Bisnis Kaktus Sukulen – Tanaman hias menjadi salah satu tanaman yang naik daun saat pandemi COVID-19. Kala itu, banyak orang mulai menekuni hobi merawat tanaman hias, baik indoor maupun outdoor untuk mengisi kebosanan di rumah. Hal ini membuat omset tanaman hias merangkak naik.

Tren ini berlanjut hingga sekarang dan yang popularitasnya paling tinggi adalah tanaman kaktus dan tanaman sukulen. Tanaman ini menjadi populer karena tampilannya yang menarik dan perawatannya yang mudah. Tak buang waktu, beberapa pegiat tanaman hias mulai melirik peluang ini sebagai mata pencaharian. 

Salah satunya adalah Ardana Garden yang sukses menjalankan bisnis kaktus sukulen. Tak tanggung-tanggung, bisnis ini pun beromzet jutaan rupiah. Penasaran dengan kisah inspiratifnya? Simak artikel ini hingga akhir.


Mulai Bisnis dengan Modal Rp 0

Setelah resign dari sebuah bank di Yogyakarta, Isnaini Baroroh, yang akrab disapa Isna, memutuskan untuk terjun berbisnis tanaman hias, khususnya kaktus dan tanaman sukulen. Ia mengaku memang memiliki hobi tanaman hias yang membuatnya tertarik untuk menekuni bisnis kaktus sukulen tersebut. Karena di Yogyakarta sudah banyak bisnis tanaman hias, seperti aglonema dan anggrek, Isna pun memutuskan memilih perbanyakan kaktus dan tanaman sukulen sebagai fokus bisnisnya.

Isna bercerita bahwa ia sudah lama ingin keluar dari kantornya yang merupakan bank konvensional. Alasannya karena ia dan suami ingin menjauhi riba yang dilarang oleh agama yang dianutnya. Hal ini yang mendasari Isna dan suami mulai belajar mengenai perbanyakan tanaman kaktus  dan sukulen.

“Meskipun waktu itu modalnya 0 dan seadanya. Kami hidup sederhana dan yakin bisa bangkit dengan mencoba dalam pertanian dan perdagangan (kaktus) ini,” ujar Isna yang dilansir dari video Youtube CapCapung yang berjudul Couple Goals Usaha kaktus Hidup Lebih Tenang dan Bermanfaat.

Isna pemilik Ardana Garden. (Sumber: Youtube CapCapung yang berjudul Couple Goals Usaha kaktus Hidup Lebih Tenang dan Bermanfaat)

Saat awal bisnis kaktus sukulen, ia memulai dengan menjual 9 kaktus. Waktu itu, ia membeli kaktus dengan harga Rp10.000 dapat 3 kaktus, lalu dijualnya seharga Rp25.000 dapat 3 kaktus. Tidak disangka, minat masyarakat tinggi akan kaktus dan sukulen. Isna dan suami kemudian mengembangkan usaha serta memproduksi kaktus dan sukulen sendiri di Ardana Garden.

Baca Juga: Modal Nekat, Firaqueen Gallery Sukses Jadi Bisnis Mahar dan Seserahan Pernikahan

Ia mengatakan bahwa dari situ banyak komunitas yang datang, mulai dari mahasiswa hingga ibu rumah tangga. Awalnya mereka membeli, kemudian menjadi reseller karena memang peluangnya besar. Harga kaktus dan tanaman sukulen yang dijual Isna cukup terjangkau, yakni mulai dari Rp5.000. Menurutnya, harga tersebut dapat menarik minat masyarakat untuk membeli dan belajar mengenai sukulen.

Salah satu tanaman yang diminati pelanggan adalah Echeveria karena tanamannya yang cantik dan berwarna-warni. Isna menjual tanaman ini mulai harga Rp5.000-Rp20.000. “Orang beli tanaman mulai dari Rp5.000, Rp10.000, Rp15.000, sampai Rp20.000. Harga segitu (diibaratkan) mereka jajan seperti biasanya,” kata Isna.

