Salah satu warga Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat bernama Ema Suranta berhasil mengelola ribuan kilogram sampah pada Bank Sampah miliknya di Desa Kertamulya, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Bank Sampah ini didirikan dengan latar belakang kegelisahannya ketika memandangi gunungan sampah yang menumpuk di desa tempat tinggalnya tersebut. 

Tidak hanya sampai di situ saja, Ema pun langsung memiliki ide untuk membangun Bank Sampah tersebut bersama ibu-ibu di sekitar wilayah tempat tinggalnya. Sebagai nasabah dari Permodalan Nasional Madani (PNM) Mekaar, Ema juga didukung dari segi pendanaan oleh PNM. Jadi, ia juga sambil membudidayakan maggot atau belatung untuk mengolah sampah organik di Bank Sampah tersebut.

“Saya mulai membudidayakan larva Black Soldier Fly atau yang dikenal dengan sebutan maggot, untuk mengolah sampah organik dengan dukungan dari PNM,” ujar Ema, Senin (21/4/2025), seperti dilansir dari Okezone.com.

Berhasil Olah Sampah 2 Ton Per Minggu Dengan Bantuan Maggot

Melalui modal awal yang Ema dapatkan ketika bergabung menjadi nasabah Permodalan Nasional Madani (PNM) Mekaar, kini ia pun berhasil mengolah sampah hingga mencapai angka 2 ton per minggunya. Bahkan, pengolahan tersebut juga menghasilkan maggot segar beserta kasgot (pupuk organik), seperti dilansir dari TribunNews.com.

Meskipun secara fisik maggot terlihat menjijikan, namun nyatanya ada banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dari hewan kecil tersebut. Secara fungsional, maggot bisa menjadi agen dekomposer dan juga sebagai agen konservasi sampah, terutama sampah organik.

Produk-produk tersebut diharapkan tidak hanya menjadi solusi lingkungan, tetapi juga sebagai sumber penghasilan baru bagi masyarakat. Ema Suranta juga menjadi bukti bahwa sebagai perempuan hebat, dengan semangat Kartini, mampu menjawab tantangan sesuai zamannya dengan aksi nyata dan solusi yang berkelanjutan.

Dirut PNM Mekaar Arief Mulyadi: Ibu Ema Adalah Sosok Perempuan Penuh Perjuangan

Sebagai pihak dari PNM Mekaar, Direktur Utama PNM Arief Mulyadi menyampaikan apresiasinya terhadap Ema atas semangat juangnya, sebagai nasabah perempuan yang telah menjadi agen perubahan di komunitasnya.

“Kartini hari ini bukan hanya bicara tentang emansipasi, tapi juga tentang keberanian mengambil tanggung jawab atas lingkungan dan sesama. Ibu Ema dan ribuan nasabah lainnya membuktikan bahwa pemberdayaan ultra mikro bukan sekadar soal ekonomi, tapi juga tentang membangun masa depan bersama,” ujar Arief, seperti dilansir dari INews.id.

Selain itu, Arief juga berharap agar semakin banyak sosok seperti Ema yang dapat diberikan pendampingan dan pembiayaan bagi para ribuan perempuan hebat lainnya. Hal ini ditujukan supaya mereka juga bisa menjadi inspirasi perwujudan Kartini di masa kini.



Referensi : TribunNews.com, INews.id, Okezone.com

Sumber Gambar : Okezone.com