Masyarakat Indonesia pada umumnya sangat menggemari makanan pedas dan gorengan. Akhirnya, banyak menjamur bisnis kuliner yang menyesuaikan dengan selera masyarakat. Namun, seperti yang kita ketahui, makanan jenis seperti ini tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi setiap hari, karena kandungan lemak jahat yang dimilikinya. Alhasil, sebagian masyarakat mengeluh karena kesulitan menemukan cemilan sehat namun tetap enak.
Kondisi itulah yang menjadi latar belakang Wulan, wanita paruh baya berumur 46 tahun, untuk menawarkan solusi kepada masyarakat Indonesia, yaitu menyediakan cemilan sehat bebas gluten. Simak kisah perjalanan bisnisnya, yuk!
Berawal dari Niat Baik Membantu Kawan
Awalnya, Wulan sebenarnya tidak ada keinginan untuk membangun bisnis. Kala itu, dirinya merupakan seorang ibu rumah tangga dengan dua anak yang sudah besar, dan kebetulan memiliki banyak waktu luang. Salah seorang temannya meminta bantuannya untuk membuatkan roti yang mengandung gluten-free sehingga aman untuk kesehatan.
“Waktu itu ada komunitas di Bandung yang alergi dengan makanan yang berbahan gluten, akhirnya aku bantu buatkan cemilan sehat seperti ini. Ternyata, mereka tertarik dan malah mereka yang nge-branding bisnis saya. Mereka saling merekomendasikan satu sama lain, sambung menyambung gitu,” cerita Wulan dengan semangat.
Siapa sangka, the power of mouth benar-benar terjadi dan dirasakan efeknya oleh Wulan. Saat itu, Wulan tidak mengerti caranya berbisnis, apalagi secara online, mengingat dirinya belum paham soal branding sama sekali. Namun, produk yang dibuat oleh Wulan ternyata memang diminati oleh teman-temannya bahkan keluarga besarnya sekalipun.
Dari sinilah, setiap kenalan Wulan merekomendasikan produk Battenberg kepada orang lain. Hingga akhirnya, menilik dari akun Instagram resminya, Battenberg Bakery memiliki lebih dari 4000 pengikut yang didapatkan secara organik. Nyatanya, kekuatan media sosial sangat efektif untuk memasarkan bisnis kecil yang tengah ia rintis.
Miliki Value Pembeda dari Kompetitor
“Biasanya, kalau kebanyakan orang denger kata healthy snack, asosiasinya pasti nggak enak. Saya juga awalnya mikirnya gitu. Nah, poin ini yang mau aku tonjolkan, sehingga orang-orang bisa bebas makan tanpa ngerasa bersalah,” Kata Wulan.
Selain itu, karena Wulan menjual produk makanan basah, maka produknya hanya made by order alias baru diproduksi saat ada pesanan. Musim puncak penjualan Wulan ada di hari raya besar dan tahun baru. Di waktu ini, Wulan mempersiapkan semuanya bersama tim produksinya yang berjumlah tiga orang.
Wulan bercerita bahwa produk Battenberg Bakery yang paling best seller di Indonesia adalah brownies rasa kopi. Di produk ini, Wulan sengaja memakai kopi khas dari Jawa Barat sebagai nilai lebih, dengan seluruh bahan-bahannya juga merupakan produk lokal. Dengan begitu, Battenberg Bakery memiliki value pembeda dari kompetitor lainnya.
Prinsip Wulan, jangan takut nggak laku jika ingin menjual dengan harga yang lebih mahal. Informasikan kepada konsumen bahwa bisnis Anda menjual kualitas sehingga layak untuk diapresiasi lebih besar. Dan benar saja, meskipun terbilang agak pricey, tapi konsumen tetap banyak yang berminat untuk membeli, lho!
Perjuangan Mengurus Perizinan dan Masuk Retail
Wulan mengaku mulai serius membangun bisnisnya sejak tahun 2021. Kala itu, di masa pandemi dan pembatasan area tertentu, justru penjualan Battenberg Bakery malah meningkat pesat. Hal ini karena ternyata selama pandemi, banyak orang saling mengirim hampers makanan untuk saling mendukung dan juga untuk membantu keluarga yang sedang isolasi mandiri.
Dari fenomena inilah, Wulan mulai serius memperbaiki bisnisnya, khususnya di bidang perizinan, walaupun menurut Wulan hal seperti ini sangat membutuhkan biaya, tenaga dan waktu yang cukup besar. “Kalau mau bener-bener usaha berbisnis, kita mau nggak mau harus mengurus perizinan dan perintilannya, mulai dari NIB, berbadan hukum, sertifikasi halal, izin usaha, NPWP,” Pungkas Wulan.
