Konten Trending – Di era digital sekarang, peluang promosi bisa datang dari mana saja, termasuk dari konten trending yang muncul setiap hari di media sosial. Bagi UMKM, ini bukan sekadar hiburan, tapi peluang besar untuk dikenal lebih luas dan masuk ke halaman For You Page (FYP).
Dengan strategi yang tepat, tren bisa diubah menjadi alat bantu pemasaran yang kuat, bahkan tanpa perlu budget besar. Apa saja cara yang bisa kamu lakukan? Simak penjelasan lengkapnya di sini.
1. Kenali Arah Tren dan Sesuaikan dengan Bisnismu
Langkah pertama yang tidak boleh dilewatkan adalah mengenali karakter tren yang sedang ramai. Setiap konten trending biasanya memiliki karakteristik tersendiri, mulai dari durasi video, topik pembahasan, bahasa yang digunakan, hingga format penyampaian. Semuanya harus dicermati secara teliti.
Misalnya, saat tren tentang makanan viral sedang naik, pelaku UMKM di bidang kuliner bisa menyisipkan produk mereka ke dalam video yang menampilkan proses pembuatan atau review makanan tersebut. Bukan cuma menumpang tren, tapi menyatu dengan alurnya. Hal ini akan menciptakan hubungan yang alami dan meningkatkan peluang orang tertarik menonton hingga selesai.
Kamu juga bisa gunakan fitur bookmark atau save di platform seperti TikTok atau Instagram untuk menyimpan tren yang relevan, kemudian analisis kembali untuk menentukan apakah bisa diolah sesuai dengan karakter brand milikmu. Jangan ikut-ikutan tren yang jauh dari identitas usaha. Alih-alih menarik perhatian, kamu bisa kehilangan kepercayaan audiens.
Baca Juga: 7 Cara Memanfaatkan User Generated Content Tanpa Biaya Besar
2. Gabungkan Cerita Produk dengan Narasi Tren
Sahabat Wirausaha, orang suka dengan cerita, terutama jika cerita itu menyentuh sisi personal atau lucu. Saat ada konten trending dengan alur narasi yang kuat, kamu bisa menyisipkan produk ke dalam cerita tersebut. Ini bukan hanya soal tampil di kamera, tapi juga menyusun alur yang menggugah.
Contohnya, tren video tentang perjuangan sehari-hari di rumah bisa disisipi produk rumahan dari UMKM. Misalnya, usaha kerajinan tangan bisa tampil dalam bentuk latar dekorasi rumah yang muncul secara natural dalam cerita. Kamu tidak harus menjelaskan secara verbal. Biarkan produk tampil sebagai bagian dari cerita.
Kuncinya ada di empati. Pahami emosi di balik tren tersebut, lalu cari celah untuk menyisipkan produkmu. Ini akan membentuk ikatan emosional dengan audiens dan mendorong mereka untuk merasa terhubung, bahkan tanpa mereka sadari.
3. Gunakan Format Visual yang Sedang Viral
Format juga punya peran besar dalam menentukan apakah konten trending kamu akan muncul di FYP. Banyak tren visual muncul dari gaya editing dan tampilan unik. Contohnya, transisi cepat, efek zoom, atau before-after yang dramatis kerap menarik perhatian sejak detik pertama.
UMKM bisa mengadopsi gaya visual seperti ini, tentunya disesuaikan dengan kemampuan teknis yang tersedia. Misalnya, usaha baju rumahan bisa menampilkan perbedaan tampilan sebelum dan sesudah menggunakan produknya dengan transisi yang menarik. Kamu tidak harus punya peralatan canggih—cukup gunakan aplikasi edit gratis yang banyak tersedia di ponsel.
Trik lainnya adalah memanfaatkan tampilan teaser di awal video, agar penonton penasaran dan ingin melihat sampai akhir. Contohnya, tuliskan teks “lihat hasil akhirnya!” atau tampilkan reaksi orang yang sudah mencoba produk kamu.
Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!
4. Manfaatkan Suara dan Musik Populer
Suara atau musik yang sedang viral bisa jadi penggerak utama konten trending. Platform seperti TikTok sangat sensitif terhadap audio, dan algoritma mereka sering mengangkat konten yang memakai suara yang sama dengan konten lain yang sudah viral.
Kamu bisa cek bagian Discover atau Tren Audio di platform sosial media untuk mencari tahu audio mana yang sedang ramai digunakan. Setelah itu, buat konten dengan audio tersebut dan padukan dengan tema usahamu. Misalnya, lagu sedih bisa digunakan untuk menampilkan perjuangan pelaku UMKM, sedangkan lagu ceria cocok untuk menampilkan produk baru.
