Sumber foto: Restu Mande
Restu Mande - Di kalangan pengusaha kecil dan menengah, hadirnya teknologi terkini selalu bisa menghasilkan gebrakan baru. Salah satunya adalah pengemasan produk masakan jadi di dalam kemasan. Dua puluh tahun yang lalu, tak ada yang berani memasarkan lauk dan pauk dalam kemasan lantaran tingkat keawetannya yang singkat.
Namun sekarang, produk-produk rendang, pecel, sambal, dan makanan pendamping nasi lainnya beredar di mana-mana. Tahan lama dengan rasa yang segar, konsumen hanya tinggal menghangatkannya di kompor atau oven saat ingin disantap.
Salah satu pionir produk makanan jadi dalam kemasan adalah Restu Mande. Dimulai dari bisnis rumah makan Padang yang sederhana, Restu Mande kini menjadi UMKM terdepan dalam memproduksi masakan khas Padang dalam kemasan. Hanya dalam waktu beberapa tahun, rendang dan dendeng balado mereka sukses terpampang di rak berbagai retailer besar. Jangkauan produknya bahkan mencapai Amerika Serikat, Arab Saudi, hingga Eropa dengan omzet yang luar biasa.
Restu Mande, Berawal Dari Rumah Makan Kecil di Bandung
Di tahun 2004, pasangan suami istri Nenden Rospiani dan Amril, mendirikan sebuah rumah makan Padang kecil di Bandung. “Saya orang Bandung dan suami saya orang Padang yang tinggal di Bandung,” cerita Nenden. Keduanya tidak bisa membiarkan resep lezat yang telah turun-temurun ada di keluarga Amril hanya dinikmati oleh segelintir orang. Maka Nenden dan Amril mulai memasak untuk bisnis. Tak pelak, rasa masakan yang khas dan otentik mengundang pelanggan untuk datang lagi dan lagi ke restoran sederhana mereka.
Kala itu, RM Restu Mande terkenal dengan rendangnya yang punya citarasa unik nan lezat. Tak lama, banyak pelanggan mulai mengungkapkan keinginan mereka untuk membawa menu ini dalam perjalanan jauh. “Misalnya, untuk dibawa ke luar negeri atau dibawa untuk haji dan umroh, gitu,” jelas Nenden. Hal ini pun menggelitik rasa penasaran pasutri tersebut.
Akhirnya di tahun 2011 mereka memutuskan untuk mempelajari bagaimana masakan rendang bisa bertahan selama kurang lebih enam bulan. “Akhirnya bisa ketemu tuh bahwa rendang dengan sistem vakum dan sterilisasi bisa mempunyai umur simpan lebih dari satu tahun,” jelas Nenden. Keberhasilan tersebut memotivasi Nenden dan Amril untuk memasarkan rendang dalam kemasan vakum. Produk ini dapat disimpan dalam suhu ruang, tidak perlu dimasukkan ke freezer, serta bebas dari bahan pengawet kimia dan bahan aditif lainnya.
Namun, meyakinkan pasar untuk menerima inovasi baru ini bukanlah hal yang mudah. Di tahun 2011, rendang kemasan yang mereka jual di rumah makan sendiri, tidak laku. “Karena orang pengennya rendang yang fresh, segar,” ujar Nenden. Belum lagi, mereka membandrol harga dua kali lebih mahal dibandingkan rendang yang mereka pajang di rumah makan. Alhasil banyak pelanggan yang sangsi dengan kualitas rendang kemasan.
Percaya Diri Merambah Pasar Internasional
Sebuah momen penting yang membalikkan keberuntungan Restu Mande datang di bulan September karena UNESCO mengakui rendang sebagai salah satu makanan terlezat di dunia. Nenden dan Amril mengambil kesempatan ini untuk semakin gencar memperkenalkan rendang kemasan Restu Mande. “Ini adalah momen kita untuk memperkenalkan produk Restu Mande ke tingkat dunia bahwa ada lho rendang kemasan yang bisa tahan lama,” ujar Nenden.
Meskipun saat itu perizinan yang mereka miliki hanyalah PIRT dan label Halal, keduanya percaya diri untuk menjajal pasar internasional. Nenden dan Amril pun membuat beberapa akun sosial media guna mempromosikan produk mereka. Branding produk pun dibangun dengan menggunakan nama Restu Mande—yang berarti restu seorang ibu—dipatenkan sebagai merk bagi lini produk makanan kemasan ini. Mereka yakin, dengan visi mulia untuk membuat rendang mendunia, pelanggan akan segera memperhatikan brand yang mereka bangun.
Rendang memang salah satu kuliner yang ramai dibuat khalayak Indonesia. Monopoli rumah makan padang terhadap produk ini jadi keuntungan sendiri bagi Nenden dan suami. Banyak yang lebih percaya citarasa rendang yang dijual dan dibuat oleh orang Minang asli. Dan mereka tidak salah. Rendang buatan RM Restu Mande memang ramai peminatnya. Terlebih lagi, banyak masyarakat Indonesia yang berdomisili di luar negeri kerap merasa rindu akan masakan asli Nusantara.
Meski reseller mulai berdatangan menawarkan diri sebagai perpanjangan tangan dalam menjual produk Restu Mande, namun angka keuntungan tak kunjung memenuhi target. “Karena ternyata jualan rendang dalam bentuk daging sapi itu kan HPP nya besar ya. Harganya mahal gitu ya,” papar Nenden. Ia dan Amril pun mulai memutar otak untuk mendongkrak penjualan.
Di tahun 2014, mereka mulai membuat berbagai varian rendang lain serta mencoba berbagai alternatif masakan Padang kemasan. Dari inovasi ini, muncul produk dendeng, rendang tuna, dan rendang ayam kemasan. Tak berhenti di sini, mereka juga mengeluarkan berbagai . “Sampai sekarang ini ada total kurang lebih 30-an jenis makanan dan bumbu dari Restu Mande, dan cakupannya jangkauannya cukup luas,” tutur Nenden. Ragam varian baru ini terbit demi memenuhi selera pelanggan yang tidak melulu memfavoritkan rendang, melainkan juga kuliner Minang lainnya.
Di tahun 2015 dan 2016, Restu Mande mulai merintis penjualan di marketplace. Tanpa disangka, respon pelanggan cukup baik sehingga Nenden dan Amril menjadi cukup percaya diri untuk melanjutkan langkah ke pasar retail. Hasilnya sukses besar. Produk Restu Mande berhasil menghiasi rak –rak penjualan retail besar di Indonesia, termasuk di berbagai kota-kota besar.
Dengan status sebagai makanan matang dalam kemasan yang syarat penyajiannya cukup mudah, produk-produk Restu Mande tak perlu khawatir dengan pandemi. Penjualan di pasar retail tetap stabil dan di marketplace melonjak tinggi. Saat ini, produk mereka tersedia di retail luar negeri, mulai dari Singapura hingga Arab Saudi. Sementara reseller, yang didapatkan dari relasi pertemanan, juga tersebar di berbagai negara, mulai dari Filipina, Hongkong, Amerika Serikat, Australia, Perancis, hingga Norwegia.
Referensi :
Wawancara langsung dengan Ibu Nenden Rospiani, selaku co-founder dan owner dari bisnis Restu Mande sepanjang bulan Oktober 2021.