Sahabat UKM, Anda tentu paham bahwa menjalani hidup rumah tangga bersama orang tersayang memang bisa dilakukan oleh hampir setiap orang. Namun menjalankan bisnis bersama pasangan hidup, merupakan sesuatu yang kadang mudah untuk diucap dan dibayangkan, tapi ternyata sulit dilakukan oleh setiap dari kita.
Baca Juga: Mendulang Cuan: Bisnis Hampers Hari Raya
Kenapa begitu?
Karena saat dua orang berstatus suami-istri menjalankan hubungan sebagai rekan bisnis pula, mereka harus mampu meletakkan profesionalisme tinggi ketika bekerja. Faktanya hal ini tidaklah semudah yang dibayangkan apalagi saat ada masalah di rumah, kadang kala bakal berimbas ke bisnis yang bukan tak mungkin mempengaruhi kualitas produksi. Namun kondisi ini sepertinya bukanlah masalah bagi Valeria Sri Nawanti.
Istri dari Antonius Kushartoyo ini bahkan tetap mampu menjaga keharmonisan rumah tangganya, sekaligus bisnis bakpia yang sudah dia geluti sejak 30 Maret 2013. Mengusung nama Bakpia Matur Nuwun 672, Valeria si pelaku bisnis UKM asal Yogyakarta yang juga anggota UKM Indonesia ini mengurai kisah sukses UKM kepada saya untuk Anda semua.
Baca Juga: Perspektif Gender Dari Hasil Survei Pedagang Online Selama Pandemi COVID-19
Cinta dan Cikal Bakal Bakpia Matur Nuwun 672
Sumber: GMB Bakpia 672 Matur Nuwun
Bersama dengan gudeg, bakpia Yogyakarta memang salah satu kuliner khas yang sudah hampir selalu dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Kue berukuran kecil dan berbentuk bulat pipih ini pada awalnya berisi campuran kacang hijau dan gula. Meskipun identik dengan Kota Budaya tersebut, faktanya bakpia Jogja sebetulnya merupakan makanan ringan yang berasal dari Tiongkok dengan nama asli Tou Luk Pia (kue kacang hijau).
Dilansir Kumparan, bakpia dibawa oleh para imigran China di dekade-dekade awal abad ke-20, tepatnya pada tahun 1930 ke Yogyakarta. Terjadinya depresi ekonomi Hindia-Belanda pada masa itu, para pengusaha Tionghoa mulai mencari cara untuk bertahan dan akhirnya memproduksi bakpia.
Baca Juga: Fenomena Conscious Consumption (Kemelekan Konsumsi) yang Perlu Dimanfaatkan UMKM
“Saya dan suami adalah orang asli Jogja dan memang tinggal di kota ini. Kami ingin melakukan sesuatu untuk Jogja dan akhirnya terwujud lewat jualan bakpia yang selama ini dianggap khas Yogyakarta. Kalau sebelumnya, sebetulnya kami belum pernah berbisnis kuliner atau memproduksi sesuatu, karena usaha kami hanya berdagang,” kisah Valeria lewat pesan WhatsApp kepada saya beberapa waktu lalu.
Cukup unik karena sebelum dikenal lewat brand Bakpia Matur Nuwun 672, Valeria dan sang suami memilih nama Bakpia 672. Angka 672 sendiri merujuk pada nomor rumah mereka sekaligus outlet pusat produksi yang berlokasi di Jalan Kemetiran, Kemetiran Lor GTII/672, Yogyakarta.
Pebisnis perempuan berusia 44 tahun ini juga menjelaskan kalau kehadiran Bakpia Matur Nuwun 672 dipicu atas tingginya permintaan pasar. Menyadari betul bahwa pariwisata adalah urat nadi perekonomian Jogja yang sangat penting, Valeria dan sang suami pun merasa ‘terpanggil’ untuk memberikan kontribusi terhadap kota yang sangat mereka cintai itu lewat jajanan.
