Gambar diambil dari freepik.com

Budaya ngopi di Indonesia lebih mendominasi jika dibandingkan dengan tradisi ngeteh di rumah, di kantor, atau di kedai-kedai. DIlansir dari Lokadata (2018), tercatat bahwa konsumsi kopi di Indonesia sebesar 0,66 ons/kapita/bulan. Sementara konsumsi teh hanya sebesar 0,24 ons / kapita / bulan. Meskipun tidak menyentuh 1 ons / kapital / bulan, secara tidak langsung tingkat konsumsi kopi dan teh mempengaruhi jumlah limbah ampas kopi dan teh yang keberadaannya dapat dijadikan sebagai peluang cuan. Tak percaya? Berikut buktinya.


Mengenal Keberadaan Ampas Kopi dan Teh

Sesuai dengan namanya, limbah ampas kopi dan teh merupakan sisa barang yang sebelumnya telah mengalami proses pengambilan sari atau dalam bentuk pati. Untuk kopi, biasanya dilakukan dengan cara menyeduh, mengekstrak (menggunakan espresso maker) hingga merendam dalam jangka waktu tertentu. Begitu juga dengan teh yang tak jauh berbeda perlakuannya dengan kopi.

Baca Juga : Memilih Jenis Badan Usaha yang Sesuai dengan Kebutuhan dan Tujuan Bisnis

Pendiri Kopi Janji Jiwa, Billy Kurniawan, yang merintis usaha sejak pertengahan 2018 mengaku di awal-awal hanya bisa menjual 10-20 gelas per hari atau sekitar 600 gelas per bulan. Angka tersebut meningkat tajam di akhir 2019 dengan rata-rata penjualan 5 juta gelas per bulan. Jika satu gelas kopi (kopi kekinian) membutuhkan 12-18 gram bubuk kopi per cup (tidak termasuk limbah teh), dapat dibayangkan ada berapa banyak limbah kopi dan teh yang dapat kita olah menjadi cuan di tengah menjamurnya kedai kopi di Nusantara.


Peluang Cuan Bisnis Lestari dengan Mengolah Sampah Ampas Kopi dan Teh

Keberadaan ampas kopi dan teh tak pernah ada habisnya. Hingga saat ini setidaknya ada 5 temuan yang berhasil dimanfaatkan manusia. Tentunya jumlahnya akan terus bertambah seiring berjalannya waktu. Ke-5 manfaat ampas kopi dan teh itu diantaranya untuk keperluan pupuk, bahan dasar face mask, bahan utama pembuatan aspal, untuk membuat dompet, dan yang terakhir sebagai bahan alternatif pengganti adsorben khusus pada industri tekstil.

Baca Juga : Peluang Pasar: Kedai Kopi

1. Ampas Kopi dan Teh Untuk Pupuk

Seperti yang dilakukan oleh pegiat pertanian yang menjadikan ampas dari kedua sisa minuman itu sebagai kompos dan pupuk tanaman. Salah satunya dibeberkan melalui Jurnal Universitas Slamet Riyadi. Menurut mereka, limbah (kopi) dapat meningkatkan drainase, retensi air dan aerasi di tanah. Termasuk membantu mikroorganisme yang baik untuk pertumbuhan tanaman agar tumbuh subur sambil menarik perhatian cacing tanah.

Sementara untuk limbah teh, kandungan tannic acid dapat menetralkan kandungan pH tanah yang akan membuat tanaman lebih subur, mengusir hama dan mencegah jamur sekaligus menambah nutrisi pada tanaman karena mengandung asupan nitrogen, mineral, karbohidrat dan nutrisi yang membantu pertumbuhan tanaman.

Berikut cara paling mudah membuat pupuk dari ampas kopi dan teh. Untuk ampas kopi, jemur ampas di bawah sinar matahari hingga mengering. Setelah itu tinggal menerapkan pada tanaman secukupnya karena ampas tadi akan melepaskan nitrogen. Limbah bubuk kopi seharusnya memiliki pH netral sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran pada tingkat keasaman yang diserap tanaman. Cara kedua, limbah kopi hanya ditambahkan air hingga encer kemudian dibiarkan beberapa saat, lalu siram atau semprotkan pada tanaman.

