Apa Itu Endorsement – Pernahkah kamu sedang asyik scrolling media sosial, lalu melihat influencer favorit merekomendasikan sebuah produk kopi atau artis idola yang sedang membagikan pengalamannya menggunakan skincare tertentu? Tanpa sadar, kamu jadi penasaran dan mungkin tertarik untuk mencobanya. Nah, fenomena inilah yang sebenarnya merupakan inti dari strategi pemasaran modern yang sangat populer.
Strategi tersebut disebut endorsement dan sudah umum dipakai para pemilik bisnis di era digital yang dominan dengan media sosial saat ini. Mau tahu lebih lengkap tentang cara menjalankannya? Yuk, simak di sini!
Apa Itu Endorsement?
Endorsement merupakan suatu bentuk kerjasama antara pemilik bisnis dengan sosok publik—seperti influencer, artis, atau tokoh internet untuk mempromosikan produk atau layanan melalui akun media sosial mereka. Promosi ini bisa dikemas dalam berbagai bentuk, mulai dari unggahan foto, video pendek, ulasan produk, hingga Instastory.
Daya tarik utama endorsement terletak pada caranya yang personal dan santai. Berbeda dengan iklan tradisional yang terasa satu arah, rekomendasi dari seorang endorser lebih seperti saran dari teman. Karena itulah, dampaknya bisa jauh lebih kuat dalam mempengaruhi keputusan pembelian.
Namun, endorsement yang berhasil tidak bisa dilakukan secara asal-asalan. Keberhasilannya sangat bergantung pada siapa yang menyampaikan, bagaimana pesannya dikemas, dan seberapa kuat pengaruhnya terhadap audiens.
Baca Juga: Apa Itu Influencer Marketing? Strategi Digital yang Mengubah Wajah Promosi Bisnis
10 Cara Memilih Influencer yang Tepat agar Endorsement Lebih Maksimal
Berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu terapkan supaya tidak salah pilih influencer :
1. Pahami Karakter Target Pasar
Langkah awal sebelum menentukan siapa influencer yang akan diajak kerja sama adalah dengan memahami siapa sebenarnya calon pelanggan. Jika kamu menjual produk perawatan wajah untuk remaja, maka memilih influencer parenting tentu bukan langkah yang tepat.
Lihat demografi pelanggan ideal kamu—usia, lokasi, jenis kelamin, hingga kebiasaan belanja. Semakin detail kamu memetakan ini, semakin mudah menemukan sosok influencer yang punya audiens serupa. Karena pada akhirnya, apa itu endorsement akan terasa relevan jika disampaikan oleh orang yang benar-benar “ngobrol” dengan segmen pasar kamu.
2. Cocokkan Gaya Komunikasi dengan Karakter Brand
Setiap influencer punya gaya komunikasi sendiri—ada yang suka berbicara panjang lebar dan mendalam, ada juga yang lebih suka pendek dan lucu. Nah, kamu perlu mencari yang gayanya cocok dengan nilai dan citra brand Sahabat Wirausaha.
Misalnya, brand kamu punya karakter santai, ringan, dan kekinian. Maka lebih cocok bekerja sama dengan influencer yang juga punya cara penyampaian yang tidak terlalu formal dan dekat dengan audiens muda. Jangan sampai pesan brand kamu jadi terlihat kaku dan tidak nyambung karena disampaikan dengan gaya yang tidak sesuai.
3. Jangan Hanya Lihat Jumlah Followers
Memang jumlah pengikut bisa menjadi pertimbangan awal, tapi itu bukan penentu utama. Influencer dengan jutaan pengikut belum tentu menghasilkan dampak besar jika pengikutnya tidak aktif atau tidak percaya pada rekomendasi mereka.
Kamu bisa mempertimbangkan micro-influencer (10.000–50.000 pengikut) yang biasanya punya hubungan lebih akrab dengan audiens mereka. Rasio keterlibatan (komentar, likes, shares) biasanya juga lebih tinggi dan respon audiens lebih tulus.
Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!
4. Cek Interaksi, Bukan Hanya Tampilan
Apa itu endorsement? Wajib perhatikan seberapa banyak dan bagaimana pengikut mereka memberikan respon pada unggahan konten endorse. Coba buka beberapa unggahan endorse sebelumnya. Apakah pengikutnya memberikan komentar positif, bertanya tentang produk, atau malah diam saja?
Tingginya engagement bisa jadi tanda bahwa influencer tersebut benar-benar didengar dan dipercaya. Kamu bisa menggunakan rumus sederhana untuk menghitung lewat rumus berikut :
Rasio Interaksi: Total likes + komentar ÷ jumlah followers × 100.
Misalnya, influencer dengan 10.000 pengikut, mendapat 400 likes dan 100 komentar pada satu unggahan. Maka engagement rate-nya adalah 5%—itu sudah bagus.
5. Lihat Reputasi dan Citra Diri Influencer
Apa itu endorsement tidak hanya soal seberapa dikenal seseorang, tapi juga seberapa baik citra mereka di mata publik. Hindari memilih influencer yang pernah terlibat skandal, menyebarkan ujaran kebencian, atau sering terlibat konflik terbuka di media sosial.
