Jenis Inovasi dalam Bisnis – Ratusan tahun lalu, Pulau Banda terkenal sebagai produsen pala kelas satu dunia. Meski bukan yang utama, namun nilai penjualannya yang tinggi mampu membuat VOC kala itu bergelimang harta. Hanya saja, kesuksesan ini tidak bertahan lama. Salah satu penyebab kejatuhan Banda sebagai pengekspor buah pala, adalah kegagalan mereka dalam berinovasi untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Banda terlambat menyadari bahwa teknologi dunia sudah melangkah jauh. Kompetitor datang dari mana-mana. Sementara wilayah lain sudah mengolah produk turunan pala, seperti menjadi selai dan manisan, Banda masih mengandalkan perdagangan dalam bentuk mentah. Hingga hari ini, kegagalan pemerintah dalam mendorong inovasi di sistem bisnis pala dan rempah-rempah menjadi alasan utama kemunduran mereka sebagai produsen dan eksportir terdepan.
Kasus ini menggarisbawahi pentingnya inovasi bagi suatu bisnis untuk bertahan dalam ekosistem pasar yang penuh persaingan, perubahan teknologi, dan krisis yang terjadi berulang kali. Karenanya, penting bagi UMKM untuk mengerti tentang 4 jenis inovasi yang bisa kita manfaatkan. Apa saja inovasi yang dimaksud? Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Inovasi Berkelanjutan
Inovasi berkelanjutan adalah tipe inovasi yang sifatnya menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dengan mengimplementasikan bisnis yang ramah lingkungan, bertanggung jawab secara sosial, dan bermanfaat ekonomi.
Dalam implementasinya, tujuan pembangunan bisnis yang berkelanjutan berhubungan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) yang disusun oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup. SDGs sendiri terdiri dari 17 tujuan.
Baca Juga: Mau Terapkan Inovasi dalam Bisnis? Berikut Tips Memilih Mitra Ahli yang Cocok untuk Berkonsultasi
Saat ini banyak masyarakat yang salah mengartikan Sustainability, dimana kebanyakan hanya menganggap sustainability sebagai keberlanjutan dalam isu lingkungan saja.
Sustainability bukan sekadar pembahasan tentang isu lingkungan. Dalam dunia bisnis sustainability juga dikenal sebagai implementasi Triple Bottom Line atau disebut “Profit, People, Planet”.
Kenapa sustainability penting? Karena untuk manajemen resiko, pembentukan keunggulan dari pesaing, meningkatkan kebutuhan dan keinginan konsumen dalam produk berkelanjutan, dan menjadi awal Gerakan sebuah perubahan (SDG’s)
Salah satu contoh sukses yang implementasikan inovasi berkelanjutan adalah Warung Pintar. Warung Pintar menyediakan solusi terintegrasi yang bertujuan mempromosikan dan memfasilitasi pedagang tradisional melalui ekosistem operasional terdigitalisasi. Selain itu, warung pintar juga berkontribusi pada SDGs nomor 1, 4, 5, 8, 9, dan 17.
Langkah penting yang dapat diimplementasikan oleh UMKM untuk mencapai inovasi berkelanjutan dengan penerapan Prinsip "People (lingkungan sosial), Planet (kelestarian alam sekitar), Profit (aspek keuangan)":
a. Planet
UMKM memperhatikan dampak lingkungan dari kegiatan operasional, misalnya mengurangi penggunaan bahan baku berbahaya dan beralih ke bahan ramah lingkungan. Selain itu, mereka juga mengoptimalkan teknologi ramah lingkungan untuk meningkatkan efisiensi produksi, mengurangi konsumsi energi dan limbah.
Mereka juga berpartisipasi dalam program daur ulang dan mengajak pelanggan mereka untuk membawa kembali kemasan produk yang digunakan untuk didaur ulang guna mengurangi jejak karbon.
Baca Juga: 7 Jenis Inovasi Organisasi yang Bisa Diterapkan Agar Bisnis Makin Produktif
b. People
Kita memperhatikan kesejahteraan sosial karyawan, pelanggan, dan masyarakat, misalnya dengan memberikan kesejahteraan karyawan; berkontribusi pada komunitas seperti kegiatan sosial, memberikan donasi, atau mendukung program pendidikan dan kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat; berfokus pada kepuasan pelanggan dengan menyediakan layanan pelanggan yang baik, mendengarkan masukan dan kebutuhan pelanggan, dan memberikan solusi untuk meningkatkan pengalaman mereka dengan produk atau layanan kita.
c. Profit
Kita memastikan bahwa bisnis tidak hanya berfokus pada keuntungan saja, misalnya dengan membayar pajak secara bertanggung jawab dan selaras dengan 2P (people dan planet).
