Sumber gambar : Selular.id[/caption]

Dua tahun belakangan, kanal e-commerce Shopee semakin mengukuhkan statusnya sebagai tempat berbelanja online paling populer seantero negeri. Dilansir dari Databooks milik katadata.co.id, hasil riset Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menobatkan Shopee sebagai toko online yang paling sering digunakan masyarakat Indonesia untuk membeli kebutuhan mereka.

Tak hanya itu, Databooks juga mencatat bahwa pada kuartal III tahun 2020, Shopee memimpin sebagai kanal e-commerce dengan pengunjung situs terbesar, yaitu di angka 96,5 juta. Posisi selanjutnya secara berturut-turut ditempati oleh Tokopedia dan Bukalapak dengan jumlah pengunjung sebanyak 85 juta dan 31,4 juta.

Gambar 1. Pengunjung Bulanan Situs E-Commerce Pada Kuartal III tahun 2020[/caption]

Hal ini berarti bahwa tingkat kepercayaan konsumen belanja daring di negara kita terhadap Shopee sangatlah besar. Namun, kesuksesannya mengambil hati masyarakat Indonesia tidak datang secara instan. Dilansir dari liputan6.com, Shopee mulai meramaikan jaringan pasar online Indonesia di akhir tahun 2015, setelah sebelumnya diluncurkan di Singapura pada tahun yang sama. Awalnya, Shopee merupakan kanal penjualan C2C, alias konsumen ke konsumen. Sempat dikritik karena tampilan yang tidak menarik, Shopee justru dengan cepat menjadi kanal penjualan terfavorit lewat berbagai jenis diskon dan promo gratis ongkirnya.

Baca Juga: Cerita Inspirasi Anacaraka

Alhasil, banyak penjual yang lebih memilih menjajakan dagangannya di Shopee dibanding di kanal e-commerce lainnya. Namun, persaingan di platform ini menjadi semakin ketat seiring berjalannya waktu. Sebagai pedagang, kita harus pintar membaca peluang pasar, terutama jika baru saja membuka toko di Shopee. Bagaimana caranya? Yuk mari kita bedah bersama di artikel ini.


Dari Data Jadi Cuan

Bagaimana sih cara memanfaatkan data agar bisa menghasilkan uang? Jika ingin berjualan di suatu tempat atau daerah, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mempelajari pasar dan kompetitor lewat data yang ada. Dengan begitu, kita bisa mengerti strategi pemasaran apa yang paling tepat, komoditas apa yang paling seksi untuk dijual, dan bagaimana mengakali pasar.

Baca Juga: Beriklan Google Ads dengan Efektif Bagi UMKM

Misalnya, sederhana saja, Tuan Amir ingin berjualan di Yogyakarta lantaran jumlah penduduk yang menurutnya cukup besar. Karena berasal dari Bali, ia berpikir bahwa akan lebih baik berjualan daging babi yang merupakan komoditas konsumsi dasar. Sayangnya, Tuan Amir tidak melakukan riset tentang perilaku konsumsi masyarakat Yogyakarta terhadap babi. Padahal kenyataannya, meskipun jumlah penduduk Yogyakarta besar, tingkat konsumsi daging babi di sana rendah. Asumsi Tuan Amir keliru, dan usahanya tidak mengalami kemajuan. Hal ini terjadi akibat kelalaiannya dalam melakukan riset.

Jika Tuan Amir sedari awal membaca data yang ada, tentu ia akan tahu bahwa konsumsi dasar masyarakat Yogyakarta adalah daging sapi dan ayam. Karenanya, ia bisa memfokuskan penjualan pada dua komoditas tersebut. Riset yang diperlukan pun tidak hanya sampai di ranah perilaku konsumsi konsumen. Kita juga harus mempertimbangkan kompetitor yang bergelut di sektor yang sama. Sesudah menentukan berjualan daging sapi dan ayam pun, Tuan Amir harus pintar membaca peluang dan peta persaingan kompetitor di Yogyakarta.

