Halo Sahabat Wirausaha! 

Kami tahu, akhir-akhir ini mungkin nafas terasa berat. Omset melorot, tagihan menumpuk, persaingan makin ketat, dan mungkin ada rasa putus asa yang menyelinap ke dalam pikiran, "Masih ada harapan kah untuk bangkit? Modal habis, hutang nambah, penjualan gak naik-naik. Aku harus gimana lagi?”

Perasaan itu wajar banget. Tapi, tunggu sebentar. Kami ingin ajak Anda melihat sebuah kisah nyata yang luar biasa, sebuah kisah tentang keterbatasan ekstrem yang justru melahirkan karya monumental.

Ini adalah kisah Jean-Dominique Bauby, mantan Editor-in-Chief majalah fashion bergengsi Prancis, Elle. Di usianya yang ke-43, sebuah stroke masif merenggut segalanya. Ia menderita Locked-in Syndrome—tubuh lumpuh total, tidak bisa bicara, tidak bisa bergerak. Yang tersisa hanyalah satu-satunya otot yang berfungsi: kelopak mata kirinya yang bisa berkedip.

Bayangkan, dari seorang pria flamboyan, aktif, dan sukses, tiba-tiba ia terpenjara dalam tubuhnya sendiri, seperti penyelam yang terperangkap dalam "lonceng penyelam" sehingga tidak bisa kemana-mana (makna dari judul bukunya, The Diving Bell). Namun, dibalik kelumpuhan fisik itu, pikirannya masih utuh dan bisa tetap bebas berimajinasi, sebebas "kupu-kupu yang bisa terbang kesana kemari" (The Butterfly). 

Itulah mengapa Ia beri judul novelnya The Diving Bell and The Butterfly. Kami berharap kisah ini bisa bantu bangkitkan lagi semangat kamu untuk bangkit dan tumbuhkan lagi bisnis kamu. Jadi, yuk langsung aja kita bahas! 


Tubuh bisa Lumpuh dan Terpenjara, Tapi Semangat dan Pikiran Tidak

Akibat locked-in syndrome — kondisi Bauby mengalami lumpuh seluruh tubuh, dan hanya menyisakan sedikit kemampuan gerakan di kelopak mata kirinya.

Ia tidak bisa berbicara, menulis, atau bergerak. Dunia seakan berhenti. Tapi di tengah keterbatasan total itu, Bauby memutuskan untuk tetap berkarya, dengan bantuan seorang perawat yang syukurnya dapat membaca “sinyal” dari sorotan mata Bauby. 

Perawat yang sangat baik itu merespon pancaran semangat dari matanya, dan memutuskan untuk mendekat dan mengajaknya bicara. Sampai akhirnya Ia muncul ide untuk menyampaikan pertanyaan yang bisa dijawab dengan “ya atau tidak” saja. Bauby pun akhirnya bisa merespon dengan sebuah kedipan, sebagai jawaban “ya”.

Pada awalnya, satu huruf memerlukan 2 menit untuk ditulis. Mengapa? Karena Perawat harus menyebutkan satu demi satu huruf alfabet kepada Bauby, dan baru menulis jika Bauby mengedipkan matanya. Begitu terus, selama berbulan-bulan. Dari proses yang nyaris mustahil itu, lahirlah karya sastra yang menyentuh dunia — buku tentang kesadaran, harapan, dan ketangguhan manusia. 

Baca juga: Soichiro Honda, Kisah Anak Pandai Besi yang Menaklukkan Dunia Lewat Industri Otomotif


Bagaimana jika kondisi Bauby diibaratkan sebagai Kondisi sebuah Bisnis?

Jika kondisi Jean-Dominique Bauby ini dianalogikan atau diibaratkan sebagai sebuah bisnis UMKM, pastinya, bisnis tersebut sedang benar-benar kritis! Tabel ini mungkin bisa memperjelas perbandingannya. 

