modern, cafe, cozy, interior, loft, restaurant, bar, cosy, indoors, illuminated, no people, fireplace, lighting equipment, domestic room, absence, table, fire, architecture, living room, fire - natural phenomenon, chair, wood - material, burning, home, home interior, nature, wall - building feature, seat, oven, luxury, 5K

Masalah Bisnis Restoran - Sahabat Wirausaha, pernahkah Anda mengunjungi suatu tempat atau toko dan merasa puas (satisfied) atas pelayanannya? Bahkan, rasanya ingin kembali lagi ke tempat tersebut di lain kesempatan. Jika jawabannya iya, maka pelaku usaha toko tersebut bisa dikatakan sukses dalam menjalankan bisnisnya.

Sebenarnya, tiap bidang usaha memiliki kiat-kiat pelayanannya tersendiri agar mampu membuat konsumen puas dan mau berkunjung lagi. Misalnya, bidang usaha FnB seperti restoran, usaha digital seperti layanan streaming, dan lainnya. Khusus pada bisnis restoran, untuk mengetahui kiat tersebut para pelaku usaha perlu mempelajari kendala dan masalah yang umum terjadi pada bisnisnya.

Baca Juga: 9 Langkah Mudah Memulai Usaha Restoran

Pemahaman terhadap masalah bisnis restoran dan kendala tersebut dapat menjadikan Sahabat Wirausaha lebih berhati-hati dan menyiapkan langkah antisipasinya. Nah, daripada penasaran yuk kita bahas beberapa masalah bisnis restoran yang umum dialami pelaku usaha, di antaranya sebagai berikut:

1. Persaingan Bisnis yang Sangat Ketat

Sebagian besar usaha di Indonesia didominasi oleh sektor makanan dan minuman (FnB). Kondisi ini terkadang menjadi salah satu masalah bisnis restoran yang dihadapi para pelaku usaha sebab mereka harus berkompetisi dengan banyak pesaing. Selain soal rasa, persaingan tersebut juga melibatkan kenyamanan tempat, keberagaman menu, dan harga.

Persaingan dalam bisnis restoran sangatlah ketat, terlebih jika restoran yang berada di lokasi yang sama memiliki menu yang serupa. Contohnya, restoran “Uwenak Pol” yang terletak di kawasan Bekasi menyajikan menu tradisional khas Solo, Jawa Tengah. Kemudian, kurang lebih 300 meter dari restoran tersebut ada juga restoran yang bernama “Yuk Makanenak” yang menyajikan menu nasi campur dan jajanan khas Nusantara. Maka, keduanya jadi bersaing dalam mendapatkan konsumen karena menu yang ditawarkan.

Oleh karena itu, para pelaku bisnis restoran harus memiliki strategi yang tepat dalam memasarkan restorannya, menawarkan menu yang otentik dan berkualitas, serta memberikan pelayanan yang terbaik agar dapat bersaing dengan restoran lainnya.

Baca Juga: Ingin Restoran Dikunjungi Banyak Pelanggan? Lakukan 3 Tips Memasarkan Restoran Berikut

2. Biaya Operasional yang Relatif Tinggi

Jika saat ini kebanyakan bisnis bisa dilakukan dengan modal minim, maka lain halnya dengan bisnis restoran. Bisnis ini membutuhkan biaya operasional yang cukup tinggi, seperti biaya penyewaan tempat, pengadaan peralatan masak dan makanan, biaya gaji karyawan, serta biaya promosi. Agar bisnis restoran bisa tetap awet, maka semua biaya tersebut harus dikelola dengan baik supaya tetap sejalan dengan manajemen arus kas bisnis dan tidak mengurangi keuntungan yang dihasilkan.

Misalnya, Sahabat Wirausaha dapat mengutamakan biaya untuk bahan baku dan sewa tempat daripada biaya promosi jika diperlukan. Tujuannya agar bisnis restoran dapat tetap berjalan dan menekan biaya pengeluaran. Apabila bisnis sudah berkembang atau stabil kembali, maka tidak ada salahnya untuk mengalokasikan pemasukan yang ada untuk biaya promosi.

3. Tidak Mampu Mengatur Persediaan Bahan Baku yang Dinamis

Bahan baku adalah kebutuhan paling penting dalam usaha makanan atau minuman. Ketersediaan bahan baku yang dinamis dalam waktu tertentu membuat para pelaku usaha bisnis restoran untuk mempersiapkan strateginya tersendiri. Masalah bisnis restoran ini juga sering kali membuat biaya produksi meningkat karena harus mengambil bahan baku dari tempat yang jauh. Kualitas masakan di restoran sangat bergantung pada kualitas bahan baku yang digunakan.

