Kegiatan ekspor merupakan salah satu kegiatan yang cukup penting untuk dilakukan suatu negara karena memberikan efek terhadap keuangan maupun kegiatan perdagangan dalam negara tersebut. Tujuan ekspor suatu negara bermacam-macam tergantung daripada analisa masing-masing negara. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah yang dianggap memiliki potensi yang cukup baik sebagai tujuan ekspor. Nah, artikel ini akan membedah potensi ekspor wilayah Amerika Latin.
Baca Juga: Tips Membangun Relasi Dengan Importir
Amerika Latin terdiri dari seluruh wilayah Amerika Selatan ditambah Meksiko, Amerika Tengah, dan pulau-pulau di Karibia. Salah satu karakteristik Amerika Latin adalah penduduknya berbicara dalam rumpun Bahasa Roman (Perancis, Spanyol, Italia, Portugis, dan Rumania) terutama Bahasa Spanyol dan Portugis.
Negara mana saja yang termasuk dalam Amerika Latin?
Sebelum mengetahui lebih dalam mengenai potensi ekspor di Amerika Latin ini, mari kita pelajari dahulu tentang Amerika Latin! Sebagian negara di benua Amerika masuk dalam daftar negara Amerika Latin. Inilah daftar negara yang termasuk dalam Amerika Latin. Di bagian Amerika Tengah dan Utara terdapat Belize, Kosta Rika, El Salvador, Guatemala, Honduras, Meksiko, Nikaragua, dan Panama. Di bagian Amerika Selatan, terdapat Argentina, Bolivia, Brazil, Chili, Kolombia, Ekuador, Perancis, Guyana, Paraguay, Peru, Suriname, Uruguay, dan Venezuela. Sedangkan negara-negara di Pulau Karibia adalah Kuba, Republik Dominika, dan Haiti serta wilayah independen di Pulau Karibia adalah Guadeloupe (Perancis), Martinique (Perancis), Puerto Riko (Amerika Serikat), Saint-Barthelemy (Perancis), dan Saint-Martin (Perancis dan Belanda) (Haryadi, Mengenal Sejarah Istilah Amerika Latin dan Daftar Negara yang Masuk Kawasan Tersebut, 2020).
Baca Juga: Tips Sukses Ekspor Berdasarkan
Hasil Penelitian
Mengapa Amerika Latin menjadi tujuan ekspor?
Kondisi perekonomian global yang sedang mengalami krisis memberikan dampaknya pada kegiatan ekspor, terutama negara tujuan utama, seperti Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang. Brasil adalah pasar terbesar di Amerika Latin dan ekspor dari Indonesia ke negara tersebut pada tahun 2020 ini diperkirakan sebesar US$ 2 miliar. Beberapa penyebab pencapaian ekspor dengan jumlah tersebut karena banyak barang-barang dari Indonesia bersifat komplementer. Oleh karena itu, juga telah dilakukan kesepakatan untuk membuat kemitraan strategis. Hal itu dilakukan dengan membuat komisi bersama di bidang kerja sama ekonomi untuk meningkatkan perdagangan (Ahad, 2008).
Bagaimana potensi ekspor di wilayah Amerika Latin?
Tingkat pertumbuhan ekonomi negara-negara Amerika Latin sangat beragam. Kondisi ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk memetakan negara-negara yang berpotensi untuk dijadikan sebagai pasar prospektif bagi produk-produk Indonesia, sasaran upaya menarik investasi dari negara di kawasan tersebut, maupun tujuan investasi bagi para investor nasional, serta target wisatawan asing yang perlu dibidik untuk berkunjung ke Indonesia. Brasil yang tidak stabil dan krisis di Venezuela cenderung menjadi fokus utama pemberitaan mengenai Amerika Latin.
Hal ini membuat banyak pihak mengeneralisasikan kondisi di Amerika Latin sebagai wilayah non-prioritas target pengembangan pasar. Namun demikian terdapat berbagai momentum positif di Meksiko, Kolombia dan Peru yang saat ini justru perlu dimanfaatkan sebagai pasar prospektif. Selain itu, Chile juga mengalami pertumbuhan yang stabil dan Argentina mulai bangkit dengan terbukanya akses terhadap pasar modal global.
Dalam konteks potensi konsumen dari sisi demografi, Amerika Latin merupakan pasar terbesar ke-empat setelah AS, Eropa dan Tiongkok. Jumlah penduduk Amerika Latin dan Karibia saat ini mencapai 648 juta jiwa, dengan sebaran utama di Brasil, Meksiko, Kolombia, Argentina dan Peru. Americas Market Intelligence (AMI) memproyeksikan PDB Amerika Latin akan meningkat hampir dua kali dari US$5,9 triliun di tahun 2012 menjadi US$10,4 triliun di tahun 2020.