Sementara untuk teh, diolah secara termofil yakni diletakkan pada bak atau tempat khusus lalu didinginkan selama satu hari. Tambahkan mikroorganisme untuk mempercepat proses penguraian dan dilanjutkan dengan proses pembalikan (1 x seminggu). Setelah itu, bekas limbah ini siap digunakan setelah mengalami proses fermentasi (1 bulan).

2. Untuk Bahan Dasar Face Mask

Selain dapat dijadikan sebagai pupuk, pemanfaatan limbah ampas kopi dan teh lainnya adalah menjadikannya sebagai bahan dasar face mask. Salah satunya yang dilakukan oleh pemilik merek usaha Rebrew yang akrab disapa Lianty. Dia memanfaatkan ampas kopi sebagai bahan baku untuk membuat sabun, cleansing oil, dan perawatan kulit lainnya. Ampas kopi dipercaya mampu mengangkat sel kulit mati, menghilangkan selulit, mengurangi mata panda, membersihkan sel kulit mati, sebagai anti-aging hingga ampuh mengatasi jerawat.

3. Pembuatan Aspal

Sedikit bergeser ke Australia, Profesor Arul Arulrajah dan rekan di Universitas Teknologi Swinburne di Melbourne menjadikan ampas kopi sebagai bahan utama dalam pembuatan aspal. Caranya dengan mencampurkan ampas kopi kering dengan biji baja, dan terakhir menambahkan senyawa alkali biar lebih solid lagi.

Baca Juga : Tips Memulai Bisnis Kedai Kopi

4. Kebutuhan Pembuatan Dompet

Ada lagi dari pihak akademisi yang memanfaatkan ampas kopi untuk dijadikan dompet. Mereka adalah Universitas Pelita Harapan, dalam publikasi Jurnal Strategi Desain dan Inovasi Sosial. Hasil terbaik untuk membuat dompet (1 lembar kain yang elastisitas dapat ditekuk dan dilipat) yakni dengan mencampurkan limbah kopi dengan air, gliserin, gelatin, alginat dari gelatin dan 1 lembar kain kasa.

5. Industri Tekstil

Sesudah kopi, giliran limbah ampas teh yang dapat disulap menjadi bahan alternatif pengganti adsorben khusus pada industri tekstil. Kegunaan lain dari limbah ampas teh dapat menurunkan produksi gas metan hasil fermentasi ternak sapi perah hingga sapi potong, serta sebagai bahan campuran makanan ternak yang dapat meningkatkan produktivitas hewan ternak.


Sahabat wirausaha sudah mengenal beberapa pemanfaatan ihwal limbah ampas kopi dan teh. Tentu yang paling ditunggu bagaimana caranya mendatangkan cuan hasil dari limbah ini. Kita ambil contoh hasil limbah untuk pemanfaatan pertanian. Dimana, dapat kita babak menjadi 4 kegiatan diantaranya menyiapkan lahan pertanian, menyiapkan tempat sampah, uji mental, ulangi proses dan kabari semua orang.

1. Menyiapkan Lahan Pertanian

Fase pertama, pastikan kita sudah menyediakan lahan perkebunan. Bisa dari halaman rumah yang sempit (hidroponik) atau lahan tidur milik tetangga, kerabat atau saudara. Jika tahap pertama sudah dilalui, tinggal melanjutkannya dengan mengutarakan keinginan kita dalam memanfaatkan limbah kopi dan teh pada kedai-kedai terdekat. Kita bisa memulainya dengan memberikan jasa ambil ampas kopi dan teh.

Baca Juga : Aroma Segar Bisnis Kopi Indonesia Dari Hulu ke Hilir

Tujuannya untuk memastikan jika ampas kopi dan teh berakhir di tempat yang benar. Atau setidaknya kita dan pemilik kedai kopi sedang berusaha keras dalam mengurangi produksi limbah. Kami sarankan, siapkan tempat sampah khusus dan letakkan di kedai-kedai. Pemilik warung cukup tahu jika membuang ampas kopi dan teh hanya pada tempat sampah yang kita sediakan. Usahakan juga ampas kopi dan teh diambil secara rutin (minimal sekali sehari) untuk menghindari limbah berjamur dan membusuk sambil menggantinya dengan tempat sampah baru dan bersih.