Baca Juga: Menjadi Star Seller dan Shopee Mall di Shopee

Singkatnya, mempelajari dan membaca data dengan tepat bisa berdampak besar pada efisiensi bisnis. Lewat kedua hal tersebut, kita juga bisa meminimalisir risiko dan kesalahan dalam berjualan.


Memulai Bisnis di Shopee Dengan Membaca Data Kompetitor

Salah satu data yang harus kita perhatikan saat berjualan di e-commerce adalah potential market size, alias seberapa besar pasar yang potensial untuk kita masuki. Berdasarkan data dari Compas, jumlah penjualan e-commerce selama bulan Mei 2021 di satu kategori adalah sekitar 36 miliar. Artinya, jika kita ingin memasuki persaingan di kategori tersebut dengan target penjualan 10%, maka yang harus kita capai adalah 3,6 miliar.

Masih dari sumber yang sama, kita bisa tahu bahwa jumlah total produk yang terjual adalah 1.383 item. Jika dirata-rata, artinya harga satuan produk tersebut adalah 20 ribu hingga 30 ribu rupiah. Kesimpulan sederhananya, ada 36 miliar yang diperebutkan puluhan bahkan ratusan pedagang. 24 miliar dari jumlah ini disumbangkan oleh Shopee dan harga paling optimal yang bisa kita tawarkan adalah kisaran 20 ribu hingga 30 ribu rupiah.

Baca Juga: Mengenal Standard Operating Procedure

24 miliar yang diputar di Shopee, persaingan diisi oleh official dan non-official store, dan transaksi terbesar ada di kategori kedua. Artinya, potensi berjualan di official store lebih besar. Dari data-data tersebut, kita sedikit banyak sudah bisa membaca pasar.

Belum lagi keadaan persaingan kompetitor yang bisa kita baca lewat data-data lain yang tersedia. Compas.com juga menyediakan data-data penjual mana saja yang paling unggul dalam suatu kategori, beserta jumlah produk yang berhasil mereka jual dan nilai transaksi mereka per bulan. Dari data ini, kita bisa mempelajari lebih jauh lapak-lapak yang berada di urutan teratas dengan membuka akun e-commerce mereka. Banyak data spesifik yang bisa dikumpulkan dari sini, antara lain :

  • Cara mereka memajang produk yang dijual
  • Cara mereka mendeskripsikan setiap produk
  • Diskon dan promo apa saja yang digunakan,
  • Berapa harga yang mereka lekatkan untuk setiap satuan produk.
  • Bagaimana mereka mendeskripsikan toko
  • Jam kerja yang paling optimal
  • Produk apa saja yang dijual.
  • Penamaan produk yang bagus

Baca Juga: Peluang Bisnis Pangan Praktis di Pasar Online

Bagi orang-orang yang baru ingin berjualan, tentu hal-hal seperti ini sangat berguna sebagai referensi dasar memasuki pasar yang tadinya terasa asing. Dalam melakukan ini, kita juga harus tahu bahwa deskripsi dan penamaan produk merupakan dua hal mendasar yang penting. Sebab, ini menentukan apakah produk kita akan muncul di segmen rekomendasi produk-produk yang berkaitan.


Rating Lapak

Rating di Shopee termasuk bias, antara kualitas barang, kualitas pelayanan, dan kualitas pengiriman. Kebanyakan pelanggan tidak memberikan rating berdasarkan kualitas produk yang dijual, melainkan berdasarkan pelayanan dan kecepatan pengiriman. Karenanya, kita tidak bisa membaca kualitas produk hanya dari rating yang diberikan para pelanggannya.

