Salma Project – Sahabat Wirausaha, perkembangan sektor ekonomi kreatif alias ekraf di Indonesia memang tak bisa dipandang remeh. Sejak sektor ini diperkenalkan pada tahun 2006 silam, pencapaiannya terhadap perekonomian nasional bisa dianggap luar biasa. Bahkan hingga triwulan I-2024 saja, capaian nilai tambah ekonomi kreatif menyentuh Rp749,5 triliun atau mencapai 55,65% dari target tahun lalu sebesar Rp1.347 triliun, seperti dilansir website resmi Kemenparekraf.
Tak heran, pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di sektor-sektor tersebut tumbuh subur dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya adalah Salma Project, pebisnis ekonomi kreatif sektor kriya yang berlokasi Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Seperti apa perjalanan bisnis dan kesuksesan usaha mereka? Simak terus di artikel ini.
Berawal dari Hobi, Salma Project Sudah Berusia Delapan Tahun
Bisnis sebetulnya bukanlah hal baru bagi Siti Syarifah, pendiri Salma Project. Saat dirinya masih berstatus sebagai mahasiswi tepatnya di tahun 2008 dulu, dia sudah pernah menjalankan usaha sebagai reseller hijab dan membuat aksesoris berbahan flanel.
Usaha itu bahkan berjalan dan membuatnya memiliki brand sendiri selama empat tahun berjalan. Hanya saja setelah menikah dan anak pertamanya lahir, Syarifah terpaksa menutup usaha aksesoris dan souvenir untuk sementara.
Produk handmade buket bunga Salma Project foto: Instagram @salmaproject.id
Setelah cukup bisa mengatur waktu sebagai seorang Ibu, Syarifah pun kembali menjalankan usaha Toko Bunda Salma yang berjualan secara online. Omzet yang cukup menjanjikan membuat Syarifah memberanikan diri membuka outlet offline bernama Salma Kids di tahun 2014. Selama tiga tahun perjalanan, Syarifah mulai mempelajari dan menghasilkan produk kriya berupa handmade custom yang kemudian dia kenalkan sebagai Salma Project di tahun 2017.
“Sebetulnya nama Salma Project ini diambil dari penggabungan nama saya dan pasangan. Usaha ini berawal dari passion saya di bidang kerajinan tangan. Dari hobi, saya mencoba mendalami seni merangkai bunga dan membuat hampers yang akhirnya menjadi sebuah peluang usaha. Setiap produk bouquet dan hampers kami ini mencerminkan kecintaan dan perhatian pada detail seni dekorasi, sehingga hasilnya adalah rangkaian bunga dan hampers yang punya sentuhan personal,” cerita Syarifah.
Keunikan produk itulah yang membuat Syarifah cukup percaya diri memilih segmen konsumen dengan kemampuan finansial menengah ke atas. Mulai dari calon pengantin, WO (Wedding Organizer), EO (Event Organizer), MUA (Make Up Artist), wedding planner, Ibu-Ibu Dharma Wanita dan PKK, perusahaan (corporate) sampai pemilik bisnis.
Tanpa terasa kini Salma Project sudah mencapai tahun kedelapan perjalanannya. Bagi Syarifah, bisnis ini bahkan sudah memberinya banyak pengalaman termasuk seperti saat dia melakukan ekspansi bisnis dan menjalin kemitraan dengan berbagai pihak.
Kolaborasi-kolaborasi itu membuat Syarifah mampu memperluas pangsa pasar, meningkatkan kualitas produknya, dan memperkuat posisi mereka di pasar. Hanya saja semua itu tak selamanya berjalan manis karena dipenuhi dengan berbagai tantangan.
Baca Juga: Livestream Shopping: Cara Efektif Memikat Calon Pembeli dan Meningkatkan Penjualan
Inilah Rahasia Bisnis Salma Project Kembangkan Sektor Ekonomi Kreatif
Seperti layaknya pebisnis yang mengalami jatuh bangun dalam usahanya, hal itu yang juga alami Syarifah. Dua tahun setelah Salma Project berdiri, Syarifah sempat menggeluti bidang lain yakni Kedai Salma yang fokus di sektor kuliner.
Hanya saja karena pandemi Covid-19 yang melanda dunia, usaha yang berdiri pada 2019 itu terpaksa ditutup pada 2021. Tak mau berlama-lama terpuruk, Syarifah kembali bangkit lewat produk kerajinan tangan yang menjadi tulang punggung usahanya.
