Di tengah gemuruh Perang Dunia II, ketika dunia porak-poranda dan masa depan teknologi masih samar, seorang pria Jepang bernama Soichiro Honda duduk termenung di bengkel kecilnya di Hamamatsu. Ia bukan siapa-siapa saat itu—hanya seorang mekanik muda dengan tangan kotor oli dan mimpi yang terlalu besar. Tapi dari bengkel itulah, sejarah berubah.
Bertahun-tahun kemudian, dunia mengenal namanya lewat suara gemuruh mesin yang melintasi jalan-jalan Tokyo, Jakarta, Bangkok, hingga Los Angeles. Merek itu kini tak hanya identik dengan sepeda motor dan mobil, tetapi juga dengan daya tahan, efisiensi, dan keberanian untuk berbeda. Siapa pendiri Honda yang mengubah industri otomotif Asia dan dunia? Jawabannya kembali ke sosok Soichiro Honda, lelaki visioner dengan latar belakang paling sederhana yang bisa Anda bayangkan.
Dari Anak Tukang Besi ke Montir Gagal
Soichiro Honda lahir pada 17 November 1906 di sebuah desa bernama Tenryu, Shizuoka. Ayahnya adalah pandai besi yang juga memperbaiki sepeda untuk tetangga. Dari sinilah, Soichiro kecil belajar bahwa mekanika bukan sekadar pekerjaan fisik, tetapi seni yang menuntut intuisi. Saat anak-anak seusianya belajar di kelas, ia justru menghabiskan waktu mencium aroma oli dan mengamati cara kerja roda gigi. Ia bahkan sering membuat “buku laporan palsu” di sekolah demi menyembunyikan nilai-nilainya yang buruk.
Namun ia memiliki satu hal yang tak dimiliki orang lain: semangat mencoba. Pada usia 15, Honda meninggalkan kampung halamannya untuk bekerja di Tokyo sebagai magang di bengkel Art Shokai. Ia bekerja tanpa digaji selama enam tahun—bekerja siang malam, kadang tidur di bawah mobil yang sedang ia perbaiki. Tapi semangatnya tak pernah padam.
Ketika akhirnya ia kembali ke Hamamatsu, Honda mendirikan bengkel sendiri. Di sinilah semuanya bermula. Ia mulai mengembangkan ide-ide unik, dari piston ring hingga eksperimen motor kecil. Tapi semua itu tidak selalu berhasil. Proyek piston pertamanya ditolak oleh Toyota karena kualitasnya yang buruk. Bukannya menyerah, Honda mendaftarkan diri ke sekolah teknik untuk memperbaiki desainnya—meski ia tak menyelesaikannya secara formal.
Baca Juga: Shinta Kamdani: Menjadi Sosok Penggerak Bisnis dan Lingkungan dari Indonesia
Bertaruh Segalanya Untuk Mesin Impian
Pada 1946, Jepang baru saja kalah perang dan terpuruk. Tapi Honda melihat peluang di tengah kehancuran: transportasi murah. Ia memodifikasi sepeda dengan mesin kecil buatan militer yang tersisa dari perang. Sepeda bermotor ini dinamainya "Bicycle Auxiliary Engine". Di sinilah lahir perusahaan Honda Technical Research Institute, cikal bakal Honda Motor Company.
Siapa pendiri Honda yang berani mengambil risiko di saat ekonomi Jepang hancur? Tak lain adalah Soichiro Honda sendiri. Ia menggabungkan keberanian teknis dengan naluri pasar. Ia bukan pebisnis hebat dalam arti konvensional—ia tidak suka laporan keuangan atau rapat panjang. Tapi ia tahu satu hal: bagaimana membuat mesin yang bekerja sempurna.
Motor pertamanya, Honda Dream D-Type, sukses besar. Bukan hanya karena performa, tapi karena Honda mengerti apa yang dibutuhkan masyarakat saat itu: kendaraan yang murah, tangguh, dan mudah dirawat. Dalam waktu singkat, Honda menjadi produsen motor terbesar di Jepang.
Mengubah Pasar Otomotif Asia Lewat Inovasi
Pada tahun 1959, Honda menembus pasar Amerika dengan membuka cabang di Los Angeles—langkah yang saat itu dianggap nekat. Tapi dalam satu dekade, Honda menjadi merek motor paling laris di AS. Produk andalan mereka, Super Cub, menjadi legenda dengan slogan “You meet the nicest people on a Honda.”
