Analisis Pestle - Halo Sahabat Wirausaha! Kemampuan beradaptasi bagi sebuah bisnis adalah kunci ketangguhan. Banyak perusahaan besar yang bahkan sampai pailit alias bangkrut karena tidak bisa mengikuti arus perubahan. Contoh perusahaan besar yang sempat tumbang antara lain Kodak sebagai perusahaan cetak foto yang tergerus dengan teknologi foto digital dan Nokia yang dulu sempat bangkrut karena tidak sanggup mengikuti perubahan teknologi android dan IoS.
Lalu, bagaimana cara untuk beradaptasi dan apa saja yang perlu diperhatikan? Untuk menjawabnya, kita bisa menggunakan analisa PESTLE, yang merupakan singkatan dari kata Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Legal, dan Environment (Lingkungan).
Setiap kata ini mewakili faktor-faktor apa saja yang harus kita perhatikan perubahannya dalam beradaptasi. Mau tahu bagaimana cara menganalisanya? Simak pembahasannya berikut ini :
1. Politik
Komponen analisis PESTLE yang satu ini memang mudah untuk terlewatkan karena seringkali tidak berdampak secara langsung kepada bisnis. Tapi jangan salah, dampaknya bisa besar juga lho! Sebagai contoh, kebijakan pajak yang dirancang pemerintah akan mempengaruhi keuangan bisnis. Perjanjian kerjasama dagang antar-negara juga bisa mempengaruhi harga pasok bila Sahabat Wirausaha menggunakan bahan impor. Bahkan, kondisi geopolitik seperti perang Ukraina dan Rusia juga mempengaruhi harga-harga bahan baku karena kebijakan perdagangan antar negara juga kena dampaknya.
Sahabat Wirausaha bisa beradaptasi dalam keadaan ini dengan memilih pemasok dari negara yang hubungan kerjasama perdagangannya dengan Indonesia baik. Bila ada kebijakan kerja sama perdagangan yang membuat harga jadi lebih tinggi, kita juga bisa membuat strategi targeting ke pasar yang tingkat ekonominya lebih tinggi atau segera mencari alternatif pemasok lain yang harganya bisa lebih murah.
Baca Juga: Mengenal UMKM, Entitas Bisnis yang Mendominasi Perekonomian Indonesia
Intinya, pertanyakanlah hal-hal seperti:
- Faktor politik apa ya yang bisa mempengaruhi industri ini?
- Apakah ada isu politik terbaru yang akan mempengaruhi industri ini?
- Bagaimanakah cara untuk mengantisipasi dampak dari pergerakan politik tersebut?
2. Ekonomi
Faktor ekonomi ini juga penting untuk kita perhatikan karena akan berdampak pada harga bahan baku, harga jual, hingga persepsi target segmen terhadap produk yang Sahabat Wirausaha jual. Faktor ekonomi dalam konteks ini cakupannya juga cukup luas. Mulai dari inflasi, suku bunga, tingkat pengangguran, sampai pola berbelanja target segmen Sahabat Wirausaha.
Contoh mudahnya, ketika terjadi inflasi maka harga bahan baku akan naik. Bahan baku yang dimaksud bisa menjadi bahan baku yang dipakai oleh Sahabat Wirausaha sehingga harga produknya jadi ikut naik, atau bahan baku yang dibeli oleh masyarakat. Ketika harga produk Sahabat Wirausaha naik, harga bahan baku naik, tetapi pendapatan target segmen tidak berubah, maka sebagian dari mereka pasti akan mengeluarkan uangnya untuk belanja bahan baku terlebih dahulu daripada membeli produk Sahabat Wirausaha.
Bila Sahabat Wirausaha bisa mendeteksi secara cepat trend perubahan ekonomi, Sahabat Wirausaha akan bisa lebih cepat untuk mempersiapkan beberapa alternatif strategi. Sebagai contoh, strategi penghematan biaya dengan cara mencari alternatif pemasok atau bahan baku. Bisa juga dengan menciptakan strategi marketing dimana Sahabat Wirausaha memberikan diskon atau promosi dalam waktu terbatas agar target segmen selalu merasa produk yang dijual relevan dengan situasi mereka. Bahkan bisa juga dengan menciptakan lini produk baru dengan harga yang lebih murah.
