Strategi Pemasaran Karen’s Dinner - Sahabat Wirausaha mungkin sudah tidak asing lagi dengan bisnis restoran bernama Karen’s Diner. Nah, di balik kesuksesannya, banyak orang yang bertanya-tanya, sebenarnya seperti apa sih strategi pemasaran unik yang diterapkan Karen’s Diner sampai-sampai bisnis itu banyak diminati bahkan viral di sosial media?

Karen’s Diner sendiri menjadi terkenal dan ramai dibicarakan karena pelayanannya yang buruk. Pelayanan buruk ini bahkan langsung diberikan oleh para pramusaji dan koki restoran, lho. Tetapi anehnya, hal tersebut justru tidak membuat orang enggan datang dan makan di restoran tersebut.

Itulah kenapa banyak orang yang menganggap Karen’s Diner sukses dalam ‘menggaet’ pelanggan. Nah, kali ini UKM Indonesia ingin mengajak Sahabat Wirausaha untuk mengulik bersama terkait strategi pemasaran yang dilakukan Karen’s Diner. Jadi, simak selengkapnya dalam ulasan berikut, ya!


4 Strategi Pemasaran Ala Karen’s Diner

Karen’s Diner mengusung konsep restoran bergaya Amerika Serikat tahun 1950-an ini awalnya didirikan di Sydney, Australia oleh Direktur Viral Ventures Aden Levin dan James Farrell pada Oktober 2021 lalu. Dalam kurun waktu satu tahun, Karen’s Diner telah berkembang pesat dengan membuka cabang di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Selandia Baru dan Indonesia.

Baca Juga: Tips Sukses Membangun Strategi Pemasaran Secara Offline dan Tetap Relevan ala Rendang Mizaki

Nah, untuk pembukaan Karen’s Diner di Indonesia sendiri, tepatnya pada Desember 2022 lalu, ternyata sangat dinanti-nanti dan berhasil menyita perhatian publik. Jika kita telaah lebih jauh, strategi pemasaran Karen’s Diner ini bisa dibilang unik, fresh dan berbeda dari yang lainnya. Adapun strategi itu di antaranya :

1. Strategi Penamaan Bisnis

Tahukah Sahabat Wirausaha tentang cerita di balik nama restoran Karen’s Diner? Jadi, Karen’s Diner sendiri ternyata dinamai dari salah satu tokoh dalam film Mean Girls yang bernama Karen Smith. Nah, jika Sahabat Wirausaha pernah menonton film itu mungkin sudah tidak asing lagi dengan karakter Karen yang sangat menyebalkan karena selalu merasa paling benar dan istimewa dalam film tersebut.

Begitu ikoniknya tokoh tersebut, sehingga Karen dengan ucapan menyebalkannya itu akhirnya menjadi meme yang sempat viral di tahun 2020 lalu. Nah, dari sinilah pemilik menamai restorannya dengan nama Karen’s Diner, lengkap dengan pramusaji dan koki yang menyebalkan seperti tokoh Karen dalam film Mean Girls tersebut.

Kaitannya dengan strategi marketing, bahwa apa yang dilakukan Karen’s Diner dengan memberi nama dan pramusaji yang menyebalkan itu sebenarnya merupakan salah satu usaha mereka untuk ‘mempersingkat’ upaya pemasaran, yakni dengan mencari sesuatu yang sudah populer duluan atau sudah dikenali masyarakat.

Baca Juga: Peluang Bisnis Ramadhan, Menyiapkan Strategi Pemasaran Efektif dari 6 Fakta Perilaku Konsumen Meta Insight

Nah, jadi dari sini kita bisa belajar juga bahwa strategi marketing bisa diupayakan juga melalui apa-apa yang sudah viral atau booming di masyarakat, sehingga nantinya kita juga bisa lebih mudah untuk mengembangkan bisnis, terutama untuk mempermudah jalannya branding.

2. Proposisi Penjualan yang Unik

Proposisi penjualan merupakan salah satu hal yang cukup penting untuk branding, atau agar lebih mudah untuk dipahami itu seperti ini, Sahabat Wirausaha ingin membuat ‘sinonim’ apa untuk bisnis agar nantinya lebih mudah dikenali khalayak?

