Walt Disney Pada suatu sore tahun 1919, seorang pemuda kurus dengan mata penuh semangat menggenggam pensil dan secarik kertas. Ia duduk di pojok studio kecil di Kansas City, mencoba menghidupkan seekor tikus dengan topi lucu dan ekspresi manusiawi. Siapa sangka, dari coretan itu akan lahir sebuah kerajaan hiburan bernilai miliaran dolar—dan sosok yang kemudian dikenal sebagai Walt Disney menjadi pelukis mimpi paling berpengaruh di abad ke-20.

Bagi dunia, siapa itu Walt Disney bukanlah pertanyaan yang bisa dijawab sekali duduk. Ia adalah animator, produser film, entrepreneur, visioner, dan pendongeng ulung. Tapi lebih dari itu, ia adalah simbol tentang bagaimana mimpi bisa dibangun dengan imajinasi, kegigihan, dan keberanian melawan kegagalan berulang kali.


Anak Tukang Kayu yang Terobsesi Menggambar

Walter Elias Disney lahir pada 5 Desember 1901 di Chicago, dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang tukang kayu keras yang percaya pada kerja keras, namun tak banyak mengerti dunia seni. Sejak kecil, Walt sudah hobi menggambar, bahkan rela menggambar di dinding rumah dan menyulap tisu menjadi komik pendek.

Namun hidup tak selalu ramah. Di usia 16, ia nekat memalsukan usia untuk bergabung ke Palang Merah dalam Perang Dunia I. Setelah kembali, ia banting tulang sebagai ilustrator iklan, lalu mendirikan Laugh-O-Gram Studio yang akhirnya bangkrut. Tapi dari kegagalan itu, lahirlah ide besar: menciptakan karakter animasi dengan kepribadian, bukan hanya gerakan.

Pertanyaan tentang siapa itu Walt Disney mulai mendapat jawabannya dari sini: ia bukan sekadar animator, tapi arsitek masa kecil yang universal.

Baca Juga: Jack Ma: Sang Guru Inggris yang Menantang Dunia


Lahirnya Mickey dan Awal Sebuah Dinasti

Pada 1928, dari semangat untuk mengalahkan nasib dan melawan pencurian karakter sebelumnya, Walt menciptakan Mickey Mouse bersama sahabat setianya Ub Iwerks. Mereka meluncurkan Steamboat Willie, kartun pertama dengan suara sinkron, dan penonton pun terkesima. Dalam semalam, Mickey menjadi ikon budaya, dan menandakan awal dari dimulainya industri kartun dunia.

Dalam dekade berikutnya, Disney memperkenalkan Snow White and the Seven Dwarfs (1937)—film animasi fitur pertama yang membuka jalan bagi seluruh industri animasi modern. Banyak yang menyebutnya gila: “Siapa yang mau menonton kartun sepanjang satu jam?” Tapi Walt tahu, anak-anak (dan jiwa anak-anak dalam diri orang dewasa) akan menonton, percaya, dan bermimpi bersama layar lebar.


The Walt Disney Company: Dari Studio Kecil Menjadi Kerajaan Hiburan Dunia

Seiring berkembangnya karya-karya animasi Walt, perusahaan kecil yang awalnya bernama Disney Brothers Studio berganti nama menjadi The Walt Disney Studio, dan akhirnya menjadi The Walt Disney Company pada tahun 1986—dua dekade setelah kematian Walt. Namun pondasinya telah dibangun sejak tahun 1923, ketika Walt dan kakaknya, Roy O. Disney, menandatangani kontrak distribusi pertama untuk serial Alice Comedies. Inilah cikal bakal perusahaan hiburan terbesar di dunia saat ini.

Perusahaan ini mencapai tonggak besar setelah kesuksesan Snow White. Dengan laba dari film tersebut, Walt membangun studio animasi canggih di Burbank, California—langkah besar untuk memperkuat posisinya sebagai pelopor teknologi animasi. Di masa-masa berikutnya, Disney terus merilis film-film legendaris seperti Pinocchio (1940), Fantasia (1940), dan Bambi (1942). Di masa Perang Dunia II, studio ini bahkan memproduksi film propaganda atas permintaan pemerintah AS.

Tahun 1955 menjadi era baru, bukan hanya karena Disneyland, tetapi juga karena Walt memperluas perusahaan ke televisi. Program seperti The Mickey Mouse Club dan The Wonderful World of Disney memperluas jangkauan Disney ke jutaan rumah tangga di Amerika. Dari sinilah, popularitas The Walt Disney Company melonjak sebagai penguasa hiburan keluarga.

