Brand branding advertising commercial marketing concept

Atribut Brand - Siapa yang tidak kenal dengan Indomaret dan Alfamart? Hampir di setiap ruas jalan, kita mudah sekali menemukan kedua brand minimarket itu. Namun, walaupun sekedar melintas, hanya dengan melihat komposisi warna kedua minimarket itu, kita bisa membedakan mana milik Indomaret dan Alfamart.

Secara visual, kalau yang warna minimarketnya merah, biru, dan kuning adalah Indomaret, sedangkan yang warnanya merah dan kuning adalah Alfamart. Hal ini dikarenakan kedua minimarket itu secara konsisten menggunakan komposisi warna yang sama di setiap atribut pemasaran sehingga mudah dikenali. Otak manusia memang lebih mudah menangkap pesan-pesan visual dibandingkan tulisan. Inilah alasan mengapa suatu produk perlu mengembangkan brand sehingga mudah diingat dan dikenali konsumen.

Banyak orang yang masih berpikir bahwa brand hanya sekedar logo, ternyata tidak. Ada banyak atribut brand yang bisa Sahabat Wirausaha pilih bagi bisnis. Artikel ini akan mengulas apa saja jenis atribut brand dan cara memilih atribut yang paling sesuai bagi bisnis. Mari kita simak!


Mengenal Atribut Brand

Brand adalah nama dan makna yang diberikan kepada suatu produk yang menjadi ciri khas dan membedakannya dengan produk lain. Menggunakan brand dapat memperkuat identitas suatu produk sehingga konsumen dapat mengenali dan membedakannya dari produk lain yang sejenis. Perusahaan membutuhkan atribut-atribut berikut ini untuk mengomunikasikan brand-nya kepada konsumen.

1. Logo

Logo adalah tanda khusus yang diberikan kepada produk barang atau jasa. Umumnya ada bagian-bagian penting pada logo yang perlu diperhatikan dalam proses desainnya, jadi tidak asal desain. Bagian penting pada logo itu meliputi icon, nama logo, dan penjelas. Ada beberapa tipe logo yang umumnya digunakan. Pertama, tipe wordmark dimana logo menggunakan sebuah tulisan dan mengolah jenis fontnya sebagai ciri khas. Kedua, tipe pictorial yang menggunakan suatu logogram atau icon. Dan ketiga adalah tipe campuran dimana suatu logo menggunakan icon dan tulisan.

Gambar 1. Logo Tipe Wordmark
Sumber : hellomotion.com

Facebook, Google, Disney, Microsoft, Cocacola, dan FedEx merupakan beberapa contoh logo tipe wordmark yang menggunakan font dan warna khusus sebagai ciri khas. Logo Google yang menggunakan huruf berwarna-warni menyimpan makna khusus.

Menurut Ruth Kedar, desainer logo Google, pemilihan logo berupa tulisan mencerminkan kesederhanaan, sedangkan pemilihan warna primer dalam logo mencitrakan bahwa Google ingin menarik perhatian semua orang, dinamis, dan tidak kaku.

Baca Juga: Membangun Brand Yang Dicintai Pelanggan, 5 Tips Strategi Branding Untuk UMKM

Gambar 2. Logo tipe pictorial

Suatu logo umumnya juga menyimpan makna filosofis dari sebuah produk. Sebagai contoh, logo Starbucks menggunakan gambar perempuan yang merupakan makhluk mitologi bernama Siren. Menurut Lifepal, logo Siren sang peri laut digunakan agar bisa memesona dan “menyihir” para penggemar kopi untuk mampir ke kedai Starbucks.

Gambar 3. Logo tipe campuran

Selain berupa wordmark dan pictorial, ada juga logo tipe campuran yang menggunakan keduanya, seperti logo Bluetooth, NBC, Airbnb, dan sejenisnya. Logo-logo ini ternyata menyimpan makna tersirat pada gambarnya. Seperti logo Baskin Robbins yang jika diperhatikan warna pink pada huruf BR merupakan angka 31. Dikutip dari Brilio, angka 31 pada logo Baskin Robbins menjelaskan jika pada awal berdirinya, Baskin Robbins menawarkan satu jenis es krim berbeda setiap harinya selama 31 hari setiap bulan.

