Mungkin Sahabat Wirausaha sudah tidak asing lagi dengan istilah margin. Dalam bisnis, margin berkaitan erat dengan keuntungan. Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa tujuan dari menjalankan bisnis adalah untuk meraih keuntungan atau profit. Namun kali ini kita tidak akan membahas margin secara umum, melainkan kita akan membahas mengenai back margin. Apa Sahabat Wirausaha pernah mendengar sebelumnya? Jika belum, yuk simak!


Apa Itu Back Margin?

Jika Sahabat Wirausaha memahami margin sebagai tingkat selisih antara biaya produksi dan harga jual di pasar, maka kita juga akan mengenal apa yang disebut dengan front margin dan back margin.

Baca Juga: Pengendalian Produksi

Margin depan (front margin) sendiri merupakan margin yang Sahabat Wirausaha dapatkan dari pihak yang Sahabat Wirausaha jual produknya atau margin sisi penjualan. Secara sederhana, margin depan itu dihitung dari harga beli dikurangi harga jual.

Sementara itu, back margin merupakan margin yang Sahabat Wirausaha dapatkan dari pihak tempat Sahabat Wirausaha membeli produk atau margin sisi pembelian. Atau secara sederhana, back margin ini merupakan uang yang didapatkan dari supplier.

Baca Juga: Pengenalan Bentuk SOP Yang Penting Diketahui Bagi UMKM

Jika di sebuah supermarket, maka uang back margin dapat berupa uang sewa gondola depan, sewa floor, sewa penempatan di eye level, listing fee new item, dan uang distribusi barang. Back margin ini juga berkaitan erat dengan upaya menaikkan traffic penjualan terutama bagi supplier. Biasanya back margin juga bisa diperoleh dari diskon yang diberikan supplier.

Nah, itu tadi penjelasan singkat mengenai back margin ya, Sahabat Wirausaha. Intinya, back margin ini adalah keuntungan yang diperoleh suatu bisnis selain dari penjualan produknya saja. Semoga dapat menambah wawasan kita bersama.

Baca Juga: Mengenal Standar K3 Untuk Produksi

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.