sumber : supermarketnews.com

Sahabat Wirausaha tentu sering berbelanja di Indomaret bukan? Apakah Sahabat Wirausaha sering menemukan berbagai produk dengan logo Indomaret di kemasannya?

Ya Sahabat Wirausaha, saat ini kita akan sering sekali menemukan berbagai produk, dari makanan ringan seperti wafer dan beragam jenis kacang, hingga pembersih mulai dari sabun cuci tangan, pembersih lantai, hingga deterjen yang terdapat logo Indomaret di kemasannya. Secara umum, hal ini bukan hanya dilakukan oleh Indomaret, melainkan juga dilakukan oleh perusahaan ritel lainnya. Fenomena ini disebut dengan private label.

Baca Juga: Point of Sales, Fitur yang Memudahkan Bisnis Anda

Gambar 1. Private Label Indomaret

sumber : fairetail


Apa itu Private Label

Dilansir dari hukumonline.com, private label adalah produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dan dijual kepada pihak tertentu atau perusahaan lain dengan kondisi perusahaan tersebut dapat mengubah serta mengembangkannya dan melabeli produk tersebut dengan merek mereka sendiri.

Sederhananya, private label adalah rujukan pada sebuah produk yang sudah dimiliki oleh sebuah perusahaan, namun sebetulnya bukan perusahaan tersebut lah yang membuatnya. Dalam hal ini, perusahaan sudah bekerja sama dengan produsen lain dan terikat dalam sebuah perjanjian kontrak.

Baca Juga: Menentukan Strategi Pemasaran di Media Sosial Melalui Audit Performa Akun

Sebagai contoh misal Indomaret yang telah kita singgung sebelumnya. Indomaret, sebagai perusahaan ritel, akan menentukan produk apa yang ingin dibuat private label, lengkap dengan kemasan, fitur, hingga spesifikasi produk tersebut. Selanjutnya, Indomaret akan mengontrak produsen yang akan menjadi mitra. Label produk lengkap dengan logo Indomaret di dalamnya juga akan diberikan kepada mitra tersebut. Setelah selesai diproduksi, kita akan mendapatkan produk-produk tersebut yang telah tersebar di berbagai gerai Indomaret.

Gambar 2. Mitra Private Label

sumber : niagaterangsukses.com


Pentingkah Menggunakan Strategi Private Label dalam Bisnis

Berdasarkan berbagai riset pasar, private label turut menyumbang kontribusi pendapatan, meskipun dengan nilai yang berbeda antar negara. Dilansir dari Harvard Business Review, private label berkontribusi sekitar 15% dari total penjualan supermarket di seluruh Amerika Serikat.

Di Indonesia, disampaikan Roy Nicholas Mandey selaku Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) yang dilansir melalui bisnis.com, kontribusi private label yang ada di ritel modern di Indonesia kurang dari 20%. Persentase ini memang dianggap belum menggembirakan, namun kedepan diproyeksi akan terus meningkat melihat perilaku pembelian konsumen yang ada.

Baca Juga: Marketing Campaign, Seberapa Efektif Meningkatkan Penjualan?


Kelebihan dan Kekurangan Private Label

Sekarang mari kita simak kelebihan dan kekurangan strategi private label dalam bisnis berikut ini, Sahabat UKM.

Kelebihan

Kekurangan

  • Harga lebih kompetitif

Harga yang lebih rendah kompetitif tentunya akan membuat perusahaan dapat menjual lebih banyak produk. Konsumen yang memiliki sensitivitas akan harga kemungkinan akan membelinya. Dalam hal ini, secara umum faktor harga akan lebih dominan dalam pengambilan keputusan pembelian dibandingkan dengan kualitas produk.

  • Ekuitas merek menguat

Dengan menempelnya logo merek perusahaan di setiap kemasan produk private label, maka konsumen akan lebih sering mendapat eksposur akan merek tersebut, sehingga ekuitas akan turut menguat.

  • Memiliki kontrol dalam harga jual

Dalam hal ini, perusahaan akan lebih leluasa dalam menentukan harga jual. Hal ini dimungkinkan karena perusahaan dapat menentukan biaya produk dan spesifikasi produk, hingga mencari mitra yang sesuai.

  • Persepsi kualitas rendah

Selaras dengan kelebihan private label, yaitu harga yang lebih kompetitif, maka hal ini secara umum berimplikasi pada persepsi konsumen yaitu rendahnya kualitas produk. Secara tidak langsung, hal ini tentu juga akan mempengaruhi citra perusahaan.

  • Ketergantungan produksi

Karena tidak melakukan proses produksi sendiri, perusahaan sebagai pemilik private label tentu akan menggantungkan pasokan dari mitra. Jika ada kendala atau kegagalan dalam bisnis mitra tersebut, otomatis akan memberikan dampak untuk perusahaan.

  • Lemahnya kontrol operasional

Sejalan dengan poin ketergantungan produksi, perusahaan memiliki kontrol yang lemah dalam proses operasional karena tidak terlibat dalam produksi.

Baca Juga: Jitu Membidik Peluang Pasar dan Target Negara Ekspor

Bagaimana Sahabat Wirausaha, apakah tertarik menggunakan strategi private label? Jika Sahabat Wirausaha saat ini belum memiliki perusahaan ritel modern seperti Indomaret, Sahabat Wirausaha bisa menjadi mitra yang memasok produk private label ke perusahaan-perusahaan ritel modern tersebut. Hal ini tentu akan menjadi rekam jejak yang baik dalam pengalaman usaha Sahabat Wirausaha. Selamat bertumbuh!

Baca Juga: Mengenal Apa itu Google Adsense?

Referensi :

  1. bisnis.com. Private Label Jadi Strategi Ritel Modern Hadapi Kompetisi dengan Dagang-el
  2. hbr.orgBrands Versus Private Labels: Fighting to Win.
  3. hukumonline.com. Apakah ”Private Label” Wajib Didaftarkan?