Cara Jepang Kembangkan UKM – Sahabat Wirausaha, salah satu negara yang patut kita teladani tentang cara mengembangkan usaha adalah negara Jepang. Tercatat sebagai negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Tiongkok, Jepang terbukti berhasil melahirkan perusahaan-perusahaan besar dan unggul.

Meski begitu, ternyata hampir seluruh area bisnis di Jepang atau sebesar 99% didominasi oleh sektor UKM dan Usaha Mikro, loh. Siapa sangka, perusahaan-perusahaan besar di Jepang pun mengawali perjalanan bisnis dari sektor UKM. Lantas, seperti apa ya gambaran UKM di Jepang? Dan bagaimana sih cara negara ini mengembangkan industri UKM dan Usaha Mikronya?  


Mengenal UKM dan Usaha Mikro di Jepang

Di Jepang, Badan Usaha Kecil dan Menengah (Small and Medium Enterprise Agency) berada di bawah naungan Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri. Berbeda dengan Indonesia, UKM di Jepang dikategorikan ke dalam 4 jenis dan diklasifikasikan berdasarkan modal yang dinyatakan di dalam laporan keuangan perusahaan (stated capital) dan jumlah karyawan. Berikut uraiannya.

1. Manufaktur (Manufacturing), meliputi konstruksi, transportasi, dan lainnya.

  • Modal (Stated Capital) : ≤ 300 juta JPY 
  • Jumlah Karyawan UKM : ≤ 300 karyawan (Usaha Kecil dan Menengah)
  • Jumlah Karyawan Mikro : ≤ 20 karyawan (Usaha Mikro Sektor Manufaktur)

2. Grosir (Wholesale), misalnya grosir tekstil, makanan, bahan bangunan, mesin, dan lainnya.

  • Modal (Stated Capital) : ≤ 100 juta JPY  
  • Jumlah Karyawan UKM : ≤ 100 karyawan (Usaha Kecil dan Menengah) 
  • Jumlah Karyawan Mikro : ≤ 5 karyawan (Usaha Mikro Grosir) 

Baca Juga: Tips Ekspansi Bisnis Bagi UMKM, Persiapan Lepas Landas Sebelum Naik Kelas

3. Layanan (Service), seperti pendidikan, medis, dan lainnya.

  • Modal (Stated Capital) : ≤ 50 juta JPY 
  • Jumlah Karyawan UKM : ≤ 100 karyawan (Usaha Kecil dan Menengah) 
  • Jumlah Karyawan Mikro : ≤ 5 karyawan (Usaha Mikro Sektor Layanan) 

4. Pengecer (Retail), misalnya makanan, mesin, restoran, akomodasi, dan lainnya.

  • Modal (Stated Capital) : ≤ 50 juta JPY 
  • Jumlah Karyawan UKM : ≤ 50 karyawan (Usaha Kecil dan Menengah)
  • Jumlah Karyawan Mikro : ≤ 5 karyawan (Usaha Mikro Pengecer) 

Menurut data dari oecd-ilibrary.org, di tahun 2016 tercatat bahwa jumlah perusahaan di sektor Usaha Mikro (Micro Enterprises) sebanyak 3.048.390 atau sebanyak 84,9% dari total perusahaan yang ada di Jepang dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 10.437.271 karyawan. Sementara itu, jumlah perusahaan di sektor Usaha Kecil dan Menengah (Medium-Sized Enterprises) sebanyak 529.786 atau sebanyak 14,8%. Namun demikian, jumlah tenaga kerja lebih banyak diserap oleh UKM dibanding Usaha Mikro yaitu sebanyak 21.763.761 atau sebanyak 46,5%.

[Sumber:  SMEs in the national economy/oecd-ilibrary.org]

Dilansir dari smrj.go.jp, hingga kini jumlah UKM dan Usaha Mikro di Jepang telah mencapai 3,58 juta perusahaan atau 99,7% dari total jumlah perusahaan di Jepang, loh. Bahkan menurut data dari ceicdata.com, tingkat penyerapan tenaga kerja di Jepang periode September 2023 meningkat dari sebelumnya. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase tingkat partisipasi Angkatan Kerja Jepang yaitu sebesar 63,3%. Hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya peran UKM dan Usaha Mikro dalam menyerap tenaga kerja dan menopang perekonomian Jepang.

Baca Juga: Belajar Rutinitas Orang Sukses dari Buku 5 AM Club, Ada yang Sudah Kamu Terapkan?


Peran UKM Jepang Sebagai Penggerak Ekonomi

Dengan jumlah perusahaan yang begitu fantastis dan mendominasi hampir seluruh bisnis di Jepang, UKM Jepang tentu memberikan kontribusi yang begitu besar dan menjadi tulang punggung perekonomian negara. Bahkan perusahaan-perusahaan besar (large enterprises) di Jepang seperti Honda Motor Company pun mengawali perjalanan bisnis mereka dari sektor UKM. Di Jepang, UKM dan perusahaan-perusahaan besar saling membutuhkan satu sama lainnya.

Dilansir dari Hironaka C et al. (2017), sejak tahun 90-an hingga saat ini perusahaan-perusahaan besar di Jepang masih bergantung pada jaringan produksi UKM. Misalnya, untuk industri otomotif dan elektronik, perusahaan besar di Jepang belum mampu memproduksi produk jadi secara mandiri sehingga mereka harus memasok bahan komponen otomotif dan elektronik dari sektor UKM yang mampu merakit komponen tersebut. 

