Kenapa Micromanagement Berdampak Negatif – Dalam dunia bisnis, micromanagement dikenal sebagai gaya manajemen yang buruk karena memberikan dampak negatif, baik bagi karyawan maupun bisnis itu sendiri. Nah, sebagai pemilik bisnis, Sahabat Wirausaha perlu tahu nih kenapa micromanagement berdampak negatif bagi produktivitas dan kreativitas karyawan.

Dengan mengetahui dampaknya, Sahabat Wirausaha dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti meningkatnya employee turnover (perputaran karyawan). Seperti yang diketahui bahwa semakin tinggi employee turnover dalam periode tertentu, maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan oleh pemilik bisnis sehingga dapat menghambat kinerja bisnis.

Lantas, kenapa micromanagement berdampak negatif bagi produktivitas dan kreativitas karyawan? Yuk, simak ulasannya berikut ini.


Kenapa Micromanagement Berdampak Negatif Bagi Karyawan

Karakteristik khas micromanagement adalah pengawasan dan kontrol yang berlebihan dari pemilik bisnis kepada karyawannya. Selain itu, pemilik bisnis pun cenderung berfokus pada hal-hal detail yang tidak penting atau sepele. Dilansir dari Investopedia, dampak negatif micromanagement bagi produktivitas dan kreativitas karyawan adalah sebagai berikut.

1. Semangat kerja berkurang

Dengan adanya micromanagement, karyawan merasa kurang dipercayai dan dihargai hasil kerjanya oleh pemilik bisnis. Pada akhirnya, hal tersebut dapat menurunkan motivasi dan semangat karyawan dalam bekerja. Selain itu, interupsi terhadap detail kecil dalam pekerjaan juga dapat menyebabkan karyawan menjadi stres dan tidak bersemangat.

Misalnya, seorang pemilik bisnis seringkali meminta revisi untuk detail kecil seperti pemilihan warna dan ukuran font yang digunakan, padahal hasil desain dari karyawan sudah lengkap dan efektif untuk digunakan. Dampak negatif yang ditimbulkan adalah karyawan menjadi stres, tidak bisa bekerja dengan kecepatannya sendiri karena terkendala revisi dan interupsi untuk hal-hal sepele. Karyawan merasa tidak percaya diri dengan penilaiannya sendiri. Padahal menurut pandangan karyawan tersebut, pemilihan warna dan ukuran font yang digunakan sudah cocok dan bagus.

Baca Juga: Micromanagement, Ciri-Ciri dan Dampak Buruknya Bagi Owner Bisnis

2. Produktivitas karyawan menurun

Kenapa micromanagement berdampak negatif? Alasannya karena dapat memperlambat proses kerja. Karyawan mungkin terbiasa menunggu persetujuan dari pemilik bisnis untuk tugas-tugas kecil. Hal ini dapat menyebabkan inefisiensi dan menghambat bisnis. Selain itu, karyawan juga tidak bisa mengambil inisiatif (keputusan sendiri) karena harus menunggu arahan.

Misalnya, seorang pemilik bisnis kesulitan dalam mendelegasikan tanggung jawab kepada karyawan, sehingga semua kendali tetap terpusat pada pemilik bisnis tersebut. Pemilik bisnis kerap meminta karyawan untuk mengumpulkan data namun mengenai analisis dan keputusan bisnis, haruslah berasal dari pemilik bisnis. Dampak negatif yang ditimbulkan adalah karyawan menjadi tidak produktif dalam bekerja serta potensi/kemampuan yang dimiliki tidak bisa diasah dengan baik dalam kepemimpinan micromanagement seperti itu.

3. Menurunnya Kreativitas dan Inovasi

Hal ini dapat terjadi karena karyawan sering takut mengambil risiko dan takut membuat kesalahan, sehingga menghambat munculnya ide-ide kreatif yang berguna bagi bisnis. Padahal kedua hal tersebut penting untuk inovasi.

Misalnya, seorang pemilik bisnis seringkali menyela (menginterupsi) pekerjaan karyawannya beberapa kali dalam sehari hanya untuk memeriksa apakah sudah ada kemajuan atau belum. Tentu hal ini sangat mengganggu fokus dari sang karyawan. 

Selain itu, pemilik bisnis selalu memberikan petunjuk yang sangat terperinci tentang bagaimana pekerjaan tersebut harus dilakukan. Dengan demikian, tidak tersedia ruang/kesempatan bagi karyawan untuk mengasah potensi dan melatih kreativitasnya. 

Kenapa micromanagement berdampak negatif adalah karyawan cenderung merasa kehilangan semangat dan kurang percaya diri dalam bekerja. Hal ini terjadi karena karyawan harus bergantung pada instruksi pemilik bisnis. Pada akhirnya, kreativitas karyawan pun menurun dan tidak bisa mandiri dalam bekerja.

4. Perkembangan Karyawan Memburuk

Sama seperti poin sebelumnya, karyawan tidak bisa berkembang karena tidak diberikan kesempatan untuk mengatasi tantangan secara mandiri. Hal ini dapat terjadi karena pemilik bisnis seringkali hanya berfokus pada kritik. Alih-alih mendorong dan membimbing karyawan untuk belajar dan tumbuh dari pengalaman mereka, pemilik bisnis justru selalu mengkritik kesalahan karyawannya.

Misalnya, pemilik bisnis menegur dan memarahi karyawannya dengan mengatakan: “kamu melakukan kesalahan ini lagi. Aku sudah menjelaskan tentang cara melakukannya, tapi kamu masih saja melakukan kesalahan. Lain kali, biarkan aku yang menanganinya.” Dampak negatif yang ditimbulkan adalah karyawan menjadi takut membuat kesalahan, takut mengutarakan ide-ide kreatif, dan takut mengambil resiko dalam bekerja.

