Difusi inovasi - Hai Sahabat Wirausaha! dalam wirausaha, kita seringkali mendengar kata inovasi. Nah, inovasi memang suatu hal yang penting bagi perkembangan manusia. Contohnya saja, penemuan bohlam oleh Thomas Alva Edison menjadi salah satu inovasi yang merubah peradaban manusia.

Namun, ternyata hadirnya inovasi tidak selalu langsung diterima oleh masyarakat. Dalam sejarahnya, inovasi hampir selalu diremehkan oleh banyak masyarakat. Buktinya, inovasi selalu butuh waktu agar bisa diterima secara meluas oleh masyarakat. Fenomena inilah yang melatarbelakangi munculnya teori difusi inovasi. 


Mengenal Difusi Inovasi

Teori difusi inovasi merupakan teori yang membahas tentang bagaimana ide atau gagasan baru dan teknologi tersebar dalam suatu kebudayaan. Teori ini merupakan perpaduan dari kata difusi dan inovasi. Difusi sendiri dapat diartikan sebagai proses penyebaran atau penularan dari satu kelompok ke kelompok lainnya.

Lantas, bagaimana sebenarnya cara sebuah inovasi masuk ke dalam masyarakat hingga diterima dan digunakan dalam keseharian kita?

Teori difusi inovasi dipopulerkan tahun 1964 oleh Everett Rogers. Dalam buku ciptaannya yang berjudul “Diffusion of Innovations”, ia menjelaskan bahwa difusi merupakan proses ketika sebuah inovasi dikomunikasikan melalui beberapa saluran dengan jangka waktu tertentu dalam sebuah sistem sosial. Menurut Rogers, teori ini sangat penting untuk memahami bagaimana suatu inovasi dapat diterima oleh masyarakat secara luas.

Dalam teori difusi inovasi, Rogers mengemukakan bahwa inovasi yang terdifusi ke seluruh masyarakat memiliki pola yang dapat diprediksi. Hal ini terjadi karena setiap orang memiliki tingkat kecenderungan yang berbeda-beda dalam menerima dan mengadopsi sebuah inovasi. Rogers juga mendefinisikan difusi inovasi sebagai sebuah proses yang mengkomunikasikan informasi tentang ide baru yang dipandang secara subjektif. Makna inovasi demikian perlahan-lahan dikembangkan melalui sebuah proses konstruksi sosial.


Faktor yang Mempengaruhi Difusi Inovasi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan penyebaran sebuah inovasi. Pertama, sifat inovasi itu sendiri. Ada inovasi yang mudah diterima dan diadopsi oleh masyarakat, tetapi ada pula inovasi yang sulit diterima. Inovasi yang mudah diterima biasanya memiliki keuntungan yang jelas dan nyata bagi masyarakat, sedangkan inovasi yang sulit diterima biasanya memiliki implikasi yang tidak jelas atau bahkan merugikan bagi masyarakat.

Kedua adalah karakteristik kelompok sosial yang menerima inovasi tersebut. Kelompok sosial yang berbeda memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam menerima dan mengadopsi inovasi. Ada kelompok sosial yang lebih mudah menerima inovasi karena mereka lebih terbuka terhadap perubahan dan kebaruan, sedangkan ada kelompok sosial yang lebih konservatif dan cenderung enggan menerima inovasi.

Ketiga adalah saluran komunikasi yang digunakan untuk menyebarkan informasi tentang inovasi tersebut. Saluran komunikasi menjadi faktor penting dalam difusi inovasi karena saluran komunikasi yang digunakan akan mempengaruhi tingkat penerimaan inovasi oleh masyarakat. Contoh, jika inovasi ditujukan untuk kalangan yang lebih tua dan belum terbiasa dengan teknologi, maka saluran yang efektif ialah melalui percakapan antara teman atau keluarga. Jika inovasi ditujukan untuk kalangan muda, maka saluran komunikasi melalui digital akan lebih efektif dan efisien.

Dalam teori difusi inovasi, faktor-faktor ini saling berhubungan dan saling memengaruhi dalam menentukan keberhasilan penyebaran inovasi. Penting bagi pelaku bisnis untuk mempertimbangkan faktor-faktor ini dalam merancang strategi pemasaran inovasi mereka. Dengan memahami teori difusi inovasi, pelaku bisnis dapat lebih efektif dalam memperkenalkan inovasi mereka ke masyarakat dan meningkatkan kesuksesan bisnis mereka.

***

Tentang The Local Enablers
The Local Enablers (TLE) adalah ekosistem inklusif asal Bandung yang dirancang sebagai model pengembangan kewirausahaan berbasis kewirausahaan sosial. Kunjungi profil kami di instagram @thelocalenablers!