Listrik adalah kebutuhan utama di era modern. Hampir semua aktivitas rumah tangga maupun industri bergantung pada aliran listrik — dari penerangan, komunikasi, hingga operasional bisnis. Maka tak heran jika usaha yang menyediakan perlengkapan listrik selalu memiliki ceruk pasar yang menjanjikan. Salah satunya adalah toko listrik.

Bagi Anda yang ingin merintis usaha yang stabil dan relatif tahan banting, memulai usaha toko listrik bisa menjadi pilihan menarik. Selain menyuplai kebutuhan pokok masyarakat, toko listrik juga berpotensi menjalin kerja sama dengan kontraktor, teknisi, dan proyek-proyek pembangunan yang terus berkembang dari waktu ke waktu.

Melalui artikel ini, Anda akan dipandu langkah demi langkah dalam memulai usaha toko listrik. Kami akan membahas dari segi riset pasar, jenis produk, estimasi modal, kerja sama dengan supplier, hingga strategi pemasaran yang efektif. Semuanya disusun dalam gaya narasi yang sistematis namun mudah dipahami—agar Anda bisa langsung mengeksekusinya.


Peluang dan Permintaan Produk Listrik di Indonesia

Kondisi Makro

Dilansir dari indonesia-investments.com, Indonesia telah mencapai tingkat elektrifikasi yang sangat tinggi — menurut laporan, rasio elektrifikasi ‎(persentase rumah tangga yang tersambung ke jaringan listrik) telah mencapai ≈ 99,79 % pada akhir 2023. Pemerintah menargetkan 100 % hingga 2025.

Di sisi infrastruktur jaringan, ada dorongan kuat untuk modernisasi jaringan distribusi dan penerapan smart grid. Misalnya, program World Bank bersama PLN senilai US$ 500 juta untuk mendukung transformasi jaringan distribusi di wilayah Jawa-Madura-Bali (2025–2032).

Implikasi untuk Usaha Toko Listrik

  • Dengan hampir semua rumah tangga sudah memiliki sambungan listrik, maka pertumbuhan toko listrik akan lebih pada pertukaran/upgrade, proyek pembangungan perumahan baru, renovasi, serta kebutuhan teknis seperti smart-home, sensor, panel tambahan, dll.

  • Modernisasi jaringan dan penerapan smart grid berarti ada peluang produk tambahan: misalnya kabel kualitas tinggi, panel listrik, smart-switch, sistem grounding, perangkat sensor listrik, sistem tenaga terbarukan berskala kecil (solar rooftop) yang bisa digunakan oleh pelanggan residensial atau komersial.

  • Karena distribusi listrik dan infrastruktur memiliki arah digitalisasi, tersedia peluang juga untuk toko listrik yang menyediakan komponen smart/terintegrasi, bukan hanya “konvensional” saja.

Catatan Tantangan

  • Meski rasio elektrifikasi sangat tinggi, kualitas sambungan atau keandalan listrik di beberapa lokasi masih belum optimal — misalnya gangguan jaringan atau wilayah remote masih menjadi tantangan.

  • Permintaan mungkin sudah lebih “matang” di pasar perkotaan atau wilayah yang padat; untuk wilayah kecil atau remote, persaingan bisa lebih rendah tetapi logistik juga bisa menantang.

Baca Juga: Tips Menghemat Pengeluaran Listrik Pada Kegiatan Bisnis


Langkah Awal: Riset Pasar dan Lokasi

Sebelum memulai usaha toko listrik, riset pasar tetap kunci untuk mengetahui potensi penjualan, kebutuhan spesifik konsumen, serta tingkat persaingan.

Beberapa pertanyaan yang bisa Anda jadikan panduan riset:

  • Apakah di daerah Anda sudah banyak toko listrik? Bagaimana kualitas layanan dan produk mereka?

  • Produk apa yang paling banyak dicari: kabel, fitting lampu, MCB, panel listrik, atau komponen smart/terbarukan?

  • Siapa target pelanggan Anda? Konsumen rumah tangga, teknisi/instalatur, kontraktor proyek, atau UMKM?

