Teknik Copywriting Menjual produk di era digital bukan cuma soal kualitas, tapi juga soal kata-kata yang digunakan. Sebuah kalimat bisa jadi pembuka pintu rezeki, kalau kamu tahu cara meraciknya. Disinilah peran teknik copywriting benar-benar terasa.

Bukan sekadar merangkai kata, tapi membujuk tanpa memaksa, memikat tanpa terlihat agresif. Untuk kamu yang sedang berjuang meningkatkan penjualan, penting banget memahami cara kerja copywriting yang tepat. Artikel ini mengupas langsung 10 teknik copywriting yang bisa membuat calon pelanggan segera menekan tombol checkout tanpa pikir panjang. Yuk, kita simak!

1. Teknik Problem – Agitate – Solution (PAS)

Salah satu teknik copywriting yang paling sering digunakan adalah Problem – Agitate – Solution atau disingkat PAS. Teknik ini sederhana, tapi sangat menggugah emosi. Pertama, kenali masalah yang sedang dihadapi calon pelanggan. Kedua, buat masalah itu terasa lebih nyata. Ketiga, hadirkan solusi yang kamu punya, yang berupa produk atau layananmu.

Contoh:

“Tiap akhir bulan dompet selalu cekak? Susah menabung meski gaji lumayan? Coba sistem keuangan smart budget dari FinPlan, cara simpel mengatur cashflow biar dompet tetap aman sampai gajian berikutnya.” Teknik ini bekerja karena emosi punya peran besar dalam proses pembelian.

2. Teknik AIDA (Attention, Interest, Desire, Action)

Dalam dunia teknik copywriting, formula AIDA adalah struktur klasik yang sangat disukai karena rapi dan logis. Pertama tarik perhatian (attention), lalu bangun minat (interest), tumbuhkan keinginan (desire), dan tutup dengan ajakan aksi (action).

Contoh:

“Banyak kerjaan numpuk tapi energi cepat habis? Cek rahasia stamina tanpa kopi di Herboost, vitamin herbal yang bantu kamu tetap fokus dan bertenaga seharian.” Model AIDA membuat pesanmu tidak loncat-loncat dan tetap mengalir sampai ke tombol beli.

Baca Juga: 7 Rahasia Menulis Caption Instagram yang Menjual Tanpa Terlihat Seperti Iklan

3. Teknik Cerita (Storytelling)

Manusia bisa saling terhubung lewat cerita. Maka dari itu, teknik copywriting berbasis storytelling sangat ampuh untuk menumbuhkan kepercayaan dan koneksi emosional. Cerita bisa diambil dari kisah nyata, pengalaman pengguna, atau perjalanan brand kamu.

Contoh:

“Dulu saya juga skeptis dengan skincare. Tapi sejak kulit saya breakout karena stres kerja, saya mulai coba Serum Glow. Hasilnya? Jerawat memudar dalam 2 minggu, dan sekarang saya rutin pakai.” Cerita yang relatable terasa lebih manusiawi dan bikin pembaca lebih mudah percaya.

4. Teknik Social Proof

Sahabat Wirausaha pasti sering merasa ragu saat ingin beli sesuatu. Nah, itulah kenapa social proof jadi salah satu teknik copywriting paling jitu. Tampilkan testimoni, review bintang lima, jumlah pembeli, atau bahkan daftar klien besar yang pernah bekerja sama.

Contoh:

“Dipercaya lebih dari 50.000 UMKM di Indonesia, Kledo bantu kamu catat transaksi harian sampai laporan pajak secara otomatis.” Fakta-fakta tersebut menumbuhkan keyakinan bahwa produk atau layananmu memang layak dicoba.

5. Teknik Call to Action (CTA) yang Spesifik

CTA adalah penutup yang penting dalam setiap pesan penjualan. Tapi, CTA yang terlalu umum tidak menggugah minat. Dalam teknik copywriting, CTA sebaiknya spesifik, relevan, dan beri alasan kuat kenapa harus bertindak sekarang juga. 

Contoh:

“Klik tombol Daftar Sekarang dan dapatkan akses kelas bisnis gratis senilai Rp500.000!” CTA seperti ini lebih menggoda karena ada nilai langsung yang bisa didapatkan.

Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!

6. Teknik Bahasa Sehari-hari

Bahasa yang terlalu kaku justru menciptakan jarak. Sebaliknya, teknik copywriting yang menggunakan bahasa sehari-hari lebih dekat dan ramah. Tujuannya bukan mengurangi profesionalitas, tapi agar pembaca merasa seperti sedang diajak ngobrol, bukan dijualin.