Logo adalah salah satu bentuk atribut brand yang paling sering digunakan pada bisnis. Selain proses pembuatannya cukup terjangkau, bentuk logo juga mudah diingat konsumen. Bisa dikatakan logo adalah salah satu atribut brand paling penting ketika membangun branding.

Baca Juga: Panduan Praktis Cara Buat Logo Brand Sendiri untuk UMKM, Hanya 5 Langkah!

2. Supergraphic

Sahabat Wirausaha tentu masih ingat cerita anak usia lima tahun yang bisa membedakan mana Indomaret dan Alfamart dari komposisi warnanya di awal artikel ini? Logo dan komposisi warna yang digunakan secara konsisten di setiap media pemasaran, seperti banner, neon box, dan spanduk oleh suatu brand dinamakan Supergraphic. Tujuannya agar produk mudah dikenali dan diingat oleh konsumen.

Walaupun anak kecil belum bisa membaca, ia bisa membedakan mana Indomaret dan Alfamart dengan melihat komposisi warnanya. Kalau menggunakan warna merah, biru, dan kuning berarti Indomaret. Kalau warnanya lebih banyak merah dan sedikit warna kuning berarti Alfamart. Dari Supergraphic, anak-anak bahkan bisa membedakannya.

Baca Juga: Aerostreet dan Khong Guan, Strategi Co Branding Unik yang Bikin Produk Diserbu Pembeli

Supergraphic berfungsi untuk memperkuat identitas visual suatu brand. Hal ini berangkat dari pemahaman bahwa otak manusia lebih mudah menangkap bahasa visual sehingga penggunaan identitas visual dibutuhkan agar image suatu brand lebih mudah dikenali oleh konsumen. Beberapa supergraphic berikut mungkin cukup sering kita lihat saat melintas di jalan raya, seperti contoh supergraphic pada brand Mc Donald’s dan Dunkin Donuts berikut ini.

Sumber : dunia.tempo.co

Sumber : dream.co.id

Walaupun hanya melintas, kita bisa mengenali brand-brand tersebut hanya dengan melihat supergraphic yang secara konsisten digunakan perusahaan pada banner, neon box, dan spanduk yang ada di outlet mereka.

3. Skema Warna

Pemilihan warna sangatlah penting dalam mendesain brand. Kalau produk kita berupa kuliner, pilihlah warna-warna yang bisa memicu dan merangsang hormon penambah nafsu makan seperti warna merah, cokelat, dan orange. Namun kalau kita hanya mengandalkan ketiga warna ini saja, bisa-bisa semua kuliner di Indonesia warnanya hanya itu-itu saja. Bagaimana agar ada perbedaan? Untuk menciptakan variasi, kita bisa menggunakan skema warna.

Sebagai contoh, Indomaret dan Alfamart sama-sama menggunakan warna merah dan kuning. Warna dasar yang digunakan oleh keduanya sama. Namun ada tambahan warna biru pada Indomaret yang membedakannya dengan Alfamart.

Sebelum memutuskan warna brand produk, lakukan riset terlebih dahulu. Misalnya, Sahabat Wirausaha ingin menentukan warna kemasan kopi bubuk sebelum dijual. Kunjungilah supermarket untuk melihat warna brand lain yang diperjualbelikan di sana. Dari hasil pengamatan itu, kita bisa menentukan warna yang tepat untuk kemasan kopi yang akan dipasarkan.

Sebisa mungkin, pilihlah warna yang berbeda sehingga produk terlihat tampil beda dan menarik konsumen. Identitas visual suatu produk perlu dibuat hati-hati karena akan dipakai selamanya. Jika salah dalam memilih skema warna, kita bisa mengeluarkan modal yang justru lebih besar untuk menggantinya di kemudian hari.

