Banyak individu tertarik untuk memulai usaha ternak ikan nila dan gurame, namun seringkali merasa bingung bagaimana memulainya. Terlebih lagi untuk skala rumahan yang umumnya memiliki keterbatasan modal. Berbagai masalah seperti pemilihan bibit, perawatan kolam, hingga strategi pemasaran kerap kali menjadi batu sandungan.
Tanpa bekal pengetahuan dan persiapan yang matang, usaha ternak ikan justru berisiko menimbulkan kerugian. Penyakit ikan, pertumbuhan yang lambat, serta harga jual yang rendah merupakan sebagian risiko yang mungkin timbul. Oleh karena itu, artikel ini hadir menyediakan panduan lengkap dan praktis tentang cara memulai usaha ternak ikan nila dan gurame skala rumahan. Yuk, langsung disimak!
1. Persiapan Modal Usaha
Sebelum melangkah lebih jauh, perhitungan modal awal menjadi hal yang mendasar. Modal ini mencakup biaya investasi (seperti pembuatan kolam, pembelian peralatan, dan bibit) serta biaya operasional (seperti pakan, obat-obatan, dan listrik). Modal awal ternak ikan nila dan gurame skala rumahan berkisar antara jutaan hingga belasan juta rupiah.
Ada berbagai sumber modal yang bisa diakses, mulai dari modal pribadi, pinjaman dari lembaga keuangan, hingga metode crowdfunding. Penting untuk mengelola modal usaha secara cermat dan efisien agar keuangan bisnis tetap sehat. Buatlah catatan pengeluaran dan pemasukan secara rutin.
Baca Juga: Peluang Usaha Ternak Ikan Lele Skala Rumahan, Mau Coba?
2. Pemilihan Lokasi yang Strategis
Lokasi kolam ikan sangat menentukan keberhasilan usaha ternak. Pilihlah lokasi yang memenuhi kriteria ideal, seperti memiliki sumber air bersih yang memadai, kualitas air yang baik (pH netral, tidak tercemar), suhu air yang stabil, dan aman dari gangguan predator atau banjir.
Jika lahan kamu terbatas, jangan khawatir. Ada alternatif lain seperti kolam terpal, kolam fiberglass, atau bahkan sistem aquaponics yang bisa diterapkan.
3. Pembuatan atau Persiapan Kolam
Cara memulai usaha ternak ikan nila dan gurame skala rumahan selanjutnya adalah persiapan kolam. Terdapat beberapa jenis kolam yang cocok untuk budidaya ikan, antara lain kolam tanah, kolam semen, dan kolam terpal. Pemilihan jenis kolam ini bisa disesuaikan dengan budget dan kondisi lahan yang tersedia.
Jika kamu memilih kolam tanah, pastikan untuk melakukan penggalian dan pemadatan tanah dengan baik. Untuk kolam semen atau terpal, perhatikan konstruksi dan sistem filtrasi airnya. Lalu sebelum benih ikan ditebar, lakukan persiapan kolam terlebih dahulu, seperti pengapuran untuk menetralkan pH, pemupukan untuk menumbuhkan pakan alami, dan pemberian probiotik untuk menjaga kualitas air.
4. Pemilihan Bibit Unggul
Kualitas bibit sangat menentukan hasil panen. Pilihlah bibit ikan nila dan gurame yang memiliki ciri-ciri unggul, seperti ukuran yang seragam, bebas dari penyakit, gerakan yang lincah, dan responsif terhadap pakan.
Sahabat Wirausaha bisa mendapatkan bibit berkualitas dari supplier terpercaya atau balai benih ikan resmi. Pastikan bibit yang kamu pilih sesuai dengan kondisi kolam dan sistem budidaya yang diterapkan.
Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!
5. Teknik Penebaran Benih yang Tepat
Cara memulai usaha ternak ikan nila dan gurame skala rumahan selanjutnya adalah penebaran benih. Waktu yang baik untuk menebar benih adalah pagi atau sore hari, saat suhu air tidak terlalu tinggi. Perhatikan kepadatan tebar ideal, yaitu jumlah benih yang ditebar per meter persegi kolam.
Kepadatan tebar yang terlalu tinggi bisa menyebabkan persaingan pakan dan oksigen, serta meningkatkan risiko penyebaran penyakit. Sebelum benih ditebar, lakukan proses aklimatisasi, yaitu penyesuaian benih dengan kondisi air kolam, untuk mengurangi stres pada ikan.
6. Pemberian Pakan Berkualitas
Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam usaha ternak ikan. Oleh karena itu, pemberian pakan yang baik sangat penting. Ikan nila dan gurame membutuhkan pakan dengan kandungan nutrisi yang seimbang, meliputi protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.
