Dataran tinggi Gayo di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah telah lama diakui sebagai salah satu penghasil biji kopi paling unggul di dunia. Di wilayah perkebunan rakyat seluas puluhan ribu hektar ini, biji-biji kopi ditanam, dipanen, dan dipasarkan ke mancanegara. Salah satu pengelolanya adalah Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan. Didirikan lebih dari dua puluh tahun lalu dengan modal yang minim, koperasi ini sukses membimbing para petani kopi menghasilkan komoditas berkualitas yang mendunia.

Jalan Panjang Menjadi Pemasok Kopi Berkualitas Unggul

Didirikan pada tahun 1995, saat ini Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan merupakan salah satu koperasi berskala nasional di Indonesia yang terletak di Aceh Tengah, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Dilansir dari situs Majalah Peluang, inisiator KBQ Baburayyan adalah Tarmizi Karim dari Kampung Pondok Gajah, Aceh. Saat itu, bentuknya masih merupakan Lembaga Keuangan Mikro atau pra-koperasi. Meski sempat mengalami kemunduran hingga tutup pada tahun 2000 lantaran terdampak konflik di Aceh, KBQ Baburayyan berhasil bangkit.

Pada 1 Agustus 2002, Rizwan Husin dan beberapa kawannya membangkitkan Baitul Qiradh Baburrayyan dalam bentuk koperasi. Setahun kemudian, unit simpan pinjam koperasi ini mulai membiayai pedagang sayur di Takengon. Di tahun 2002, koperasi ini hanya beranggotakan 12 orang. Kini, anggota yang tercatat mencapai 6.000 orang yang terdiri atas 5.180 petani kopi bersertifikasi, 195 orang masyarakat umum, dan lebih dari 100 orang karyawan.

Baca Juga : Apa Itu Koperasi?

Di tahun 1995. Tarmizi Karim mendirikan KBQ Baburrayyan dengan modal yang tak sampai enam juta rupiah. Namun siapa yang menyangka, bahwa saat ini KBQ Baburrayyan menjelma menjadi satu-satunya koperasi dari Indonesia yang mampu memasok kebutuhan kopi ke Starbucks, salah satu perusahaan franchise multinasional. Keuntungan yang mereka peroleh pun bisa dikatakan luar biasa.

Keuntungan dan insentif yang mereka dapatkan sebagai pemasok segera digunakan untuk Juga untuk membangun pabrik, membeli lahan, dan mensupport kesejahteraan petani. Rizwan juga berpendapat bahwa saat ini, petani kopi harus lebih fokus mengelola kebun kopi mereka, dan tidak perlu memikirkan pasar. “Jadi kalau berpikir pasar, semua orang datang ke petani akhirnya harga kopi bisa ditekan. Jadi petani fokus ya mengurus tanamannya, supaya lebih produktif,” ujarnya. Dan inilah yang coba dicapai oleh KBQ Baburrayyan, yaitu membantu petani agar bisa lebih berkembang.

Hasilkan Petani Kopi Berkualitas Dengan Pelatihan Berkelanjutan

Wilayah Takengon, Aceh Tengah, memang terkenal sebagai pusat perkebunan Kopi Gayo di Indonesia. Dari sinilah biji-biji kopi Gayo termahal dihasilkan, diolah dan dijual ke berbagai tempat. Selama lebih dari sepuluh tahun, KBQ Baburrayyan menerima penjualan kopi alias green bean dari petani dan memasarkannya ke seluruh Indonesia, bahkan hingga mancanegara. Agar kualitas biji kopi yang dihasilkan selalu unggul, KBQ Baburrayyan turut memberikan bimbingan kepada petani mulai dari penyemaian, penanaman, hingga tiba masa panen. Dilansir dari IDN Times, pelatihan ini juga dilakukan agar biji kopi memenuhi persyaratan kualitas ekspor.

Baca Juga : Aroma Segar Bisnis Kopi Indonesia Dari Hulu Ke Hilir

"Jadi standar kualitas sudah diajarkan dari level petani hingga kolektor. Misalnya biji kopi yang dijemur di aspal itu tidak akan laku dijual karena mempengaruhi kualitas biji kopi," ujar Iwan. Umumnya, harga yang diberikan ke petani akan disesuaikan dengan kualitas biji kopi yang mereka hasilkan. Menurut Iwan, hampir 90 persen kebun kopi di Gayo sudah berstandar organik. Sementara sisanya, sudah berada di jalur yang tepat untuk menuju status tersebut.

Dilansir dari sumber yang sama, semua kopi yang diproses oleh pabrik yang dikelola koperasi adalah milik petani. Untuk proses produksi, KBQ Baburrayyan dilengkapi oleh 11 unit mesin Huller (pengolah kopi) yang disebar ke beberapa titik di Aceh agar mudah dijangkau berbagai kelompok tani yang membutuhkan. Metode yang mereka gunakan dalam mengolah kopi adalah semi-wash, yang sesuai dengan syarat ekspor. Pengemasan dan kontrol kualitas pun dilakukan dengan sangat teliti karena akan dipasok ke pasar kopi dunia. “Biji yang terlalu kecil atau pecah akan dijual lokal atau juga ke Medan,” jelas mereka.

Menjamin Kesejahteraan Petani Kopi Dengan Simpan Pinjam Syariah

Selain memberikan harga yang layak untuk petani kopi, KBQ Baburrayyan juga memperhatikan kesejahteraan anggotanya. Para petani yang tergabung dalam koperasi ini mendapatkan akses untuk layanan simpan-pinjam. Dana yang mereka dapatkan dari pinjaman tersebut umumnya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga maupun kebutuhan kebun.