Umumnya, skema warna ditentukan satu paket dengan logo. Sebab, warna yang digunakan pada logo nantinya akan digunakan secara konsisten di berbagai media pemasaran suatu brand.

Baca Juga: Apa itu Co-Branding?

4. Maskot

Untuk semakin menguatkan brand dan menghibur konsumen yang datang ke gerainya, beberapa produk juga menggunakan maskot. Sebagai contoh McDonalds menggunakan maskot Badut Ronald dan KFC menggunakan maskot Kolonel Sanders.

Gambar 4. Maskot Ronald McDonalds
Sumber : Wikipedia

5. Desain Kemasan Khusus

Desain packaging umumnya diperuntukkan bagi produk fast moving customer goods seperti makanan dan minuman. Sebagai contoh, produk minuman Pocari Sweat dan Teh Botol yang menggunakan bentuk botol khusus yang dipatenkan. Karena bentuk botol merupakan bagian dari identitas visual produk, maka bentuk botol didesain khusus dan memiliki hak paten. Alhasil, karena ciri khas botol itu, kita tetap bisa menebak brand produk tersebut walaupun logo dan kemasannya sudah hilang.

6. Desain Bangunan

Bentuk outlet pun bisa menjadi bagian dari identitas visual suatu brand. Sebagai contoh brand Holland Bakery yang outletnya selalu menggunakan kincir angin sebagai bagian dari desain brand produknya. Holland Bakery tidak hanya menggunakan logo dan komposisi warna tertentu, tetapi juga menggunakan desain bangunan sebagai ciri khas produk agar mudah dikenali konsumen.

7. Musik

Sejak zaman dahulu, musik digunakan untuk membangkitkan perasaan dan semangat pendengar di berbagai momentum, seperti pesta, perayaan keagamaan, perayaan ulang tahun kemerdekaan, bahkan peperangan. Secara ilmiah, musik terbukti memiliki efek mempengaruhi pikiran dan perasan manusia.

Ternyata, di dunia periklanan saat ini, musik pun digunakan sebagai atribut brand untuk memikat dan menarik perhatian konsumen. Perusahaan yang melakukan promosi melalui iklan umumnya menggunakan musik untuk membangun ciri khas produk. Contohnya, perusahaan es krim paddle pop yang dulu sering membekali para sales berkeliling sambil memutar lagu khas produknya.

8. Tagline

Terakhir, tagline atau slogan pun menjadi bagian dari atribut brand. Ada banyak perusahaan yang menggunakan tagline sebagai ciri khas produknya, misalnya:

"KFC, Jagonya Ayam!"

"Indomie Seleraku"

"Mulai Aja Dulu" (Tokopedia)

"Selalu di Depan" (Yamaha)

Penggunaan tagline yang konsisten ini ternyata efektif untuk memicu ingatan konsumen terhadap produk. Membuat tagline kreatif tak selalu mudah lantaran harus mencari padanan kata sederhana dan singkat yang serasi dengan value produk.


Cara Memilih Atribut Brand

Dari kedelapan atribut brand tersebut, kita tidak harus menggunakan semua atribut. Sahabat Wirausaha dapat memilih dan memprioritaskan atribut tertentu yang paling sesuai dengan kebutuhan produk. Sebagai contoh, brand McDonald’s menekankan pada penggunakan atribut berupa logo, supergraphic, skema warna, maskot, dan tagline. Walaupun memiliki outlet, McDonalds tidak menonjolkan atribut pada outletnya. McDonald’s memberikan identitas khusus berupa supergraphic huruf M di setiap outletnya yang bisa dikenali konsumen.