Baca Juga: Cerita Inspirasi Ayam Goreng Nelongso


Listing Produk dan Lapak

Listing, alias daftar juga merupakan data yang penting dalam berjualan. Di daftar tersebut, kita bisa lihat produk apa yang paling laris penjualannya di Shopee, dan produk apa yang paling dicari pelanggan. Hal ini berlaku untuk setiap kategori. Apa keuntungan dari membaca data ini? Tentunya, kita bisa menjadi terarah dalam memilih jenis dan merk produk yang akan dijual. Lewat data tersebut, kita bisa lebih giat memasarkan produk-produk yang memang laris dan banyak dicari pelanggan, yaitu produk-produk dan merek yang menempati urutan-urutan teratas.

Salah satu inovasi sederhana lewat data listing adalah Metode Amati, Tiru, Modifikasi (ATM). Langkahnya cukup mudah. Pertama, kita tentu harus mengamati data dari para penjual di urutan teratas. Kedua, kita tiru cara-cara mereka berjualan, produk yang dijual, dan lain-lainnya. Ketiga, setelah berhasil meniru, kita bisa menyesuaikan dengan gaya berjualan sendiri dan menghasilkan produk yang berbeda, namun tetap sesuai dengan yang diminati pasar.

Baca Juga: Apa itu Private Label?

Kemahiran dalam membaca dan menganalisa pasar melalui data daring menjadi salah satu kunci agar penjualan produk tepat sasaran.

Dilansir dari website Pusat Edukasi Seller Shopee, keywords alias kata kunci merupakan salah satu alat terpenting agar produk kita terus menerus muncul di halaman pencarian para pengunjung Shopee. Pasalnya, pengunjung Shopee lebih gemar mencari produk dengan menggunakan kata kunci dibandingkan dengan gambar. Ada trik-trik tertentu yang dapat kita terapkan dalam menganalisis kata kunci apa yang paling pas digunakan untuk nama dan deskripsi produk.

Pertama, gunakan kolom pencarian di Shopee untuk melihat kata kunci apa saja yang populer terkait produk yang kita tawarkan. Setelah tampak kata-kata apa saja yang muncul, maka pastikan nama produk kita mengandung kata-kata tersebut. Hal ini wajib disesuaikan agar produk kita turut muncul di kolom pencarian pelanggan.

Untuk menambah relevansi produk kita dengan pembeli, teman-teman juga tidak boleh lupa untuk memperhatikan penulisan deskripsi produk. Dilansir dari website resmi Shopee, berikut adalah poin-poin yang harus kita terapkan dalam mendeskripsikan produk :

  1. Jangan menulis lebih dari 400 kata (singkat, padat, dan jelas),
  2. Hindari terlalu banyak menggunakan kata kunci,
  3. Pastikan deskripsi yang kita buat terkait dengan kebutuhan pelanggan,
  4. Hindari melakukan copy & paste deskripsi dari halaman produk lain,
  5. Sertakan tips memilih produk, panduan produk, dan FAQ jika memungkinkan.

Baca Juga: Potensi Ekspor Produk Cokelat


Membedah Data Untuk Penjualan di Shopee

Untuk membantu penjual dalam menganalisa penjualan dan keuntungan dagang mereka, Shopee turut menyediakan beberapa fitur analisis.

Sebagai seorang penjual alias seller Shopee, kita bisa mengaksesnya dengan meng-klik tulisan “Bisnis Saya” di halaman penjual. Beberapa fitur analisis yang disediakan antara lain adalah :

1. Analisa Performa Kunjungan Toko

Fitur ini akan menayangkan keseluruhan data performa toko teman-teman, dengan mengukur jumlah Statistik Dilihat dan Statistik Kunjungan toko. Analisa Kunjungan Toko dapat diakses melalui halaman Bisnis Saya dengan meng-klik tab “Tingkat Kunjungan”. Lewat data yang ditampilkan, kita bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang produk apa yang lebih diminati oleh pengunjung toko dan bagaimana meningkatkan strategi bisnis guna mendorong penjualan yang lebih tinggi. Penjelasan dan tutorial lengkap untuk memanfaatkan fitur Analisa Kunjungan Toko bisa diakses dengan mengklik link berikut.

