“Kok rasa ayam bakarnya beda dari yang dulu ya, sekarang bumbunya kurang meresap sehingga di lidah kurang mantap.”
Ini hanyalah salah satu contoh keluhan yang dilontarkan pelanggan sebagai ekspresi ketidakpuasan atas rasa makanan yang tidak sesuai harapan. Sahabat Wirausaha mungkin pernah mendengar keluhan sejenis, yang intinya menunjukkan kekecewaan pelanggan terhadap kualitas produk yang tak sesuai ekspektasinya.
Sahabat Wirausaha, harus disadari sejak awal memulai bisnis bahwa kualitas produk atau layanan sangat penting demi kelangsungan bisnis kedepannya. Sebab itu, kualitas produk harus selalu dijaga, dikontrol, bahkan ditingkatkan agar kepuasan pelanggan terjamin dan kepercayaan mitra bisnis bisa langgeng.
Lantas, bagaimana caranya mengoptimalkan pengendalian kualitas agar pelanggan merasa puas dan mitra bisnis percaya dengan kinerja kita? Kita akan membahas tentang hal tersebut, namun sebelumnya, kita harus pahami dulu pentingnya pengendalian kualitas dalam berbisnis.
Pentingnya Pengendalian Kualitas dalam Berbisnis
Sahabat Wirausaha, sebelum membahas lebih lanjut, kita perlu tahu mengapa pengendalian kualitas itu penting bagi bisnis kita. Proses pengendalian kualitas ini nyatanya tidak hanya wajib dilakukan perusahaan besar, tetapi juga oleh bisnis UMKM.
Kalau mau naik kelas, kita tidak hanya perlu meningkatkan kapasitas produksi, tetapi juga pengendalian atau kontrol kualitas. Sebab,, kalau kualitas produk tidak kita perhatikan, pelanggan bisa kecewa. Akibatnya, mereka bisa beralih ke produk pesaing. Kalau hal ini sampai terjadi, kita sendiri yang rugi.
Pengendalian kualitas penting agar bisnis tetap konsisten, aman, dan berkelanjutan. Kegiatan ini merupakan suatu rangkaian proses yang berkesinambungan, dilakukan di setiap lini mulai dari pembelian, produksi, hingga distribusi. Jangan sampai produk kita justru membahayakan pelanggan. Nah, dengan pengendalian kualitas ini, setidaknya kita dapat menghindari dua hal berikut ini, yaitu:
1. Tuntutan Hukum
Sahabat Wirausaha, proses kontrol kualitas yang kita lakukan dapat mencegah kemungkinan terjadinya malfungsi pada produk, yang dapat merugikan dan membahayakan pelanggan. Misalnya kita memproduksi makanan, maka harus dipastikan bahwa produk diolah secara aman dengan kandungan bahan sesuai komposisi yang telah ditetapkan, agar dapat mencegah sakit atau keracunan pada pelanggan setelah mengonsumsi produk tersebut.
Jika tidak, pelanggan yang merasa dirugikan bisa mengajukan somasi dan ganti rugi, tuntutan pencabutan izin usaha, serta ancaman pidana karena dianggap lalai telah membahayakan nyawa pelanggan. Dengan mengendalikan kualitas produk, kita dapat terhindar dari tuntutan hukum, menghemat uang bisnis karena tidak perlu memberi ganti rugi, dan mencegah reputasi yang buruk di mata pelanggan.
2. Pemborosan
Produksi makanan yang dilakukan tanpa memperhatikan kadar komposisi dari setiap bahan baku, kemungkinan besar menghasilkan kualitas produk yang buruk. Misalnya rasanya yang tidak enak, atau bentuk produk akhir yang tidak sempurna.
Tips Mengelola Kontak Untuk Lancarkan Komunikasi Konsumen
Di sinilah terjadi pemborosan, karena kita telah mengeluarkan biaya bahan baku dan tenaga kerja, tetapi produk tidak layak dipasarkan. Sebab itu, pentingnya pengendalian kualitas agar terjadinya kesalahan selama proses produksi dapat diketahui lebih dini, sehingga bisa segera dilakukan perbaikan agar tidak mempengaruhi kualitas produk akhir.
Standar Pengendalian Kualitas
Sahabat Wirausaha, kita harus menyadari betul bahwa di era sekarang ini, bisnis tanpa produk atau layanan yang berkualitas, dapat dipastikan akan mengalami situasi yang buruk. Pengendalian kualitas diperlukan untuk memastikan kualitas produk dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan guna menjamin kepuasan pelanggan dan kepercayaan mitra bisnis.
Fenomena Conscious Consumption (Kemelekan Konsumsi) yang Perlu Dimanfaatkan UMKM
Pengendalian kualitas harus dilakukan untuk menguji dan menilai produk dari seperangkat standar kualitas sebagai berikut:
- Usia produk, standar kualitas ini berkaitan dengan keawetan produk yakni berapa lama produk dapat bertahan dalam menjalankan fungsinya.
- Kemampuan memenuhi kebutuhan pelanggan, pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah produk dapat memenuhi kebutuhan atau memecahkan permasalahan pelanggan. Misalnya, pasar membutuhkan produk yang dapat mempermudah mereka berfoto selfie. Kebutuhan tersebut kemudian direspon oleh pelaku usaha dengan memproduksi tongsis yang dapat berfungsi sebagai tripod dan dilengkapi dengan bluetooth, sehingga pelanggan dapat berswafoto secara mandiri.
