Panduan Membuat Ukuran dan Pola Pakaian  –  Halo Sahabat Wirausaha! Jika saat ini sedang memiliki rencana atau baru memulai usaha jahit, maka kita perlu mempelajari cara membuat ukuran pakaiannya. Bisa dicoba dahulu dengan membuat pakaian untuk diri sendiri, kemudian bisa ditawarkan ke teman, saudara, atau bahkan tetangga sekitar kita.

Termasuk untuk pebisnis pakaian skala kecil, membuat ukuran pakaian yang tepat sangat penting supaya pakaian terlihat lebih baik, nyaman dipakai, dan membuat orang yang memakainya merasa percaya diri. Apalagi jika untuk usaha jahit yang baru dimulai, maka diperlukan ilmu dan panduan khusus untuk membuat ukuran pakaian ini. 

Tujuannya tidak lain agar pelanggan merasa puas dengan pakaian yang dibutuhkannya. Nah, untuk mewujudkan tujuan tersebut kita akan membahas panduan dalam membuat ukuran pakaian, khususnya untuk celana, baju, dan rok bagi wanita. Yuk lanjut!

1. Mempersiapkan Alat dan Bahan yang Diperlukan

Sebelum membuat ukurannya, kita perlu mempersiapkan beberapa peralatan dan bahan yang diperlukan di antaranya:

  • Penggaris atau meteran pita
  • Kertas besar dan pensil
  • Penghapus
  • Pulpen untuk menebalkan pola (3 warna: hitam, merah, dan biru jika ada)
  • Gunting
  • Jarum dan benang
  • Mesin jahit (opsional, jika ingin menggunakan mesin)

Baca Juga: Difusi Inovasi, 3 Cara Ide Baru Menyebar di Masyarakat

2. Mengukur Badan

Berikutnya, dalam pembuatan ukuran pakaian diperlukan ukuran badan dari penggunanya. Maka dari itu, kita perlu mengukur badan sesuai dengan pakaian yang akan dikenakan. Adapun beberapa bagian dari badan yang perlu diukur yaitu:

  1. Ukuran Bahu: Ukur dari puncak bahu kiri hingga puncak bahu kanan pada sisi belakang.
  2. Lingkar Dada: Ukur di bawah lengan di bagian paling lebar dari dada secara melingkar.
  3. Lingkar Pinggang: Ukur di bagian terkecil dari pinggang secara melingkar.
  4. Lingkar Pinggul: Ukur di bagian paling lebar dari pinggul secara melingkar.
  5. Panjang Lengan: Ukur dari puncak bahu hingga pergelangan tangan.
  6. Panjang Punggung: Ukur dari tulang leher belakang hingga pinggang.

3. Membuat Pola Ukuran (Celana, Baju, Rok)

Setelah mengumpulkan semua ukuran tubuh yang diperlukan, kita dapat mulai membuat pola ukuran pakaian. Alat yang digunakan pada kegiatan ini bisa menggunakan kertas besar dan pensil terlebih dahulu. Pastikan untuk membuat pola dengan hati-hati dan akurat sesuai ukuran badan yang telah diukur. Pada artikel ini pola ukuran pakaian yang digunakan terbagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu: 

Pola Celana:

  • Lingkar Pinggang: Bagian atas pola harus memiliki lingkar pinggang yang sesuai dengan ukuran pengukuran lingkar pinggang.
  • Lingkar Pinggul: Pastikan bagian bawah pola cukup lebar untuk mengakomodasi lingkar pinggul yang telah diukur.
  • Panjang Celana: Ukuran dari pinggang hingga bagian bawah kaki (sesuaikan dengan panjang celana yang diinginkan).
  • Lingkar Paha: Jika celana berpotongan longgar di area paha, pastikan lingkar paha pada pola mencerminkan ukuran yang sesuai.

Gambar cara mengukur celana (Sumber: Eiger)

Supaya lebih jelas, berikut adalah contoh panduan umum untuk ukuran celana panjang yang mengacu pada pengukuran di luar negeri, seperti EU (Europe), US (United States), dan UK (United Kingdom). Perlu diingat juga bahwa ukuran celana ini bisa sedikit berbeda dari pengukuran yang kita lakukan sebelumnya, sehingga butuh penyesuaian juga pada pola tersebut.

EU

US

UK

Lingkar Pinggang (cm)

Panjang Celana (cm)

EU 40

US 30

UK 30

76

76-78

EU 42

US 32

UK 32

81

78-81

EU 44

US 34

UK 34

86

81-84

EU 46

US 36

UK 36

91

84-86

EU 48

US 38

UK 38

96

86-89

Baca Juga: Mengenal 4 Jenis Inovasi Dasar dalam Bisnis, Rahasia Tahan Banting! 