Baca Juga: Menjamin Kepuasan Pelanggan dan Kepercayaan Mitra Bisnis Lewat Kontrol Kualitas
Hingga akhirnya rasa cinta terhadap Yogyakarta itu berubah jadi keberanian dan perjuangan. Berawal dari coba-coba, kini Bakpia Matur Nuwun 672 berjalan dengan limpahan cinta dan semangat pantang menyerah dari Valeria dan Antonius.
Perjalanan 9 Tahun yang Diwarnai Kegagalan
Sumber: GMB Bakpia 672 Matur Nuwun
“Sejak dimulai tahun 2013, saya dan suami sudah berulang kali mencoba menemukan adonan bakpia terbaik. Berulang kali kami gagal hingga akhirnya menemukan formula terbaik yang pas untuk Bakpia Matur Nuwun 672, hingga saat ini,” lanjut Valeria saat mengenang perjalanan awalnya berbisnis.
Bahkan demi mampu memproduksi bakpia yang benar-benar punya cita rasa tinggi dan layak dibeli ini, pasangan suami istri ini sampai rela belajar ke berbagai pihak. Mulai belajar dari ahli pembuat bakpia langsung, Valeria juga mengaku kalau dirinya sampai rela belajar dari media YouTube. Semangat berjuang yang sangat tinggi inilah membuat Valeria tak akan pernah menyerah.
Baca Juga: Social Media Marketing: Mengenal Jenis dan Manfaatnya
“Sebelum ini kami sudah pernah berbisnis, tapi memang banyak yang gagal. Mungkin ada lebih dari lima kali kami jatuh bangun membangun usaha, sebelum akhirnya berhasil dan jatuh hati kepada bakpia. Bagaimanapun juga, bisnis ini berdiri dengan segala keterbatasan karena tempat produksi kami yang di rumah saja, di dalam kampung Kemetiran,” papar Valeria panjang lebar.
Awalnya hanya dikerjakan olehnya dan sang suami, Bakpia Matur Nuwun 672 mulai dikenalkan saat dititipkan ke berbagai angkringan di Jogja. Hingga akhirnya kisah perjuangan itu mulai memetik hasilnya saat bakpia buatannya dipasarkan di beberapa toko oleh-oleh Yogyakarta, Jawa Barat sampai Jawa Timur.
Genap berusia sembilan tahun pada 2022 ini, kini Valeria dan sang suami sudah dibantu oleh enam orang karyawan. Meskipun telah memiliki omzet yang menggiurkan, Valeria tetap terlibat aktif dalam proses produksi demi menjaga kualitas Bakpia Matur Nuwun 672.
Tak hanya itu saja, dirinya juga berkontribusi aktif dalam berbagai urusan administrasi mulai dari rekap dan packing orderan bersama para pegawai lainnya, pengiriman produk, sampai urusan pemasaran yang kini sudah merambah media sosial.
Baca Juga: Se’i Sapi Kana: Pesona Daging Asap Khas NTT
Inovasi Bisnis Merambah Pasar Online
Sumber: GMB Bakpia 672 Matur Nuwun
Agar mampu bertahan dan jadi pilihan utama di tengah persaingan produsen bakpia, Valeria memastikan kalau seluruh produk Bakpia Matur Nuwun 672 dibuat hanya dengan bahan baku berkualitas saja.
Terus melakukan inovasi tiada henti, produknya kini bahkan sudah memiliki varian rasa seperti untuk bakpia basah yang berisi kumbu hitam, keju, coklat, pandan, durian dan original, hingga bakpia kering dengan isian keju, coklat, pandan dan durian.
Dibanderol dengan harga mulai dari Rp 27 ribu saja per kemasan, Bakpia Matur Nuwun 672 ini sudah mengantongi sertifikat halal sehingga dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat. Hanya saja seperti kebanyakan bisnis yang juga dipengaruhi sektor pariwisata, Valeria mulai merasakan tekanan saat pandemi Covid-19 melanda negeri ini.
