Cara Mengatur Keuangan Usaha – Salah satu kesalahan paling sering dilakukan oleh pelaku usaha pemula adalah mencampur uang bisnis dengan uang pribadi. Padahal, kebiasaan ini bisa merusak arus kas dan menyulitkanmu mengukur pertumbuhan usaha.

Supaya tidak terjebak dalam masalah yang sama, penting memahami cara mengatur keuangan usaha sejak awal. Berikut ini 10 cara konkret agar uang bisnis tetap aman dan terpantau:

1. Pisahkan Rekening Usaha dan Pribadi

Membuka rekening khusus untuk usaha adalah fondasi dari cara mengatur keuangan usaha yang baik. Dengan rekening terpisah, kamu tidak akan bingung saat harus menghitung pemasukan atau mencatat pengeluaran.

Misalnya, saat kamu ingin tahu berapa besar keuntungan bersih dalam sebulan, kamu tinggal melihat mutasi rekening usaha. Kamu juga jadi lebih siap ketika nanti ingin mengajukan pinjaman usaha ke lembaga keuangan, karena semua arus kas tercatat jelas.

Sebaliknya, jika uang usaha masih bercampur dengan uang pribadi, risiko penggunaan dana secara impulsif akan lebih besar. Selain itu, laporan keuangan bisa jadi rancu karena tidak mencerminkan kondisi sebenarnya.

Baca Juga: 11 Cara Bijak Mengelola Utang Usaha agar Tidak Menjerat Keuangan Bisnis

2. Tetapkan Gaji untuk Diri Sendiri

Banyak pelaku usaha kecil merasa bahwa mereka bebas mengambil uang dari usaha kapan pun butuh. Padahal, ini bisa menimbulkan kebocoran kas tanpa disadari. Solusinya adalah menetapkan gaji pribadi yang tetap.

Tentukan besaran gaji berdasarkan kemampuan usaha dan kebutuhan pribadi. Misalnya, kamu bisa menghitung rata-rata laba usaha selama tiga bulan terakhir, lalu ambil persentase wajar untuk dijadikan gaji.

Cara mengatur keuangan usaha ini tidak hanya membantu menjaga kestabilan arus kas, tapi juga membuat kamu lebih disiplin dalam mengatur keuangan usaha dan pribadi secara seimbang.

3. Gunakan Aplikasi Keuangan

Teknologi saat ini memberi banyak kemudahan, termasuk dalam mencatat transaksi. Banyak aplikasi yang memungkinkan kamu mencatat pemasukan, pengeluaran, bahkan menyusun laporan bulanan secara otomatis.

Dengan bantuan aplikasi, cara mengatur keuangan usaha jadi lebih mudah dilakukan tanpa harus menjadi ahli akuntansi. Aplikasi seperti Catatan Keuangan Harian, Money Manager, hingga Buku Warung bisa jadi pilihan yang membantu.

Yang penting, biasakan mencatat semua transaksi secara langsung setelah terjadi, agar tidak ada yang terlewat. Jangan tunggu akhir bulan baru diingat-ingat, karena itu justru bisa membuat data tidak akurat.

4. Buat Rencana Budget Bulanan

Membuat budget bulanan adalah kebiasaan yang bisa melindungi usaha dari pengeluaran berlebihan. Mulailah dengan mencatat seluruh kebutuhan operasional, lalu alokasikan dana sesuai skala prioritas. Misalnya, kamu mengalokasikan 50% untuk modal bahan baku, 20% untuk operasional harian seperti listrik dan transportasi, 10% untuk promosi, dan sisanya untuk tabungan bisnis serta dana darurat.

Jika memiliki perencanaan seperti ini, kamu bisa lebih terarah dalam mengambil keputusan keuangan. Selain itu, ini juga jadi indikator apakah usaha kamu berjalan sehat atau perlu diperbaiki.

Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!

5. Catat Semua Transaksi Sekecil Apa Pun

Meskipun nominalnya kecil, transaksi tetap perlu dicatat. Biaya parkir, pulsa untuk komunikasi dengan pelanggan, atau pembelian plastik kemasan adalah bagian dari operasional. Seringkali, pengeluaran kecil ini justru berjumlah besar saat dikumpulkan. Jika tidak dicatat, maka perhitungan laba bisa meleset jauh.

Pencatatan ini juga akan membantu kamu melihat pola pengeluaran yang bisa ditekan. Misalnya, jika ternyata kamu terlalu sering membeli bahan dalam jumlah kecil, mungkin sudah waktunya beralih ke pembelian grosir agar lebih hemat.

