Strategi Bangun Jejaring, Rhoerhy Craft - Siapa bilang berbisnis aksesoris harus memerlukan mesin dan alat yang canggih? Dengan kekuatan imajinasi, kreativitas, dan keterampilan tangan saja, Sahabat Wirausaha juga bisa bersaing dengan brand-brand terkenal yang lain. Salah satunya adalah aksesoris rajutan tangan milik Eka, yang sukses bertahan selama lebih dari 8 tahun dan sudah wara wiri di pameran bergengsi ini.
Uniknya, Eka Ratnasari 'melahirkan' Rhoery Craft bersama sang adik, Ratu Ayu Kusumawardhani. Mereka berdua membangun bisnis rajut yang kini digeluti secara serius. Nah, seperti apa sih sepak terjang Eka dalam dunia bisnis rajut? Bagaimana strategi mereka agar bisa bertahan begitu lama? Simak kisahnya berikut, yuk!
Iseng Tekuni Hobi, Kini Bisnisnya Mampu Menopang Ekonomi Keluarga
Eka Ratnasari merupakan seorang perempuan paruh baya berumur 52 tahun asal Cibitung, Bekasi, yang memiliki ambisi pribadi untuk menjadi pengusaha. Eka sudah lama memiliki hobi merajut dan menghasilkan kerajinan tangan. Dari hobinya inilah, Eka memutuskan untuk berbisnis di bidang rajutan yang sudah lama Eka sukai dan kuasai.
Baca Juga: Peluang Pasar: Produk Aksesoris Wanita
Awalnya, Eka bersama adiknya belajar merajut secara otodidak seperti membuat masker, boneka, hingga baju anak kecil. Setelah dirasa sudah mampu menghasilkan aksesoris rajut dengan jahitan yang rapi, Eka memberanikan diri untuk menjualnya kepada orang-orang terdekatnya. Siapa sangka, ternyata rezeki datang dari sini dan hobinya bisa menghasilkan pundi-pundi uang yang membantu menopang ekonomi keluarga.
“Orderan pertama datang dari kenalan adik saya yang sering mendapatkan orderan dari kliennya pada tahun 2012. Karena membuat perizinan di kabupaten Bekasi saat itu masih sulit maka pada tahun 2019 kita bekerja sama untuk mengajukan izin usaha di kecamatan Kelapa gading melalui Sudin perindustrian dan perdagangan/JakPreneur,” cerita Eka.
Eka menyadari bahwa berbisnis membutuhkan partner yang bersedia berjuang bersama. Karena orderan pertama berasal dari lingkungan sosial sang adik, akhirnya Eka memutuskan untuk berbisnis bersama adiknya, Ratu. Zaman sekarang, tidak banyak orang yang bersedia berbisnis dengan saudaranya sendiri, karena dikhawatirkan akan menjadi penyebab renggangnya hubungan keluarga. Namun, Eka dan Ratu membuktikan bahwa berbisnis bersama keluarga tetap bisa dijalankan asalkan sama-sama mengkomunikasikan seluruhnya secara terbuka.
Eka mengaku bahwa selama operasional bisnis, keduanya sudah tahu peran masing-masing. Kuncinya adalah saling menerima satu sama lain dan tidak mengedepankan ego. Keduanya juga memiliki visi sederhana yang sama, yaitu ingin menopang ekonomi keluarga sehingga saling bahu membahu untuk mewujudkan visi tersebut.
Ikut Pelatihan dan Komunitas Bisnis, Rhoerhy Craft Gapai Peluang Akses Pasar
Jika Sahabat Wirausaha masih ragu untuk memulai bisnis karena keterbatasan modal, maka coba simak kisah inspirasi Eka yang ternyata hanya bermodalkan 200 ribu rupiah untuk mendirikan bisnis rajut Rhoerhy Craft.