Sementara itu, Bank Dunia memperkirakan kelas menengah akan mencapai 43% dari jumlah populasi di Amerika Latin pada tahun 2030. Angka tersebut dua kali lipat lebih besar dari catatan pada tahun 2005. Dengan potensi demografi dan jumlah kelas menengah yang terus berkembang, terdapat berbagai peluang untuk menjadikan Amerika Latin sebagai pasar bagi produk ekspor Indonesia.
Secara umum, sasaran pasar utama untuk memulai bisnis dapat difokuskan pada kota-kota besar seperti Mexico City, Sao Paolo, Buenos Aires, Lima, Santiago, Monterrey dan Bogota. Kota-kota tersebut terhitung sebagai 45% dari total konsumsi masyarakat perkotaan global. Namun demikian, perlu diperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh pada pola konsumsi masyarakat di negara-negara setempat.
Baca Juga: Potensi Ekspor Produk Makanan
Minuman Kemasan
Situasi politik dan ekonomi masih menjadi pertimbangan utama dalam melihat iklim usaha di Amerika Latin. Pada awal tahun 2020 ekonomi Amerika Latin kembali menunjukkan indikasi pertumbuhan setelah mengalami penurunan aktivitas selama hampir dua tahun. Data PDB regional memperlihatkan perkembangan ekonomi sebesar 0,8% pada kuartal pertama. Lembaga Focus Economics memperkirakan penurunan inflasi di Amerika Latin (diluar Venezuela) sebesar 6,1% pada bulan Mei, menjadi 5,8% pada bulan Juni 2020.
Inflasi yang lebih rendah memberikan kesempatan bagi bank sentral untuk menerapkan kebijakan ekonomi yang lebih fleksibel tahun 2020 ini. Sementara Venezuela sedang mengalami hiperinflasi sehingga jika dimasukan ke dalam agregat, inflasi Amerika Latin secara regional akan melambung sebesar 34,4% di akhir tahun 2020. Dengan perkiraan tersebut akan tetap terjadi penurunan inflasi menjadi sebesar 32,1% pada tahun 2021.
Baca Juga: Potensi Ekspor Biji-bijian
Dalam upaya menembus pasar Amerika Latin, persaingan tidak hanya terjadi dengan pelaku usaha atau produk-produk dengan merek global. Kompetitor lokal dan regional juga menjadi unsur yang perlu diperhitungkan. Jaringan usaha Amerika Latin saat ini dikenal dengan istilah multilatinas. Pengamat internasional menjelaskan bahwa sebagai bagian dari masyarakat lokal, multilatinas memiliki hubungan erat dengan birokrasi dan otoritas setempat.
Kedekatan tersebut tidak hanya bermanfaat untuk memperlancar kegiatan perusahaan, namun dalam beberapa kasus dimanfaatkan untuk menekan kompetitor yang berusaha menembus pasar. Dengan adanya kecenderungan tersebut, sangat penting bagi perusahaan asing untuk membangun jaringan dengan mitra lokal sebagai strategi utama menghadapi kompetisi lokal.
Baca Juga: Langkah-langkah Persiapan
Memulai Ekspor
Sebanyak tiga perempat bagian dari total impor ke 20 negara di Amerika Latin masuk ke kawasan Amerika Selatan. Komoditas impor Amerika Latin hampir tak terbatas, mulai dari barang-barang konsumsi hingga produksi. Proporsi impor secara keseluruhan setiap negara Amerika Latin akan berbeda-beda tergantung dari situasi ekonomi dan daya beli serta kebiasaan masyarakatnya. Secara sederhana, komoditas impor dapat dibagi menjadi dua, yaitu barang-barang yang tahan lama (durable) seperti telepon seluler, perlengkapan elektronik rumah tangga, otomotif, ban, dan produk karet; dan barang konsumsi tidak tahan lama (non-durable consumer goods) seperti tekstil, pakaian jadi, dan makanan olahan (buah kaleng, susu kemasan, ikan kaleng dan tepung gandum).
Di beberapa negara Amerika Latin, sektor agrikultur masih menjadi komoditas impor yang cukup besar nilainya. Dalam tiga tahun terakhir, Ekuador rata-rata mengimpor US$1,3 triliun di sektor agribisnis. Impor terbesar adalah serealia yang tercatat sebesar US$360 juta, minyak dan lemak nabati sebesar US$163 juta, dan buah dan kacang-kacangan sebesar US$150 juta. Angka-angka impor komoditas tersebut diperkirakan akan stabil hingga lima tahun mendatang. Serealia juga menjadi komoditas impor di Kolombia, khususnya jenis jagung dan gandum yang menyumbang hingga 40% dari impor di bidang agrikultur.
