Foto

Sumber gambar : Google

Prabha Kencana Aksesoris Batik – Mengenakan baju batik mungkin terdengar sudah biasa. Namun, bagaimana jadinya jika aksesoris yang dikenakan bermotif batik? Wah, pastinya unik dari yang lain, dong! Coba tengok bisnis aksesoris dengan brand Prabha Kencana milik Anamaria Hening, atau yang lebih akrab disapa Mbak Ning ini. Dimulai dari modal yang minim, Prabha Kencana mampu menarik minat buyer dari negara Perancis.  Bagaimana kisah suksesnya? Yuk, simak perjalanan bisnis Mbak Ning berikut ini! 

Inspirasi Unik Dari Acara Kerohanian 

Sebagai seorang yang taat, Ning bersama keluarganya memang kerap menghadiri acara-acara kerohanian di Gereja dan senang melihat dekorasi natal yang indah. Akhirnya, Ning iseng mencoba berkreasi sendiri dengan bahan-bahan yang ada. 

“Waktu itu, saya senang ngeliatin dekorasi pohon natal dan karena kebetulan saya hobi bikin sesuatu, saya pikir, ah yang kayak gini juga saya bisa bikin sendiri. Akhirnya ternyata banyak dari keluarga dan teman-teman yang tertarik dan pengen beli di saya juga. Saya mikirnya kalau ada kesempatan kenapa nggak dicoba saja, siapa tau bisa untuk menopang ekonomi keluarga,” Jelas Ning. 

Dari sinilah, Ning mulai aktif memproduksi banyak aksesoris dengan bahan apapun yang tersedia. Aksesoris yang dibuat Ning pun beraneka ragam, mulai dari gantungan kunci sinterklas, kaos kaki natal, kalung, dan masih banyak lagi. 

Mengawali Bisnis dengan Modal Awal Seadanya 

Mungkin banyak Sahabat Wirausaha yang ragu untuk segera memulai berbisnis karena tidak ada modal. Siapa sangka, Ning yang awalnya hanya bermodalkan uang 100 ribu rupiah, ternyata mampu mengelola untungnya lebih banyak lagi. 

Selain itu, Ning juga aktif mengikuti komunitas UMKM dan juga pelatihan dari pemerintah. Hasilnya, Ning mendapatkan banyak kritik dan saran dari para ahli demi kemajuan bisnis Prabha Kencana. Setelah melalui banyak proses perbaikan, Ning mulai ikut pameran sana sini, termasuk di PRJ, Kemayoran, Jakarta sebagai perwakilan UMKM dari Jawa Timur.  Ia pun mulai berani untuk melakukan scale up bisnisnya lewat berbagai platform online, seperti Instagram dan WhatsApp

“Dengan bekal sarana media sosial seadanya, peran internet sangat penting dan mendukung sekali, kita dapat lebih mudah saling terhubung satu sama lain dan untuk mencari informasi yang kita inginkan. Tetapi kita tidak boleh terlena dalam penggunaanya, kita harus bijak dalam menggunakan sarana tersebut, terlebih dengan kondisi saat ini. Namun sebaliknya jika media sosial tidak difungsikan dengan benar akan mendatangkan hal negatif bagi pemiliknya,” ujar Ning. 

Ternyata, berjualan lewat media sosial ini mendatangkan pembeli dari Perancis dengan jumlah permintaan aksesoris yang cukup banyak. Bahkan, aksesoris hasil kreasi Ning juga sering dikenakan oleh para pejabat Indonesia. Hal ini karena Ning mulai menanamkan ciri khas Indonesia pada aksesorisnya, misalnya motif batik. Ning juga berusaha mengedukasi kepada Indonesia bahwa batik merupakan warisan dunia yang patut untuk dilestarikan. 

Penjualan aksesoris milik Ning sejak saat itu langsung bertumbuh secara pesat, hingga omzet-nya meraih 150 juta rupiah! Hal ini sangat disyukuri Ning, karena ternyata ketekunan dan perjuangannya membuahkan hasil. Produknya kini telah tersebar penjualannya ke seluruh kota-kota besar di Indonesia, seperti di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Kalimantan Selatan. 

Lalu, apa sih rahasianya? Ning selalu membuat kreasi dan motif yang berbeda antara produk yang satu dengan yang lainnya. Teknik seperti ini membuat para konsumen merasa diistimewakan karena tidak ada satupun yang bisa menyamai mereka. 