Contoh:

“Sibuk terus tapi pengen jualan online juga? Tenang, di PintarJualan kamu bisa buka toko digital cuma 5 menit, beneran semudah itu.” Jaga tetap sopan, tapi jangan takut tampil kasual.

7. Teknik Fokus pada Manfaat, Bukan Fitur

Salah satu kesalahan umum dalam membuat teks promosi adalah hanya menyebut fitur, bukan manfaat. Dalam teknik copywriting, penting untuk menjelaskan bagaimana produk membantu kehidupan pelanggan menjadi lebih baik. Contoh:

Contoh Yang Salah: “Mesin blender 500 watt, 5 pilihan kecepatan”

Contoh Yang Benar: “Bisa bikin jus segar dalam 30 detik, cocok buat kamu yang suka buru-buru pagi-pagi” Manfaat lebih berbicara langsung ke kebutuhan dan keinginan pelanggan.

8. Teknik Scarcity dan Urgensi

Teknik copywriting yang mengandalkan kelangkaan (scarcity) dan urgensi membuat calon pembeli merasa harus segera bertindak sebelum kehabisan. Tapi pastikan kamu menyampaikannya secara jujur.

Contoh:

“Diskon cuma berlaku hari ini sampai jam 23.59! Setelah itu harga kembali normal.” Dengan begitu, mereka tidak punya alasan untuk menunda keputusan.

Baca Juga: Copywriting dan Content Writing, Mana yang Lebih Tepat untuk Bisnis?

9. Teknik Power Words

Dalam dunia teknik copywriting, ada daftar panjang kata-kata “bertenaga” yang bisa membangkitkan emosi. Misalnya: rahasia, instan, terbukti, laris, aman, baru, hemat, eksklusif, gratis, mudah, puas, dan seterusnya.

Contoh:

“Rahasia pengusaha sukses akhirnya terungkap! Pelajari cara mereka membangun bisnis dari nol dalam e-book GRATIS ini.” Power words memberi tekanan emosional yang mendorong aksi.

10. Teknik Menjawab Keberatan

Pembaca sering kali tidak jadi beli karena punya keraguan dalam hati. Entah takut ribet, takut ditipu, atau ragu dengan hasil. Gunakan teknik copywriting untuk langsung menjawab keraguan itu di dalam teks.

Contoh:

“Masih ragu? Tenang, kamu bisa coba gratis dulu selama 7 hari tanpa kartu kredit.” Teknik ini membuat pembaca merasa aman untuk mencoba.

11. Teknik Menyentuh Pain Point Secara Spesifik

Banyak bisnis hanya menyebut masalah secara umum, padahal calon pelanggan lebih mudah tersentuh jika kamu menyentuh titik sakit mereka secara langsung dan spesifik. Dalam dunia teknik copywriting, ini disebut pain point targeting. Caranya, bayangkan kehidupan pelanggan dan sebutkan problem yang sangat mereka rasakan.

Contoh:

“Capek terus tiap habis meeting online karena mata pegal? Pakai Blue Cut Glasses yang bantu lindungi matamu dari cahaya layar laptop dan HP.” Dengan menyebut masalah spesifik seperti “mata pegal karena meeting online, pesan jadi lebih relatable dan personal.

12. Teknik Kontras Sebelum – Sesudah (Before vs After)

Sahabat Wirausaha pasti tahu, pelanggan itu tertarik pada transformasi. Maka, gunakan teknik copywriting yang memperlihatkan before-after. Bukan cuma menjanjikan, tapi menggambarkan hasil nyata yang bisa dirasakan pengguna. Teknik ini juga sering digunakan dalam konten iklan video dan testimoni. Contoh:

“Dulu, kami butuh 3 hari buat input data stok. Sekarang, semua cukup 15 menit pakai Sistem POS Otomatis dari Warung Pro.” Perbandingan seperti ini menciptakan harapan dan keinginan untuk merasakan perubahan yang sama.

Baca Juga: Sering Disepelekan, 5 Peluang Usaha dari Hobi Menulis dengan Potensi Menjanjikan


Gabungkan Teknik, Uji Terus

Menguasai teknik copywriting tidak berarti kamu harus menggunakan semuanya sekaligus dalam satu teks. Pilih yang paling sesuai dengan konteks bisnis, lalu terus uji hasilnya. A/B testing, analisa data, dan evaluasi performa sangat membantu mengetahui gaya mana yang paling disukai audiens. Jadi, kalau ingin penjualan meningkat, mulailah dari kata-katamu sendiri.

Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.