Baca Juga: Sistem Distribusi, Perizinan
dan Logistik Ekspor
Selain itu, minyak nabati, buah-buahan tropis dan kacang-kacangan juga menjadi komoditas impor yang cukup besar. Selama beberapa tahun terakhir Kolombia telah menyepakati beberapa FTA dengan AS, Kanada, Chile dan UE. Impor pada sektor agribisnis Peru juga didominasi oleh serealia sebagai salah satu komoditas utama dengan rata-rata impor sebesar US$1,4 triliun pada tahun 2012–2014. Angka tersebut terdiri dari sejumlah subkomoditas utama seperti beras, jagung dan gandum. Dalam tiga tahun terakhir minyak nabati juga menjadi salah satu komoditas impor utama dengan nilai rata-rata sebesar US$500 juta.
Sementara itu, produk susu berada pada posisi ketiga dengan nilai rata-rata sebesar US$200 juta pada periode 2012–2014. Besarnya angka ini karena Peru merupakan negara importir neto produk susu. Sementara itu Meksiko saat ini merupakan salah satu pasar terbesar di Amerika Latin dan keberadaannya sangat memengaruhi sejumlah mitra, khususnya AS. Impor Meksiko dari AS pada 2014 mencapai US$196 miliar. Meksiko adalah negara pengimpor jagung nomor dua terbesar dengan total sekitar 10 juta ton atau senilai US$2,3 miliar. Meksiko juga pengimpor kedelai terbesar kedua dengan total sebesar 4 juta ton atau senilai US$2 miliar. Selain itu, beberapa komoditas lain yang diimpor Meksiko dalam volume besar adalah daging babi sebesar 800.000 ton, daging unggas sebesar 700.000 ton dan daging kalkun sebesar 150.000 ton. Berikut contoh-contoh kegiatan ekspor ke Amerika Latin (Prasmono, 2017).
Baca Juga: Mempersiapkan Kemasan
(Packaging) untuk Memenuhi Standar Ekspor
Amerika Latin, khususnya Amerika Selatan memiliki potensi ekspor yang cukup besar. Secara geografis kawasan Amerika Selatan mewakili 12 entitas politik yang memiliki pandangan yang berbeda terhadap kebijakan pasar bebas. Pemerintahan di Venezuela, Ekuador, Bolivia, dan Argentina lebih cenderung pada kebijak an sosialis dan proteksionis. Di sisi lain, Kolombia, Chile, Peru, Brazil, Uruguay dan Suriname menyambut positif investasi asing dan sangat dipengaruhi oleh kekuatan sistem ekonomi pasar. Kawasan Amerika Selatan memilki penduduk sekitar 387 juta dengan pendapatan perkapita di atas 11.000 dolar AS serta kelas menengah lebih dari 100 juta orang.
Baca Juga: Potensi Ekspor Makanan Olahan
Kemasan Dari Indonesia
Selain itu, pertumbuhan ekonomi di kawasan juga kurang terpengaruh dengan adanya krisis ekonomi yang melanda Eropa dan bahkan pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Argentina, Ekuador dan Peru berada di atas 6.5%. IMF memprediksi Pertumbuhan ekonomi di kawasan pada tahun 2012 dan 2013 akan mencapai di atas 3.5%. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi tersebut juga akan meningkatkan golongan kelas menengah yang akan berpengaruh pada pola konsumsi masyarakatnya. Menurut studi, negara-negara Amerika Latin dengan kelas menengah terbesar adalah Uruguay (56%) dan Argentina (53%), sedangkan Bolivia (13%) dan Paraguay (19%) merupakan negara yang memiliki kelas menengah terendah di Amerika Latin. Impor kawasan Amerika Selatan pada tahun 2011 mencapai 466.01milyar dólar AS.