6. Hindari Menggunakan Kas Usaha untuk Keperluan Pribadi

Dalam cara mengatur keuangan usaha, ini adalah salah satu prinsip yang harus dipegang teguh. Jangan tergoda mengambil uang dari kas bisnis untuk belanja pribadi, apalagi tanpa dicatat.

Jika memang kamu sangat membutuhkan dana, perlakukan itu sebagai utang pribadi ke usaha. Catat dengan jujur, dan kembalikan saat dana tersedia. Ini bukan soal kepercayaan saja, tapi tentang menjaga struktur keuangan bisnis agar tetap sehat.

Semakin kamu terbiasa disiplin, semakin besar kemungkinan usaha akan berkembang dan dapat dipercaya oleh pihak luar, seperti investor atau lembaga pembiayaan.

7. Lakukan Evaluasi Keuangan Rutin

Evaluasi bulanan akan membantumu memahami kondisi usaha secara menyeluruh. Cek apakah rencana budget tercapai, apakah ada pemborosan, atau apakah target omzet sudah sesuai harapan.

Kamu bisa mulai dari laporan arus kas, lalu melihat laba rugi dan posisi saldo saat ini. Jika ada tren negatif, kamu bisa cepat mengambil langkah perbaikan. Sebaliknya, kalau ada kelebihan dana, kamu bisa mengalokasikan untuk investasi usaha, misalnya menambah peralatan atau memperluas pemasaran.

Tanpa evaluasi, usaha kamu akan berjalan tanpa arah yang jelas. Inilah mengapa evaluasi bulanan adalah bagian penting dari cara mengatur keuangan usaha.

Baca Juga: 8 Cara Mengatasi Masalah Keuangan yang Sering Dihadapi UMKM

8. Gunakan Jasa Akuntan atau Konsultan Keuangan

Saat usaha mulai tumbuh, kamu akan merasa bahwa pencatatan manual sudah tidak cukup. Jumlah transaksi meningkat, laporan makin kompleks, dan kamu butuh bantuan tenaga profesional.

Menggunakan jasa akuntan bukan hanya soal membuat laporan, tapi juga membantumu menyusun strategi. Seorang konsultan keuangan bisa memberi insight tentang bagaimana menekan biaya, mengatur cash flow, atau menyusun perencanaan jangka panjang.

Kamu juga bisa berkonsultasi tentang persiapan pajak, mengatur pembagian laba, hingga menyiapkan laporan yang siap untuk investor. Ini akan mengangkat profesionalisme usaha kamu ke level yang lebih tinggi.

9. Siapkan Dana Darurat Usaha

Usaha, sama seperti kehidupan pribadi, tidak selalu berjalan mulus. Ada kalanya penjualan menurun drastis, alat produksi rusak, atau terjadi kondisi yang tidak bisa diprediksi.

Dana darurat akan membantu usaha bertahan di masa sulit tanpa harus menyentuh uang pribadi. Idealnya, dana cadangan usaha setidaknya cukup untuk menutup biaya operasional selama tiga bulan.

Dana ini bisa disisihkan secara bertahap dari keuntungan usaha. Anggap saja sebagai tabungan bisnis yang tidak boleh disentuh kecuali benar-benar dalam kondisi darurat.

Baca Juga: 11 Alasan Pentingnya Perencanaan Keuangan Bisnis untuk Keberhasilan Jangka Panjang UMKM

10. Edukasi Tim tentang Pengelolaan Keuangan

Kalau kamu bekerja bersama tim, penting untuk memastikan bahwa semua anggota memahami pentingnya disiplin dalam mengelola keuangan usaha. Buat standar kerja yang jelas, misalnya soal pencatatan transaksi, pengeluaran maksimal harian, hingga siapa saja yang boleh memegang kas usaha.

Berikan pelatihan singkat tentang cara mengatur keuangan usaha, dan sampaikan bahwa tanggung jawab keuangan adalah bagian dari kerja tim. Semakin tim kamu tereduksi, semakin kecil risiko terjadinya kebocoran atau kesalahan dalam keuangan.

Menjalankan usaha bukan sekadar menjual produk atau jasa, tapi juga menjaga arus kas tetap sehat dan transparan. Tanpa manajemen keuangan yang rapi, usaha rentan mengalami kebocoran dana dan kesulitan berkembang.

Dengan menjalankan cara mengatur keuangan usaha seperti memisahkan rekening, mencatat transaksi, menyusun budget, dan mendisiplinkan diri, kamu sedang membangun fondasi usaha yang kuat.

Tidak ada cara instan, tapi dengan konsistensi, kamu akan lebih mudah mengelola bisnis menuju keberlanjutan. Mulailah dari langkah yang paling mudah diterapkan hari ini. Semakin cepat kamu membiasakan diri, semakin besar dampak baiknya untuk jangka panjang.

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.