Doblin Innovation Framework –  Dalam dunia bisnis, inovasi bukan hanya sekedar pilihan, tapi merupakan kunci keberhasilan. Seperti yang dikatakan Peter Drucker, “Bisnis hanya memiliki dua fungsi utama, yaitu: pemasaran dan inovasi.” Tanpa inovasi, sebuah perusahaan bisa tergilas oleh persaingan yang lebih ketat. Di kategori teknologi gawai, Nokia dan Blackberry adalah contoh nyata bagaimana kurangnya inovasi bisa meruntuhkan nilai perusahaan.

Oleh karena itu, Sahabat Wirausaha perlu upaya yang lebih besar untuk meningkatkan inovasi untuk menjaga kelangsungan bisnis. Seperti tercermin dalam laporan Indeks Inovasi Global 2022, Indonesia perlu memperbaiki posisinya yang saat ini berada di peringkat 75 dari 132 negara di seluruh dunia. Laporan ini menyoroti perbaikan dalam beberapa kriteria seperti teknologi, modal manusia, institusi, input dan output, inovasi bisnis dan pasar.

Lalu, bagaimana inovasi dapat dimanfaatkan dalam dunia bisnis? Ada apa saja jenis-jenisnya dan bagaimana UMKM bisa melakukannya? Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.


10 Jenis Kerangka Inovasi Doblin, Panduan Berinovasi Bagi UMKM

Doblin Ten Types Innovation Framework adalah kerangka kerja yang mengidentifikasi sepuluh jenis inovasi yang dapat membimbing UMKM dalam mengembangkan strategi inovatif untuk mencapai keunggulan kompetitif.

Sumber: planergy

Berikut adalah "10 Jenis InovasiDoblin, Larry Keeley, dan rekan-rekannya yang terbagi dalam tiga kategori besar:

1. Configuration

Kategori pertama, configuration, menitikberatkan pada cara UMKM mengelola dan sumber daya yang dimiliki internal bisnis mereka. Kategori ini memiliki 4 jenis kerangka inovasi meliputi: profit model, network, structure, dan process.

Baca Juga: Umben Indonesia: Belajar Inovasi dari Kompetitor, Kenapa Tidak?

a. Profit Model 

Bagaimana perusahaan kita menghasilkan uang. Untuk berinovasi di area ini, pikirkan dari mana pendapatan kita berasal. Apa yang bisa kita lakukan untuk menghasilkan lebih banyak?

Misalnya:

Analisis SWOT, PEST, dan Core Competency untuk mengidentifikasi peluang peningkatan keuntungan. Gunakan Porter's Diamond untuk memastikan pemikiran kita berada pada bidang yang tepat, dan manfaatkan Porter's Five Forces untuk memahami kekuatan pasar. Selain itu, gunakan VRIO Analysis untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya kita.

b. Network

Cara kita mengelola hubungan dengan pemasok dan membangun kemitraan strategis. Periksa rantai pasokan kita dan identifikasi kekuatan dan kelemahannya. Apakah ada peluang untuk memperluas kekuatannya? Bisakah kita melakukan outsourcing pada bagian yang lebih lemah kepada pemasok atau kontraktor lain?

Misalnya:

Untuk melakukan inovasi di semua area ini, kita dapat menggunakan Metode Simplex, Lingkaran Inovasi, dan Model Inovasi Win-Lose karya Teece. Artikel initentang Menciptakan Ide Baru juga dapat membantu kita berinovasi dengan "berpikir secara berbeda."

c. Structure 

Mencoba melakukan brainstorming untuk mencari cara-cara di mana merombak dan menyelaraskan organisasi, aset, dan bakat Anda dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar. Mempertimbangkan pengelompokan departemen secara bersama-sama untuk menciptakan nilai dengan cara baru atau beralih ke struktur yang kurang hierarkis dan lebih organik. Outsourcing juga merupakan solusi potensial dalam hal ini.

Misalnya:

Strategi Organisasi Miles dan Snow dapat membantu kita menyelaraskan struktur organisasi dengan strategi kita secara lebih efektif.

d. Process 

Membantu kita menjadi unggul dibandingkan pesaing. Jadi, luangkan waktu sejenak untuk mempertimbangkan bagaimana proses perusahaan kita memberikan keunggulan kompetitif.

Misalnya:

Dalam kasus-kasus ini, outsourcing dapat memungkinkan organisasi kita fokus pada area inti bisnis dan mengurangi biaya operasional. Matriks Keputusan Outsourcing dan Bekerja dengan Pemasok yang Dioutsourcing akan membantu kita dalam mempertimbangkan hal ini.

Dengan proses inti yang khusus atau disesuaikan untuk bidang bisnis kita, carilah cara untuk membuatnya lebih efisien. Alat-alat seperti Analisis Rantai Nilai, Rantai Nilai Porter, Analisis Kompetensi Inti, Analisis USP, dan Matriks Produk-Proses dapat membantu kita melakukannya. (Artikel ini tentang Rekayasa Proses Bisnis juga memiliki beberapa strategi yang berguna untuk memulai.)

Baca Juga: ​Tupperware Gulung Tikar, Gagal Beradaptasi Hingga Gagal Branding

2. Offering

Offering berfokus pada produk atau layanan yang ditawarkan oleh UMKM. Kategori ini berkaitan dengan produk dan layanan yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan. Ada dua jenis kerangka inovasi yang bisa dilakukan yaitu product performance dan product system.

a. Product Performance

Tanyakan pada diri sendiri apakah Kinerja Produk perusahaan kita sudah sebaik mungkin. Bagaimana kita bisa membuat produk atau layanan kita lebih menarik, lebih efektif, atau lebih mudah digunakan? Bagaimana kita bisa membuatnya berbeda dengan produk pesaing?