- Biaya vs kebutuhan, kita harus mengkalkulasi dengan benar besaran biaya produksi dibandingkan tingkat permintaan konsumen terhadap produk terkait. Jika biaya produksi tinggi, tetapi tingkat permintaan produk rendah, maka kita tidak perlu memproduksi produk tersebut.
- Keamanan produk, penilaian terhadap standar kualitas ini berkaitan dengan tingkat keamanan produk, yakni apakah pelanggan merasa nyaman dan aman saat menggunakan atau mengonsumsi produk.
- Kemudahan penggunaan produk, produk akan memberikan manfaat secara maksimal kepada pelanggan apabila mudah digunakan, mulai dari cara membuka kemasan hingga penyajiannya.
- Efisiensi produk, pengujian dan penilaian standar kualitas ini mengacu pada kemampuan produk untuk menghemat uang pelanggan dan ramah lingkungan.
Pentingnya Pengendalian Produksi dan Tips Menerapkannya
Lantas, bagaimana caranya agar bisnis kita bisa menjamin kepuasan pelanggan sekaligus kepercayaan mitra bisnis melalui pengendalian kualitas? Mudah saja, kita hanya perlu melakukan langkah-langkah berikut:
1. Menentukan Standar
Kita perlu memikirkan apa saja yang menjadi standar kualitas produk yang harus dipenuhi, sebelum produk tersebut dirilis ke pasar. Apakah salah satu, beberapa, atau bahkan keseluruhan standar kualitas berupa usia produk, biaya, tingkat permintaan, keamanan, kemudahan, dan efisiensi produk?
Selain itu, apakah pengecekan produk harus dilakukan satu per satu, atau hanya mengambil sampel sebagian saja dari produksi dalam satu batch? Hal ini penting untuk dilakukan di awal, agar kita dapat menentukan efektivitas produksi.
Tempa Hubungan Baik Dengan Mitra Bisnis Lewat 9 Cara Berikut
2. Melakukan Monitoring dan Validasi Kualitas Produk
Pemantauan untuk meminimalisir dan mencegah terjadinya kesalahan harus dilakukan mulai dari awal hingga akhir proses produksi. Pada tahap ini, tim pengendalian kualitas memastikan bahwa setiap elemen dan fungsionalitas dari masing-masing bagian produksi berjalan dengan baik.
3. Menyelaraskan Visi dan Misi Perusahaan
Meski tampak sederhana, penyelarasan visi dan misi perusahaan sangat penting ketika menjalankan pengendalian kualitas. Sebab, tujuan utamanya adalah menjaga kualitas produk atau layanan yang ditawarkan.
Agar kontrol kualitas tercapai secara optimal, manajemen perusahaan dan karyawan harus memiliki pandangan yang sama, bahwa kualitas produk terus terjaga dan sesuai dengan standar yang ada.
Tips Menambah Basis Data Kontak Konsumen dan Menyimpannya Dengan Google Contact
4. Identifikasi Produk yang Gagal
Kontrol kualitas termasuk melakukan sortir produk gagal yang tidak memenuhi standar. Tujuannya agar produk gagal tersebut tidak ikut diedarkan ke pasar, yang bisa berisiko mengecewakan pelanggan. Identifikasi jumlah produk yang gagal juga diperlukan, agar bisa ditelusuri di bagian mana yang mengalami kesalahan sehingga dapat dilakukan perbaikan dan meminimalisir kerugian.
Strategi Branding Mendapatkan Konsumen Loyal
5. Umpan Balik (Feedback)
Tahukah Sahabat Wirausaha bahwa umpan balik dari pelanggan merupakan salah satu sumber daya yang paling penting untuk mengoptimalkan pengendalian kualitas? Pengendalian kualitas tidak akan berjalan optimal kalau kita hanya berasumsi telah paham dengan apa yang diinginkan pelanggan.
Kita harus mencari masukan dari pelanggan secara aktif, sehingga kita tahu persis apa yang diinginkan pelanggan. Misalnya dengan meminta review produk dari pelanggan dan menyediakan hotline gratis yang menampung semua masukan baik berupa kritik maupun saran melalui platform media sosial yang ada seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan lainnya.
7 Strategi Mengelola Hubungan Baik Dengan Konsumen
Tak hanya dari pelanggan, umpan balik juga diperlukan dari mitra bisnis. Mitra bisnis berperan sebagai support system ketika segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik. Bahkan tidak menutup kemungkinan, mitra bisnis turut membantu memikul beban kerja.
Sebab itu, kita perlu mendapatkan umpan balik dari mitra bisnis terkait dengan proses operasional bisnis. Dari mitra bisnis, kita bisa memperoleh perspektif lain dalam mengendalikan kualitas yang bermanfaat bagi kelangsungan bisnis kita ke depannya.
Pada akhirnya, pengendalian kualitas merupakan bagian dari sistem manajemen mutu yang harus selalu ditekankan oleh perusahaan. Produk dan layanan yang berkualitas akan selalu menjadi hal terpenting bagi pelanggan.
Maka dari itu, bisnis harus merespon secara positif dengan memproduksi produk dan layanan yang memenuhi standar mutu baik dari ketahanan, keamanan, maupun kemudahan fungsi produk, agar benar-benar mampu memberikan manfaat, sehingga tak hanya memuaskan pelanggan tetapi juga meningkatkan kepercayaan mitra bisnis.
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk
bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan
komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.