Citra mereka akan melekat pada brand Sahabat Wirausaha. Jadi pastikan mereka punya nilai-nilai yang selaras dengan yang ingin kamu bangun. Kamu bisa cek dari jejak digital mereka, topik yang mereka bicarakan, dan cara mereka berinteraksi dengan pengikut.
6. Sesuaikan dengan Budget Promosi
Kalau budget promosi kamu terbatas, tidak masalah untuk mulai dari skala kecil. Banyak pelaku UMKM justru mendapatkan hasil lebih baik dari kerja sama dengan nano-influencer atau micro-influencer karena kontennya terasa lebih tulus dan tidak berlebihan.
Kamu juga bisa bernegosiasi dalam bentuk barter produk atau sistem affiliate, tergantung kesepakatan. Intinya, pilih yang sebanding dengan budget dan manfaat yang kamu harapkan.
Baca Juga: 10 Panduan Memilih Influencer yang Tepat untuk Mempromosikan Bisnis Kamu
7. Pelajari Portofolio Endorse Sebelumnya
Buka dan amati bagaimana cara influencer tersebut mempromosikan produk lain. Apakah mereka menyampaikan dengan bahasa yang hangat, memberi pengalaman pribadi, atau hanya menampilkan produk tanpa penjelasan?
Influencer yang profesional biasanya tahu cara menyusun narasi dan menyisipkan informasi produk tanpa terasa seperti iklan keras. Ini akan jauh lebih menarik di mata audiens, dan tentu saja lebih menguntungkan buat kamu.
8. Bangun Hubungan Komunikasi yang Sehat
Saat sudah memilih influencer yang sesuai, pastikan komunikasi kamu dengan mereka berjalan lancar. Buat brief yang jelas namun tidak mengikat secara kaku.
Jelaskan nilai brand kamu, kelebihan produk, dan pesan yang ingin disampaikan. Tapi tetap beri mereka ruang untuk mengembangkan dengan gaya mereka sendiri. Hubungan yang sehat antara brand dan influencer bisa menghasilkan konten endorse yang jauh lebih mengena.
9. Pilih Influencer yang Konsisten Bangun Personal Branding
Salah satu tanda bahwa seorang influencer layak diajak kerja sama adalah konsistensi mereka dalam membangun citra atau personal branding. Konsistensi ini menciptakan kepercayaan yang kuat dari audiens, karena mereka tahu apa yang bisa diharapkan dari setiap kontennya.
Misalnya, seorang influencer yang rutin membahas topik seputar keuangan keluarga, tentu akan lebih dipercaya saat merekomendasikan produk tabungan anak, dibanding seseorang yang membahas tema berbeda setiap harinya.
Konsistensi ini juga membuat apa itu endorsement terasa lebih meyakinkan karena pesan produk kamu akan menyatu dengan cerita dan kepribadian si influencer, bukan hanya tampil sebagai iklan sesaat.
Baca Juga: Membangun Peluang Usaha Terbaru dengan Pemasaran Influencer
10. Pertimbangkan Nilai Jangka Panjang Kerja Sama
Banyak bisnis hanya fokus pada endorse sekali tayang, lalu berharap hasil besar. Padahal, kolaborasi jangka panjang justru bisa memberikan hasil yang lebih alami dan berdampak nyata.
Jika kamu menemukan influencer yang cocok dan punya relasi baik dengan audiens, pertimbangkan untuk menjalin kerja sama lebih dari satu kali. Ini bisa dalam bentuk content series, campaign bulanan, atau program afiliasi.
Dengan pendekatan seperti ini, brand kamu akan lebih lekat di pikiran audiens karena mereka melihatnya secara berulang dan dalam berbagai bentuk konten. Selain itu, kerja sama jangka panjang biasanya membuat influencer lebih memahami produk kamu, sehingga penyampaian kontennya juga lebih matang dan tulus.
Kapan Harus Mulai Menggunakan Endorsement?
Beberapa kondisi yang tepat untuk mulai menggunakan apa itu endorsement antara lain:
- Saat kamu meluncurkan produk baru
- Saat ingin menguatkan kehadiran di media sosial
- Ketika kamu ingin membangun kepercayaan lebih cepat
- Jika kamu ingin meningkatkan jangkauan secara organik
Tapi pastikan kamu sudah siap dari sisi produk, sistem pengiriman, dan layanan pelanggan mudah dihubungi. Jangan sampai endorse yang dilakukan berhasil menarik perhatian tapi kamu kewalahan menangani permintaan yang masuk.
Memahami apa itu endorsement dan bagaimana cara memilih influencer yang tepat bisa jadi salah satu langkah penting dalam mengembangkan bisnis di era digital. Tapi ingat, endorse bukan hanya soal “siapa yang terkenal”, tapi juga tentang siapa yang paling dipercaya oleh audiens yang kamu tuju.
Semakin teliti kamu memilih, semakin besar peluang endorse tersebut mengubah penonton menjadi pelanggan. Jadi pastikan kamu memilih dengan cermat, membangun komunikasi yang baik, dan terus mengevaluasi hasilnya. Selamat mencoba!
Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.