Oleh karena itu, para pelaku usaha restoran harus mampu mengatur persediaan bahan baku dengan baik agar tidak terjadi kekurangan bahan baku atau bahkan pemborosan bahan baku yang tidak terpakai. Contohnya, melakukan monitor stok bahan baku setiap restoran akan close order untuk memastikan agar stoknya cukup di esok hari. Jika bertepatan dengan akhir pekan, maka pelaku usaha bisa menyiapkan stok cadangan atau mengatur ulang menu yang ditawarkan apabila mengalami keterbatasan stok.

Baca Juga: Mau Sukses Memulai Usaha Restoran? Ini 6 Hal yang Wajib Kamu Rencanakan!

4. Harga Bahan Baku yang Tidak Stabil

Selain ketersediaan bahan baku, masalah bisnis restoran yang masih berkaitan adalah harga bahan baku itu sendiri. Kondisi ekonomi dan ketersediaan bahan baku sangat berpengaruh pada stabilitas harga. Semakin langka bahan baku untuk menu masakan di restoran kita, maka akan semakin mahal harganya. Apalagi di Indonesia sendiri kebutuhan bahan baku untuk makanan dan minuman sering mengalami fluktuasi atau perubahan harga.

Oleh sebab itu, jaringan bisnis atau networking sangat dibutuhkan dalam menjalankan bisnis restoran, misalnya untuk memilih pemasok terbaik yang lokasinya bisa dijangkau dengan mudah oleh pelaku usaha. Hal ini dilakukan agar kita mendapatkan bahan baku yang berkualitas dengan harga bersahabat.

5. Pengelolaan Stok Makanan

Selain bahan baku, para pelaku usaha restoran juga perlu mengatur stok makanan yang disajikan. Terkadang, makanan yang tidak habis terjual bisa menjadi masalah baru karena bisa menimbulkan efek “mubazir” atau justru menambah biaya dari limbah makanan yang tidak terjual.

Meskipun metode penyimpanan yang baik bisa sedikit membantu (misalnya diletakkan di kulkas/freezer), namun hal tersebut hanya berlaku untuk bahan-bahan tertentu saja. Sebagian besar stok tersebut akan sulit untuk disimpan dan dijual lagi dikarenakan kualitas makanannya yang sudah menurun.

Baca Juga: 8 Langkah Jadikan Bisnis Restoran Ramah Lingkungan

Untuk mengantisipasi hal ini Sahabat WIrausaha bisa menyiapkan stok makanan yang dibatasi agar tidak terbuang percuma. Meskipun terkadang konsumen merasa kecewa karena makanan yang dipesan tidak tersedia, Sahabat Wirausaha juga bisa menyiasatinya dengan membuat menu tersebut dengan kalimat tertentu, misalnya “limited order” ”dapat dipesan dari jam 7-9 pagi” atau sebagainya.

Atau bisa pantau dengan sistem pemantau Daftar Stok barang di aplikasi kasir Tantri, untuk membantu mencegah kekurangan atau kelebihan stok.

6. Perubahan Tren dan Selera Konsumen

Masalah bisnis restoran selanjutnya bagi pelaku usaha dalam bisnis restoran adalah pengetahuan atau knowledge terhadap hal-hal baru atau tren yang ada di sekitar konsumen. Misalnya, mengenai perubahan perilaku konsumen di tengah pandemi. Selera konsumen dan tren makanan selalu berubah dari waktu ke waktu.

Para pelaku usaha restoran harus mampu mengikuti perubahan tersebut dan selalu berinovasi dalam menciptakan menu baru yang sesuai dengan tren dan selera konsumen. Contohnya seperti menu baru salad ayam panggang yang lebih sehat, untuk ditawarkan di bisnis restoran cepat saji.

7. Pengelolaan Pajak Restoran yang Kurang Baik

Sama seperti bisnis lainnya, bisnis restoran juga harus membayar pajak demi keberlangsungan restoran tersebut. Jika terlambat atau bahkan tidak membayar dendanya, bisnis restoran dapat terancam ditutup atau dikenai sanksi. Misalnya, tidak membayar pajak dalam periode tertentu sehingga restoran tersebut disegel oleh pihak yang berwenang. Oleh karena itu, jangan lupa agar tetap menaati peraturan yang berlaku dan pastikan juga untuk selalu berbisnis secara sehat, ya.