Negara-negara pengimpor terbesar adalah Brazil (US$191.5 milyar), Chile (US$58.5 milyar), Argentina (US$56.5 milyar), Venezuela (40.8 milyar), Kolombia (40.6 milyar), Peru (US$30.1 milyar), Ekuador (US$20.5 milyar) dan impor negara lainnya di kawasan di bawah US$20 milyar. Di bidang peralatan pertahanan, negara-negara di kawasan Amerika Selatan setiap tahunnya mengeluarkan dana sekitar US$ 54.9 milyar (data SIPRI 2010). Pengeluaran belanja militer terbesar di kawasan adalah Brazil (US$34.3 milyar), Kolombia (US$10.4 milyar), Argentina (US$3.4 milyar), Venezuela (US$3.3 milyar), Ekuador (US$2.9 milyar) dan Peru (US$ 1.9 milyar). Kawasan Amerika Selatan juga kaya dengan sumber daya mineral, minyak dan gas. Beberapa negara yang kaya sumber alamnya antara lain, biji besi (Brazil, Venezuela, Chile, dan Peru), tembaga (Chile, Peru, Brazil dan Argentina), mangan (Bolivia), emas (Peru, Brazil, Kolombia, Argentina, Chile dan Suriname), perak (Peru, Bolivia dan Chile), bahan baku baja (Brazil, Argentina, Venezuela, Chile dan Kolombia), minyak bumi (Brazil, Venezuela, Argentina, Ekuador, Peru, Suriname).
Baca Juga: Tips Petani dan Nelayan Modern Indonesia Menuju Pasar Ekspor
Potensi pasar kawasan Amerika Selatan yang cukup besar perlu digarap secara maksimal oleh Indonesia. Nilai Impor dari kawasan yang mencapai US$ 466.01 milyar pertahun merupakan pasar yang menjanjikan bagi produk ekspor Indonesia. Pasar kawasan Amerika Selatan dapat dijadikan pengganti pasar tradisional Eropa yang saat ini dilanda krisis. Selain itu, pengeluaran pemerintah di bidang peralatan militer, bila dilakukan pendekatan yang baik, dapat menjadi peluang bagi perusahaan BUMN seperti PT. Pindad, PT. PAL, PT. DI, LEN dan lainnya untuk mengembangkan pasarnya ke wilayah tersebut. Di samping itu, kawasan Amerika Selatan yang memiliki sumber daya mineral, minyak bumi dan gas alam juga merupakan peluang bagi produk industri ekstraksi Indonesia ke pasar wilayah tersebut (Indonesia, 2013).
Amerika Latin, Indonesia, dan Karibia merupakan kawasan yang dipisahkan oleh Samudera Pasifik. Ketiga kawasan ini telah memiliki kedekatan secara diplomatis dan telah tergabung dalam framework of the Non-Aligned Movement (NAM) serta kelompok regional diantaranya East Asia-Latin America Cooperation (FEALAC), Pacific Alliance, dan the Caribbean Community (CARICOM). Namun, sampai dengan saat ini hubungan yang melibatkan sektor ekonomi belum sepenuhnya termaterialisasi. Selain itu Amerika Latin dan Karibia juga merupakan kawasan yang memiliki potensi besar, dengan populasi tercatat sebesar 647 juta jiwa, dan produk domestik bruto (PDB) yang mencapai USD4,22 trilliun di tahun 2018. Total perdagangan di kawasan ini mencapai USD1,33 trilliun di tahun 2018, sedangkan total nilai perdagangan dengan Indonesia hanya mencapai 0,57% atau senilai USD7,6 miliar. Artinya masih terdapat potensi bisnis dan kerjasama ekonomi yang dapat ditingkatkan antara Indonesia dengan Amerika Latin dan Karibia (Admin, LPEI Jajaki Potensi Ekspor Indonesia ke Amerika Latin dan Karibia, 2019).
Baca Juga: Potensi Ekspor Furniture
Bagaimana Hubungan Ekspor Amerika Latin dan Indonesia?
Pasar non tradisional seperti di Amerika Latin dan Karibia semakin menunjukkan potensi bagi pelaku usaha Indonesia, meskipun di tengah pandemic Covid-19. Berdasarkan catatannya, ekspor pada 8 bulan pertama pada tahun ini senilai US$2,9 miliar, sudah hampir menyamai dengan periode sepanjang 2020 senilai US$3,1 miliar. Destinasi ekspor Amerika Latin dan Karibia belum sepopuler lainnya karena jarak yang jauh dan masih banyak pengusaha Indonesia yang tidak memiliki jaringan kesana. Salah satu ekspor unggulan Indonesia ke kawasan Amerika Latin dan Karibia adalah alas kaki, minyak sawit, dan turunannya (Aldila, 2021).