Kondisi Bauby (Penulis Novel The Diving Bell and The Butterfly) Analogi Bisnis (UMKM terancam bangkrut)
Lumpuh Total (Tidak bisa bergerak, bicara, atau berbuat apa-apa secara fisik) Omset Nol, Penjualan Seret (Produk tidak laku, toko sepi, channel penjualan mati)
Hanya Tinggal Kelopak Mata Kiri yang bisa bergerak, sebagai satu-satunya sumber daya yang tersisa) Modal Habis, Hutang Bertambah, hanya tersisa Ide, Pengalaman, dan Kemauan
Pikiran Tetap Jelas & Aktif (Mampu berimajinasi, menyusun kata, dan merancang cerita) Masih punya harapan dan cita-cita untuk perbaiki keadaan demi keluarga tercinta, (Harapan adalah sumber energi terakhir yang sejatinya tak bisa habis, tak bisa dicuri, dan dapat terus ada di hati dan pikiran kita)
Terperangkap dalam "Lonceng Penyelam" (Tak bisa bergerak, terkungkung, merasa sendiri, tak punya siapa-siapa), tapi punya semangat yang memanggil bantuan (perawat baik hati tergerak membantu karena semangat yang terpancar dari matanya). Merasa sendiri, dan mungkin ditinggal orang karyawan atau bahkan keluarga yang tak ingin ikut terseret masalah, tapi akibat masih adanya harapan untuk bangkit, berani bercerita ke teman sesama wirausaha di komunitas yang bisa memberi rasa aman untuk cerita apa saja. 

Baca juga: Kisah Walt Disney, Anak Tukang Kayu yang Menjadi Pelopor Kartun Dunia

Jadi, pelajaran dari kasus Bauby adalah bahwa ada satu harta yang tidak boleh hilang sama sekali dari diri kita, yaitu harapan, serta visi dan imajinasi. Apabila hal tersebut juga ikut hilang, maka Tuhan melalui mekanisme alam semestanya tidak akan mengirimkan bala bantuan. Kondisi kita pun dapat semakin terpuruk. 

Pada Bauby, bantuan itu adalah perawat baik hati yang sangat sabar membaca kode dari kedipan matanya. Pada bisnis, bantuan itu bisa beraneka wujudnya, bisa berupa bantuan konsumen yang tiba-tiba pesan banyak. Bisa berupa uluran tangan pemasok yang berkenan dibayar dengan tempo, atau bahkan seorang sosok fasilitator pendamping atau mentor yang membersamai proses diskusi galau produktif sampai akhirnya kita bisa menemukan jalan dan strategi untuk bangkitkan usaha dari keterpurukan. 


sumber foto: www.aruma.com.au

Temukan “Kelopak Mata” Bisnis Anda

Sahabat Wirausaha, setiap bisnis tentu punya “kelopak mata”-nya sendiri. Selama nafas masih ada, pasti ada jalan. Mulailah refleksi dan buat daftar “kelopak mata” yang masih kamu miliki, misalnya seperti ini:  

  • Daftar kontak pelanggan setia yang sering membeli, dan apabila kamu tawarkan produk baru atau diskon cuci gudang produk lama - misalnya via japri chat WhatsApp - besar kemungkinan dia akan membeli.  
  • Stok sisa produk yang masih bisa dijual, baik di harga normal maupun di harga diskon.

  • Barang-barang atau alat yang masih berfungsi dan bisa diuangkan atau dijual juga. Barang tersebut bisa sesederhana satu set piring peninggalan orang tua, yang desainnya klasik namun jarang dipakai; kendaraan, besi-besi tua, laptop bekas, dan lain sejenisnya.

  • Cita-cita yang masih ingin Anda raih. Masih ada kan? Misalnya masih ingin lunasi hutang, masih ingin bisa nabung untuk umroh, sekolahkan anak, atau jalan-jalan ke luar negeri, beli mobil yang lebih bagus, dan lain sejenisnya. Tulislah juga daftar cita-cita yang masih ingin kamu raih. Ini juga bisa membantu bangkitkan semangat untuk bertarung kembali dan pantang menyerah. Kalau perlu, tempet di depan kulkas atau lemari, yang sering kamu lewati.

Mulai Bergerak Kembali, walau hanya langkah kecil, yang penting Konsisten

Dengan bantuan perawatnya, Bauby awalnya hasilkan 1 huruf dalam 2 menit. Artinya, satu kata bisa sekitar 5-10 menit. Tapi karena hal tersebut rutin dilakukan, imajinasi kalimat-kalimat yang ingin Ia ekspresikan, menjadi penyemangat yang membuatnya tidak sabar menanti esok hari, untuk bertemu lagi dengan perawatnya yang akan membantunya menulis. Rasa tidak ingin mati, dan ingin bangkit kembali pun terawat baik - sampai akhirnya novelnya selesai. 