Untuk produk makanan dan minuman, identitas brand ditonjolkan melalui bentuk kemasan, selain penggunaan atribut logo dan skema warna tentunya. Produk Pocari Sweat dan Teh Botol misalnya, menggunakan bentuk botol khusus yang menjadi identitas visual keduanya. Tentu saja kita perlu melakukan analisis lebih lanjut untuk menentukan atribut mana yang akan dipilih sebagai identitas visual brand produk kita.

Lantas, bagaimana memilih atribut brand yang tepat bagi bisnis kita? Setidaknya ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

1. Anggaran

Hal pertama yang perlu dipertimbangkan adalah kesediaan anggaran yang Sahabat Wirausaha miliki. Jika memiliki anggaran terbatas, sebaiknya pilih atribut brand yang paling terjangkau untuk dibuat seperti logo dan skema warna.

Jika Sahabat Wirausaha meminta bantuan desainer, biasanya membutuhkan kocek antara Rp150.000-6.500.000 untuk membuat logonya. Namun jika punya kemampuan artistik dan teknologi, Sahabat Wirausaha bisa membuat sendiri atribut tersebut dengan menggunakan aplikasi digital seperti Canva, Adobe Photoshop, dan Corel Draw. Atau, cara yang paling mudah, Sahabat Wirausaha bisa gunakan aplikasi pembuat logo dari teknologi Artificial Intelligence yang tersedia secara gratis seperti looka.com dan brandmark.io.

Jika bisnis terus berkembang dan memiliki kecukupan modal, Sahabat Wirausaha bisa memikirkan untuk mengembangkan atribut brand lainnya seperti supergraphic, desain kemasan khusus, maskot, atau musik. Hal yang terpenting, Sahabat Wirausaha harus mempertimbangkan kegunaan dan relevansi atribut itu dengan tujuan bisnis kita.

2. Pahami Nilai Bisnis

Brand itu tentang identitas bisnis. Jadi sebelum menentukan atribut brand, Sahabat Wirausaha perlu mengenal identitas dan value bisnis terlebih dahulu. Untuk menggalinya, setidaknya Sahabat Wirausaha bisa menjawab 3 pertanyaan berikut:

  • Apa kegunaan atau value produk kita?
  • Apa dan bagaimana produk kita menjadi solusi bagi konsumen?
  • Ingin dikenal seperti apa produk kita di benak konsumen?

Dari menjawab 3 pertanyaan itu, Sahabat Wirausaha bisa mengidentifikasi nilai dan identitas produk yang ditawarkan sehingga nantinya menjadi dasar dalam mengembangkan dan mendesain branding produk.

3. Kenali Target Konsumen

Tidak semua jenis atribut cocok dengan karakteristik target pasar kita. Penggunaan atribut maskot mungkin cocok dengan bisnis yang target konsumennya adalah masyarakat umum, tetapi belum tentu cocok digunakan untuk bisnis yang bergerak di bidang hukum dan pendidikan.

Penggunaan skema warna seperti pink akan cocok bagi bisnis kecantikan dan fashion wanita, tetapi belum tentu cocok untuk produk alat-alat kantor, advertising, digital printing, dan fotokopi. Demikian halnya penggunaan warna hitam, tidak selalu cocok pada bisnis yang target pasarnya anak-anak dan ibu rumah tangga.

Sahabat Wirausaha harus kenali karakteristik konsumen terlebih dahulu sebelum memilih atribut brand. Jangan sampai atribut yang kita pilih malah membuat konsumen tidak tertarik dengan brand kita.

***

Sahabat Wirausaha, menarik sekali ya mengenal pemilihan atribut branding. Banyak manfaat yang bisa kita peroleh dengan memilih atribut brand sebagai identitas visual dari produk kita. Jika ingin menyimak lebih lanjut topik mengenai atribut branding, Sahabat Wirausaha dapat menyimak selengkapnya di Strategi Branding : Agar Mudah Diingat.

Semoga dengan menerapkan identitas visual yang tepat melalui pemilihan atribut branding, produk kita semakin diminati konsumen dan usaha bisa naik kelas!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.