Para pelaku bisnis Indonesia bersama sejumlah negara di Amerika Latin dan Karibia dapat saling meningkatkan kerja sama perdagangan di masa pandemi Covid-19. Amerika Latin dan Karibia merupakan kawasan yang cukup menjanjikan bagi Indonesia untuk meningkatkan kinerja dagang. Potensi ekspor Indonesia ke Amerika Latin dan Karibia pada 2019 lalu telah mencapai US$944,5 miliar. Namun nilai ekspor Indonesia ke Amerika Latin dan Karibia pada 2019 hanya sebesar US$3,8 miliar. Parahnya, neraca dagang Indonesia dengan negara-negara di Amerika Latin dan Karibia mengalami defisit US$1,6 miliar, selama Januari-Agustus 2020. Di periode ini, pangsa pasar ekspor Indonesia ke Amerika Latin dan Karibia pun hanya 0,42%, lebih rendah dari Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Singapura (Admin, 2020).
Baca Juga: Tips Memilih Jasa Forwarder
Ekspor yang Tepat
Hasil Hubungan Indonesia Dengan Amerika Latin Dalam Sektor Ekonomi
Indonesia terus mendalami potensi kerjasama ekonomi dengan kawasan Amerika Latin dan Karibia melalui penyelenggaraan Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia. Potensi kawasan Amerika Latin dengan PDB mencapai 4,8 triliun dolar AS dan PDB Indonesia yang tercatat lebih dari 1 triliun dolar AS harus dimanfaatkan secara optimal lewat berbagai inisiatif diplomasi ekonomi yang efektif. Di tengah pandemic, total perdagangan Indonesia dan kawasan Amerika Latin serta Karibia pada 2020 meningkat menjadi 8,25 miliar dolar AS dari 7,75 miliar dolar AS pada tahun 2019. Tiga negara yang mencatat nilai perdagangan tertinggi di Indonesia adalah Brazil, Argentina, dan Meksiko. Pada tahun 2020, nilai ekspor Indonesia ke Amerika Latin dan Karibia senilai 3,16 miliar dolar AS sementara nilai impornya 5,1 miliar dolar AS. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Amerika Latin dan Karibia adalah minyak nabati, kendaraan, elektronik, karet, dan alas kaki. Sedangkan komoditas impor utama Indonesia adalah pakan ternak, sereal, gula, kapas, dan cokelat (Sunyoto, 2021).
Kegiatan ekspor merupakan salah satu kegiatan yang cukup penting untuk dilakukan suatu negara karena memberikan efek terhadap keuangan maupun kegiatan perdagangan dalam negara tersebut. Tujuan ekspor suatu negara bermacam-macam tergantung daripada analisa masing-masing negara. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah yang dianggap memiliki potensi yang cukup baik sebagai tujuan ekspor.
Baca Juga: Pendampingan Standar Mutu Untuk Meningkatkan Kontribusi Ekspor UMKM
Demikian artikel ini telah membedah potensi ekspor wilayah Amerika Latin. Semoga artikel ini dapat membantu Sahabat wirausaha yang akan melakukan ekspor ke wilayah Amerika Latin. Tetap semangat ya Sahabat wirausaha!
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.
Daftar Pustaka:
- Admin. (2020, 11 13). Indonesia meningkatkan potensi perdagangan dengan Amerika Latin dan Karibia. Retrieved 07 04, 2022, from idnfinancials.com: https://www.idnfinancials.com/id/news/37053/indone...
- Admin. (2019, 10 15). LPEI Jajaki Potensi Ekspor Indonesia ke Amerika Latin dan Karibia. Retrieved 07 04, 2022, from Indonesia Eximbank: https://indonesiaeximbank.go.id/news/detail/lpei-j...
- Ahad. (2008, 11 30). Amerika Latin Jadi Fokus Promosi Ekspor. Retrieved 04 07, 2022, from kemeperin.go.id: https://kemenperin.go.id/artikel/1922/Amerika-Lati...
- Aldila, N. (2021, 10 12). Ekspor ke Amerika Latin dan Karibia Makin Potensial. Retrieved 07 04, 2022, from ekonomi.bisnis.com: https://ekonomi.bisnis.com/read/20211012/12/145332...
- Indonesia, K. L. (2013). Melirik Peluang Pasar di Amerika Selatan. Jakarta: Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa.
- Mohsen, A. S. (2015). Effect of Exports and Invesment on The Economic Growth in Syria. International Journal of Management, accounting, and economics. Vol 2, No. 6 .
- Prasmono, S. (2017). Peluang dan Tantangan Kerjasama Perdagangan di Kawasan Amerika Latin. Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa.
- Sunyoto, M. (2021, 09 20). RI dalami potensi kerja sama ekonomi dengan Amerika Latin, Karibia. Retrieved 07 04, 2022, from Antaranews.com: https://www.antaranews.com/berita/2403757/ri-dalam...