Nah, setelah mengurus banyak perizininan inilah, produk Battenberg Bakery lebih mudah dalam memasarkan ke toko-toko organik di Jakarta dan Bandung. Namun, konsekuensinya, bisnis yang dijalankan harus lebih hati-hati dan disiplin, terutama dalam pembayaran pajak ke negara.
“Saat ini alhamdulillah produk Battenberg Bakery sudah dijual juga di MBloc Market dan MBloc Space di Jakarta. Kita juga sudah memperluas jangkauan ke Jambi dan Semarang. Jadi mereka kirim PO dulu ke kita, lalu kita memenuhi permintaan sejumlah stok tersebut,” Jelas Wulan.
Wah, yang berawal hanya berjualan online di rumah, dan hanya bermodalkan awal berupa oven dan mixer saja, kini sudah punya toko fisik sendiri dan bahkan punya banyak cabang! Hal ini membuktikan bahwa proses berbisnis jika dilakukan secara konsisten, akan terlihat perkembangannya secara signifikan.
Lolos Seleksi Kurasi oleh Kementerian Perdagangan
Dari berawal iseng dan hanya untuk mengisi waktu luang, Wulan juga sempat tidak percaya bahwa produk yang dibuatnya bisa menjadi kepercayaan pemerintah tahun ini, khususnya oleh Kementerian Perdagangan. Dari sinilah, Wulan mendapatkan pelatihan secara cuma-cuma dari pemerintah mengenai tahap ekspor. Akhirnya, Wulan mendapatkan sudut pandang yang berbeda dari para pelaku bisnis dan juga para investor yang turut hadir pada acara itu. Wulan fokus menaikkan kualitas bahannya dan menerima banyak masukan guna meningkatkan skala bisnisnya.
Alhasil, yang selama ini Wulan hanya memproduksi makanan basah, akhirnya membuat inovasi untuk memproduksi makanan kering agar bisa diekspor ke pasar global. Nah, hadirlah si “Brownies Bites” ini, cemilan rasa brownies yang dikeringkan, dirancang khusus oleh Wulan untuk keperluan ekspor.
Kendala dan Tips Mengenai Ekspor
Saat ini, bisnis Battenberg Bakery milik Wulan sedang dalam persiapan untuk menuju ekspor ke Australia. Bahkan, kabarnya sudah ada peminat dari Jerman yang ingin membeli produk Wulan dalam skala besar, lho!
Meski begitu, ada salah satu hal baru yang dipelajari Wulan saat persiapan ekspor, yaitu memiliki data penjualan. Sebelum menuju pasar global, produk yang sudah dirancang Wulan belum pernah dipasarkan sama sekali di Indonesia, karena masih baru. Akibatnya, produknya belum siap ekspor. Data penjualan ini sebenarnya sangat penting, karena akan dijadikan referensi pembeli dari luar untuk melihat minat masyarakat lokal sebelum berangkat lebih jauh lagi.
Selain itu, Wulan melihat ada banyak produk UKM Indonesia yang sebenarnya punya potensi untuk ekspor, namun terhalang oleh kepercayaan diri dari pemiliknya sendiri. Nah, disini Wulan ingin memberikan sedikit tips kepada pemilik UKM Indonesia.
“Sebenarnya, produk makanan Indonesia banyak lho yang diminati oleh orang luar negeri. Jadi jangan minder sama produk kita, walaupun cuma kerupuk, cireng, bawang, atau apapun yang terlihat biasa dan murah di Indonesia, tapi di luar negeri sangat dibutuhkan,” jelas Wulan.
Selain itu, Wulan juga memberikan tips kepada seluruh womanpreneur di Indonesia, terutama bagi yang sudah memiliki anak, untuk tetap disiplin dalam mengatur waktu. Hal ini sangat berguna untuk membuat segalanya imbang sesuai porsi masing-masing dan tanpa mengganggu satu sama lain.
Sahabat Wirausaha, dari bisnis Battenberg Bakery yang mampu sukses di kancah global, kita bisa banyak belajar. Salah satunya adalah tentang pemanfaatan media sosial sebagai alat pemasaran hingga pentingnya melengkapi perizinan demi melangkah ke pasar internasional. Nah, semoga Sahabat Wirausaha bisa mengambil inspirasi dan juga tips dari Wulan agar bisa dipraktikkan di bisnis masing-masing.
Referensi :
Wawancara langsung dengan Wulan, founder dan owner Battenberg Bakery selama bulan Desember 2022.
Katalog UKM JagoWAn Battenberg Bakery