8. Kebutuhan Tenaga Kerja yang Berkualitas

Berbeda dengan pedagang lainnya, pelaku usaha restoran akan membutuhkan banyak tenaga dalam menjalankan pekerjaannya. Berbagai macam kegiatan seperti membuat resep yang autentik, menentukan menu masakan, memilih bahan baku, hingga memasak harus dikerjakan sendiri terlebih dahulu.

Masalah bisnis restoran yang satu ini dapat diminimalisir dengan perekrutan tenaga kerja yang berkualitas, misalnya koki/juru masak yang bisa disesuaikan dengan bisnis restoran yang dijalankan. Jika anggarannya masih terbatas, maka bisa dicoba dengan rekrut kasir/pramusaji terlebih dahulu untuk bisnis restoran tersebut. Dalam mempertahankan kualitas tenaga kerja, pelaku usaha dapat menyesuaikannya sesuai kebijakan masing-masing restoran. Misalnya, pemberian kompensasi di jam sibuk/momen tertentu, mengadakan evaluasi secara berkala, dan sebagainya.

Baca Juga: Mau Memulai Bisnis Restoran? Ketahui 10 Tips Sebelum Memulainya

9. Mempertahankan Kualitas Cita Rasa

Selanjutnya, permasalahan bisnis restoran yang kerap terjadi adalah mempertahankan kualitas rasa dari masakan yang disajikan. Terkadang, ada konsumen yang komplain atau berkomentar tentang rasa makanannya yang berbeda dari yang lain, misalnya terlalu asin, berminyak, atau sebagainya.

Contohnya, memberi takaran atau ukuran tertentu dalam pemberian bumbu atau bahan baku terhadap masakan yang disajikan, menggunakan buah-buahan yang segar dalam menyajikan minuman jus, atau lainnya. Keterampilan mempertahankan kualitas rasa inilah yang perlu dipelajari oleh pelaku usaha restoran, serta tenaga kerjanya jika dibutuhkan. Kualitas ini juga perlu menjadi standar tersendiri agar semakin banyak konsumen yang senang menikmati makanan dan minuman di restoran tersebut.

10. Tuntutan untuk Berinovasi dalam Waktu Singkat

Agar bisa bertahan dalam persaingan bisnis restoran yang semakin ketat, maka pelaku usaha restoran perlu berinovasi dalam menu-menu yang disajikannya. Namun, dalam bisnis restoran hal tersebut tidaklah mudah, apalagi untuk menu atau resep masakan yang sudah menjadi racikan terbaik. Bisa saja inovasi tersebut tidak sesuai harapan konsumen, karena mereka sudah terbiasa dengan menu langganannya di restoran tersebut. Akibatnya, banyak konsumen yang justru memesan menu yang sudah ada sebelumnya.

Namun, Sahabat Wirausaha bisa mengantisipasinya dengan menjadikannya menu baru yang disandingkan dengan menu andalan (atau bisa juga dijadikan paket) sehingga konsumen mau untuk mencobanya. Misalnya paket menu andalan burger sapi mozarella yang disandingkan dengan menu baru yaitu salad ayam, bisa ditawarkan dengan harga yang lebih murah dibandingkan hanya membeli salad ayam saja. Konsumen akan membelinya tanpa ragu karena sudah menjadi menu andalan, dan bisa sekaligus mencoba menu baru yang menjadi inovasi restoran tersebut.

***

Bisnis restoran merupakan salah satu jenis usaha yang menjanjikan, namun tidak jarang pelaku usaha restoran mengalami berbagai masalah yang dapat menjadi rintangan dalam keberlangsungan bisnisnya. Namun, permasalahan tersebut jangan dijadikan sebagai penghalang dalam menjalankan bisnis ya, Sahabat Wirausaha.

Hal ini dikarenakan pada umumnya setiap pengusaha sukses pasti melewati banyak masalah dan rintangan dalam bisnisnya. Agar bisnis restoran dapat bertahan dan sukses, para pelaku usaha harus mampu mengatasi dan mengelola masalah tersebut dengan baik, serta selalu berinovasi dalam menjaga kelangsungan bisnis restoran yang dijalani. Semangat terus ya, Sahabat Wirausaha!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi : Jurnal.id, Wisklik, KumparanBisnis