Gambar 2. Tampilan Halaman Tingkat Kunjungan di Fitur "Bisnis Saya" Shopee[/caption]

2. Data Analisis Performa Produk

Shopee juga menyediakan data analisis untuk performa produk yang kita jual. Halaman Produk ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

a. Tinjauan

Halaman Tinjauan menunjukkan informasi dan tren produk Anda dalam bentuk grafik. Lewat halaman ini, kita bisa mengakses data-data berupa :

  • Tinjauan Produk menunjukkan metrik yang lebih detail berdasarkan tahap pesanan (contoh: Kunjungan, Tambah ke Keranjang, Pesanan Siap Dikirim).
  • Tren Kriteria menunjukkan informasi dan tren produk teman-teman dalam bentuk grafik berdasarkan maks. 4 kriteria yang dipilih.
  • Peringkat Produk yang mengurutkan 10 produk teratas di toko kita berdasarkan metrik tertentu. Untuk melihat rincian performa, pilih Lainnya untuk diarahkan ke halaman Performa Produk.

Baca Juga: Seluk Beluk Peluang Pasar di Tokopedia

b. Performa

Sementara halaman Performa menunjukkan performa suatu produk dengan data dan angka yang lebih spesifik. Melalui ini, kita bisa tahu produk apa saja yang banyak dibeli, bagaimana minat pengunjung terhadap produk kita, dan produk-produk dagangan apa saja yang unggul di akun kita.

Gambar 3. Gambaran Halaman Performa Produk di Shopee[/caption]

c. Analisis

Di halaman Analisis, kita bisa melihat produk apa saja yang paling rendah performanya, alias tidak banyak dicari maupun dibeli oleh pelanggan. Dari sini, pihak Shopee juga memberikan tips dan trik yang bisa kita terapkan guna mengatasi masalah tersebut.

[caption id="attachment_15174" align="aligncenter" width="640"] Gambar 4. Gambaran Halaman Analisis Produk di Shopee[/caption]

3. Analisis Performa Chat Akun

Satu lagi fitur analisis Shopee yang bisa membantu kita melihat gambaran minat pembeli adalah Performa Chat. Fitur ini bisa diakses dengan mengklik tab “Chat” dalam halaman Bisnis Saya. Bagian ini terdiri atas 4 bagian utama, yang menunjukkan hubungan antara Kunjungan, Pertanyaan, Tanggapan Chat, dan Pesanan Dibuat di akun kita. Lewat fitur analisis Performa Chat, kita bisa tahu pengaruh dari interaksi kita dengan pelanggan terhadap tingkat penjualan secara keseluruhan. Dari data ini, kita bisa mengevaluasi dan membenahi pelayanan kita terhadap pelanggan.

[caption id="attachment_15175" align="aligncenter" width="640"]


Cokelat Ndalem adalah salah satu bisnis yang penjualannya turun dihantam pandemi. Namun, jumlah penjualan produk mereka di kanal Shopee justru meningkat, dari yang tadinya hanya sekitar 4,5% menjadi 24%. Ini disebabkan perubahan gaya hidup konsumen yang selama masa pandemi menjadi lebih senang berbelanja secara daring.

Meiza mengakui bahwa sebelum pandemi, tim Cokelat nDalem memang tidak terlalu serius dalam berjualan lewat platform e-commerce. Baik melalui website pribadi maupun Shopee dan Tokopedia. Penjualan tertinggi mereka selama pandemi berada di dua kanal terakhir tersebut. Malahan, di bulan Juli 2020, Cokelat nDalem sudah memasuki international platform di Shopee, mengikuti permintaan pasar di Malaysia, Singapura, dan Filipina.