Tentu saja, perusahaan harus tetap menghasilkan keuntungan agar bisa bertahan. Tapi, keuntungan ini sebaiknya tidak diperoleh dengan mengabaikan tanggung jawab sosial, lingkungan, atau ekonomi perusahaan. Seperti kaki bangku yang berjumlah tiga, setiap bagian—manusia, lingkungan, dan keuntungan—sama pentingnya dan dibutuhkan secara bersamaan.
Berikut ada contoh laporan keberlanjutan dari beberapa perusahaan di Indonesia sebagai inspirasi bagi UMKM memahami lebih dalam dari merek ternama: Bank Mega, Jamkrindo, tpsfood, dan lain-lain.
2. Inovasi Disruptif
Ini adalah tipe inovasi yang dalam prosesnya mampu menciptakan pasar baru, mengganggu atau mengubah pasar yang sudah ada, dan pada akhirnya menggantikan teknologi atau produk yang ada sebelumnya. Hal ini menggambarkan situasi apa pun di mana industri terguncang dan perusahaan terdahulu sebelumnya mengalami “kemunduran”.
Inovasi disruptif tidak sekadar memperbaiki atau meningkatkan kualitas produk bagi konsumen kita. Sebaliknya, inovasi ini melibatkan penggunaan teknologi untuk membuat produk menjadi lebih mudah digunakan dan diakses bagi pasar yang lebih luas.
Baca Juga: 7 Jenis Inovasi Teknologi untuk Bisnis, UMKM Wajib Tahu!
Sebagai contoh sederhana inovasi disruptif, kita bisa melihat kemunculan e-commerce seperti Amazon.com yang menjadi pionir dalam sistem jual-beli secara online. Kini, inovasi tadi berkembang, menciptakan platform perdagangan online lainnya, seperti Shopee, eBay, hingga Tokopedia yang mampu menggantikan toko fisik. Dikutip dari Ipos Global Trend 2021, riset terbaru menunjukkan bahwa sebanyak 73 persen konsumen Indonesia mengakui belanja online lebih mudah dibandingkan belanja di toko.
Perusahaan yang tidak berhasil mengadopsi inovasi disruptif ke dalam model bisnisnya secara perlahan akan mengalami kemunduran. Profesor Harvard Business School Clayton Christensen menjelaskan terdapat dua jenis inovasi disruptif yaitu:
a. Disrupsi di Segmen Rendah (Low-End Disruption)
Terjadi saat perusahaan masuk dan menguasai pasar di bagian bawah yang sudah ada, Misalnya: Xiaomi perusahaan teknologi Tiongkok, masuk ke pasar smartphone dengan produk berkualitas dengan harga terjangkau, mengalahkan Samsung dan Apple.
b. Disrupsi di Pasar Baru (New Market Disruption)
Terjadi ketika perusahaan menciptakan segmen pasar baru untuk melayani pelanggan yang tidak terjangkau oleh pasar yang sudah ada. Misalnya: Tesla merupakan produsen mobil listrik yang menciptakan pasar baru dalam industri otomotif.
Jalur Menuju Kepopuleran Semakin Pendek
Inovasi disruptif biasanya menciptakan keuntungan kompetitif yang tidak adil. Ketika inovasi disruptif diperkenalkan ke pasar, ia dapat mengubah sepenuhnya dinamika industri dan memberikan keuntungan besar bagi perusahaan yang berinovasi. Inovasi ini biasanya menawarkan solusi baru dan inovatif yang lebih efisien, hemat biaya, atau lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dibandingkan produk atau layanan yang sudah ada.
Keuntungan tersebut dianggap "tidak adil" karena pihak yang mendisrupsi mendapatkan pijakan kuat di pasar, sementara pesaing yang sudah ada mungkin kesulitan untuk beradaptasi dengan perubahan baru tersebut. Akibatnya, pihak yang mendisrupsi dapat merebut pangsa pasar yang lebih besar dan kepuasan pelanggan yang meningkat, sedangkan pesaing mungkin menghadapi penurunan penjualan dan relevansi di pasar. Dalam beberapa kasus, inovasi disruptif dapat menyebabkan kejatuhan perusahaan yang mapan yang gagal merespons dengan efektif perubahan yang terjadi.
Baca Juga: Belajar dari Pepsi, 4 Inovasi Marketing untuk UMKM yang Patut Dicoba!
3. Inovasi Radikal
Inovasi Radikal atau dikenal strategi lautan biru, adalah inovasi ketika perusahaan menerapkan produk baru ke pasar baru yang belum pernah dilihat atau dialami sebelumnya oleh orang-orang. Inovasi radikal berfokus pada dampak jangka panjang dan dapat melibatkan penggantian produk yang ada dan mengubah hubungan antara pelanggan dan pemasok.