Selain sistem pengukuran di atas, beberapa produsen pakaian juga menggunakan satuan ukuran S, M, L, dan XL untuk produk celananya. Sebagai gambarannya, berikut kisaran ukuran celana panjang dengan satuan ukuran tersebut:

  • Ukuran S (Small) : lingkar pinggang 71-76 cm, panjang celana 76-81 cm
  • Ukuran M (Medium) : lingkar pinggang 79-84 cm, panjang celana 81-86 cm
  • Ukuran L (Large) : lingkar pinggang 86-91 cm, panjang celana 86-91 cm
  • Ukuran XL (X-Tra Large) : lingkar pinggang 94-99 cm, panjang celana 86-91 cm

Panduan ukuran celana di atas bisa dijadikan sebagai acuan dasar saja untuk kegiatan pengukuran yang sebenarnya. Selain itu, kita juga bisa menggunakan size chart yang dibuat oleh beberapa produsen pakaian, untuk ukuran yang lebih akurat. Contohnya sebagai berikut:

Ukuran Celana

29

30

31

32

33

34

35

36

38

40

Ukuran Pinggang (cm)

73,5

76

78,5

81,5

84

86,5

89

91,5

96,5

101,5

Pola Baju:

  • Lebar Bahu: Pastikan lebar bahu pada pola sesuai dengan ukuran lebar bahu yang telah diukur.
  • Lingkar Dada: Bagian dada pada pola harus mengakomodasi lingkar dada yang telah diukur.
  • Panjang Baju: Sesuaikan panjang baju pada pola dengan ukuran panjang yang diinginkan (pendek, normal, atau panjang).
  • Panjang Lengan: Pastikan panjang lengan pada pola mencerminkan ukuran panjang lengan yang telah diukur.

Pengukuran pola baju ini bisa dilakukan dengan meteran pita dengan mengukur lebar bahu dahulu. Kemudian, pasang meteran melingkari bagian atas dada, longgarkan 1 sampai 2 cm untuk toleransi ukurannya. Usahakan juga untuk tidak memakai baju tebal, seperti jaket atau jas supaya ukurannya lebih akurat.

Selanjutnya, bentangkan meteran dari ujung pundak sampai ke bawah pinggul untuk mengecek ukuran panjang baju yang akan digunakan. Namun, jika ingin menentukan panjang ukuran baju berjenis gamis, maka meteran bisa direntangkan sampai mata kaki.

Untuk pengukuran lengan bisa dilakukan dengan merentangkan meteran mulai dari ujung pundak hingga pergelangan tangan atau sesuai panjang yang dikehendaki. Jika tidak memiliki meteran pita, bisa diakali dengan menggunakan benang, lalu direntangkan di badan yang diukur. Setelah itu, benangnya direntangkan di lantai dan diukur panjangnya menggunakan penggaris.

Agar lebih nyaman, pemilihan bahan juga perlu diperhatikan agar ukuran bajunya bisa menyesuaikan dengan badan pengguna. Misalnya, jika ingin membuat sweater pilihlah bahan wol atau katun yang ukurannya dibuat lebih besar. Sedangkan untuk pakaian rajut, denim, dan yang berbahan polyester, buatlah ukurannya menjadi lebih kecil, karena biasanya akan sedikit melar/longgar setelah dicuci atau sering dipakai.

Setelah memahami bahan untuk pengukuran baju, pola baju juga memiliki panduan ukuran standar yang bisa dijadikan acuan untuk pakaian penggunanya. Adapun ukuran standar tersebut bisa kita pelajari pada bagan berikut:

Ukuran Celana

29

30

31

32

33

34

35

36

38

40

Ukuran Pinggang (cm)

73,5

76

78,5

81,5

84

86,5

89

91,5

96,5

101,5

Panduan Ukuran Baju Standar (Sumber: Knitto)

Pola Rok:

  • Lingkar Pinggang: Bagian atas rok harus sesuai dengan ukuran lingkar pinggang yang telah diukur.
  • Lingkar Pinggul: Pastikan lingkar pinggul pada pola mencerminkan ukuran pinggul yang telah diukur.
  • Panjang Rok: Ukur dari pinggang hingga bagian bawah rok (sesuaikan dengan panjang rok yang diinginkan).
  • Lingkar Bawah Rok: Jika rok berpotongan melebar di bagian bawah, pastikan lingkar bawah rok pada pola mencerminkan ukuran yang sesuai.