Tak hanya motor, Honda juga mulai memproduksi mobil dengan semangat yang sama. Civic, Accord, dan CR-V menjadi tulang punggung keberhasilan mereka. Merek Jepang yang dulu diremehkan, kini bersaing ketat dengan raksasa seperti Ford dan General Motors.
Dan di balik semua itu, masyarakat dunia pun mulai bertanya: siapa pendiri Honda yang membuat perusahaan Jepang bisa menaklukkan jalanan Amerika? Jawaban itu kembali kepada satu nama: Soichiro Honda.
Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!
Kepemimpinan Yang Tak Biasa
Gaya kepemimpinan Soichiro Honda tak lazim. Ia mengenakan pakaian kerja ke kantor, lebih suka turun ke pabrik ketimbang duduk di ruang direksi. Ia mengizinkan para insinyurnya bereksperimen—kadang sampai berbulan-bulan, tanpa target khusus. “Jika kamu gagal, itu baik. Artinya kamu mencoba sesuatu yang baru,” ujarnya suatu kali.
Ketika perusahaan sudah mulai besar, Honda tahu waktunya mundur. Ia pensiun dari posisi eksekutif pada 1973 dan meninggalkan Honda Motor Company dalam kondisi sehat dan terus berkembang. Ia tetap menjadi penasihat teknis dan sempat menyumbang pemikiran untuk mesin F1 dan kendaraan hybrid.
Siapa pendiri Honda yang lebih memilih mengejar inovasi daripada keuntungan semata? Itulah keunikan Soichiro Honda. Ia mendirikan perusahaan bukan demi kekayaan pribadi, melainkan untuk membuktikan bahwa teknologi bisa lahir dari kerja keras dan intuisi manusia.
Baca Juga: Chrisanti Indiana: Dari Rumah ke Dunia, Perjalanan Inspiratif Pendiri Sociolla
Honda Motor Company Hari Ini: Warisan Inovasi dan Tantangan Masa Depan
Lebih dari tujuh dekade setelah Soichiro Honda mendirikan Honda Motor Co., Ltd., perusahaan ini telah berkembang menjadi salah satu raksasa otomotif dunia. Pada tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2024, Honda mencatatkan pendapatan sebesar 21,69 triliun yen (sekitar $147 miliar), meningkat 6,17% dibandingkan tahun sebelumnya.
Dalam industri sepeda motor, Honda tetap memimpin dengan penjualan global mencapai 19,6 juta unit pada tahun 2024, mencatat rekor tertinggi dan menguasai sekitar 40% pangsa pasar global. Pasar Asia, termasuk India, Indonesia, Thailand, dan Vietnam, menyumbang 85% dari total penjualan sepeda motor Honda.
Secara global, Honda mengoperasikan lebih dari 89 pabrik di 33 negara, termasuk fasilitas di Jepang, Amerika Serikat, Tiongkok, India, dan Indonesia. Di Amerika Serikat saja, raksasa otomotif ini memiliki 12 pabrik manufaktur yang memproduksi mobil, mesin, dan transmisi.
Setelah pensiunnya Soichiro Honda pada tahun 1973, perusahaan telah dipimpin oleh beberapa eksekutif. Saat ini, Toshihiro Mibe menjabat sebagai Presiden dan CEO Honda Motor Co., Ltd., memimpin perusahaan dalam menghadapi tantangan industri otomotif modern, termasuk transisi ke kendaraan listrik dan strategi global perusahaan.
Soichiro Honda meninggal pada tahun 1991, tapi warisannya terus hidup. Hari ini, Honda Motor Company adalah salah satu produsen otomotif terbesar di dunia, mendominasi pasar Asia dan bersaing di panggung global. Mereka dikenal tak hanya lewat sepeda motor dan mobil, tapi juga teknologi ramah lingkungan dan eksplorasi kendaraan masa depan.
Di setiap unit motor atau mobil Honda, seolah ada semangat Soichiro yang ikut menggelinding. Ia adalah jawaban dari pertanyaan siapa pendiri Honda yang mampu membangun merek global dari bengkel kecil. Dan yang paling inspiratif? Ia memulai semuanya dari nol.
Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.
Referensi :
- Honda Global Official Website – History of Soichiro Honda
- The New York Times Obituary – "Soichiro Honda, Founder of Car Company, Dies at 84"
- Biography.com – Soichiro Honda Biography
- Forbes – Soichiro Honda's Legacy of Innovation
- BBC Archive – The Genius of Soichiro Honda
- Market.us