Contohnya begini, ada restoran yang tempat makannya itu memiliki konsep bangunan seperti buah-buahan. Maka, saat Sahabat Wirausaha ingin mengajak orang lain untuk makan di tempat itu, Sahabat Wirausaha mungkin akan mengatakan seperti ini, “Eh, makan di resto yang kayak buah-buahan itu yuk!,” atau mungkin begini, “Eh, udah pernah belum makan di tempat yang bentuknya kayak buah-buahan itu?”.

Kasus lain misalnya, ada sebuah kafe dengan bentuk seperti pondok namun di tengah kolam. Mungkin Sahabat Wirausaha akan mengatakan, “Eh, kafe yang ada kolam-kolamnya itu dimana sih lokasinya?,” atau begini, “Makan di kafe yang pondoknya di tengah kolam itu yuk! Kayaknya bagus deh ada ikan-ikan koi yang cantik-cantik gitu”.

Nah, contoh-contoh di atas itu adalah semacam ‘sinonim’ yang dibangun untuk memudahkan orang lain mengenal dan mengingat bisnis kita. Ya meskipun memang ada restoran yang sudah dikenal dengan makanan ikoniknya, misalnya burger hitam, burger UFO dan sebagainya.

Baca Juga: Strategi Pemasaran Bisnis Kuliner di Bulan Ramadhan, Sederet Trik Bikin Konsumen Melirik

Namun, strategi penjualan makanan ikonik seperti itu justru tidak akan ditemukan di restoran Karen’s Diner, karena memang menu-menu di restoran tersebut juga umumnya banyak ditemukan di tempat lain, bahkan mungkin bisa lebih ikonik dari pada makanan di Karen’s Diner.

Lantas, apa yang dilakukan Karen’s Diner untuk menciptakan ‘sinonim’ bisnisnya agar lebih mudah dikenal, disebut dan diingat khalayak ramai? Nah, tentu saja jawabannya adalah konsep pelayanan buruk itu tadi, sehingga orang-orang akan dengan mudah mengenal Karen’s Diner hanya dengan mengucapkan, “Eh, mau makan di resto yang pelayannya jutek itu nggak?”, dan, orang pun akan langsung mengingat restoran Karen’s Diner. Proposisi penjualan yang unik dan cerdas, bukan?

3. Sadari Kebutuhan Konten

Mungkin Sahabat Wirausaha sudah tahu, bahwa zaman sekarang itu yang namanya restoran, coffee shop, atau kafe, tidak hanya sebagai tempat makan dan minum saja. Namun ternyata ada kebutuhan besar dari konsumen yang harus diakomodasi pemilik bisnis. Kira-kira apa kebutuhan itu? Ya, konten. Konten ternyata menjadi kebutuhan tersendiri bagi sebagian besar pelanggan saat ini.

Nah, karenanya, banyak sekali tempat-tempat makan yang sekarang itu berlomba-lomba mencari cara agar para pelanggan menyukai bisnis kita dan membuat konten yang nantinya akan diposting ke sosial media. Salah satu caranya adalah dengan membuat sudut-sudut yang bagus dan indah untuk tempat foto atau bahasa sosial medianya adalah Instagramable atau selfie-able.

Bahkan ada juga yang membuat diskon makan dan minum dengan syarat melakukan sharing momen di media sosial. Nah, sebenarnya Karen’s Diner juga menangkap peluang dengan dunia perkontenan ini. Namun bedanya, mereka tidak hanya menggunakan cara-cara seperti di atas saja, mereka seperti sedang menawarkan hal berbeda yang belum ada sebelumnya, yaitu perilaku pramusaji dan koki yang menyebalkan menjadi sesuatu hal yang Instagramable atau Tiktokable.

Baca Juga: Strategi Pemasaran Digital Menggunakan Influencer

Kok bisa? Lah, iya, memang begitu. Lihat saja sejak awal pembukaan Karen’s Diner yang viral di sosial media. Setelah semakin viral karena banyak pengunjung yang mengunggah video terkait bagaimana buruknya atau menyebalkannya para pramusaji di sana. Bukankah itu sebuah strategi pemasaran yang cukup cerdas?

Karen’s Diner pasti sudah menyadari bahwa orang-orang yang datang ke suatu tempat pasti akan mengunggah pengalamannya ke sosial media mereka. Terlebih bagi para muda-mudi yang sekarang cenderung mengontenkan apa saja yang mereka lihat, dengar, alami dan rasakan ke sosial media mereka.