Ada juga tanaman dengan harga Rp50.000, Rp100.000, dan Rp200.000. Bahkan, untuk tanaman impor bisa ditawarkan dengan harga Rp10.000.000-Rp40.000.000. Tak hanya itu, Isna juga mengatakan bahwa Ardana Garden memiliki dua jenis harga, yaitu harga konsumen dan harga reseller.

“Kami menyediakan barang sesuai dengan harga yang sesuai dengan harga kami. Misalnya, tanaman yang harganya Rp5.000, untuk harga reseller Rp100.000 dapat 30. Jadi, setiap satu tanaman mereka mendapat untung Rp1.500,” terangnya.

Menurut Isna, untuk yang harga Rp10.000 dapat dijual seharga Rp15.000. Jadi, satu buah tanaman mendapat untung Rp5.000. Jika dikalikan 10 buah yang terjual, reseller bisa mendapatkan untung Rp50.000. “Jadi, bagaimana caranya saya bikin harga (untuk) customer senang tapi saat beli di tempat reseller saya, ia tidak merasa rugi karena (harganya) tidak terpaut banyak,” ujarnya.

Isna juga menjelaskan mengenai adanya perbedaan harga tanaman di Ardana Garden. Menurutnya, untuk tanaman dengan harga murah karena merupakan produk lokal yang dari awal sudah diperbanyak di Ardana Garden.

Tanaman tersebut juga mudah diperbanyak dan dapat tumbuh dengan cepat. Dengan demikian, siapa saja dapat memperbanyak dengan cepat dan segera dipasarkan. Hal ini membuat tanaman tersebut dapat dijual dengan harga yang terjangkau.

Sementara itu, untuk tanaman dengan harga yang cukup mahal karena berasal dari luar negeri, seperti Amerika, Thailand, Korea, China, dan Jepang. “Kalau kami ambil dari luar negeri, biasanya perbanyakannya agak susah. Kadang tidak bisa diperbanyak karena susah sekali. Kalaupun ada hanya satu atau dua. Itu juga tidak cepat,” ujarnya.

Kemudian, mutasi tanaman juga bisa memengaruhi harga. Jika biasanya bentuknya bulat, misalnya, tiba-tiba menjadi kristata (tanaman dengan kepala banyak). Lalu, ada tanaman yang tadinya warnanya hijau saja, lalu bermutasi jadi tambah warna lain. Hal ini menambah poin dan menjadikan tanaman tersebut mahal. “Kalau sudah bermutasi dan sebegitu uniknya, jadi menguntungkan sekali,” kata Isna.

Tanaman kaktus dan sukulen milik Isna tidak hanya laris di masyarakat Yogyakarta,tetapi juga sudah menjangkau seluruh Indonesia. Bahkan, Isna berhasil masuk ke pasar internasional, seperti Malaysia dan Singapura.

Baca Juga: 10 Langkah Memulai Bisnis Jasa Membuat Taman, Cocok Bagi yang Suka Tanaman


Edukasi Sama Pentingnya dengan Memasarkan Tanaman

Isna menekankan bahwa inti dari bisnis kaktus sukulen tersebut bukan hanya sekedar jualan dan uang, tetapi edukasi dan jariyahnya. 

“Kami bikin Ardana Garden ini sebagai mini education. Jadi, yang ke sini bukan hanya yang mau jualan saja, tetapi juga mereka yang mau belajar mengenai kaktus dan sukulen,” tegasnya.

Tampak depan Ardana Garden. (Sumber: Youtube CapCapung yang berjudul Couple Goals Usaha kaktus Hidup Lebih Tenang dan Bermanfaat)

Tidak hanya membeli, lanjutnya, para pembeli juga bertanya banyak hal mengenai kaktus dan tanaman sukulen. Misalnya, media tanam yang digunakan. Isna dan suami pun tidak sungkan untuk membagikan ilmu yang dimilikinya kepada para pembeli.