  • Apakah ada proyek pembangunan perumahan baru, kos-kosan, ruko, atau kawasan industri di dekat lokasi Anda?

  • Apakah ada tren penggunaan produk listrik “lebih canggih” (smart home, sensor, IoT) di wilayah Anda?

Setelah itu, tentukan lokasi usaha. Pilih tempat yang mudah diakses, memiliki visibilitas tinggi, dan dekat dengan pemukiman, perumahan baru, atau kawasan industri. Jika modal terbatas, Anda bisa memulai dari rumah dan berjualan lewat platform digital seperti marketplace atau WhatsApp Business, lalu secara bertahap membuka gerai fisik.

Baca Juga: Lebih dari Sekadar Bersih: Mengungkap Peluang Usaha Cuci Helm yang Mengkilap


Jenis Produk yang Wajib Dimiliki Toko Listrik

Saat memulai usaha toko listrik, Anda tidak harus langsung menyediakan semua barang. Berikut produk-utama yang direkomendasikan:

  • Kabel listrik (misalnya NYA, NYM, NYY)

  • Stop kontak, saklar, fitting lampu

  • Lampu LED berbagai ukuran dan watt (dengan efisiensi tinggi)

  • MCB (Miniature Circuit Breaker)

  • Isolasi listrik, pipa conduit, kabel ties

  • Box panel listrik sederhana

  • Colokan listrik dan sambungan kabel

Seiring berkembangnya toko, Anda bisa menambah produk seperti: timer otomatis, sistem grounding, stabiliser, lampu taman, sistem smart plug/switch, panel surya skala kecil (rooftop), dan perangkat IoT kelistrikan.
Untuk manajemen stok dan transaksi, gunakan software kasir dan manajemen inventori seperti iReap POS Lite, Majoo, atau platform lainnya — agar stok terkelola, margin terpantau, dan transaksi lebih efisien.

Baca Juga: Panduan Memulai Bisnis Jual Beras: Dari Gudang Kecil hingga Cuan Stabil


Kerja Sama dengan Distributor dan Supplier

Harga beli dari distributor akan sangat menentukan margin keuntungan toko Anda. Oleh karena itu, penting untuk menjalin kerja sama langsung dengan distributor resmi atau agen grosir.

Beberapa tips menjalin kerja sama pasokan:

  • Hubungi langsung distributor atau agen merek besar seperti Schneider Electric, Panasonic, Broco, Philips, atau Eterna.

  • Tanyakan syarat menjadi mitra/agen resmi (biasanya terkait minimal pembelian, sistem pembayaran, pengiriman, garansi).

  • Cari grosir kelistrikan terpercaya di pusat-pusat teknik (misalnya di kota besar seperti Jakarta – Glodok, LTC, atau sentra kelistrikan di kota Anda).

  • Manfaatkan juga platform digital grosir/wholesale-online untuk menambah pilihan pasokan dan efisiensi. Meski sebelumnya distribusi grosir di kelistrikan dikatakan “masih manual”, tren digital gro grosir sudah mulai muncul dan berkembang.

  • Pastikan produk yang Anda beli memiliki sertifikasi yang sesuai (misalnya SNI atau standar keamanan listrik) agar tidak bermasalah di kemudian hari.

Catatan: Meskipun banyak elemen distribusi telah mulai terdigitalisasi, masih banyak bagian dari sistem distribusi kelistrikan nasional yang sedang menjalani transformasi, bukan sudah sepenuhnya otomatis. Misalnya, salah satu program bank dunia untuk mendukung modernisasi distribusi menegaskan bahwa digitalisasi masih dalam tahap implementasi.


Analisis Modal Usaha dan Proyeksi Keuntungan

Berikut ini adalah simulasi estimasi modal awal dan biaya operasional untuk memulai usaha toko listrik skala kecil–menengah, dengan beberapa asumsi. Anda bisa menyesuaikan angka sesuai lokasi, ukuran toko, dan produk yang akan dijual.