Namun ingat, pastikan audio tidak bertentangan dengan nilai produk atau audiens kamu. Misalnya, hindari suara dengan kata-kata kasar jika target kamu adalah keluarga muda atau remaja. Selalu selaraskan antara konten visual, audio, dan pesan produk yang kamu bawa.
5. Ajak Komunitas Ikut Terlibat
Konten trending bisa menjadi semakin kuat jika dikaitkan dengan partisipasi komunitas. Ini berlaku tidak hanya untuk komunitas pelanggan, tapi juga komunitas pembuat konten lain. Semakin banyak orang yang ikut serta, semakin besar peluang kontenmu menyebar.
Caranya bisa dengan membuat tantangan sederhana seperti “versi kamu saat pakai produk ini”, atau ajakan kolaborasi berupa duet dan stitch. Kamu juga bisa repost konten dari pelanggan yang menggunakan produkmu dengan format tren yang sedang berlangsung.
Interaksi seperti ini memberikan dua manfaat. Pertama, menciptakan kesan bahwa brand kamu dekat dan terbuka dengan audiens. Kedua, memperbesar potensi konten dilihat oleh jaringan sosial dari para partisipan. Semakin banyak yang ikut serta, semakin luas pula penyebarannya.
6. Gunakan Caption dan Hashtag yang Relevan
Caption bukan sekadar tulisan tambahan. Di balik caption yang tepat, ada peluang besar untuk menjaring perhatian pengguna dan memancing interaksi. Saat membuat konten trending, tulis caption yang bersifat komunikatif, tidak kaku, dan sesuai gaya bahasa audiensmu.
Misalnya, kamu bisa gunakan pertanyaan ringan, pernyataan lucu, atau statement yang mengundang diskusi. Hal ini akan membuat pengguna tertarik meninggalkan komentar atau membagikan postinganmu.
Sementara itu, hashtag membantu platform mengelompokkan konten kamu agar tampil di kategori yang sesuai. Gunakan kombinasi antara hashtag tren (misal #fyp2025, #rameinlagi) dengan hashtag khusus produkmu (misal #kopisurabaya, #bajukainramahlingkungan).
Tapi jangan terlalu banyak—cukup 3 sampai 5 hashtag yang tepat sasaran. Fokus pada kualitas hashtag, bukan kuantitas. Hashtag yang terlalu umum justru bisa membuat kontenmu tenggelam di antara ribuan lainnya.
Baca Juga: 7 Pilar Konten Wajib Punya Agar Audiens Tidak Bosan dengan Medsos Jualanmu
7. Konsisten Posting di Waktu Terbaik
Konsistensi adalah kunci dari semua strategi memanfaatkan konten trending. Tanpa konsistensi, algoritma akan sulit mengenali akun kamu sebagai pembuat konten aktif. Jadi, pastikan kamu punya jadwal posting yang teratur, terutama saat tren masih hangat.
Selain itu, perhatikan waktu unggahan. Berdasarkan banyak studi, waktu terbaik untuk mengunggah konten biasanya berada pada pagi hari (sekitar pukul 07.00–09.00) dan malam (sekitar pukul 19.00–21.00). Tapi tentu saja, kamu perlu menyesuaikan dengan data dari akun bisnis.
Gunakan fitur analytics untuk memahami kapan pengikut kamu paling aktif. Lalu, buat konten dan jadwalkan unggahan di waktu tersebut. Dengan begitu, peluang untuk muncul di FYP akan jauh lebih besar.
Jika memungkinkan, buat kalender konten mingguan yang menyisipkan tren yang sedang berlangsung. Ini akan membantumu lebih terorganisir dan tidak perlu buru-buru saat sebuah tren muncul. Jadi, kamu bisa lebih fokus ke kualitas konten tanpa mengorbankan kecepatan.
Memanfaatkan konten trending bukan hanya soal mengikuti apa yang ramai, tapi bagaimana kamu bisa menyelaraskan tren dengan identitas UMKM kamu. Dengan 7 cara tadi, kamu bisa mengubah tren menjadi peluang untuk dikenal lebih luas, membangun koneksi, dan memperbesar potensi penjualan.
Jangan lupa, semua strategi ini akan berjalan maksimal kalau kamu konsisten dan tetap menjaga kualitas konten. Semoga ide-ide ini bisa kamu terapkan dengan mudah dan membawa usahamu tembus FYP selanjutnya!
Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.