Kamu bisa menggunakan pakan buatan (pelet) yang banyak tersedia di pasaran, atau membuat pakan sendiri dari bahan-bahan alami. Berikan pakan secara teratur sesuai dengan jadwal, dan perhatikan takaran pakan agar tidak berlebihan. Pakan yang berlebihan justru akan mencemari air kolam dan memicu timbulnya penyakit.
7. Pengelolaan Kualitas Air
Cara memulai usaha ternak ikan nila dan gurame skala rumahan berikutnya adalah pengelolaan air. Kualitas air merupakan faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan ikan. Beberapa parameter yang perlu diperhatikan antara lain pH (tingkat keasaman), suhu, oksigen terlarut, dan ammonia.
Lakukan pengukuran kualitas air secara berkala menggunakan alat ukur yang sesuai. Untuk menjaga kualitas tetap optimal, kamu bisa melakukan pergantian air secara teratur, memasang aerator untuk meningkatkan kadar oksigen, dan menggunakan probiotik untuk mengurai bahan organik.
Baca Juga: 12 Cara Memulai Usaha Ayam Petelur Skala Rumahan, Dijamin Cuan!
8. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit bisa menjadi ancaman serius bagi usaha ternak ikan. Beberapa jenis hama dan penyakit yang sering menyerang ikan nila dan gurame antara lain kutu argulus, bakteri aeromonas, dan penyakit bintik putih (white spot).
Lakukan tindakan pencegahan dengan menjaga kebersihan kolam, memberikan pakan berkualitas, dan menjaga kualitas air. Jika ikan sudah terlanjur terserang penyakit, segera lakukan pengobatan yang tepat, baik dengan metode alami maupun menggunakan obat-obatan khusus ikan.
9. Pemantauan Pertumbuhan Ikan
Cara memulai usaha ternak ikan nila dan gurame skala rumahan selanjutnya, lakukan pemantauan pertumbuhan ikan secara berkala, misalnya setiap bulan. Ambil beberapa ekor ikan secara acak (sampling), lalu ukur panjang dan beratnya.
Catat hasil pengukuran, dan bandingkan dengan standar pertumbuhan ikan nila dan gurame. Jika pertumbuhan ikan terlihat lambat, segera cari tahu penyebabnya dan lakukan tindakan perbaikan.
10. Panen dan Pasca Panen
Waktu panen ikan nila dan gurame bervariasi, tergantung pada ukuran yang diinginkan dan permintaan pasar. Biasanya, ikan nila bisa dipanen setelah berumur 4-6 bulan, sedangkan gurame membutuhkan waktu lebih lama, sekitar 6-12 bulan.
Lakukan panen dengan hati-hati agar ikan tidak stres dan terluka. Setelah dipanen, lakukan sortasi berdasarkan ukuran, dan grading berdasarkan kualitas. Simpan ikan dalam wadah yang bersih dan berisi air segar, atau segera jual ke konsumen dan supplier.
11. Pemasaran Hasil Panen
Sahabat Wirausaha bisa memasarkan hasil panen dengan berbagai cara, seperti menjual langsung ke konsumen akhir, memasok ke restoran atau rumah makan, menjual ke pasar tradisional, atau bekerja sama dengan supplier ikan.
Tentukan harga jual yang kompetitif, dengan mempertimbangkan biaya produksi dan harga pasar. Manfaatkan juga media sosial dan platform online untuk memperluas jangkauan pemasaran.
Baca Juga: Top 5 Ide Bisnis Peternakan yang Cuan Banget, Mau Rintis yang Mana?
12. Pencatatan dan Evaluasi Usaha
Pencatatan keuangan dan data produksi sangat penting untuk mengetahui perkembangan usaha kamu. Catat semua pemasukan dan pengeluaran secara rinci, serta data-data produksi seperti jumlah pakan yang diberikan, tingkat kematian ikan, dan hasil panen. Dengan data-data ini, Sahabat Wirausaha bisa melakukan evaluasi secara berkala, mengidentifikasi masalah, dan mencari solusi untuk meningkatkan kinerja bisnis.
Memulai usaha ternak ikan memang membutuhkan perencanaan yang matang. Dengan mengikuti 12 langkah yang sudah diuraikan di atas, kamu sudah memiliki bekal yang cukup untuk memulai. Ingatlah bahwa kunci sukses dalam bisnis ini adalah ketekunan, kesabaran, dan kemauan untuk terus belajar.
Jangan ragu untuk segera memulai! Dengan cara memulai usaha ternak ikan nila dan gurame skala rumahan ini, kamu selangkah lebih dekat dengan kesuksesan budidaya ikan. Silakan kunjungi halaman blog kami untuk mendapatkan informasi dan layanan dukungan lainnya, selamat berbisnis!
Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.