Modal Awal (contoh)

  • Sewa tempat 1 tahun: Rp 20.000.000

  • Renovasi & etalase: Rp 8.000.000

  • Stok awal barang: Rp 75.000.000

  • Laptop + kasir digital: Rp 5.000.000

  • Biaya promosi awal: Rp 2.000.000

  • Legalitas usaha: Rp 2.000.000
    Total Modal Awal: ± Rp 112.000.000

Biaya Operasional Bulanan

  • Gaji pegawai (1-2 orang): Rp 4.000.000 – Rp 6.000.000

  • Listrik & internet: Rp 1.000.000

  • Restock barang: Rp 30.000.000 – Rp 50.000.000

  • Promosi digital: Rp 500.000 – Rp 1.000.000

Estimasi Keuntungan

Misalnya toko mampu menjual barang dengan omzet harian Rp 1.500.000 (margin ~20 %).

  • Omzet bulanan: ± Rp 45.000.000

  • Laba kotor (20 %): ± Rp 9.000.000

  • Setelah dikurangi biaya operasional (misalnya Rp 3-4 juta gaji + Rp 1 juta listrik/internet + restock/promo variabel), laba bersih bisa ± Rp 6.000.000 – Rp 7.000.000

  • Estimasi waktu balik modal: ≈ 18–24 bulan (bergantung lokasi, stok, margin, dan persaingan)

Catatan: Angka-angka di atas bersifat ilustratif. Di lokasi berbeda, biaya, margin, dan waktu balik modal bisa lebih cepat atau lebih lambat.


Tahap Menjalankan Usaha Toko Listrik

Setelah riset, perizinan, dan persiapan stok selesai, tibalah fase operasional. Berikut beberapa langkah yang perlu dilaksanakan:

  1. Menyusun Alur Kerja Toko

    • Tentukan jadwal buka, pembagian tugas pegawai, dan prosedur standar melayani pelanggan.

    • Buat catatan pembelian, pengeluaran harian, dan pergerakan stok secara tertib.

    • Gunakan sistem kasir digital untuk mempercepat transaksi dan mengurangi kesalahan pencatatan.

  2. Edukasi Produk ke Tim

    • Pastikan pegawai toko memahami fungsi dan cara kerja setiap produk: misalnya, beda kabel NYA dan NYM, fungsi MCB, keunggulan merek lampu tertentu.

    • Pengetahuan ini penting agar tim bisa membantu pelanggan memilih produk yang tepat.

  3. Layani Pelanggan Secara Konsultatif

    • Banyak pelanggan datang dengan minim pengetahuan kelistrikan. Tawarkan edukasi ringan, saran teknis, bahkan diagram sederhana pemasangan jika diperlukan.

    • Pelayanan yang baik dan informatif bisa menjadi pembeda utama di tengah persaingan.

  4. Menurut survei (contoh dari industri ritel), 74 % konsumen lebih memilih toko dengan pelayanan yang informatif dan ramah dibanding sekadar harga murah. (Meski perlu dicek kembali untuk segmen kelistrikan).

    Catatan: Angka survei di segmen spesifik toko listrik mungkin berbeda, namun tren layanan menjadi semakin penting.

  5. Jaga Ketersediaan dan Kualitas Stok

    • Periksa stok secara berkala, terutama untuk barang yang cepat laku seperti kabel, fitting lampu, saklar.

    • Simpan barang dengan benar—hindari kelembapan, panas berlebih yang bisa merusak material logam atau plastik.

  6. Evaluasi dan Adaptasi

    • Setiap akhir bulan, lakukan evaluasi: produk mana yang paling laku, segmen pelanggan mana yang datang paling banyak, strategi promosi apa yang efektif.

    • Dari sana, Anda bisa melakukan penyesuaian strategi agar usaha lebih optimal.


Legalitas dan Perizinan Usaha

Agar usaha Anda aman dan bisa berkembang, jangan lupakan legalitas. Beberapa hal terbaru yang perlu diperhatikan:

  • Usaha toko listrik termasuk kategori risiko rendah dalam regulasi perizinan berbasis risiko (contoh: PP No. 5 Tahun 2021).

  • Daftarkan Nomor Induk Berusaha (NIB) melalui portal OSS (Online Single Submission) di oss.go.id.

  • Urus NPWP (usaha) untuk keperluan pajak dan pembukuan.