Baca Juga: Menjaga Standar Mutu Bisnis Kuliner Waralaba
“Saat pandemi itu kondisi penjualan kami hingga September 2021 benar-benar berat. Kami mengalami banyak kerugian dan penurunan penjualan yang benar-benar drastis. Saat itu kami akhirnya mulai fokus jualan online yang sebetulnya sudah dimulai sejak tahun 2018.
Tiga tahun lebih saya belajar bisnis online secara perlahan. Dan sekarang sudah pasti ada yang terjual setiap harinya entah di marketplace, Facebook, Instagram, Google My Business serta tentunya WhatsApp,” ungkap Valeria.
Demi menyiasati naiknya harga bahan baku yang tentunya menjadi masalah setiap pelaku bisnis pandemi Covid-19, Valeria melakukan inovasi pula dalam hal pengemasan. Di mana kini seluruh produk Bakpia Matur Nuwun 672 melewati proses vacuum agar awet dan tahan lama, sehingga dapat dikirim ke luar provinsi, luar pulau, sampai luar negeri.
Asa Pantang Menyerah dan Harapan Masa Depan
Sumber: GMB Bakpia 672 Matur Nuwun
Melihat bagaimana perjalanan Bakpia Matur Nuwun 672, Valeria dan sang suami memang tak pernah berhenti bersyukur. Rasa terimakasih yang tinggi itu pula sengaja dia pilih sebagai identitas produknya. Ya, jika Sahabat UKM tak tahu, kata Matur Nuwun adalah ucapan terima kasih dalam bahasa Jawa.
Menurut Valeria, Matur Nuwun dipilih sebagai perwujudan syukur dan terima kasih kepada orangtua yang sudah membantu sekaligus mengajari resep membuat bakpia. Namun lebih dari itu, Matur Nuwun juga menjadi ucapan khas saat menitipkan bakpia di toko oleh-oleh, sehingga dianggap identik oleh para penjual.
Bicara soal perjalanan bisnisnya hingga saat ini, Valeria pun bukan tak pernah mengalami masa-masa berat. Dia bahkan masih ingat bagaimana Bakpia Matur Nuwun 672 sempat ditolak banyak pihak karena produk yang baru, belum dikenal, hingga pengemasan yang kurang menarik. Banyaknya produk yang tidak laku sampai harus dikembalikan membuatnya melakukan koreksi bisnis termasuk urusan rasa.
“Karena itulah saya selalu bilang ke karyawan dan siapapun yang ingin mulai berbisnis, bahwa jangan pernah menyerah atas segala hal, dalam kondisi apapun. Kita harus pintar mencari solusi dan melakukan kolaborasi dengan banyak pihak,” beber Valeria.
Kini jelang satu dekade Bakpia Matur Nuwun 672, Valeria mulai merangkai asa masa depan agar bisnisnya semakin banyak dijual di banyak toko. Tidak hanya itu saja, dia juga ingin memiliki banyak cabang dan tim reseller yang berkembang di seluruh Indonesia. Karena tujuannya cuma satu, agar Bakpia Matur Nuwun 672 semakin banyak menyerap tenaga kerja.
Nah, Sahabat UKM jika ingin mengenal lebih jauh soal Bakpia Matur Nuwun 672 sekaligus belajar langsung dari salah satu pelaku UKM yang menginspirasi ini, berikut kontak yang bisa Anda hubungi:
- IG: @bakpiamaturnuwun672
- Facebook: Bakpia 672 - Matur Nuwun
- Google My Business: Bakpia 672 Matur Nuwun
- WA: https://wa.me/6281230866027
- Marketplace: Bakpia Original MaturNuwun (Tokopedia) | bakpiamaturnuwun672 (Shopee) |Bakpia 672 Matur Nuwun (GOFOOD) | Bakpia 672 Matur Nuwun (GRABFOOD)
- Narasumber: Valeria Sri Nawanti, Pemilik dan Pendiri Bakpia Matur Nuwun 672
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.