Baca Juga: Cerita Inspirasi Fox and Bunny

Official Store memiliki beberapa keuntungan, dan tentu saja lebih terpercaya di mata pelanggan. Sebab, untuk menjadi official store harus ada beberapa dokumen legalitas dan sertifikat yang harus dilengkapi, seperti izin edar, sertifikat halal, dan HAKI brand yang berdagang. Dilihat dari data yang ada, penjualan Cokelat nDalem di tahun 2020 cukup bagus.

Jumlah repeat order di akun mereka mencapai 5%, dengan rata-rata nilai pembelian produk mencapai 77 ribu rupiah per konsumen. Tak hanya itu, penjualan di 4 bulan terakhir tahun 2020 juga cukup stabil. Beruntungnya, Shopee juga menyediakan laporan penjualan dan keuntungan toko setiap bulannya sehingga tim Cokelat nDalem bisa terus memantau performa dagangan mereka. Tak hanya itu, Shopee turut memberikan data analisis terhadap tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan kita, tingkat pelayanan kita terhadap pembeli, berapa pesanan yang terselesaikan.

Baca Juga: Pentingnya Berjejaring dengan Supplier dan Kriteria Pemilihannya

Tingkat pesanan yang tidak terselesaikan harus di bawah 10%. Data kepuasan pembeli adalah yang paling penting dan sangat erat kaitannya dengan persentase chat pelanggan yang dibalas serta kepuasan pelanggan terhadapan pengiriman produk. Menurut Meiza, data produk terlaris dari Shopee penting untuk diletakkan di halaman muka toko, agar pelanggan bisa segera tahu produk rekomendasi yang bisa mereka beli.

Foto produk juga menjadi hal yang penting. Misalnya saja, saat Cokelat nDalem berjualan hampers sederhana di kala Lebaran, mereka akan memajang foto produk yang sangat detail akan barang apa saja yang ada di dalam hampers tersebut. Dengan begini, pelanggan akan lebih jelas gambarannya terhadap keunikan produk mereka. Foto jauh lebih efektif daripada mendeskripsikan barang lewat tulisan di kolom detail produk, lho. Karena bisa benar-benar melihat tingkat performa dan penjualan per bulan, tim Cokelat nDalem menjadi lebih mudah dalam merencanakan pemasaran serta ketersediaan produk.

Tim Cokelat nDalem juga kemudian menyadari pentingnya melakukan riset terhadap keyword yang banyak dicari pelanggan, sehingga produk kita bisa terus muncul di kolom pencarian mereka. Semakin sering nama produk kita muncul, calon pembeli akan semakin tertarik. Karena itu, kita harus memberi nama produk sesuai dengan keyword yang sudah ditentukan. Saat riset, kita juga harus memposisikan diri sebagai pelanggan atau konsumen awam. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan akun Shopee atau Tokopedia pribadi, sebagai konsumen.

Baca Juga: Tips Memilih Lokasi Usaha yang Baik Bagi UMKM

Nah, lewat penjelasan tentang analisis data di Shopee, teman-teman UKM diharapkan bisa lebih melek akan pentingnya membaca data demi kepentingan penjualan produk. Dengan contoh penggunaan analisis data seperti yang diterapkan Cokelat nDalem, tentu bisa kita lihat seberapa bergunanya mengolah data untuk meningkatkan penjualan. Jadi, jangan ragu untuk mempelajari lebih lanjut fitur-fitur analisis yang disediakan oleh Shopee yang bisa dilakukan dengan membaca manualnya lewat link berikut.

Artikel ini juga diambil dari webinar Pojok Pasar Online dengan topik “Teknik Analisa Peluang Pasar di Shopee” yang diadakan oleh UKM Indonesia bekerjasama dengan Compas. Untuk tahu lengkapnya mengenai teknik analisa ini, tonton webinar lengkapnya yuk di link ini.

***

Sonia Fatmarani, Kontributor Penulis tetap ukmindonesia.id