Kepada UKM Indonesia, Syarifah mengaku ada beberapa tantangan terbesar selama menjalankan Salma Project yang justru itu menjadi rahasia suksesnya dalam menjalankan bisnis. Apa saja? Berikut beberapa di antaranya:
1. Persaingan Pasar
Meskipun bisnisnya sudah punya pangsa pasar yang segmented, Salma Project bukan berarti tak memiliki kompetitor. Hanya saja bagi Syarifah, persaingan usaha itu harus dikelola dengan bijaksana. Hal ini yang membuatnya lebih memilih untuk fokus pada keunikan produk sekaligus memanfaatkan media sosial dan platform online, sehingga membuat produk kerajinan tangan berbahan baku bunga miliknya mampu menjangkau dan dipilih lebih banyak pelanggan.
2. Menjaga Kreativitas dan Inovasi
Sebagai bisnis ekonomi kreatif, Syarifah paham betul kalau menjaga kreativitas dan melakukan inovasi adalah salah satu rahasia sekaligus tantangan terbesarnya dalam berbisnis.
Untuk itu Salma Project selalu mencari inspirasi dan mempelajari tren-tren terbaru lewat media sosial, pameran, hingga komunitas-komunitas kreatif lainnya. Syarifah rutin melakukan eksperimen produk dan mendengarkan masukan pelanggan, demi menghasilkan produk yang memuaskan.
Bahkan sekalipun bisnisnya sudah hampir menyentuh usia sewindu, Salma Project masih ikut serta dalam workshop alias pelatihan supaya keterampilannya makin berkembang.
3. Manajemen Waktu
Pernah terpaksa menutup lini bisnisnya karena keterbatasan waktu, Syarifah mencoba menjalankan Salma Project dengan lebih profesional. Dirinya bahkan tak segan menggunakan alat-alat manajemen waktu seperti kalender digital atau aplikasi project management untuk mengatur jadwal produksi, jadwal pengiriman produk sampai stock bahan baku supaya mengantisipasi orderan mendadak. Bahkan saat permintaan meningkat, bisnisnya juga bisa merekrut tenaga tambahan atau pembagian tugas baru.
Berkat manajemen bisnis yang makin baik, Salma Project berhasil lolos seleksi Mikro Mandiri bersama Kemenkop di tahun 2024 yang bersaing dengan ribuan peserta di berbagai daerah seluruh Indonesia.
Syarifah pun beberapa kali diundang sebagai narasumber di sejumlah kegiatan seperti Kuningan Thrift Fashion, hingga jadi sponsorship di acara perlombaan UNIKU dan wisuda kampus UMKM. Bahkan hingga saat ini, bisnisnya yang sudah lolos kurasi telah bermitra dengan Dekranasda Kabupaten Kuningan.
4. Pengamanan Bahan Baku
Salah satu kunci sukses Salma Project adalah bahan baku berkualitas yang memang sangat diperhatikan oleh Syarifah. Hal ini ternyata juga menjadi tantangan baginya sehingga penting untuk selalu membangun hubungan baik dengan pemasok, demi memperoleh bahan baku terbaik. Dia juga mencari alternatif bahan baku lokal demi mengurangi biaya produksi, sekaligus ketergantungan impor. Supaya tetap kompetitif, penting melakukan riset harga secara rutin.
Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!
5. Promosi dan Branding yang Efektif
Di zaman yang serba online seperti saat ini, media sosial punya peran penting dalam promosi produk. Untuk itulah Salma Project menggunakan media sosial secara aktif mulai dari Instagram, TikTok, hingga Facebook dan WA Bisnis dalam mempromosikan produk. Jika perlu memberikan diskon promo hingga giveaway demi menggaet pelanggan baru, sekaligus tetap membangun testimoni customer dan portofolio karya agar calon pembeli makin percaya.
Misalnya untuk Instagram, Salma Project senantiasa berkomitmen untuk mengunggah foto dan video bouquet atau hampers yang estetik. Termasuk pemanfaatan fitur Instagram Stories untuk promosi cepat seperti konten flash sale hingga behind the scene pembuatan produk, yang terbukti sukses menarik perhatian pasar. Sedangkan untuk konten Reels, biasanya untuk video-video produk dalam suasana kreatif.
