Free photo chess game business strategy concept

Mengembangkan strategi bisnis - Sahabat Wirausaha mungkin pernah bertanya-tanya mengenai hal di atas. Merancang strategi untuk mengembangkan bisnis memang kadang memusingkan. Seringkali, kita juga bingung tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. Apakah harus membuat produk baru atau justru mencari pasar baru? Apakah harus meningkatkan upaya pemasaran? Atau cukup dengan meningkatkan produksi saja?

Nah, untuk menentukannya, Sahabat Wirausaha bisa menggunakan Matriks Ansoff. Matriks ini adalah sebuah alat yang diciptakan oleh Igor Ansoff, seorang ahli matematika terapan dan manajer bisnis ternama asal Rusia. Bentuknya berupa kerangka strategi yang bisa membantu kita mengambil keputusan dengan lebih jelas.

Sumber gambar: Saltstrategy.com

Matriks ini mencakup 4 alternatif strategi pengembangan usaha yang bisa kita lakukan dalam mengembangkan bisnis, yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, dan diversifikasi.

Baca Juga: Strategi Psikologi Marketing, 7 Trik Jualan Tanpa Jualan Harga

Di dalam matriks tersebut, ada dua sisi yaitu sisi yang menjelaskan tentang pasar, dan sisi yang menjelaskan tentang produk. Kemudian di dalamnya ada 4 kuadran yang terdiri dari keempat alternatif strategi. Semakin baru pasarnya dan semakin baru produknya maka akan semakin besar pula resiko kegagalannya. Oleh karena itu, semuanya perlu pertimbangan yang matang. Untuk mencapainya, mari kita bahas satu persatu kuadran yang terdapat pada Matriks Ansoff.

1. Penetrasi Pasar (Market Penetration)

Penetrasi pasar berada di kuadran pertama, di mana strategi yang digunakan berfokus pada pasar yang sudah ada, tanpa mengembangkan produk baru. Lalu bagaimana caranya mengembangkan bisnis kalau tidak menciptakan atau mengincar sesuatu yang baru? Berikut adalah beberapa hal yang bisa kita lakukan:

  1. Meningkatkan upaya pemasaran: Sahabat bisa menambah anggaran pemasaran atau mencoba media pemasaran yang baru. Tujuannya tentu saja agar merek bisnis kita bisa lebih dikenal oleh calon konsumen dan akan semakin banyak pula yang tertarik untuk membeli produk Sahabat.
  2. Membuat program loyalty: Sahabat bisa membuat program di mana pelanggan yang membeli secara berulang berpeluang untuk mendapatkan diskon di pembelian berikutnya, mendapatkan hadiah, atau mendapatkan voucher belanja. Tujuannya agar Sahabat bisa menghasilkan pelanggan-pelanggan yang setia dan meningkatkan penjualan.
  3. Tetapkan harga kompetitif: Seringkali, harga menjadi faktor utama yang menentukan apakah seorang pelanggan akan membeli produk kita atau tidak. Karenanya, kita harus mencari cara untuk bisa memberikan harga yang lebih kompetitif dibandingkan harga produk pesaing untuk menarik pembeli.
  4. Buat paket produk: Sahabat bisa juga membuat paket pembelian yang berisi beberapa jenis atau varian produk dengan harga yang lebih murah daripada jika dibeli secara satuan. Misalnya Sahabat berjualan sambal dengan harga 30 ribu rupiah per toples. Sahabat bisa membuat paket Trio Sambal yang berisi Sambal Terasi, Sambal Matah, dan Sambal Ijo dengan harga 80 ribu rupiah. Dengan begitu, pelanggan akan mendapatkan harga yang lebih murah, tetapi Sahabat juga akan mencetak penjualan lebih banyak.

Strategi penetrasi pasar ini beresiko rendah karena Sahabat Wirausaha tidak berpeluang untuk kehilangan apapun. Target pasar yang diincar adalah target pasar yang memang sudah lama kita layani, dan produknya adalah produk yang sudah biasa kita jual. Strategi ini cocok bila Sahabat Wirausaha memang merupakan kategori pengusaha yang tidak mau mengambil risiko terlalu besar.

Baca Juga: Strategi Bisnis Teguk, Meroket di Pasar Saham dan Buka Gerai di New York City

2. Pengembangan Pasar (Market Development)

Nah, alternatif strategi yang satu ini fokus pada mengincar target pasar baru dengan menawarkan produk yang sudah ada. Strategi ini memiliki risiko yang relatif lebih tinggi karena ada kemungkinan upaya yang dilakukan gagal, alias pasar yang baru tidak menerima produk Sahabat dengan baik. Lalu bagaimana cara melakukan strategi ini?

  1. Ekspansi geografis: Kita bisa mencoba untuk membuka cabang baru di daerah atau kawasan yang baru pula. Membuka usaha di lingkungan baru tentunya juga ada tantangan baru karena akan menghadapi budaya sosial dan keadaan yang berbeda.
  2. Target pasar baru: Sahabat bisa mencoba mengincar target pasar baru yang berbeda dengan target pasar saat ini. Misalnya, Sahabat Wirausaha membuka sebuah coffee shop yang sebelumnya menargetkan anak-anak muda yang suka nongkrong. Lalu, kini Sahabat mau ekspansi ke target pasar baru yaitu karyawan kantoran. Strategi yang bisa digunakan adalah memberi layanan promosi dengan gratis ongkos pengantaran kopi ke kantor-kantor yang berlokasi di sekitar coffee shop.
  3. Ekspansi online: Kita bisa mencoba memasarkan produk secara online sehingga agar bisa menjangkau publik yang jauh lebih luas dibanding berjualan secara offline.
  4. Rekanan strategis: Kita bisa mencoba menjalin rekanan strategis dengan produk yang bersifat komplementer dengan produk sahabat. Misalnya, jika memproduksi teh wedang uwuh siap seduh, Sahabat Wirausaha bisa menjalin kerjasama dengan restoran-restoran yang memiliki konsep menu tradisional sebagai pemasok bahan baku mereka .