Sebagai gambarannya, berikut adalah contoh acuan dasar untuk pengukuran rok yaitu:

  • Lingkar Pinggang : 66 cm
  • Tinggi Panggul : 16 cm
  • Lingkar Pinggul : 96 cm
  • Panjang Rok : 50 cm

Kemudian, pengukuran ini bisa kita buat ke dalam bentuk pola rok sebagai berikut:

Gambar Pola Dasar Rok (Sumber: elmodista)

Baca Juga: Predatory Pricing : Praktik Bisnis Berbahaya Bagi UMKM, Bagaimana Cara Menghadapinya?

Keterangan pola dasar rok depan:

Menggambar pola rok dimulai dari titik A. (pojok kanan atas)

A – B : Panjang Rok

A – C : Tinggi Pinggul

A – A1 : ¼ lingkar pinggang ditambah 4 cm (3 cm untuk lipatan jahit/kupnat, 1 cm untuk membedakan ukuran pola muka dengan pola belakang)

A1 – A2 : 1,5 cm

Hubungkan A dengan A1 seperti gambar (sebagai garis pinggang)

A – D : 1/10 dari lingkar pinggang (6,6 cm)

D – D1 : 3 cm (pada garis tengah antara D dan D1 dibuat garis lurus sampai batas garis C dengan C1 (garis pinggul))

D – D1 : 12 cm

C – C1 : ¼ lingkar pinggul ditambah 1 cm. (24 cm + 1 cm : 25 cm)

B – B1 : panjangnya sama seperti  C – C1

B1 – B2 = 3 cm

B2 – B3 = 1,5 cm

Kemudian, hubungkan titik A1 dengan titik C1 membentuk garis pinggul dan dari C1 ke B3. Hubungkan juga titik B dengan titik B3 seperti gambar di atas (untuk garis bawah rok).

Keterangan pola dasar rok belakang:

Menggambar pola rok bagian belakang sama dengan cara menggambar pola rok bagian muka. Bedanya hanya terletak pada ukuran lingkar pinggang dan lingkar pinggulnya. Ukuran lingkar pinggang dan ukuran lingkar pinggul pada pola bagian muka dibuat lebih besar 2 cm dari pada pola bagian belakang.

Tetapi, pada bentuk garis sisi, garis pinggang dan garis bawah rok perlu disamakan dengan pola rok bagian muka. Maka, untuk membedakannya cukup memindahkan garis tengah (dari pola depan) sebesar 2 cm. Kemudian, lakukan pengukuran dari titik A ke titik E, yang sama persis dengan dari B ke F (2 cm), lalu hubungkan titik E dengan titik F dengan garis lurus (untuk garis tengah belakang).

4. Uji Coba dan Penyesuaian

Setelah pola ukuran selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah mencoba pola tersebut menggunakan kertas atau kain yang tidak terpakai. Periksa dulu apakah pola tersebut sesuai dengan ukuran yang telah diukur pada penggunanya. Jika ada kesalahan atau penyesuaian yang diperlukan, ubah pola tersebut dengan hati-hati untuk mendapatkan ukuran yang tepat (bisa menggunakan pulpen sebagai penanda).

5. Memotong dan Jahit Pakaian

Setelah pola telah disempurnakan, gunting kain sesuai dengan pola dan jahit pakaiannya mengikuti pola tersebut. Jika ingin menggunakan mesin jahit, pastikan untuk menjahit dengan hati-hati dan mengikuti pola dengan teliti. Begitu juga jika ingin menjahit manual (dengan tangan), pastikan agar ruangannya cukup terang dan peralatan yang digunakan juga aman ya!

6. Periksa Kembali Pakaian yang Telah Dibuat

Terakhir, periksa kembali pakaian yang telah dibuat untuk memastikan semuanya sesuai dengan ukuran yang diinginkan dan tidak ada kesalahan dalam jahitan. Kalau sudah sesuai, berikan hasilnya kepada pelanggan/pengguna untuk dipakai. Semoga mereka merasa puas, ya!

Sahabat Wirausaha, semoga dengan panduan ukuran pakaian ini, kita dapat membuat pakaian dengan ukuran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan/pengguna. Jangan lupa untuk selalu berhati-hati dan teliti dalam mengukur, membuat pola, dan menjahit untuk hasil yang optimal, supaya bisa untung maksimal. Selamat mencoba!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan bagikan atau share kepada teman dekat atau kerabat Kita. Jangan lupa juga untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya, Sahabat Wirausaha.

Referensi : Fitinline, Eiger Adventure, Hipwee, Elmodista