“Kami mengeluarkan uang sekitar 200 ribu rupiah untuk beli aneka jenis benang biar paham dulu dengan tekstur dan cocok atau tidak untuk bikin baju atau tas,” kata Eka.
Dari pihak keluarga Eka juga sangat mendukung pertumbuhan bisnis Eka, bahkan tetap terus mendorong Eka untuk belajar bisnis lebih banyak lagi. Hal ini sangat membuat Eka termotivasi untuk lebih berkembang. Namun, perjalanan di awal bisnis memang tak semulus yang diharapkan.
Baca Juga: Cantiknya Pernak-Pernik Aksesoris Khas Indonesia
“Dulu waktu lulus SMA tahun 2000 dan kuliah pada tahun 2004, kami disuruh orang tua untuk pergi ke Kelapa Gading untuk cari-cari pelatihan, siapa tau dapat ide buat usaha sendiri sampai disana sama petugasnya disuruh pulang bikin lamaran dan cari kerja. Sedih rasanya,” kata Eka sambil bercerita.
Meskipun berkali-kali mengalami penolakan, Eka tak patah semangat untuk mencari info pelatihan dan izin usaha di Cibitung, Bekasi. Eka mengakui bahwa mencari pelatihan di daerahnya terbilang cukup sulit dan jarang ditemukan. Akhirnya, pada tahun 2018 Eka mendapatkan info pelatihan di Kelapa Gading, lalu Eka mengajak adiknya untuk ikutserta dalam keterampilan kerajinan tangan.
Kabar baiknya, ternyata dari pelatihan ini ada tahap lanjut berupa proses pendampingan UKM agar lebih maju lagi. Pada tahun 2019 pihak dinas perindustrian meminta data bisnis Eka untuk pembuatan surat IUMK. Akhirnya, pada tahun 2011 bisnis Eka mulai mendapat orderan dan resmi memakai merk Rhoerhy Craft. Semenjak itu Rhoerhy Craft mengikuti kurasi untuk pameran-pameran yg akan diselenggarakan Jak Preneur dan Dekranasda.
Menarik Perhatian dengan Kustomisasi Produk
Kini, pembeli aksesoris dari Rhoerhy Craft sudah semakin banyak, dan berasal dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Karena produk yang dijual merupakan handmade atau hasil karya tangan, Eka memang sengaja menjual aksesoris yang bisa dikostumisasi alias based on request. Request yang diminta pun beraneka ragam berdasarkan usianya, seperti holder hand sanitizer dan juga gantungan kunci custom. Tak heran jika produk kostum seperti ini menjadi best seller di Rhoerhy Craft.
“Biasanya pembeli langsung memesan dan memberikan contoh foto produk yang diinginkan, karena mereka tidak ingin barang yang dipakai sama dengan orang lain. Yang paling best seller di Rhoerhy Craft ini biasanya berupa holder hand sanitizer dan gantungan kunci karakter. Kalau di bazaar, anak-anak pasti suka dengan gantungan kunci among us dan squid game,” jelas Eka.
Bahkan, Eka mengaku sering mendapatkan borongan terutama pada hari-hari besar dengan permintaan khusus. Tak jarang pula pembelinya ketagihan untuk membeli produknya kembali karena puas dengan hasil jahitan rajutnya.
“Kebetulan kami dapat pesanan sarung bantal rajut 6 buah, terus ibunya pesan lagi taplak dan sarung bantal yang lebih besar. Katanya untuk lebaran nanti, saat ini sedang dalam tahap pengerjaan,” kata Eka bersemangat.
Baca Juga: Strategi Branding
Salah satu tips dari Eka untuk menarik perhatian konsumen adalah memahami target market kita, sehingga mempermudah dalam menentukan cara merancang produk dan memasarkannya. Dalam hal ini, saat berjualan di bazar, Eka paham betul bahwa peminatnya paling banyak adalah anak-anak, sehingga Eka membuat aksesoris rajut bertema game dan juga film kesukaan anak-anak masa kini. Terbukti, banyak pembeli yang merasa spesial karena merasa bahwa barang tersebut lucu dan menarik untuk dimiliki.