Misalnya: 

Kita dapat dapat memulai dengan meningkatkan kinerja produk menggunakan Analisis Conjoint. Ini membantu kita mengukur preferensi pembeli, sehingga kita tahu apa yang perlu ditingkatkan. Kita juga dapat menggunakan Analisis Model Kano untuk mengeksplorasi atribut-atribut produk dan mengidentifikasi potensi peningkatan. Design Thinking juga penting saat kita menciptakan produk baru.

b. Product System 

Apa produk dan layanan komplementer yang disediakan perusahaan. Ini adalah produk pelengkap yang menghubungkan atau menggabungkan bersama untuk menciptakan nilai tambah.

3. Experience

Inovasi ini berfokus pada bagaimana pelanggan berinteraksi dengan produk atau layanan yang kita tawarkan. Sahabat Wirausaha bisa melakukan inovasi melalui bentuk pelayanan, saluran pemasaran, brand, dan menjalin ikatan dengan pelanggan.

a. Service 

Bagaimana kita memperlakukan klien dan pelanggan kita. Cari cara untuk menambah nilai pada layanan kita. Bisakah kita, misalnya, meningkatkan proses pembelian bagi pelanggan kita? Apakah produk atau jasa yang kita tawarkan jelas, mudah diakses, dan mudah dinavigasi?

Misalnya: 

Analisis Rantai Nilai, Rantai Nilai Porter, dan pemetaan pengalaman pelanggan dapat membantu kita mengevaluasi pelayanan yang kita berikan. Kita juga dapat membantu karyawan untuk melayani pelanggan dengan lebih baik melalui artikel ini tentang Sikap Layanan Pelanggan, dan meningkatkan cara mereka mengelola dan menggunakan keluhan dan umpan balik.

Baca Juga: ​5 Strategi Sukses BLACKPINK di Kancah Musik Global, Bisa Diadaptasi untuk Produk UMKM

b. Channel 

Cara pelanggan mengetahui tentang kita. Pertimbangkan apakah kita sudah memanfaatkan sepenuhnya saluran komunikasi baru, seperti media sosial, yang mungkin membantu kita menjangkau pelanggan saat ini dan menemukan pelanggan baru.

Misalnya:

Mulailah dengan melihat marketing mix dan web marketing tactics untuk memastikan bahwa kita menggunakan semua pilihan yang tersedia, dan hasilkan gagasan tentang cara kita dapat menampilkan produk atau layanan kita kepada pelanggan baru. Misalnya, apakah kita dapat memperluas ke jaringan sosial baru, menghasilkan webinar, atau memulai komunitas online?

c. Brand 

Lihatlah merek dan nilai inti organisasi kita dengan pandangan segar. Ini dapat membantu kita menemukan cara yang lebih baik untuk mengkomunikasikan manfaat dan nilai perusahaan kita kepada pelanggan seperti kemasan, untuk meningkatkan merek kita, serta terlibat dalam berbagai kegiatan membangun merek lainnya, seperti memiliki kehadiran yang kuat di dunia online.

Misalnya:

Cobalah membuat proposisi nilai yang dapat membantu kita untuk menganalisis ulang dan membuat penyampaian pesan yang dilakukan brand menjadi lebih segar. Caranya? Kita bisa meninjau ulang dan memperbarui materi yang berhubungan langsung dengan pelanggan, seperti desain kemasan, struktur copywriting, serta cara menjawab keluh kesah mereka di ranah online.  Jika mampu melakukannya, kita bisa bangun kehadiran yang kuat secara online.

d. Customer Engagement 

Cari tahu tentang apa yang pelanggan kita pikirkan atau rasakan tentang produk atau layanan kita. Lakukan brainstorming tentang cara-cara baru untuk berinteraksi dan terlibat dengan pelanggan kita, dan pikirkan bagaimana kita bisa mengintegrasikan merek kita ke dalam kehidupan mereka.

Misalnya:

Lakukan Analisis Rantai Nilai dan pemetaan pengalaman pelanggan untuk mendapatkan data tentang bagaimana perasaan pelanggan saat menggunakan atau berinteraksi dengan produk kita. Jika mereka puas dan merasa nyaman, berarti kita cukup melanjutkan yang sudah ada dan fokus pada inovasi kedepannya. Apa yang mereka katakan juga bisa jadi bahan diskusi atau bahkan ide baru untuk produk, lho!

***

Nah, itu tadi penjelasan tentang berbagai jenis dan dasar inovasi untuk bisnis, khususnya UMKM. Ingat, saat menjalankan usaha, penting untuk  menyesuaikan relevansinya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, fleksibilitas dalam merespons perubahan pasar. Perhatikan juga perkembangan teknologi dan konektivitas yang cepat untuk bisnis tercapai pangsa pasar yang lebih besar.

Perlu diingat bahwa inovasi tidak berawal dari teknologi, produk, atau fitur, tetapi berasal dari pikiran, kebutuhan, dan empati manusia itu sendiri. Tujuan utama dari inovasi adalah mengubah cara berpikir dan bertindak agar bisnis menjadi lebih maju dan sukses. Dengan demikian, UMKM bisa tetap relevan dan mampu menghindari kemunduran dalam persaingan bisnis. Yuk, jangan takut berinovasi untuk naik kelas!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi:

  1. https://www.mckinsey.com/featured-insights/mckinsey-explainers/what-is-innovation
  2. https://online.hbs.edu/blog/post/importance-of-innovation-in-business
  3. https://www.visualcapitalist.com/10-types-of-innovation-the-art-of-discovering-a-breakthrough-product/
  4. https://www.mindtools.com/as67pbm/doblins-10-types-of-innovation