Buat Program Reseller - Halo Sahabat Wirausaha! Ketika bisnis sudah mulai berjalan secara stabil, pastinya kita ingin angka penjualan terus menanjak secara konsisten. Namun, meningkatkan volume penjualan secara masif memang cukup menantang, terutama ketika melakukannya dengan modal yang terbatas.

Salah satu strategi yang kini mulai marak digunakan adalah membangun tim reseller. Konsep dari reseller ini adalah kita mengumpulkan orang-orang yang tidak punya produk tetapi punya modal untuk membeli produk kita untuk mereka jual lagi. Dengan begitu mulai dari mencari pembeli sampai pemasaran semuanya sudah tim reseller yang melakukan. Nantinya, tugas kita hanya tinggal mengelola produksi dan melayani tim reseller. Nah, penasaran bagaimana cara memulainya? Yuk kita simak pembahasannya berikut ini!

1. Mengumpulkan Kontak Calon Reseller

Saat mau membangun sebuah tim, tentu kita harus kumpulkan dulu calon anggotanya. Bagaimana caranya? Paling mudah adalah dengan menawarkan peluang menjadi reseller ini kepada pelanggan-pelanggan setia. Sebab akan lebih mudah bagi mereka untuk berjualan jika sudah mengenal dan mengetahui keunggulan produk kita.

Lalu pertanyaan lanjutannya adalah, bagaimana caranya kita mengumpulkan kontak mereka? Jika berjualan melalui e-commerce, maka otomatis kita akan mendapatkan kontak pembeli. Jika berjualan secara offline, kita bisa menawarkan layanan antar, pre-order, custom order, atau cara lainnya yang bisa memungkinkan kita mendapatkan nomor kontak mereka untuk berkomunikasi.

Amatilah siapa saja yang sudah beberapa kali membeli produk kita dan buatlah skala prioritas, dimulai dari pelanggan yang paling sering melakukan pembelian. Merekalah yang punya kemungkinan paling besar untuk mencetak penjualan dan mudah berkoordinasi. Setelah itu kita bisa menghubungi mereka satu persatu untuk menanyakan apakah mereka tertarik untuk mengambil peluang reseller yang ditawarkan.

2. Pilih Strategi Tepat Menentukan Harga

Selagi berkomunikasi dengan calon anggota tim reseller, kita perlu merancang strategi untuk menentukan harga produk. Hal ini penting karena kita perlu menghitung berapa biaya produksi kita, berapa kemampuan dan kesediaan pelanggan untuk membeli produk kita, dan berapa margin yang diharapkan oleh tim reseller kita. Untuk itu ada beberapa strategi yang bisa kita gunakan.

Strategi pertama adalah cost-plus pricing. Strategi dilakukan dengan menghitung biaya yang kita keluarkan untuk membuat satu produk lalu menentukan margin keuntungan yang kita inginkan darinya. Misalkan biaya produksi per produk kita Rp 10 ribu, lalu kita mengharapkan minimal kita bisa mengambil keuntungan sebesar Rp 3 ribu per produknya. Strategi ini biasanya cocok untuk produk yang bersifat kebutuhan pokok seperti makanan, minuman, atau mengincar target market dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah karena biasanya margin keuntungan yang akan kita dapatkan relatif lebih kecil.

Strategi kedua adalah value-based pricing. Strategi ini turut mempertimbangkan nilai yang diasumsikan akan didapat oleh pelanggan atau pembeli produk kita. Biasanya margin keuntungan akan jauh lebih tinggi bila menggunakan strategi ini. Contohnya produk Smartphone. Biaya produksinya mungkin tidak seberapa, terapi karena ada nilai kemewahan dan fitur-fitur yang dapat menawarkan kemudahan kepada penggunanya, maka harganya bisa menjadi mahal. Begitupun dengan tas-tas dan kosmetik mewah.

Contohnya, jika kita menjual produk kue dengan biaya 10 ribu rupiah, lalu karena kita menggunakan kemasan yang cukup mewah, ditambah dengan layanan pesan antar, dan misalkan koki kita punya pengalaman kerja di toko kue terkenal, maka kita bisa mengambil untung lebih besar lagi anggaplah sekitar Rp 10 - 15 ribu. Jadi perlu diingat ya, strategi ini mengandalkan nilai tambah yang dipersepsikan juga dengan baik oleh konsumen!

Strategi ketiga adalah competitor-based pricing. Strategi ini dilakukan dengan meniru harga yang ditetapkan oleh kompetitor kita. Tujuannya adalah agar harga produk kita bisa bersaing dan tidak membuat pelanggan kita pindah ke lain hati. Strategi ini biasanya cocok untuk bisnis yang memang kompetisinya terbilang ketat dan produknya banyak tersedia di tempat-tempat lain. Namun meskipun begitu, kita tetap bisa menggunakan strategi kedua apabila kita meningkatkan nilai produk kita. Misalkan membuat kemasan menjadi lebih bagus, menawarkan layanan lebih, bahkan dengan mengincar target market yang tingkat ekonominya lebih tinggi.

