Menggeluti usaha perdagangan susu, es krim, dan gelato bukanlah hal baru di kalangan para pegiat UKM. Bisnis jual-beli produk olahan susu merupakan salah satu usaha lokal dengan jaringan terluas di Indonesia, dan hingga saat ini pun potensinya masih sangat besar.

Apalagi jika masuk ke bisnis gelato, yang mana sebagai dessert rendah kalori, kini sedang naik popularitasnya di kota-kota besar. Peluang besar inilah yang kemudian dilihat oleh Andromeda Sindoro, CEO sekaligus Founder Sweet Sundae Ice Cream dan Ademuy Gelato.

Baca Juga: Fenomena Conscious Consumption (Kemelekan Konsumsi) yang Perlu Dimanfaatkan UMKM

Tak ketinggalan, ia juga punya kiat tersendiri dalam membangun jaringan distribusi yang baik. Penasaran? Yuk, simak cerita inspirasinya di artikel ini.


Memulai Usaha Dengan Misi Sosial

Awalnya, Andro dan istrinya, Yuki, yang menempuh pendidikan di Fakultas Peternakan UGM dan baru saja memenangkan beberapa lomba enterpreneur, tidak memiliki niatan untuk berbisnis. Mereka hanya ingin mengusahakan agar para peternak sapi penghasil susu mendapatkan harga jual yang lebih bagus.

Niat baik ini muncul dari pengalaman mereka semasa kuliah saat mengadakan pembinaan bagi peternak-peternak sapi lokal. Saat kemudian industri pengolahan susu tidak kunjung datang membawa harga yang diharapkan, maka mereka memutuskan untuk terjun ke bisnis pengolahan dan penjualan es krim.

Pada akhirnya, bisnis ini memungkinkan mereka untuk membeli sendiri susu pada peternak lokal dengan harga lebih tinggi dari pasarannya. “Kami percaya bahwa Sweet Sundae sekarang bisa menjadi seperti ini karena doa-doa baik dan ikhlas dari pihak yang mendapatkan manfaat positif dari kami,” tutur Andromeda.

Baca Juga: Memilih Jenis Badan Usaha yang Sesuai dengan Kebutuhan dan Tujuan Bisnis

Andromeda berpendapat bahwa swasembada susu di Indonesia bukanlah hal yang mustahil. Berdasarkan data yang ia miliki, kebutuhan susu masyarakat Indonesia mencapai 4,5 juta ton per tahunnya. Dari jumlah ini, pemerintah mengimpor 3,5 juta ton susu setiap tahun.

Per tahun 2018, pemerintah menggelontorkan dana sebesar 17 triliun rupiah untuk kegiatan impor tersebut. Jika saja peternak-peternak sapi penghasil susu di Indonesia bisa mencapai swasembada susu, tentu dana yang dihabiskan pemerintah tidak perlu sebesar itu.

Hal ini bisa tercapai jika saja para konsumen lebih memilih membeli susu dari peternak lokal, sehingga 17 triliun yang disebutkan tadi bisa berputar di kalangan lokal dan membawa kehidupan yang lebih baik untuk para peternak.

Berdasarkan data yang ada, konsumsi produk es krim di Indonesia per tahunnya adalah 700 gram/kapita. Dengan total jumlah penduduk 265 juta jiwa, total keseluruhan konsumsi es krim di negara kita bisa mencapai 185.500.000 kg per tahun. Dari total konsumsi es krim lebih dari 185 juta yang disebutkan di atas, usaha es krim dan gelato miliknya saat ini hanya menguasai sekitar 0.087% market share.

Di tahun 2023, ia dan timnya menargetkan market share sebesar 3%, yang artinya mereka harus memproduksi dan menjual minimal 10 juta ton es krim. Tentu sahabat UKM bisa bayangkan berapa banyak susu yang mereka butuhkan dari peternak lokal jika mengerjakan produksi sebesar itu?

Baca Juga: Marketing Campaign: Seberapa Efektif Meningkatkan Penjualan?


Membangun Jaringan Distribusi yang Kuat

Saat ini, Sweet Sundae Ice Cream yang berdiri tahun 2008 dan Ademuy Gelato yang didirikan tahun 2016 tergabung di bawah CV. Yumeda Pangan Sejahtera. Perusahaan ini juga mengolah produk susu lainnya seperti natural ice cream powder & softmax, pasteurized milk, keju mozzarella, greek’s yoghurt, popsicle, dan produk susu lain yang bisa dikustomisasi (customized dairy products).