Tidak hanya itu, Eka juga berusaha untuk tetap mencerminkan nilai budaya melalui hasil karya tangannya. Pernah suatu ketika, Eka membuat boneka Abang None khas Jakarta dan juga ondel-ondel betawi versi cover pot dari hasil rajutan tangan. Hal ini membuat bisnis rajut milik Eka memiliki unique selling point yang belum dimiliki bisnis rajut lainnya, yang umumnya hanya memiliki desain umum dan kebarat-baratan.
Aktif Mengikuti Pameran Jadi Strategi Andalan
Hingga saat ini, Eka mengakui bahwa penjualan lebih banyak berasal dari pameran. Hal inilah yang membuat Eka aktif dalam mengikuti pameran di gedung-gedung ternama, seperti di Balaikota DKI Jakarta, gedung walikota Jakarta Utara, Bazar Dekranasda di Kelapa Gading Mal, dan Pasar Seni Ancol. Semenjak aktif mengikuti pameran, jejaring bisnis Eka juga semakin luas. Strategi seperti ini membuat brand bisnisnya lebih banyak dikenal oleh masyarakat luas.
“Iya bu, saya sering ikut pameran. Kebetulan IKEA bekerja sama dengan kementerian dan koperasi untuk membantu UMKM hingga kami disediakan stand di Teras Indonesia. Bahkan pameran kita juga dikunjungi oleh Ibu walikota Jakarta Utara dan Ibu Wakil Gubernur DKI Jakarta,” jelas Eka.
Saat berjualan di bazar Eka tetap aktif dalam menjalin hubungan dengan calon pembeli. Kali ini Eka menyebarkan kartu nama kepada setiap pembeli yang datang dengan tujuan sewaktu-waktu ada yang ingin membeli. Eka juga aktif mempromosikan bisnisnya di marketplace dan juga sosial media.
Produk yang dijual di Rhoerhy Craft juga semakin beragam, mulai dari tas slingbag, tatakan gelas/cangkir, sarung bantal estetik, topi, boneka, gantungan kunci, dan masih banyak lagi. Eka bahkan tak segan dalam membagikan proses produksinya di sosial media agar pembeli bisa melihat langsung bahwa produknya benar-benar handmade (hasil karya tangan).
Berkat keaktifan Eka dalam mempromosikan bisnisnya di sosial media dan marketplace, Eka sering mendapatkan tawaran untuk diliput dan disiarkan di berbagai media. Tak tanggung-tanggung, Eka pernah melakukan live shopping bersama kementerian di salah satu marketplace terbesar di Indonesia. Acara seperti ini sangat membantu bisnis Eka dalam meningkatkan brand awareness kepada customer.
Baca Juga: Strategi Pemasaran Digital Menggunakan Influencer
Terakhir, Eka memiliki pesan tersendiri untuk para pemilik UMKM di Indonesia yang masih pemula atau yang masih berjuang untuk bertahan di dunia bisnis yang kompetitif.
“Ketika satu pintu tertutup, jangan pernah menyerah untuk mencari pintu yg lainnya karena tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika Tuhan berkehendak,” kata Eka.
Nah, itu tadi kisah Eka dalam membangun bisnis aksesoris rajutnya hingga dapat bertahan selama lebih dari 10 tahun. Dalam proses perjalanannya, Eka tetap mempertahankan keunikannya sebagai identitas brand, tak lupa untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dengan bantuan profesional serta aktif mengikuti pameran.
Wah, semoga cerita inspirasi ini dapat membantu Sahabat Wirausaha dalam mencari ide alternatif untuk memperbesar bisnis dan memperluas networking, ya! Selamat mencoba!
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.
Sumber: Wawancara dengan Eka , owner Rhoerhy Craft