Baca Juga: Kepemimpinan Visioner Jadi Kunci Bisnis Bertumbuh dan Naik Kelas, Begini Penjelasan dan Cara Menerapkannya

5. Budaya Kerja Menjadi Negatif

Kenapa micromanagement berdampak negatif? Karena dapat menciptakan budaya ketidakpercayaan yang menyebabkan komunikasi menjadi buruk. Karyawan yang tidak puas dengan gaya manajemen ini lebih cenderung resign dari pekerjaan, sehingga menyebabkan employee turnover (perputaran karyawan) yang lebih tinggi dan biaya perekrutan dan pelatihan staf baru yang cukup besar.

Misalnya, pemilik bisnis tidak mempercayai penilaian karyawan dan sering meragukan kemampuan mereka untuk melakukan tugas dengan benar. Meskipun karyawan telah dilatih untuk bekerja, pemilik bisnis tetap bersikeras bahwa ia harus memeriksa ulang setiap pekerjaan tersebut. Dampak negatif yang ditimbulkan adalah karyawan merasa tidak dipercayai dan dihargai pekerjaannya.

6. Menutup Peluang Untuk Perbaikan

Pemilik bisnis selama ini mungkin mengabaikan saran dan ide kreatif dari karyawannya, sehingga kehilangan peluang untuk melakukan perbaikan, pengembangan, dan inovasi produk. Pemilik bisnis berpegang teguh pada metode yang ia gunakan selama ini dan menolak setiap ide, saran, atau perbaikan apapun dari karyawannya.

Misalnya, seorang karyawan membuat sebuah software yang sangat bermanfaat untuk menyederhanakan alur kerja dan meningkatkan produktivitas tim. Namun pada saat disampaikan kepada pemilik bisnis, ia bersikeras untuk mempertahankan metode kerja yang ada serta menolak untuk menggunakan software tersebut. Dampak negatif yang ditimbulkan yaitu pemilik bisnis kehilangan peluang untuk mengembangkan bisnis, tidak ada perbaikan maupun inovasi pada bisnis.


Solusi untuk Mengurangi Dampak Negatif Micromanagement

Jika tanpa sadar ternyata Sahabat Wirausaha memiliki salah satu karakteristik micromanagement, ada solusinya kok untuk mengurangi kenapa micromanagement berdampak negatif yang ditimbulkan. Apa saja?

1. Membangun Kepercayaan Karyawan Kembali

Dilansir dari Harvard Business Review, salah satu solusi nyata dari micromanagement adalah membangun kepercayaan karyawan. Hal ini  memang membutuhkan waktu dan upaya yang konsisten. Mungkin awalnya akan sulit namun Sahabat Wirausaha bisa mengambil langkah sederhana seperti berikut.

  • Secara terbuka, Sahabat Wirausaha dapat mengakui adanya permasalahan yang menyebabkan hilangnya kepercayaan karyawan tersebut. Tunjukkanlah rasa empati terhadap perasaan karyawan.
  • Mengakui dan menghargai pencapaian serta kontribusi karyawan bagi bisnis. Hal ini agar karyawan merasa dihargai dan termotivasi untuk meningkatkan kinerja.
  • Mendelegasikan tugas kepada karyawan serta memberikan otonomi kerja kepada karyawan, sehingga mereka dapat bekerja sesuai metode dan kreativitas mereka.

Baca Juga: Buat Bisnismu Lebih Efektif, Ini 7 Cara Membuat Struktur Organisasi untuk UMKM

2. Membuka Komunikasi yang Sehat

Artinya, Sahabat Wirausaha memberikan kesempatan bagi karyawan untuk memberikan ide-ide kreatif maupun masukan yang bermanfaat bagi bisnis, tanpa tekanan atau intimidasi. Sediakan juga platform khusus bagi karyawan untuk menyuarakan pendapat maupun keluhan mereka.

3. Memberikan Bimbingan dan Dukungan Penuh Kepada Karyawan

Sebagai pemilik bisnis, Sahabat Wirausaha harus berperan sebagai pelatih atau mentor bagi karyawan. Alih-alih mengontrol secara berlebihan, Sahabat Wirausaha sebaiknya memberikan bimbingan dan dukungan kepada karyawan. Agar hasil kerja karyawan pun dapat sesuai dengan keinginan Sahabat Wirausaha. Selain itu, karyawan juga akan merasa diperhatikan dan dipedulikan.

4. Berfokus Pada Hasil dan Tujuan, Bukan Prosesnya

Pada gaya manajemen micromanagement, pemilik bisnis cenderung berfokus pada kinerja karyawan sehari-hari, mengawasi pekerjaan karyawan secara berlebihan, serta melebih-lebihkan hal-hal detail kecil. Sebisa mungkin, hindari hal ini ya Sahabat Wirausaha. 

Fokuslah pada tujuan yang ingin dicapai, utamakan hasil terbaik meskipun proses untuk mencapai tujuan tersebut tampak kurang sempurna bagi Sahabat Wirausaha. Hal ini memungkinkan karyawan bekerja sesuai metode dan kreativitas mereka tanpa merasa khawatir akan dikritik.

Nah, setelah mengetahui kenapa micromanagement berdampak negatif, Sahabat Wirausaha diharapkan dapat menerapkan beberapa langkah solutif tersebut secara konsisten. Semoga ulasan ini dapat bermanfaat bagi Sahabat Wirausaha. 

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi Web : Harvard Business Review, Investopedia, RuangKerja_