UKM memiliki peran penting sebagai pemasok bahan jadi kepada perusahaan-perusahaan besar. Hal inilah yang membuat pertumbuhan UKM Jepang sejajar dengan pertumbuhan perusahaan-perusahaan besar di Jepang. Tentu, hal ini sangat berbeda dengan kondisi UKM di Indonesia. 

Dilansir dari ekbis.sindonews.com, salah satu hal yang membuat UMKM Indonesia tidak bisa berkembang adalah karena perusahaan besar lebih banyak mendominasi bisnis yaitu dengan menjalankan bisnis dari hulu ke hilir, sementara UMKM harus berdiri sendiri.

Timbul pertanyaan, mengapa UKM di Jepang begitu mandiri dan berkembang dengan baik? Ternyata, hal tersebut dapat terjadi karena adanya dukungan penuh dari pemerintah Jepang dan beberapa organisasi yang berafiliasi dengan pemerintah Jepang dan pihak swasta. 


Dukungan Pemerintah Jepang Terhadap UKM

Dilansir dari Hironaka C et al. (2017), dukungan pemerintah Jepang terhadap UKM terdiri dari dukungan untuk perusahaan start-up, dukungan terhadap pertumbuhan dan pengembangan UKM, dukungan fiskal dan finansial, serta dukungan regional. Berikut penjelasannya.

1. Dukungan untuk Perusahaan Start-Up

Untuk perusahaan start-up yang masih mulai merintis usahanya, pemerintah Jepang memberikan dukungan berupa pembiayaan, pinjaman dan investasi, serta layanan konsultasi dan koneksi. 

Baca Juga: Catat! 5 Tips yang Wajib UMKM Terapkan Agar Bisnis Cepat Berkembang

2. Dukungan Terhadap Pertumbuhan dan Pengembangan UKM

Untuk UKM yang sudah ada, dukungan yang diberikan cukup banyak yaitu antara lain:

  • Dukungan internasionalisasi, yaitu pemerintah Jepang mendorong UKM untuk go global atau memasuki pasar internasional. Lebih dari itu, pemerintah Jepang bahkan membantu UKM membuat rencana bisnis di luar negeri dan membantu UKM untuk menemukan target pasar di luar negeri.
  • Pengembangan sumber daya manusia.
  • Dukungan inovasi dan manajemen kekayaan intelektual.
  • Dukungan untuk meningkatkan daya tarik UKM.
  • Dukungan bagi para eksportir.
  • Menggalakkan pengembangan UKM berbasis ramah lingkungan.
  • Dukungan pelatihan dan bimbingan terhadap UKM terkait isu-isu lingkungan, penghematan energi, dan sistem daur ulang.

3. Dukungan Fiskal dan Finansial

UKM di Jepang juga memperoleh dukungan finansial dari bank-bank pemerintah seperti Shoko Chukin Bank dan Japan Finance Corporation. Dukungan finansial tersebut berupa pinjaman untuk ekspansi usaha ke luar negeri dan modal pinjaman bagi UKM yang sedang mengalami penurunan pendapatan, musibah bencana alam, dan/atau lainnya.

Bahkan ketika UKM memperoleh pinjaman dari bank swasta, perusahaan penjaminan kredit (Credit Guarantee Corporations/CGC) di Jepang turut memberikan jaminan atas kewajiban hutang UKM tersebut. Tak sampai disitu, beban pajak pun dihilangkan sehingga UKM dapat meningkatkan investasi mereka. Pemerintah Jepang keren sekali, bukan?

4. Dukungan Regional

Dalam rangka revitalisasi industri di daerah pedesaan, pemerintah Jepang menawarkan pinjaman kepada usaha lokal dan industri tradisional dengan suku bunga yang rendah. Pemerintah Jepang juga mendorong aliansi antara UKM dengan berbagai sektor seperti sektor pertanian, kehutanan, perikanan, dan industri lainnya untuk memaksimalkan potensi mereka. Dukungan regional ini bertujuan untuk mendorong UKM di Jepang agar dapat berkontribusi terhadap pembangunan lokal.

Secara umum, dukungan pemerintah Jepang terhadap UKM sangatlah penting dan secara praktis dirancang untuk memenuhi kebutuhan masing-masing UKM. Kolaborasi pun dilakukan antara pemerintah pusat di Jepang dengan pemerintah kota, lembaga pemerintah, lembaga keuangan dan penelitian, serta organisasi pendukung lainnya. Hal ini tentu bisa dijadikan sebagai rekomendasi kebijakan bagi Indonesia.

Kondisi dan tantangan yang dihadapi UKM dan Usaha Mikro di setiap negara memang berbeda-beda. Namun, Indonesia bisa belajar dari kesuksesan Jepang dalam mengembangkan UKM dan Usaha Mikro. Salah satunya yaitu dengan membuat regulasi khusus bagi UMKM sehingga dapat memberikan peluang bagi UMKM untuk bertumbuh setara dan sejajar dengan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia.

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi

ceicdata.com, ekbis.sindonews.com, entrepreneur.bisnis.com, oecd-ilibrary.org, smrj.go.jp.

Referensi Jurnal Ilmiah :

Hironaka C et al. 2017. A Comparative Study on Development of Small and Medium Enterprises (SMEs) in Japan and Malaysia. Saudi J. Bus. Manag. Stud.; Vol-2, Iss-4A, 357-364.