Sedangkan untuk TikTok, Salma Project kerap membuat konten kreatif mengenai tutorial merangkai bunga atau ide hadiah unik yang dipadukan dengan musik tren atau beberapa tantangan yang sedang viral supaya jangkauannya makin luas. Berbeda dengan kedua media sosial itu, Facebook lebih fokus pada promosi produk untuk konsumen dengan usia yang lebih dewasa.
Melalui media sosial ini pula, Salma Project mampu meningkatkan omzet usaha lewat penjualan di momen-momen khusus seperti Hari Raya atau hari istimewa lain, tren-tren hadiah handmade custom, terlibat dalam pameran lokal, berkolaborasi dengan perusahaan dalam memproduksi corporate gift, bekerjasama dengan brand-brand lokal sampai sejumlah influencer lokal. Terakhir untuk WA Bisnis, fitur katalog sangat berguna untuk pelanggan melihat produk selain promosi melalui broadcast message.
6. Fleksibel dalam Menyesuaikan Permintaan Konsumen
Produk handmade buket bunga wisuda Salma Project foto: Instagram @salmaproject.id
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, Salma Project adalah bisnis eknomi kreatif berbentuk handmade custom. Untuk itulah Syarifah menyediakan beberapa paket produk dengan kisaran harga berbeda, supaya bisa menjangkau berbagai segmen pasar.
Agar pelanggan bisa menyampaikan keinginan produk mereka secara jelas dan mudah, terdapat formulir pemesanan khusus. Meskipun begitu tetap ada batasan teknis yang disampaikan agar pelanggan realistis terhadap hasil jadi produk nantinya.
7. Pengelolaan Feedback
Tantangan dalam berbisnis yang sudah berjalan cukup lama adalah memiliki kritik dan saran dari berbagai jenis konsumen. Untuk itu Salma Project senantiasa mendengarkan feedback itu secara terbuka dan profesional, untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan seperti menanggapi komplain secara cepat dan memberikan solusi yang memuaskan. Kepemilikan NIB (Nomor Induk Berusaha) juga semakin membuat bisnis yang dikelola Syarifah ini meyakinkan di mata konsumen.
Baca Juga: 30 Ide Ucapan Ramadhan untuk Mitra Bisnis dan Pelanggan, Siap-Siap Sambut Bulan Suci
8. Skalabilitas Bisnis
Menjejak usia ke-8 pada tahun 2025 ini, Syarifah menekankan bahwa skalabilitas bisnis adalah salah satu yang kini dia perhatikan. Hal ini berfungsi supaya Salma Project memiliki sistem kerja yang lebih terstruktur sehingga proses produksinya bakal makin efisien.
Keberadaan alat dan teknologi pendukung seperti software akuntansi dan inventarisasi akan sangat membangun skalabilitas bisnis, sehingga bisa memperluas pasar tanpa menambah beban produksi termasuk berkolaborasi dengan bisnis lain.
Dengan pengelolaan tantangan bisnis secara tepat, Salma Project membuktikan kalau usaha ekonomi kreatif ini tetap mampu bertahan. Berbagai momen seperti penjualan yang rendah di awal usaha, berbagai kritik dan komplain pelanggan, kesulitan dalam mengelola orderan besar, masalah keuangan, sampai kurangnya dukungan bisa dia lewati dengan kekuatan tekad. Syarifah selalu berpegang teguh terhadap alasan awal dia memulai bisnis dan senantiasa melakukan evaluasi, sehingga tidak menyerah.
Baginya fokus terhadap langkah-langkah kecil, membangun pola pikir yang positif, meningkatkan strategi pemasaran sampai menjaga keseimbangan diri adalah beberapa cara supaya bisa selalu bangkit saat bisnis mengalami titik terendah. Kini ke depannya, Salma Project berniat melakukan ekspansi pasar lewat diversifikasi produk, peningkatan pemasaran digital, penguatan branding, peningkatan pengelolaan keuangan, operasional dan layanan pelanggan.
Bagaimana? Sangat inspiratif dan luar biasa kan perjalanan bisnis Salma Project?
Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.
Referensi:
- https://kemenparekraf.go.id/berita/siaran-pers-nilai-tambah-ekonomi-kreatif-capai-5565-persen-dari-target-tahun-2024