3. Sosial
Faktor sosial ini mungkin yang lebih familiar di antara pelaku-pelaku UMKM karena berkaitan langsung dengan strategi pemasaran dan bisnis. Faktanya, meneliti trend, selera, gaya hidup, dan cara berpikir target konsumen adalah kunci agar kita bisa mendesain produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik mereka.
Nah, pentingnya hal tersebut tidak berhenti di tahap memulai bisnis saja, karena semuanya bisa berubah karena berbagai penyebab. Misalkan, serba mudahnya saat ini untuk membeli segala sesuatu secara online, mulai dari produk hingga layanan, maka semakin tinggi pula standar yang diharapkan oleh pembeli. Standar yang dimaksud bisa dalam bentuk kecepatan, kemudahan, hingga kualitas layanan.
Baca Juga: KAHLA Tempe Crispy : Usaha Sukses Dengan Misi Sosial
Contoh lainnya lagi adalah gaya hidup sehat di demografi ibu rumah tangga. Dengan terjadinya pandemi Covid-19, masyarakat kini banyak ibu rumah tangga yang mulai awas dengan isu kesehatan untuk keluarganya. Bila bisnis Sahabat Wirausaha beroperasi di industri pangan, hal ini bisa menjadi peluang untuk menawarkan varian produk sehat atau menonjolkan nilai kesehatan dalam media-media promosi Sahabat.
Tentunya dalam praktiknya Sahabat Wirausaha harus memperhatikan khususnya target segmen Sahabat. Apakah ada perubahan dalam gaya hidupnya? Preferensinya? Atau ekspektasinya? Sehingga selain menghindari risiko ditinggalkannya bisnis Sahabat karena mulai dirasa tidak relevan dengan kehidupan pelanggan, Sahabat Wirausaha bisa unggul karena mampu memenuhi karakteristik pasar yang berubah.
4. Teknologi
Teknologi adalah faktor yang saat ini paling cepat berubah, sehingga sangat penting untuk Sahabat Wirausaha perhatikan dan bahkan pelajari. Teknologi kini sudah terlibat di berbagai proses bisnis, dari hulu hingga ke hilir. Jika tertinggal sedikit saja, risikonya bisa-bisa bisnis kita kalah bersaing dengan kompetitor atau dinilai pelanggan tidak relevan lagi.
Contohnya ada banyak sekali, mari kita bahas dari teknologi pembayaran. Kini pelanggan sudah terbiasa melakukan pembayaran dengan kode QRIS, transfer, atau menggunakan e-wallet. Intinya trend cara bayar sekarang sudah membentuk kultur cashless atau tanpa uang tunai. Kalau Sahabat Wirausaha berjualan namun hanya menyediakan metode pembayaran secara tunai lalu pelanggan yang mau membeli sedang tidak membawa uang tunai, risikonya penjualan bisa batal.
Belum lagi kita membahas soal digital marketing atau pemasaran digital, dimana Sahabat juga harus update dengan informasi-informasi jalur pemasaran secara digital. Sebagai contoh, dulu mungkin pemasaran digital marak dilakukan melalui Facebook, Instagram, dan e-commerce. Namun, kini pelanggan banyak juga yang beralih ke media sosial baru yaitu Tiktok, yang menyediakan fitur berjualan secara live ke ribuan calon pembeli sekaligus.
Masih ada banyak contoh perkembangan teknologi lainnya yang saat ini sudah terjadi. Intinya, agar Sahabat bisa sigap, pertanyakanlah beberapa hal berikut:
- Teknologi apa yang bisa membantu operasional bisnis kita?
- Teknologi apa yang banyak digunakan pelanggan dan bisa kita gunakan untuk meningkatkan layanan?
- Teknologi apa yang bisa meningkatkan efisiensi pemasaran kita?
Baca Juga: 7 Jenis Inovasi Teknologi untuk Bisnis, UMKM Wajib Tahu!
5. Legal
Kesesuaian legalitas bisnis ini penting untuk Sahabat Wirausaha perhatikan karena jika tidak, risikonya ada dua; risiko hukum dan risiko kepercayaan pelanggan terhadap bisnis kita.