2. Menyiapkan Tempat Sampah

Yang kedua, karena pekerjaan ini tidak murni profit atau sejalan dengan aktivitas sosial dan lingkungan, jika terkendala dana untuk mendatangkan tempat-tempat sampah, kita bisa mengakalinya dengan mengkampanyekan bisnis ini melalui media sosial. Uang untuk membeli tempat sampah sangat bisa dihasilkan dari crowdfunding (pembiayaan alternatif yang mengandalkan kontribusi banyak orang).

Begitu semua proses berjalan dengan baik, selanjutnya memasuki fase ketiga yaitu mencari bibit tanaman yang cepat panen, paling tidak hanya dalam waktu 30 hari. Beberapa diantaranya seperti pare, bawang putih, kangkung, wortel bayi, mentimun, selada, bayam, daun bawang, cabai, tomat dan tentunya masih banyak lagi.

3. Uji Mental

Ketiga, kecakapan dalam mengelola bisnis memasuki tahap awal. Dari mulai berhasil atau tidaknya proses pertanian yang kita lakukan atau transparansi dari hasil jualan, baik itu dalam bentuk pupuk yang telah kita kumpulkan dari kedai kopi atau dalam bentuk sayur-sayuran. Jika jawabannya adalah berhasil, sebaiknya sebarkan kabar gembira ini ke orang banyak melalui media sosial dan bagaikan sebagian hasil panen tadi ke kedai kopi penyumbang limbah. Ini bisa menjadi salah satu upaya mempererat tali silaturahmi sambil menceritakan rencana kedepan perihal pengelolaan limbah ampas kopi dan teh pada mereka.

Baca Juga : Membangkitkan Bisnis Kopi Lewat Jaringan Warkop Nusantara

4. Mengulangi Semua Proses dan Kabari Semua Orang

Keempat, tentu saja ulangi proses diatas sampai semua orang mengetahui usaha yang kita lakukan. Tujuannya tentu saja demi meningkatkan laba, komunitas hingga memberikan peluang seluas-luasnya bagi mereka yang tertarik dengan bisnis ramah lingkungan yang belum terpikirkan oleh banyak orang.

Tunggu apa lagi, sudah saatnya kita memulai bisnis dengan memanfaatkan limbah kopi dan teh melalui jalur pertanian. Selain berdampak pada aktivitas sosial dan lingkungan, yang tak kalah pentingnya sudah pasti menambah pundi-pundi rupiah. Yuk, sudah saatnya UKM Naik Kelas!

Sumber artikel:

  1. https://hellosehat.com/penyakit-kulit/perawatan-ra...
  2. https://wartaekonomi.co.id/read302577/startup-stor...
  3. https://insight.toffin.id/toffin-stories/toffin-in...
  4. https://amp.lokadata.id/amp/orang-indonesia-pilih-...
  5. https://www.gordi.id/blogs/updates/rebrew-buktikan...
  6. https://ottencoffee.co.id/majalah/5-langkah-memula...
  7. https://majalahcsr.id/5-inovasi-dari-si-ampas-kopi...
  8. https://www.kompas.com/homey/read/2021/01/14/11500...
  9. https://food.detik.com/info-kuliner/d-5515481/jang...
  10. https://tekno.tempo.co/read/1455192/jangan-dibuang...
  11. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/2016071106...
  12. https://www.geometry.id/stories/mengolah-ampas-kop...
  13. https://kumparan.com/peluang-bisnis/ide-peluang-bi...
  14. https://www.kompas.com/homey/read/2021/07/07/10220...
  15. https://hype.grid.id/read/432287457/sering-dibuang...
  16. https://www.kompas.com/homey/read/2021/09/29/13410...
  17. http://balittri.litbang.pertanian.go.id/index.php/...

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.