Seiring waktu, ekspansi tak berhenti. Akuisisi besar seperti Pixar (2006), Marvel Entertainment (2009), Lucasfilm (2012), dan 20th Century Fox (2019) menjadikan Disney sebagai raksasa media global yang tak tertandingi. Platform streaming Disney+ yang diluncurkan pada 2019 menegaskan dominasi mereka di era digital, dengan jutaan pelanggan dari seluruh dunia hanya dalam waktu singkat.

Kini, The Walt Disney Company mengoperasikan taman hiburan di empat benua, ratusan kanal TV, waralaba film berpendapatan triliunan rupiah, dan merchandise ikonik yang menjadi bagian dari masa kecil banyak generasi. Siapa itu Walt Disney, jika bukan pendiri dari seluruh imperium hiburan ini?

Meskipun perusahaan terus berkembang dan bertransformasi, nilai-nilai awal Walt—imajinasi, keluarga, dan harapan—masih melekat kuat dalam DNA perusahaan.

Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!


Imagineering: Menciptakan Dunia yang Tak Pernah Ada

Walt tak pernah puas berhenti di film. Ketika studio lain bersaing soal box office, ia memikirkan taman hiburan. “Aku ingin tempat di mana orang tua dan anak-anak bisa bersenang-senang bersama,” katanya.

Pada 1955, Disneyland dibuka di Anaheim, California. Bukan sekadar taman bermain, tapi dunia imajinasi nyata yang hadir lengkap dengan kastil Cinderella, bajak laut Karibia, dan Tomorrowland. Orang menyebutnya gila, lagi-lagi. Tapi antrian tiket membuktikan: dunia haus akan mimpi.

Walt bahkan memelopori bidang baru: Imagineering, yaitu penggabungan antara imagination (imajinasi) dan engineering (rekayasa teknik). Ia bukan sekadar membangun wahana, tapi pengalaman. Pertanyaan siapa itu Walt Disney kini telah berkembang: ia bukan sekadar pencipta karakter, tapi arsitek dunia fantasi.


Warisan Yang Tak Pernah Mati

Ketika Walt meninggal pada 15 Desember 1966 karena kanker paru-paru, dunia merasa kehilangan bapak dongengnya. Tapi Walt Disney tak pernah benar-benar pergi. Warisannya hidup dalam lebih dari 500 film, dalam tawa anak-anak di Disney World, dan dalam air mata haru saat menonton The Lion King atau Encanto.

Kini, The Walt Disney Company adalah salah satu konglomerat media terbesar di dunia. Di bawah naungannya, kemudian lahir juga studio-studio sukses, seperti Marvel, Pixar, Lucasfilm, hingga 20th Century Studios. Lebih banyak lagi film-film kartun yang lahir dari tangan para artis, memungkinkan kita untuk terus berimajinasi.

Kita bisa menjawab kembali siapa itu Walt Disney: dia adalah pria yang percaya bahwa imajinasi adalah bentuk kekuatan paling murni dari manusia. Bahwa dunia tak harus seperti yang ada, tapi bisa seperti yang kita bayangkan dan kita bangun.

Baca Juga: Soichiro Honda: Anak Pandai Besi yang Menaklukkan Dunia


Disney dan Dunia yang Kita Tempati

Di tengah dunia yang semakin digital, dunia yang penuh kecemasan dan realitas keras, cerita dan karakter ciptaan Walt tetap hidup: Woody dan Buzz mengajarkan tentang persahabatan, Elsa tentang menerima diri sendiri, dan Mickey (serta Donald Duck) tetap membuat kita tersenyum.

Siapa itu Walt Disney? Ia adalah bukti bahwa satu orang, dengan pensil di tangan dan mimpi di kepala, bisa mengubah dunia.

Dan dalam dunia di mana sinisme sering mengalahkan harapan, Walt Disney mengingatkan kita bahwa It’s kind of fun to do the impossible.”

Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi:

  1. Thomas, Bob. Walt Disney: An American Original. Disney Editions, 1994.
  2. Gabler, Neal. Walt Disney: The Triumph of the American Imagination. Knopf, 2006.
  3. The Walt Disney Company Official Website – https://www.thewaltdisneycompany.com
  4. Encyclopedia Britannica – https://www.britannica.com/biography/Walt-Disney
  5. Biography.com – Walt Disney Biography – https://www.biography.com/movies-tv/walt-disney