Bahkan, jika pembeli sudah berhasil memperbanyak tanaman, kata Isna, mereka juga ingin ikut jualan tanaman tersebut. “Kami ajak dan mengajarkan cara merawat dan memperbanyak tanaman kaktus. Pasalnya, kaktus dan sukulen merupakan tanaman yang awam bagi masyarakat di sini,” katanya.

Setelah mengetahui mengenai kaktus dan tanaman sukulen, mulai banyak orang yang datang mengunjungi Ardana Garden. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak SD, SMP, SMA, sampai mahasiswa dan juga ibu-ibu PKK juga datang ke Ardana Garden untuk mempelajari pertanian kaktus.

“Waktu pandemi COVID-19, banyak yang terkena PHK dan mahasiswa yang tidak punya kegiatan ke kampus, kami coba rangkul. Anggap kebun ini kebun bersama. Alhamdulillah, kami dapat membantu perekonomian mandiri teman-teman,” katanya.

Kesuksesan Isna mengembangkan bisnis kaktus sukulen juga membuatnya menjadi pembicara di sejumlah seminar dan pelatihan. Isna pun tak sungkan membagikan ilmu dan pengalamannya dalam perbanyakan kaktus dan sukulen, mulai dari menanam, merawat, hingga pemasarannya.

Baca Juga: Rintis Bisnis dari Halaman Rumah, Begini Kisah Ale Garden Memulai dan Mengembangkan Bisnis Bonsai


Sabar Jadi Kunci Sukses Berbisnis Kaktus dan Tanaman Sukulen

Setelah mengetahui kisah Isna dalam mengembangkan bisnis kaktus sukulen, Sahabat Wirausaha tertarik untuk mencoba?

Meski demikian, Isna mengingatkan bahwa menjalankan bisnis kaktus sukulen bukan hal mudah. Ia mengatakan bahwa sabar menjadi kunci kesuksesan berbisnis ini. “Kaktus bisa dikatakan tanaman untuk orang pemalas karena kalau seminggu tidak disiram masih tetap aman. Meski begitu, saat belajar merawat dan memperbanyaknya harus sabar,” kata Isna.

Ketika musim hujan datang, lanjutnya, saat intensitas hujan tinggi dan tidak ada panas biasanya orang akan bingung karena tanaman akan busuk. Sebenarnya, hal ini tak perlu dikhawatirkan karena ada caranya untuk menanggulanginya. Misalnya, mengatur penyiraman dan pemupukan yang biasanya musim panas jadi musim hujan.

Ia juga mengatakan bahwa bisnis kaktus sukulen memiliki prospek yang stabil. Memang, terkadang ada waktunya permintaan sangat tinggi tetapi juga ada waktunya melandai, seperti saat musim penghujan. Menurutnya, hal tersebut merupakan hal wajar dan lumrah pada sebuah bisnis. Meski begitu, prospek bisnis kaktus dan tanaman sukulen ke depannya cukup menguntungkan.

“Prospek ke depannya, kalau mau dijadikan bisnis atau usaha rumahan, bisa banget. Intinya kalau sedang banyak permintaan, tangkap dan kejar semua peluang. Namun, jika sedang melandai berarti waktunya kita istirahat. Kita sabarin saja,” kata Isna.

***

Itulah cerita inspiratif dari Isna pebisnis kaktus dan tanaman sukulen di Yogyakarta. Jika Sahabat Wirausaha tertarik ingin mempelajari bisnis kaktus dan sukulen yang sama, bisa mencari informasi mengenai Ardana Garden. Jadi, tidak ada salahnya menekuni hobi yang akhirnya dapat menjadi penghasilan utama. Semangat Sahabat Wirausaha!

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=J6UbhDtNPNM