Sesuai namanya, produk andalan mereka tentu adalah es krim dan gelato. Namun, gelato hidangan mereka memiliki nilai keunggulan unik tersendiri yang ditawarkan. Jika umumnya es krim ala Italia ini tersaji dalam varian rasa cokelat, creamy, dan vanilla, Ademuy justru menghidangkan rasa-rasa tak biasa seperti rendang dan pecel. Prinsipnya, Ademuy Gelato ingin mengenalkan citarasa Nusantara lewat es krim dan gelato.

Belakangan, di tahun 2019, Andro juga menginisiasi piaraa.id, yang merupakan platform digital untuk pemeliharaan sapi perah bagi para peternak lokal. Sejak tahun 2011, bisnis yang dijalankan dari kota Yogyakarta ini sudah merambah konsumen bidang HORECCA (Hotel, Restoran, Cafe, dan Catering) di berbagai daerah.

Baca Juga: APINDO UMKM Akademi Seri Industri Kuliner Seni Membangun Jaringan Reseller untuk Perluas Distribusi

Dengan cakupan penjualan yang luas, otomatis Sweet Sundae memerlukan jaringan distribusi yang tidak hanya sama luasnya, namun juga kuat. Untuk itu, Andromeda dan timnya menyusun suatu skema pembangunan jaringan distribusi yang terbilang sangat matang. Dalam skema ini, langkah-langkah yang diambil paling awal, di antaranya adalah :

1. Mempelajari market size dan target market

Hal pertama yang penting dilakukan adalah lakukan analisa berapa besar pasar yang bisa dijangkau oleh produk kita. Lalu, kita bisa memilih cakupan daerah yang kira-kira paling achievable (bisa diraih) bagi kita; apakah se-Jawa atau se-Jogja atau se-Jabodetabek. Pertimbangkan cakupan yang paling sesuai dengan kemampuan produksi dan distribusi kita.

2. Tentukan besaran cakupan distributor

Distributor adalah salah satu jalur distribusi penting untuk menjangkau pasar. Akan tetapi, perlu dianalisa jangkauannya per distributor. Misalnya, satu distributor untuk satu kota atau 5 distributor untuk satu kabupaten.

Hal ini penting dilakukan karena jika tidak, berpotensi akan crowd alias padat. Dan mereka bisa berselisih satu sama lain akibat penentuan daerah yang tidak jelas. Jadi, harus ditentukan cara dan aturan main yang jelas.

Jika sudah, selanjutnya kita harus melakukan breakdown agar menjadi cakupan yang jelas dan efisien. Contohnya, untuk Sweet Sundae cakupannya adalah satu distributor untuk satu kabupaten atau kotamdya. Agar efisien, distribusi produk ke semua hotel, katering, restoran, dan kafe yang ada di wilayah kabupaten/kotamadya ini hanya dipegang langsung oleh satu distributor tersebut.

Baca Juga: Jenis-Jenis Promosi Paling Pas Untuk Bisnis Kuliner

3. Tentukan prioritas titik distribusi

Langkah terakhir, kita harus dahulukan titik-titik distribusi yang paling cepat dan paling besar mendatangkan omzet. Pilih titik yang benar-benar membuat kita yakin. Sebagai contoh, Andro mendahulukan membuka cabang Sweet Sundae di Jakarta, karena dia jauh lebih kenal daerah Jakarta, lebih tahu aturan main, dan memiliki banyak teman di sana. Karenanya, dia menjadi lebih yakin dengan Jakarta dan memilih titik ini untuk didahulukan.

4. Tentukan strategi distribusi

Andromeda menjelaskan lebih lanjut bahwa lewat pengalamannya, setelah titik-titik distribusi telah ditentukan, harus disusun pula strategi distribusi sekaligus skema atau cara order-nya. Aturan dan cara main yang jelas dari kita sangat penting dalam membentuk jaringan distribusi yang kuat dan tidak goyah.