  • Daftarkan izin usaha ke Dinas Perdagangan daerah (untuk Izin Usaha Perdagangan).

  • Pastikan produk-produk Anda memiliki sertifikasi SNI (Standar Nasional Indonesia) atau standar keamanan yang berlaku, terutama untuk alat-alat listrik.

  • Simpan bukti kerjasama dengan distributor, faktur pembelian, dan catat semua transaksi untuk audit, pajak, dan kontrol bisnis.

Konsultasi dan daftarkan NIB bisnis kamu dengan cepat dan aman di Tumbu melalui link daftar NIB di sini


Strategi Promosi dan Layanan Pelanggan

Meskipun toko listrik tampak konvensional, dengan strategi pemasaran yang tepat toko Anda dapat tumbuh pesat. Beberapa strategi yang bisa Anda coba:

  1. Buat akun Google My Business untuk menampilkan lokasi toko dan ulasan pelanggan.

  2. Tawarkan layanan konsultasi gratis bagi pelanggan awam — misalnya bagaimana memilih kabel yang tepat, atau pemasangan saklar.

  3. Berikan bundling diskon (misalnya beli kabel + fitting lampu + MCB dalam satu paket) untuk mendorong pembelian lebih besar.

  4. Jalin relasi dengan teknisi listrik, kontraktor, dan tukang bangunan — mereka bisa menjadi sumber utama pelanggan proyek.

  5. Manfaatkan platform marketplace (Tokopedia, Shopee, Lazada, dll) untuk menjangkau pelanggan luar kota atau segmen online.

  6. Kumpulkan testimoni pelanggan dan tampilkan di media sosial — pelayanan baik dan review positif membantu membangun kepercayaan calon konsumen.


Tantangan Umum dan Cara Menghadapinya

Beberapa tantangan yang sering muncul saat memulai usaha toko listrik antara lain:

  1. Harga barang yang fluktuatif mengikuti harga bahan baku logam/plastik dan kondisi pasar. Cara: lakukan kontak rutin dengan distributor, beli stok ketika harga masih stabil, lakukan perbandingan harga secara berkala.

  2. Persaingan dengan toko teknik besar atau marketplace yang bisa menekan margin. Cara: bedakan layanan Anda (konsultasi, pemasangan, pengiriman cepat) sehingga bukan hanya bersaing di harga.

  3. Risiko barang rusak atau usang sebab barang-listrik bisa memiliki usia simpan dan kondisi penyimpanan yang mempengaruhi kualitas. Cara: implementasikan sistem stok berbasis barcode, cek tanggal produksi atau kualitas, lakukan rotasi stok.

  4. Pengelolaan stok & kas yang kurang rapi bisa menghambat arus kas dan profitabilitas. Cara: gunakan software kasir/inventori sejak awal, pisahkan keuangan pribadi dan usaha, evaluasi laporan bulanan.


Kesimpulan

Memulai usaha toko listrik bukan sekadar menjual kabel dan lampu. Anda sedang membangun bisnis yang menopang kebutuhan rumah, kantor, dan proyek-pembangunan. Dengan strategi yang tepat dan pelayanan yang baik, toko listrik bisa menjadi bisnis jangka panjang dengan margin sehat.

Di era elektrifikasi hampir sempurna dan digitalisasi distribusi yang sedang berlangsung, setiap rumah baru atau renovasi yang dilakukan adalah potensi pasar baru untuk toko listrik Anda. Persiapkan diri Anda untuk tidak hanya menjual produk konvensional, tapi juga menjangkau produk dan layanan yang relevan dengan tren smart-home, efisiensi energi, dan teknologi kelistrikan terkini.

Jika artikel ini bermanfaat, mohon berkenan bantu kami sebarkan pengetahuan dengan membagikan tautan artikelnya, ya!

Bagi Sahabat Wirausaha yang ingin bergabung dengan Komunitas UMKM di bawah naungan kami di UKMIndonesia.id - yuk gabung dan daftar jadi anggota komunitas kami di ukmindonesia.id/registrasi. Berkomunitas bisa bantu kita lebih siap untuk naik kelas!