Sempat Terpuruk Akibat Pandemi 

Seperti pebisnis UMKM lainnya, bisnis aksesoris milik Ning juga mengalami penurunan penjualan pada saat pandemi. Bayangkan, seluruh outlet atau toko yang bekerja sama dengan Prabha Kencana seluruhnya tutup selama PPKM. Bahkan, rencana pameran juga banyak yang tertunda karena pandemi ini. Ning juga terpaksa memberhentikan 8 karyawannya dengan perasaan berat hati. Tapi, Ning tak henti-hentinya berdoa dan berharap bisnisnya tetap bertahan di tengah gempuran ujian yang melkita. 

Berkat dukungan dari keluarga dan juga teman-teman dari komunitas sesama UMKM, Ning tidak berlama-lama dalam keterpurukan. Ning terus melakukan inovasi dan beradaptasi dengan keadaan. Kala itu, masker merupakan produk langka karena dibutuhkan oleh banyak orang. Akhirnya, Ning memproduksi masker dari kain batik di Kabupaten Kediri tempat tinggalnya selama ini. Siapa sangka, ternyata karyanya disukai banyak orang! 

Ning terus melakukan promosi ke berbagai tempat, mendatangi satu per satu toko yang ingin menjualkan produknya. Sempat sering terjadi banyak penolakan, namun Ning tidak menyerah dan tetap menawarkan ke tempat lainnya Hasilnya, penjualan bisnis kembali meningkat, Ning bisa mempekerjakan seluruh karyawannya kembali, dan bisnis Ning tetap berjalan hingga 6 tahun lamanya sampai sekarang. 

Salah satu hal yang sangat disyukuri Ning selama pandemi adalah dirinya diberi kesempatan oleh Kementrian Koperasi Indonesia untuk memberikan pelatihan terkait legalitas kepada seluruh UMKM di Indonesia. 

“Selama pandemi ini kan banyak orang di rumah saja tuh mbak, akhirnya banyak orang mengisi waktu luangnya dengan belajar secara daring biar tetap manfaat. Saya bersyukur banget bisa berbagi ilmu dan membantu banyak UMKM di seluruh daerah, termasuk di daerah Timur juga,” kata Ning. 

Berawal dari sini, Ning mendapatkan banyak permintaan untuk mengisi pelatihan di berbagai daerah, hingga namanya melalang buana di kalangan pejabat dan juga akademisi universitas. Wah, tidak hanya produktif, namun ternyata Ning juga peduli dalam membantu sesama UMKM, ya! 

Berjejaring menjadi Salah Satu Kunci Pertumbuhan Bisnis 

Menurut Ning, jika ingin bisnis kita tumbuh meroket, maka harus rajin-rajin berkolaborasi dan juga menambah relasi. Hal ini karena kita tidak pernah tahu lewat siapa rezeki kita akan datang. Selain itu, teman-teman sesama pebisnisnya juga banyak memberikan saran yang berguna untuk peningkatan penjualan bisnis.

“Bermitra dengan UMKM sama seperti kita membangun jaringan bisnis karena mereka adalah ibarat ladang yang harus kita rawat dan dipupuk, maka dari itu saya menghimbau kepada teman-teman UMKM kita harus saling menguatkan dan mendukung dalam segala hal, bela bantu sesama teman itu sangat kita harapkan demi kelancaran usaha juga bisa menambah wawasan bisnis sebagai pelaku penggiat ekonomi,” jelas Ning panjang lebar. 

 Di masa pandemi COVID-19 ini banyak program pembelajaran yang diberikan oleh pemerintah untuk UMKM diantaranya pemasaran secara online, marketplace, mentoring, permodalan, pendampingan seperti yang telah Ning ikuti saat ini. Saat ini, selain menjadi  owner Prabha Kencana, Ning juga menjalani profesi sebagai fasilitator dan trainer. Karenanya, ia mengaku banyak sekali pengalaman dan ilmu yang telah dia dapatkan sebagai bekal bisnisnya. 

Saat berbisnis, berjejaring alias networking memang menjadi salah satu kunci penting untuk berpromosi sekaligus memperluas jangkauan pasar. Menimba ilmu serta mempraktekannya pun menjadi lebih mudah jika dilakukan bersama komunitas atau teman-teman yang punya semangat senada. 

Sahabat Wirausaha, demikian cerita inspirasi tentang Prabha Kencana yang mungkin bisa kita jadikan motivasi dan menambah wawasan bisnis kita. Yuk, tunggu apalagi, segera praktikkan pengetahuan yang sudah didapat dan rasakan sendiri efek positifnya pada penjualan bisnis kita! 

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman kita. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi : 

Wawancara langsung dengan Anamaria Hening, founder dan owner Prabha Kencana selama bulan Desember 2022.