Apapun strategi yang akan digunakan jangan lupa untuk mempertimbangkan tim reseller ya! Mereka kan juga harus mencari untung. Misalkan kita menggunakan strategi cost-plus pricing, biaya produk adalah 10 ribu rupiah dan pembeli rela membeli dengan harga 20 ribu rupiah. Maka bisa kita hitung berapa harga yang bisa kita tetapkan untuk tim reseller kita sehingga bila mereka menjual produk kita di harga 20 ribu rupiah mereka tetap bisa ambil untung.

3. Tentukan Harga Grosir

Salah satu keuntungan dari membangun tim reseller adalah jarang sekali ada anggota tim reseller yang dalam satu transaksi hanya membeli 1 unit produk. Tapi, bagiamanakah caranya untuk membuat mereka tertarik untuk membeli lebih banyak lagi dalam satu transaksi? Jawabannya adalah harga grosir! Kita bisa menentukan beberapa tingkat diskon yang bergantung pada jumlah produk yang mereka beli.

Sebagai contoh, bila mereka beli 50-75 pcs maka diskon yang kita tetapkan adalah 10 persen, bila membeli dalam jumlah 75-100 pcs diskonnya adalah 20 persen, dan seterusnya. Dengan begitu, semakin banyak produk yang dibeli oleh reseller, maka semakin besar pula margin keuntungan yang akan mereka raih.

4. Buat Program Reseller

Setelah semuanya ditentukan, kita bisa mulai merancang program reseller, yang merupakan sejenis keterangan kerja sama yang akan kita bangun dengan jajaran tim reseller. Di dalamnya, kita perlu tuliskan dengan jelas mengenai harga grosir, struktur diskon yang kita tentukan sesuai dengan jumlah pembelian, minimal pembelian, ongkir, tata cara pembayaran, dan sejenisnya.

Kita juga bisa berikan panduan berupa materi-materi pemasaran, promosi, dan berapa harga jual yang disarankan untuk tim reseller. Kita bahkan juga bisa membuat sistem poin. Misalkan, untuk anggota tim reseller yang berhasil menjual 1000 pcs produk akan mendapatkan hadiah. Hadiahnya pun bisa bermacam-macam tergantung pada seberapa besar jumlah pembelian mereka, bisa mulai dari voucher belanja, power bank, hingga ke hadiah yang lebih mahal lagi. Tujuannya agar mereka juga semakin semangat untuk berjualan, seru kan?

5. Berikan Pelatihan dan Dukungan

Anggota reseller umumnya adalah ibu rumah tangga, pegawai yang mencari pendapatan sampingan, dan orang dari berbagai latar belakang lainnya. Karena itu, tidak semua reseller memiliki kemampuan berjualan yang merata. Jadi kita harus memberikan pelatihan juga kepada mereka mengenai strategi pemasaran kita. Kita perlu ajarkan kepada mereka mulai dari siapa target market kita, bagaimana cara menarik perhatian mereka, bagaimana cara berkomunikasi dengan pelanggan, dan kemampuan berjualan lainnya.

Sebagai pemilik brand, kita juga bertanggung jawab untuk menyediakan materi-materi promosi yang sudah disesuaikan dengan template berbagai media sosial. Jadi tim reseller kita akan lebih mudah untuk menyebarkan promosi produk kita di media-media sosial mereka, mulai dari Instagram, Facebook, Tiktok, dan lain-lain. Jangan lupa juga untuk buat katalog produk ya! Supaya nanti ketika tim reseller kita berjualan, mereka akan bisa lebih mudah menawarkan pilihan kepada calon pembelinya. Katalog produk itu juga akan memudahkan mereka bila mereka mau memasarkan produk kita lewat e-commerce.

Itu dia 5 tips yang bisa digunakan untuk mulai membangun tim reseller! Jangan lupa, seiring dengan berjalannya waktu, kita juga perlu menjalin hubungan yang baik dengan tim reseller yang dibangun. Dengarkanlah bila mereka memiliki keluhan atau mungkin insight yang menarik. Siapa tahu, justru mereka malah bisa memberikan ide inovasi agar bisnis kita jadi lebih maju lagi kan? Yuk mulai membangun tim reseller dengan mengumpulkan kontak pembeli kita!

Referensi

  1. https://panal.co.id/blog/cara-membangun-tim-resell...
  2. https://asiacommerce.id/membangun-tim-reseller-per...
  3. https://entrepreneur.bisnis.com/read/20211105/88/1...