Daripada bersaing di pasar yang sudah ada (Red Ocean), seorang inovator radikal menciptakan pasar baru (Blue Ocean). Tahap inovasi radikal diantaranya Breakthrough, Disruptive, dan Game Changing.
Misalnya, HaloDoc yang memberikan kemajuan dalam teknologi kesehatan digital yang telah membawa perubahan dalam cara orang mengakses perawatan medis, memungkinkan konsultasi jarak jauh dengan tenaga medis dan pemantauan kesehatan yang lebih efektif daripada pertemuan tatap muka langsung.
Langkah yang bisa dilakukan UMKM untuk mengadopsi inovasi radikal dengan cara melibatkan berkolaborasi dengan startup atau perusahaan inovatif, dan riset pasar dan pengembangan (penelitian aktif internet melalui berita industri, berita teknologi, artikel ukmindonesia.id, dll). Implementasikanlah pada skala kecil, investasi teknologi, dan komunikasi yang efektif. Dengan cara ini, UMKM dapat mengelolanya dengan lebih baik dan mendapatkan gambaran yang lebih baik pula.
4. Inovasi Incremental
Inovasi Incremental adalah proses menciptakan perbaikan-perbaikan kecil, namun secara terus-menerus pada aspek kegunaan produk, layanan, proses, atau metode produksi yang sudah ada dalam sebuah perusahaan. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kepuasan pelanggan, mengurangi resiko pengeluaran biaya besar untuk produk yang benar-benar baru, dan UMKM dapat membedakan diri dari pesaingnya dan menarik pelanggan yang mencari produk terbaik.
Studi Kasus - Coca Cola
Selama bertahun-tahun, untuk mengikuti tren dan memenuhi kepuasan pelanggan, Coca Cola telah “mengembangkan berbagai varian rasa baru” dan yang “ditingkatkan” seperti Cherry Coke, Coke with Lime, Coca-Cola Life, Coca Cola Zero, Coca Cola Vanilla, dan lainnya. Merek ini menawarkan beragam varian di segmen minuman berkarbonasi yang memenuhi kebutuhan diferensiasi produk, memuaskan personalisasi dan keanekaragaman pasar.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan UMKM untuk mengadopsi inovasi incremental seperti :
1. Mencoba Buat Rasa Baru
UMKM kuliner bisa mencoba menambahkan rasa baru atau bahan-bahan tambahan yang menarik pada produk serupa agar lebih bervariasi dan menarik bagi pelanggan.
Baca Juga: Ingin Jadi UMKM Naik Kelas dengan Omzet di Atas 2 Miliar Per Tahun, Pelajari Tipsnya Di Sini!
2. Membuat Kemasan Lebih Keren
UMKM bisa memikirkan kemasan produknya yang lebih menarik dan praktis supaya lebih menonjol di pasaran.
3. Memanfaatkan Teknologi
Misalnya, UMKM yang bergerak di bidang kuliner bisa memanfaatkan teknologi seperti pesanan online atau aplikasi pemesanan untuk memberi kemudahan pada pelanggan dalam membeli produknya.
4. Menambahkan Diskon atau Program Loyalitas
Memberikan diskon atau program loyalitas bagi pelanggan setia bisa membuat mereka senang dan terus balik lagi.
5. Menggali Ide dari Pelanggan
Dengarkan masukan dari pelanggan, lihat apa yang mereka butuhkan atau inginkan dari produk kita, dan kemudian coba lakukan perbaikan atau penambahan berdasarkan masukan tersebut.
Dengan terus-menerus melakukan perbaikan kecil, UMKM dapat menangani masalah dan menyempurnakan produk kita hingga mencapai kualitas tertinggi. Perubahan memang menakutkan, tetapi jangan biarkan rasa takut itu menahan kita. Jangan biarkan kesalahan dan kegagalan UMKM juga menghentikan kita untuk bergerak maju. Belajar dan tumbuh – itulah inti dari inovasi.
Nah, itu tadi penjelasan tentang 4 dasar inovasi yang harus dipahami UMKM. Yuk, kita berinovasi dengan berani mencoba hal-hal baru agar mendapatkan keunggulan di pasar yang kompetitif, mendorong pertumbuhan dan kesuksesan jangka panjang. Saatnya UMKM Naik Kelas!
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.
Referensi:
- https://innovation-entrepreneurship.springeropen.com/articles/10.1186/s13731-021-00156-6
- https://online.hbs.edu/blog/post/importance-of-innovation-in-business
- https://blog.logrocket.com/product-management/what-is-incremental-innovation/