Nah, dengan kekuatan sosial media inilah, Karen’s Diner memanfaatkan kecenderungan tersebut dan berhasil mendapat perhatian publik dengan lebih cepat. Ya, secara tidak langsung, Karen’s Diner sebenarnya telah berhasil ‘memanfaatkan’ para pelanggan sebagai staf marketing mereka sendiri.

4. Strategi ‘Feedback’

Nah, mengingat pramusaji di Karen’s Diner terkenal judes dan sangat menyebalkan, maka pada awalnya orang-orang akan mengatakan bahwa ide bisnis tersebut terkesan menakutkan. Bagaimana tidak, selama ini orang-orang akan selalu merasa lebih nyaman dan dihargai dengan pelayanan yang baik, bukan?

Lantas siapa yang ingin bisnisnya dicap buruk karena pelayanannya tidak baik? Apakah akan ada yang datang lagi nantinya? Hal ini seolah-olah kita sedang meminta untuk diberikan bintang 1 di review bisnis kita.

Baca Juga: Strategi Branding

Apakah itu yang diinginkan Karen’s Diner? Tentu tidak, buktinya Karen’s Diner justru berhasil menggaet pelanggan meski dengan pelayanannya yang buruk. Karen’s Diner sepertinya memang sudah memikirkan hal ini dengan matang. Karen’s Diner mencoba menawarkan feedback kepada pelanggan dengan perlakuan yang sama.

Maksudnya begini, pramusaji memang dibebaskan untuk melakukan hal-hal menyebalkan, namun mereka tetap memiliki aturan keras untuk tidak melakukan SARA. Nah, sisi baiknya adalah, para pelanggan ternyata juga diperbolehkan untuk melakukan hal-hal yang juga menyebalkan seperti para pramusaji. Jadi jika makanan kita dilempar atau kita dimaki-maki, maka kita juga boleh melakukan protes secara langsung di tempat.

Hal ini sebenarnya juga menjadi upaya dari Karen’s Diner untuk mendapatkan feedback secara langsung dari para pelanggan, sehingga mereka bisa melakukan perbaikan kedepannya. Tapi Sahabat Wirausaha tetap jangan berharap jika nantinya mereka akan berubah dengan berkata-kata yang baik dan sopan, ya. Hal itu tentunya mustahil., terlebih dalam tagline mereka website resminya juga telah mengatakan, “a place where you can complain until the cows come home because we literally don’t care.”

Yuk, Mulai Persiapkan Strategi Pemasaran!

Berani beda itu bagus dan inovasi itu perlu. Sayangnya untuk berani beda ini juga hasilnya tentu ada dua, antara gagal atau berhasil. Karen’s Diner berhasil memanfaatkan sesuatu yang sudah populer dan menjadikan bisnisnya berbeda dengan menjadi tidak ‘normal’ melalui pelayanannya yang buruk.

Baca Juga: Menentukan Strategi Pemasaran di Media Sosial Melalui Audit Performa Akun

Tapi pada intinya, Karen’s Diner bisa melihat peluang dengan menggunakan strategi pemasaran yang sudah ada namun diinovasikan ke hal-hal yang belum pernah ada sebelumnya. Nah, bukan tidak mungkin juga jika Sahabat Wirausaha mengadopsi strategi pemasaran Karen’s Diner lalu diberikan sentuhan lain atau inovasi tertentu, kan?

Jadi bagaimana? Apakah Sahabat Wirausaha sudah menemukan ide strategi pemasaran ala Karen’s Diner tapi dengan versi sendiri? Yuk, mulai persiapkan strategi pemasaran lagi!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.

Link Sumber :

  1. https://www.marketeers.com/bagaimana-pelayanan-buruk-khas-karens-dinner-bisa-laku-di-pasar/
  2. https://theconversation.com/mixue-vs-karens-diner-mengapa-franchise-asing-perlu-memahami-perilaku-konsumen-lokal-sebelum-memulai-bisnisnya-197430
  3. https://nyarita.com/3-teori-marketing-yang-mungkin-dilakukan-resto-viral-karens-diner/
  4. https://www.youngontop.com/meneladani-konsep-bisnis-karens-diner-unik/