentingnya. Apa yang harus dihindari saat memasarkan usaha baru yaitu customer experience yang buruk, seperti pelayanan yang lambat, website yang sulit digunakan, atau proses pembayaran yang rumit, bisa membuat pelanggan kabur. 

Pastikan seluruh interaksi pelanggan dengan brand kamu, mulai dari melihat iklan, mengunjungi website, bertanya pada customer service, hingga menerima produk berjalan mulus dan menyenangkan.

9. Tidak Membangun Database Pelanggan

Database pelanggan adalah aset berharga yang sering diabaikan. Database ini bisa berupa daftar email, nomor telepon, atau data demografis pelanggan. Dengan database ini, kamu bisa menjalin hubungan yang lebih personal, mengirimkan penawaran khusus, atau menginformasikan produk baru. Membangun database pelanggan bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya menawarkan newsletter, memberikan diskon khusus bagi yang mendaftar, atau mengadakan giveaway.

Baca Juga: 10 Cara Marketing untuk Usaha Baru yang Belum Memiliki Nama Besar

10. Berhenti Belajar dan Beradaptasi

Dunia pemasaran terus berubah. Tren, teknologi, dan perilaku konsumen selalu berkembang. Pemilik usaha baru yang berhenti belajar dan beradaptasi akan ketinggalan. Teruslah ikuti perkembangan terbaru di dunia pemasaran, coba platform atau strategi baru, dan jangan takut untuk bereksperimen. Belajar bisa dari mana saja: buku, workshop, seminar, podcast, atau bahkan dari kompetitor.

Memulai dan memasarkan usaha baru memang penuh tantangan. Banyak hal yang perlu diperhatikan, mulai dari membuat rencana pemasaran yang solid sampai mendengarkan feedback pelanggan.

Dengan ulasan apa yang harus dihindari saat memasarkan usaha baru ini, kami berharap kamu, para pemilik usaha baru, bisa meningkatkan peluang keberhasilan bisnis dan mencapai target-target yang sudah ditetapkan. Jadi, jangan lupa diterapkan ya!

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.