Baca Juga : Bale Kopi Gucialit, Menabung Kopi Demi Kesejahteraan Petani

Menariknya, layanan simpan pinjam yang difasilitasi KBQ Baburrayyan berbasis syariah alias tidak melenceng dari hukum Islam. “Pelaksanaan perjanjian yang baik berpedooman pada kesepakata bersama antara kedua belah pihak dengan perjanjian berdasarkan kontrak secara Islami alias syariah,” jelas Iwan.

Untuk mendapatkan pinjaman tersebut, para anggota harus memenuhi persyaratan prosedur peminjaman. Persyaratan ini bisa dipenuhi dengan melalui beberapa tahap pemeriksaan kelengkapan pemohon. Salah satunya adalah survei terhadap pekerjaan, keberadaan jaminan, dan tempat tinggal pemohon. Hasil analisanya akan diserahkan kepada manajer yang menentukan layak atau tidaknya anggota tersebut untuk disetujui pinjamannya. Seluruh proses yang dilakukan, harus disesuaikan dengan hukum syariah dalam Islam.

Tembus Pasar Dunia Bermodal Kopi Gayo Terbaik

Rizwan Husin, yang kini menjabat sebagai Ketua KBQ Baburrayyan, bercerita bahwa beberapa tahun lalu mereka ditawarkan bantuan dari PUSKOKA Jember untuk mendapatkan sertifikasi kopi organik. Dari hal inilah kesuksesan Baitul Qiradh dimulai. Setelah mendapatkan sertifikasi organik dan Fair Trade, mereka mendapat kabar bahwa Starbucks tengah mencari pasokan kopi Gayo dari Indonesia. Pengajuan mereka berjalan baik dan segera saja, mereka menjadi pemasok resmi biji kopi Gayo.

Baca Juga : Potensi Ekspor Produk Kopi

Saat ini, Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan telah sukses menyuplai kopi ke gerai-gerai Starbucks di seluruh bagian dunia, di antaranya :

  • Kota Yokohama, Jepang sebanyak 2.280 kg
  • Kota Shanghai, China, sebanyak 10.500 kg
  • Negara Amerika Serikat, sebanyak 8.400 kg
  • Kota Hamburg, Jerman, sebanyak 2.820 kg

Dilansir dari IDN Times, saat ini kegiatan ekspor biji kopi yang dilakukan KBQ Baburrayyan sudah mencapai Singapura, Australia, Amerika Serikat dan Eropa. Jumlahnya tidak main-main, yaitu hingga 110 kontainer dengan nila per kontainernya mencapai 1,5 miliar rupiah. Melalui ekspor kopi saja, koperasi ini memiliki omzet hingga 165 miliar per tahunnya. Sementara pemasukan mereka juga didapat dari biji-biji kopi tak layak ekspor yang didistribusikan di dalam negeri.

Besarnya permintaan pasar internasional terhadap produk KBQ Baburrayyan bukanlah tanpa alasan. Koperasi ini secara konsisten menjaga kualitas biji kopi yang dihasilkan para petani di Aceh Tengah. Mereka juga menerapkan standar mutu internasional yang dibutuhkan untuk produk ekspor. Di pasar kopi dunia, Kopi Gayo dibandrol dengan harga 67 ribu hingga 74 ribu rupiah per kilogram, alias dua kali lebih mahal dibanding biji kopi asal Brazil yang merupakan produsen kopi terbesar.

Baca Juga : Peluang Pasar Kedai Kopi

Kopi Gayo memang punya rasa khas yang selalu diminati para penggemar kopi. Karenanya, keberlanjutan perkebunan kopi di Aceh Tengah pun harus menjadi perhatian khusus pemerintah. Bupati Kabupaten Aceh Tengah, setuju dengan hal ini dan membeberkan rencananya untuk revitalisasi lahan petani kopi. Menurutnya, komitmen awal yang disepakati pihak pemerintah adalah program untuk memperluas lahan kopi. “Lahan yang sudah ada dikembangkan, itu perlahan-lahan,” ujarnya.

Meski begitu, banyak petani yang belum cukup berani untuk melakukan perluasan lahan. “Dan Karena sebagian masyarakat tidak mau, mereka takut tidak makan.Saya sampaikan, tanamlah tanaman musiman, sambil menunggu panen perdana,” ia menjabarkan. Menurutnya, koperasi sangatlah penting untuk mendampingi petani dalam hal ini.

Teten Marzuki, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Indonesia, pun berharap bahwa KBQ Baburrayyan bisa menjadi contoh sebagai model bisnis kopi yang ideal. “Mudah-mudahan ini bisa ditiru oleh daerah-daerah lain. Sehingga kita bisa menjadi pemain kopi dunia dengan kopi yang bermutu,” ujarnya. Lebih jauh, ia juga berharap melalui kopi dan koperasi, kesejahteraan petani menjadi lebih baik.

Mau tahu lebih banyak tentang cerita sukses Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan dan peran pemerintah dalam pengembangannya? Yuk, simak di YouTube channel milik Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Teten Masduki!

Baca Juga : Koperasi Inka Bantul VII Projo Mino, Bagaimana Nelayan Modern Naik Kelas


Referensi :

  1. YouTube Channel Teten Masduki, Episode Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan (Satu-satunya Koperasi Yang Bisa Menjual ke Starbucks).
  2. http://majalahpeluang.com/koperasi-baitul-qiradh-baburrayyan/
  3. https://sumut.idntimes.com/news/sumut/arifin-alamu...