Untuk bangkitkan bisnis, langkah kecil itu bisa sesederhana langkah kecil namun rutin seperti berikut:  

  1. Temukan sosok mentor atau sahabat terpercaya tempat kamu bisa menceritakan masalahmu secara jujur, terbuka, tanpa ada yang ditutup-tutupi. Bersihkan hati dari perasaan dan pikiran negatif. Bangunlah kembali pikiran positif.
  2. Mulai susun daftar atau katalog produk atau jasa yang masih bisa kamu jual untuk hasilkan pendapatan. Contoh, jika dulu jualan makanan hewan peliharaan, mengapa tidak sekarang jual juga jasa memandikan hewan peliharaan yang bisa dipanggil ke rumah? Jual jasa adalah salah satu strategi bangkit modal minim, karena kita menjual keahlian dan waktu kita saja. Tak banyak bahan baku yang perlu dibeli. 
  3. Buat teks dan konten promosi yang menarik dan setiap hari posting di WA Status atau media sosial kamu.
    • Jika pelanggan tak lagi datang ke toko, buat video pendek tentang produk Anda.
    • Jika promosi tidak efektif, ceritakan kisah perjuangan usaha Anda.
    • Jika produk lama kurang diminati, tawarkan produk orang lain yang kamu sendiri suka dan bekerjalah untuk komisi penjualan. Ini juga salah satu strategi bangkit minim modal, karena tak perlu belanja stok apapun.
  4. Kirimkan penawaran pre-order atau diskon khusus kepada misalnya minimal 10 pelanggan per hari. Pastikan agar masing-masing pelanggan hanya terima 1 kali pesan promosi Anda dalam 2 minggu. 
  5. Perbaiki pencatatan transaksi, adopsi transaksi digital seperti QRIS atau transfer, untuk bangun rekam jejak transaksi usaha yang valid. 
  6. Rutin akhiri hari dengan refleksi, misalnya pada momen 1 jam sebelum tidur, atau di sela-sela jadwal Sholat Maghrib dan Isya (bagi yang muslim). Cobalah rutin refleksi harian dengan menjawab pertanyaan reflektif berikut: 
      • apa saja hal baik dan produktif yang sudah dikerjakan hari ini? 
      • hal-hal baik apa yang perlu disyukuri hari ini? 
      • kesalahan apa saja yang di kemudian hari perlu diperbaiki agar tak terulang lagi. 
      • bagaimana saya akan gunakan waktu secara produktif esok hari? (bisa juga dengan membuat ceklis kegiatan yang ingin dilakukan besok, atau mereview jadwal mingguan di Google Calender)

    Baca juga: Kisah Inspiratif Ryan AdRyandhy Dibalik Produksi Film Jumbo


    Penutup: Jangan Pernah Anggap Remeh Kekuatan Harapan di balik Kedipan

    Sahabat Wirausaha, kisah Jean-Dominique Bauby adalah pengingat bahwa energi besar dapat saja tersimpan dalam suatu tempat atau alat bantu sesederhana kelopak mata yang hanya mampu melakukan suatu kedipan. 

    Percayalah bahwa Tuhan telah menitipkan energi besar itu pada diri kita sendiri. Bukan pada aset kita, uang kita, rumah kita, alat-alat kerja kita, bukan pada itu semua. 

    Jadi, janganlah putus asa. Jangan menganggap remeh kekuatan kita sendiri. Kita, lebih kuat dari yang kita pikir. Mulailah putar pikiran dan perasaan kamu ke arah yang lebih positif, dimulai dari keyakinan, bahwa selama masih ada harapan dan cita-cita yang ingin diraih, selama tubuh kita mau bergerak dan bekerja, pasti Tuhan akan kirimkan bala bantuan dari pintu dan arah yang tidak kita duga-duga. 

    Sorotan mata Bauby mengirimkan magnet harapan kepada perawatnya. Akhirnya, perawatnya menjadi Tangan Tuhan yang membantunya. Maka dari itu, segeralah ambil pulpen kertas atau HP-mu sekarang, lalu tuliskan harapan atau cita-cita yang masih ingin kamu raih, sekarang. Tanamkanlah kembali harapan itu, jadikan doa, dan yakinlah dengan cara misterius Tuhan untuk membantu dan memampukan kita kembali bangkit lebih kuat. Yuk bisa Yuk! 

    Jika artikel ini bermanfaat, mohon berkenan bantu kami sebarkan pengetahuan dengan membagikan tautan artikelnya, ya!

    Bagi Sahabat Wirausaha yang ingin bergabung dengan Komunitas UMKM di bawah naungan kami di UKMIndonesia.id - yuk gabung dan daftar jadi anggota komunitas kami di ukmindonesia.id/registrasi. Berkomunitas bisa bantu kita lebih siap untuk naik kelas!