3. Pengembangan Produk (Product Development)

Strategi yang satu ini memang agak menantang dan lebih berisiko. Strategi ini bisa Sahabat Wirausaha lakukan dengan menciptakan lini produk baru tetapi ditujukan kepada target segmen atau pasar yang sama. Agar strategi ini bisa berjalan dengan baik dan tepat sasaran, kita harus betul-betul mengenal dan meneliti secara detail mengenai karakteristik target pasar. Jangan sampai ternyata lini produk baru yang kita kembangkan ternyata kurang cocok untuk mereka. Untuk menerapkan strategi ini, Sahabat bisa melakukan beberapa cara berikut ini:

  1. Meneliti Konsumen: Sahabat Wirausaha wajib meneliti target pasar yang dituju, baik ketika akan memulai usaha ataupun ketika akan mendesain sebuah produk baru untuk mereka. Hal tersebut bisa kita lakukan dengan mendengarkan saran atau feedback dari konsumen atau meneliti dengan menanyakan langsung kepada mereka melalui kuesioner ataupun diskusi.
  2. Perbaikan atau peningkatan: Sahabat juga bisa menawarkan fitur-fitur baru dari produk yang sudah ada atau meningkatkan kualitas produk dan pelayanan kepada pelanggan. Sebagai contoh, misalkan kita memiliki bisnis laundry, yang tadinya hanya memberikan layanan cuci kiloan dan dry cleaning kini kita juga bisa menawarkan layanan cuci sepatu atau memberikan layanan antar jemput cucian sehingga pelanggan tidak lagi perlu keluar rumah untuk mendapatkan jasa laundry Sahabat.
  3. Produk pelengkap: Sahabat bisa menawarkan produk yang sifatnya melengkapi produk yang sudah dijual sebelumnya. Misalkan kita menjual berbagai kue dan roti, kita juga bisa jual berbagai jenis topping seperti selai dan sejenisnya.
  4. Kualitas dan inovasi: Sahabat bisa juga coba untuk tingkatkan kualitas produk atau layanan yang sudah ada sehingga bisa menjadi nilai pembeda daripada produk kompetitor. Misalkan menyediakan sambal yang lebih pedas, parfum yang wanginya awet lebih lama, atau kaos dengan bahan yang lebih lembut dan lebih tidak mudah kusut.

4. Diversifikasi (Diversification)

Diversifikasi adalah strategi menciptakan produk baru untuk target pasar yang baru pula. Strategi ini adalah strategi yang paling besar resikonya daripada strategi yang lain. Namun, bila dilakukan dengan benar, strategi ini juga bisa membuahkan hasil paling besar daripada strategi yang lain. Kenapa bisa demikian? Karena nantinya kita akan punya bisnis yang tidak bergantung pada satu pasar saja, sehingga bila ada goncangan dalam satu industri, kita masih bisa bersandar pada industri yang lain.

Baca Juga: Membangun Brand Yang Dicintai Pelanggan, 5 Tips Strategi Branding Untuk UMKM

Strategi ini juga dilakukan oleh perusahaan besar lho, contohnya Yamaha. Yamaha mungkin terkenal dengan bisnis otomotif motornya, tetapi Yamaha juga memproduksi alat-alat musik. Dengan begitu, Yamaha akan memiliki dua sumber pemasukan dan akan lebih kuat menghadapi dinamika industri.

Untuk menerapkan strategi ini, Sahabat bisa melakukan beberapa hal berikut:

  1. Riset pasar: Hal ini sudah menjadi hal yang wajib dilakukan bila kita akan memasuki pasar yang baru atau mau mengembangkan produk baru. Karena menyesuaikan produk dengan preferensi target pasar kita adalah kunci kesuksesan bisnis.
  2. Rekanan strategis: Mirip dengan strategi pengembangan pasar, daripada kita memasuki area target pasar yang baru dalam keadaan buta, ada baiknya kita bekerja sama terlebih dahulu dengan rekan bisnis yang sudah lama berkecimpung di pasar tersebut. Misalkan kita memasok sambal khas kepada suatu restoran, nantinya mereka akan memberikan masukan mengenai permintaan jenis sambal yang bisa kita kembangkan. Nantinya kita mungkin akan mendapatkan ide atau informasi yang cukup untuk mengembangkan usaha restoran sendiri.
  3. Ekspansi perlahan: Berbeda dengan Yamaha yang kedua bisnisnya sangat tidak berhubungan, Sahabat bisa mencoba melakukan ekspansi secara perlahan dahulu. Misalkan bisnis kita adalah roti dan kue, kita bisa secara perlahan coba memasuki target pasar kue-kue pernikahan atau bahkan katering untuk acara-acara. Dengan memasuki pasar yang masih relevan dengan bisnis sebelumnya, kita akan mengurangi risiko daripada langsung terjun ke pasar yang betul-betul baru.

Itu dia keempat kuadran Matriks Ansoff yang bisa Sahabat Wirausaha gunakan untuk merancang strategi pengembangan bisnis. Jangan lupa untuk selalu pastikan pengembangan bisnis Sahabat selalu relevan dengan preferensi dan karakteristik target konsumennya ya! Semoga sukses!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi:

  1. https://getlucidity.com/strategy-resources/introduction-to-ansoff-matrix/
  2. https://www.g2.com/articles/ansoff-matrix
  3. https://corporatefinanceinstitute.com/resources/management/ansoff-matrix/
  4. https://saltstrategy.com/ansoff-matrix/