Bila Sahabat Wirausaha berbisnis di industri pangan, maka peraturan yang perlu diperhatikan adalah perihal PIRT dan label Halal. Bisnis yang sudah memiliki legalitas lengkap pastinya akan lebih aman untuk beroperasi dan pelanggan bisa merasa lebih tenang untuk berbelanja di toko tersebut.
Misalnya, kita berbisnis di industri F&B yang membutuhkan bahan baku impor. Agar bisa beradaptasi, kita bisa memantau kebijakan baru bea cukai mengenai prosedur pelaporan barang kena bea cukai (antaranews.com). Perubahan peraturan ini tentunya harus diketahui dan segera dipatuhi oleh pengusaha-pengusaha yang memang terlibat langsung proses bisnisnya dengan bea cukai. Jika kurang awas dengan peraturan baru itu, bisa-bisa urusan pengusaha dengan bea cukai akan semakin ribet dan panjang.
Begitupun untuk industri-industri lainnya, Sahabat juga perlu cari tahu dan update terus tentang peraturannya ya!
6. Environment / Lingkungan
Komponen PESTLE yang satu ini memang jarang sekali menjadi pokok perhatian pengusaha-pengusaha, terutama UMKM. Padahal saat ini isu lingkungan sudah mulai banyak dibahas dan banyak pelanggan yang menganggap keberlanjutan lingkungan sebagai nilai penting untuk dimiliki oleh sebuah bisnis. Dalam konteks bisnis, isu lingkungan ini mencakup beberapa poin penting: Apakah proses produksinya mencemari lingkungan? Apakah ada limbah yang terbuang? Apakah kemasannya sudah ramah lingkungan?
Penelitian yang dilakukan oleh Nielsen, sebuah organisasi peneliti yang sering meneliti perilaku konsumen, mengemukakan bahwa saat ini 66% konsumen secara global bersedia membayar lebih mahal produk yang ramah lingkungan. Maka ini tentunya adalah sebuah peluang juga kan untuk bisa menciptakan nilai lebih di mata konsumen?
Sebaliknya, bagaimana jika Sahabat Wirausaha tidak awas dengan isu lingkungan ini? Dampak langsungnya tentu kepada lingkungan yang akan semakin rusak. Tetapi, tidak hanya itu, bisnis Sahabat bisa mendapatkan nilai negatif di mata konsumen yang saat ini sudah mulai mengusung nilai kelestarian lingkungan.
Misalkan Sahabat masih menyediakan plastik untuk pembeli sebagai kantong belanja, padahal sudah banyak kantong-kantong belanja yang bisa dipakai ulang. Selain bisa berkontribusi terhadap sampah, pelanggan yang ingin beli kantong belanja pakai ulang juga pasti akan mengeluh kan kalau tidak tersedia di toko?
Lalu apa yang bisa Sahabat Wirausaha lakukan? Sahabat bisa mencoba mencari tahu alternatif-alternatif kemasan yang ramah lingkungan, teknologi yang lebih ramah lingkungan, bahkan bisa juga ikut mempromosikan hari Bumi dan menyisihkan sebagian keuntungan untuk lembaga pelestarian lingkungan.
Itu dia komponen-komponen PESTLE yang bisa Sahabat Wirausaha perhatikan dan terus pelajari bahkan ketika nanti bisnisnya sudah berkembang ke skala besar. Dengan PESTLE, Sahabat jadi bisa membuat keputusan yang lebih tepat, meraih peluang baru, dan memitigasi risiko-risiko usaha. Selamat menyusun analisis PESTLE!
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.
Referensi:
- https://nielseniq.com/global/en/insights/analysis/2015/the-sustainability-imperative-2/
- https://www.antaranews.com/berita/3388329/bea-cukai-sosialisasikan-kebijakan-cukai-terbaru
- https://www.cipd.org/uk/knowledge/factsheets/pestle-analysis-factsheet/#:~:text=A%20PESTLE%20analysis%20studies%20the,managers%20in%20strategic%20decision%2Dmaking.
- https://www.ibisworld.com/blog/3-step-pestle-analysis/99/1127/