Ingat, bahwa distributor bukanlah konsumen yang hanya memesan satu atau dua bungkus. Mereka harus memesan dalam jumlah besar dan jumlah minimal pesanan inilah yang harus kita tentukan di awal. Misalnya saja, minimal pesanan adalah 100 dus. Jika memesan di bawah jumlah tersebut, berarti mereka bukan lagi distributor, melainkan reseller.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Fitria Apriyani, Jadikan Hobi Sebagai Peluang Usaha

Jangan lupa, selain itu harus pula kita sepakati kapan saja waktu mereka memesan dan jelaskan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk produksi serta pengirimannya. Dengan cara ini, kita dan distributor bisa sama-sama memperkirakan kebutuhan produk dan estimasi produksinya dalam satu kurun waktu tertentu (per bulan, per minggu, per dua minggu, dll).

5. Tentukan strategi pengelolaan distributor

Selanjutnya, tentukan pula strategi pengelolaannya. Ada tiga pilihan yang dapat kita gunakan:

  • Kelola sendiri, di mana kita menyewa tempat sendiri, menyewa orang sendiri, dan melakukan distribusi sendiri di setiap titik penjualan.
  • Distributor lepas, menggaet distributor yang memang sudah berpengalaman di bidang usaha kita, atau
  • Franchise, bussiness opportunity di mana kita membuka peluang kepada khalayak luas untuk menjadi distributor produk kita dengan membayarkan sejumlah uang untuk membeli paket franchise ini. Sebagai balasannya, distributor yang membeli sudah akan diberikan produk, modul strategi penjualan, brosur, dan marketing kit-nya.

6. Tentukan strategi marketing

Langkah terakhir, dan bisa jadi yang paling penting, adalah menentukan strategi marketing untuk para distributor kita. Dalam hal ini, sahabat UKM bisa memilih di antara dua strategi : marketing dari pusat atau marketing dari distributor.

Baca Juga: Membangun Diferensiasi Produk Pada Bisnis Kuliner

Yang pertama adalah strategi marketing yang dikelola dari kantor pusat bisnis kita, mulai dari pengiklanan, promosi di sosial media, dan lain-lain. Semuanya dari satu pintu. Sementara strategi yang kedua, adalah menyerahkan semua urusan pengiklanan, promosi, hingga pemesanan produk ke distributor.

Andromeda mengakui bahwa di awal pengembangan bisnisnya, ada beberapa distributor yang semakin melemah performanya setelah beberapa waktu. Saat itu, tim Sweet Sundae menggunakan strategi marketing dari distributor dan tidak memperhatikan track record distributor tersebut sebelumnya. Alhasil, marketing yang dijalankan menjadi tidak efektif.

Akhirnya, Sweet Sundae mengubah strategi dengan memilih menjalankan marketing dari pusat. Lewat strategi ini, pengiklanan baik di media sosial maupun media lainnya menjadi tanggung jawab pusat, sehingga pemesanan produk pun akhirnya hanya berdatangan lewat kontak dari pusat. Semuanya menjadi lebih mudah dikontrol, dan beban distributor pun tidak menjadi terlalu berat.


Membangun Kerjasama Dengan Pemerintah Setempat

Saat ini, Andromeda memang tengah mewujudkan proyek pendirian pabriknya di wilayah Pakem, Yogyakarta, senilai 25 miliar rupiah. Kabarnya, proyek besar ini mendapat dukungan dari pemerintah setempat.

Menurut Andro, jika sahabat UKM ingin suatu proyek mendapat support dari pemerintah, sebisa mungkin proyek itu harus mengakomodir kepentingan banyak orang, bukan hanya kepentingan atau keuntungan pribadi pemilik bisnis. Contohnya adalah proyek peternakan Sweet Sundae, yang melibatkan banyak pihak sekaligus.

Baca Juga: Tempa Hubungan Baik Dengan Mitra Bisnis Lewat 9 Cara Berikut

Mulai dari Kementerian Koperasi, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pariwisata, Kementerian Perdagangan, hingga Kementerian Sosial. Tak hanya itu, teman-teman juga harus rajin membuat proposal untuk pemerintah. Biasanya, usaha lokal dan UMKM tentu memiliki peluang untuk mendapat support.

Begitulah cerita inspirasi Andromeda Sindoro dari Sweet Sundae Ice Cream dan Ademuy Gelato mengenai lika-liku perintisan usahanya hingga pengalamannya dalam menguatkan jaringan distribusi. Setelah membacanya, diharapkan teman-teman bisa terinspirasi dan bisa menjadi solusi atas permasalahan yang mungkin tengah dihadapi.

Jika penasaran kisah lengkapnya, simak Webinarnya di APINDO UMKM Akademi

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.